• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Penlitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan (Mansur, 2012: 9). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya perbaikan suatu praktik pendidikan berdasarkan refleksi dari pemberian tindakan pada penelitian ini dengan memberikan suatu tindakan pada subjek yang diteliti dengan menggunakan metode CIRC .Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah jenis kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai pengamat. Proses belajar mengajar tetap dilakukan oleh guru dan siswa. Hal ini bertujuan agar proses belajar mengajar berjalan secara alami sehingga data yang diperoleh valid. Alasan peneliti mengggunakan penelitian tindakan kelas kolaboratif karena peneliti ikut berperan dalam proses pembelajaran.

a. Perencanaan (Planning)

b. Tindakan (acting) danObservasi (Observation) c. Refleksi (Reflecting)

Gambar 1.1 Siklus Penelitian

2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Srondol Kulon 01 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun 2018. Sekolah ini dipilih menjadi tempat penelitian karena memerlukan pengembangan strategi pembelajaran yang akan meningkatkan hasil kinerja guru dan siswa. Dengan demikian tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. b. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dari bulan April- Juli 2018 di SDN Srondol Kulon Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.

c. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SDN Srondol Kulon 01 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun 2018 dengan jumlah siswa 30 yaitu 18 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi mencari ide pokok paragraf dengan menggunakan metodeCIRC.

3. Langkah-langkah Penelitian a. Perencanaan

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition)

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode CIRC 3) Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui keterampilan

guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode CIRC 4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode CIRC 5) Menyiapkan instrument untuk menggali data hasil belajar siswa berupa

lembar tes.

6) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan Metode CIRC.

Pelaksanaan tindakan hendaknya dituntun oleh rencana PTK yang telah dibuat, tetapi perlu diingat bahwa tindakan itu tidak secara mutlak dikendalikan oleh rencana, mengingat dinamika proses pembelajaran dikelas menuntut penyesuaian atau adaptasi. Oleh karena itu, peneliti, (guru) perlu bersikap fleksibel siap mengubah rencana tindakan sesuai keadaan yang ada. Menerapkan tindakan juga harus mengacu pada scenario pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dan lembar kerja siswa (Kunandar,2008: 97 ).

c. Observasi dan Pengamatan

Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi serta tes evaluasi untuk menggali data hasil belajar siswa setelah dilakukan proses pembelajaran menggunakan model CIRC.

d. Analisis atau Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan tindakan. Pada tahap refleksi meliputi: (1) mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran, (2) evaluasi hasil observasi, (3) analisis hasil pembelajaran.

Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data adalah:

a. Tes Tertulis

Teknik ini yangdigunakan peneliti untuk mengukur ketuntasan dan peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi menemukan ide pokok paragraf yang diajarkan guru. Siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan materi apabila telah mencapai nilai minimal 70 dari target yang ditentukan. Tes ini dilakukan setelah proses pembelajaran menggunakan model CIRC berlangsung.

b. Observasi

Observasi merupakansuatu proses pengambilan informasi, atau data melalui media pengamatan. Observasi ini dilakukan terhadap peserta didik dan guru selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model CIRC.

c. Dokumentasi

Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu teknik memperoleh data yang berupa foto. Dokumentasi ini dilakukan pada saat proses pembelajran berlangsung, sehingga aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model CIRC

dapat diabadikan. Dokumentasi foto dilakukan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.Foto tersebut merupakan sumber data yang dapat memperjelas data lainnya. d. Wawancara

Wawancara dilakukan setelah kegiatan berlangsung dan secara bebas, untuk mengungkap data dengan kata-kata secara lisan tentang sikap, pendapat dan wawasan subjek penelitian mengenai baik burukonya proses belajar yang telah berlangsung.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Silabus Bahasa Indonesia Kelas V b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

c. Lembar tes mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menentukan ide pokok paragraf

d. Lembar observasi untuk mengamati guru terhadap penerapan model CIRC

e. Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai bukti pelaksanaan penelitian yang berupa gambar atau foto yang menggunakan alat bantu berupa kamera. Foto yang diabadikan melalui dokumentasi ini berisi peristiwa yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan siswa bersama guru

selama proses pembelajaran berlangsung. Foto yang diambil pada saat proses pembelajaran merupakan sumber data yang dapat memperjelas data yang lain. Aspek-aspek yang didokumentasikan adalah aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model CIRC.

6. Definisi Operasional

Untuk memudahkan dan memperjelas pemahaman serta menghindari kekeliruan terhadap maksud yang terdapat pada judul di atas, maka perlu dijelaskan mengenai pembahasan masalah dan arti kata dalam rangkaian judul di atas.

a. Peningkatan Hasil Belajar

Peningkatan merupakan suatu perubahan keaadaan menjadi lebih baik.Upaya peningkatan merupakan usaha yang dilakukan dalam rangka membuat perubahan kearah yang lebih baik.

Belajar adalah berubah, dalam hal ini dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi, belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perbuahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri.Jelasnya menyangkut segala aspek organism dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian belajar dapat dikatakan sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga psiko-fisik untuk menuju keperkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang

berarti menyangkut unsure cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif afektif dan psikomotorik (Sardiman, 1994: 21)

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memeperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar.Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional (Susanto, 2013:5).

b. Bahasa Indonesia

Menurut Halim (1976) Bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan yaitu sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara. Sebagai bahasa nasiona bahasa Indonesia berfungsi: sebagai lambang kebangsaan nasional, sebagai lambang identitas nasional, sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda- beda latar belakang, social budaya dan bahasa, sebagai alat perhubungan antarbudaya dan antar daerah. Dan dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara Indonesia berfungsi : sebagai bahasa resmi Negara, sebagai bahasa pengantar resmi di lembaga lembaga pendidikan, sebagai bahasa resmi didalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pemerintahan dan sebagai bahasa

resmi di dalam pembangunan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern (Ramlan, dkk, 1994: 4). c. Model CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition)

Model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk dan ketrampilan berbahasa lainnya. CIRC dikembangkan untuk menyongkong pendekatan pembelajaran tradisional berbasis ketrampilan.Pada model pembelajaran CIRC siswa berpasang- pasangan didalam kelompoknya (Faturrohman, 2015: 79).

Modelpembelajaran CIRC pertama kali dikembangkan oleh Stevens, dkk (1987).Metode ini dapat dikategorikan sebagai metode terpadu.Dalam pembalajaran CIRC, setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok.Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas, sehingga terbentuk pemahaman dan pengalaman belajar yang lama.Model pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi dengan lingkungan ( Huda, 2014: 221-222).

7. Analisis Data

analisis data adalah analisis yang telah terkumpul yang diperlukan untuk merangkumkan apa yang telah diperoleh, menilai apakah data tersebut berbasis kenyataan, ajek, dan benar (Sukmadinata, 2005: 155). Analisis data

dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70 (sesuai KKM yang berlaku di SDN Srondol Kulon 01 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang).Oleh karena itu, siswa dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa >70.Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa <70.Analisis data dapat dihitung menggunakan statistic sederhana untuk menghitung ketuntasan klsasikal dengan menggunakan rumus presentase.

P = βˆ‘ π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘›π‘”π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Žπ‘‘π‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘ π‘π‘’π‘™π‘Žπ‘—π‘Žπ‘Ÿ

βˆ‘ π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž X 100%

G. Sistematika Penulisan

Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo, judul persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

Bab I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, definisi operasioanl, dan sistematika penulisan.Metode penelitian mencakup rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data dan analisis data.

Bab II Kajian Pustaka mencakup: Hasil belajar, Bahasa Indonesia, Model CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition).

Bab III Metodologi Penelitian berisi tentang deskripsi pelaksanaan pra siklus meliputi rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data dan refleksi.Deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II.

Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per siklus yang membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi pembahasan.

Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A.Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan ketrampilan, dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat seseorang. Rasulallah SAW menyatakan dalam salah satu hadisnya bahwa manusia harus belajar sejak dari ayunan hinggaw liang lahat. Orang tua wajib membelajarkan anak-anaknya agar kelak dewasa ia mampu hidup

mandiri dan menggembankan dirinya, demikian juga sebuah syair islam dalam baitnya berbunyi: β€œ belajar diwaktu kecil ibarat melukis diatas batu”. Neisse (1976) menyebut bahwa anak- anak membutuhkan pengetahuan awal, dan memiliki keyakinan, kepercayaan yang semu, disamping itu anak- anak memiliki banyak pengharapan akan sesuatu, pada saat itu anak- anak membutuhkan banyak belajar dan memungkinkan member pengetahuan kepadanya (Yamin, 2008: 120).

Menurut R. Gagne (1989), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman, belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lai. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pemebelajaran berlangsung (Susanto, 2013: 1).

Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu.sebab individu melakukan interaksi terus- menerus dengan lingkungan.Lingkungan tersebut mengalami perubahan.Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.Belajar pengetahuan meliputi tiga fase.Fase- fase itu adalah fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep.Dalam fase eksplorasi, siswa mempelajari gejala dengan bimbingan.Dalam fase pengenalan konsep, siswa mengenal konsep yang ada hubungannya dengan gejala. Dalam fase aplikasi konsep, siswa menggunakan konsep untuk meneliti gejala lain lebih lanjut (Dimyati 2006: 13-14).

b. Prinsip- prinsip belajar

Banyak teori dan prinsip- prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relative berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasatr dalam upaya poembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya.Prinsip- prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan keterlibatan langsung/ berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbuatan individual.

1. Perhatian dan motivasi

Perhatian merupakan peranan penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gagne dan Berliner,1984: 335). Perhatian terhadap pelajaran akan timbulpada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari- hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.

2. Keaktifan

Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak

sekadar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. (Gagne dan Berliner,1984: 267), Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, kiontruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehny. Dalam proses belajar- mengajar, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan.

Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan, keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari legiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendegar, menulis, berlatih ketrampilan- ketrampilan.Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecah masalah yang dihadap, memnandingkan satu konsep dengan lainnya.

3. Keterlibatan langsung berpengalaman

Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwabelajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara

langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

Keterlibatan siswa didalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan intermilisasi nilai- nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat menadakan latihan-latihan dalam pembentukan ketrampilan.

4. Pengulangan

Pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar walaupun dengan tujuan yang berbeda.Yang pertama pengulangan untuk melatih daya- daya jiwa sedangkan yang kedua dan ketiga pengulangan untuk membentuk respon yang benar dan membentuk kebiasaan- kebiasaan.Prinsip pengulangan masih relevan sebagai dasar pembelajaran.Dalam belajar masih tetap diperlukan latihan/ pengulangan.

5. Tantangan

Teori Medan (Fielg Thery) dari Kurt Levin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berbeda dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbulah motif untuk mengatasi

hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah dicapai, maka ia akan masuk dalam medan baru atau tujuan baru. Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang.Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mrngatasinya.Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang member kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep- konsep, prinsip- prinsip dan generalisasi yang akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep- konsep prinsip- prinsip dan generalisasi tersebut. Bahan belajar yang telah diolah secara tuntas oleh guru sehingga siswa tinggal menelan saja kurang menarik bagi siswa.

6. Balikan dan penguatan

Prinsip belajar berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B. F Skinner. Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya.Namun dorongan belajar itu menurut B. F Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga

yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif atau negative dapat memperkuat belajar.

7. Perbedaan individual

Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat- sifat. Perbedaan individual berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.

c. Tujuan Belajar

Belajar merupakan peristiwa sehari- hari disekolah.Belajar merupakan hal yang kompleks.Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu siswa dan guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dan menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut merupakan keadaan alam, hewan, tumbuh- tunbuhan, manusia dan bahan yang telah dihimpun dalam buku- buku pelajaran.Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang suatu hal.

Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah- ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan belajar adalah sebagai berikut:

Pengetahuan dan kemampuan berfikir tidak dapat dipisahkan. Pengetahuan dan kemampuan berfikir sangat berhubungan karena kemampuan berfikir seseorang akan berkembang jika terdapat bahan pengetahuan dan sebaliknya dengan kemampuan berfikir seseorang akan memperkaya pengetahuan. 2. Penanaman konsep dan ketrampilan

Penanaman konsep memerlukan ketrampilan.Ketrampilan yang diperlukan berupa ketrampilan jasmani dan rohani. Ketrampilan jasmani adalah ketrampilan yang dapat dilihat, diamati sehingga akan menitikberatkan pada ketrampilan gerak/ penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Ketrampilan rohani menyangkut persoalan penghayatan dan ketrampilan berfikir. 3. Pembentukan sikap

Dalam kegiatan belajar mengajar guru akan selalu diamati, dilihat, didengar, ditiru semua perilakunya oleh siswa. Dalam kegiatan belajar siswa mungkin meniru perilaku gurunya. Guru diharapkan memiliki perilaku yang baik agar bisa dicontoh dan diamalkan oleh siswa.

d. Pengertian Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar Suprijono (2011: 5) Hasil belajar adalah pola- pola perbuatan, nilai- nilai, pengertian, sikap, apresiasi dan ketrampilan. Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik, afektif. Secara eksplisit

ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Menurut Taksonomi Bloom hasil belajar adalah perubahan perilaku yang meliputi tiga ranah tersebut sebagai berikut :

1. Ranah kognitif

Berhubungan erat dengan kemampuan berfikir, termasuk kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, menyintesis, dan kemampuan mengevaluasi.

2. Ranah afektif

Mencakup watak perilaku seperti sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral.Ranah afektif meliputi tujuan belajar yang berhubungan dengan perubahan sikap yang menyangkut emosional dalam diri seseorang. Keberasilan belajar akan menjadikan seseorang berperilaku positif yang relative menetap dan otomatis. 3. Ranah psikomotorik

Berhubungan erat dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui ranah ketrampilan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui ketrampilan manipulasi, yang melibatkan oto dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktifitas fisik, misalnya menulis memukul, melompat.

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang menckup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah.Dengan demikian menurut Elis Ratna Wulan, (2015: 58) aspek kognitif

adalah subtaksonomi yang menggungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.

Jika pentingnya evaluasi dalam pendidikan, maka seorang guru dihadapkan pada persoalan pengukuran hasil belajar yang nyata.Untuk dapat melakukan dengan baik seorang guru harus mengetahui teori serta asumsi yang melandasi pengukuran tersebut.Namun, ini tdak disadari orang.Mungkin karena pengukuran dianggap sesuatu yang biasa.

Menurut Hartley(1967), sering hal ini tidak mendapat perhatian yang cukup dan sungguh- sungguh, walaupun program didalamnya yang sangat rinci (Ivor,1987: 306).

e. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam belajar keberhasilan tidak hanya dipengaruhi pada potensi dari diri seorang individu saja, namun dapat juga dipengaruhi factor lain yang berasal dari luar diri yang belajar. Dalam menentukan keberhasilan belajar dapat dipengaruhi factor internal dan factor eksternal.

1. Faktor internal

Menurut Susanto (2013: 12) merupakan factor yang bersumber dari dalam diri, siswa yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.Factor internal meliputi kondisi fisik, kesehatan, kecerdasan, minat, perhatian dan kebiasaan belajar.

2. Faktor eksternal

Kesulitan belajar yang berasal dari luar diri individu.Factor eksternal terdir dari factor non social dan factor social.Menurut Sriyati (2013: 25) factor non social adalah factor diluar individu yang berupa kondisi fisik yang ada dilingkungan belajar. Sedangkan factor social adalah kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain, kehadiran orang dalam belajar.

a. Faktor sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

Dokumen terkait