• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Pengendalian Mutu dengan Menggunakan Metode Six Sigma Metode six sigma dapat digunakan untuk melakukan pengawasan mutu

D. Divisi Celup Benang

4. Bahan Baku

4.5. Rancangan Pengendalian Mutu dengan Menggunakan Metode Six Sigma Metode six sigma dapat digunakan untuk melakukan pengawasan mutu

Pada PT Unitex sendiri khususnya pada Divisi Spinning belum menerapkan metode ini untuk melakukan pengawasan pada kegiatan produksinya. Penerapan metode six sigma pada Divisi Spinning atau pada PT Unitex pada umumnya diharapkan dapat meningkatkan mutu produk yang dihasilkan dan membawa dampak positif bagi keuangan perusahaan. Tabel 12 memaparkan suatu reta perjalanan pengendalian mutu dengan menggunakan metode six sigma yang dapat diterapkan pada Divisi Spinning atau pada divisi lainnya. Tabel 12. Rancangan Pengawasan Mutu dengan Menggunakan Metode Six

Sigma di Divisi Spinning

Tahapan Kegiatan Penanggung Jawab Waktu Penetapan latar belakang dan tujuan

umum pelaksanaan six sigma Direktur Utama 1 bulan Sosialisasi pelaksanaan six sigma

kepada seluruh karyawan Kepala divisi 3 bulan Pra/Persiapan

Pelatihan tentang six sigma kepada

karyawan Kepala Divisi 3 bulan Pembentukan kelompok kecil untuk

menyelesaikan masalah (gugus kendali mutu)

Kepala Divisi 1 bulan Identifikasi suatu masalah yang

dihadapi yang dapat digunakan sebagai contoh

Ketua Kelompok Pelaksana Penetapan tujuan akhir dan target

dari penyelesaian masalah

Ketua Kelompok Pelaksana Analisa penyebab timbulnya

masalah yang sedang dihadapi

Ketua Kelompok Pelaksana Penetapan solusi dari masalah yang

dihadapi Ketua Kelompok Pelaksana 3 bulan Uji Coba Pelaksanaan Metode Six Sigma

Pelaksanaan solusi yang telah ditetapkan

Ketua Kelompok

Pelaksana 1 tahun

Evaluasi

Penilaian dari hasil pelaksanaan solusi yang telah ditetapkan dengan dibandingkan dengan hasil yang telah ada sebelumnya

Ketua kelompok

pelaksana 1 bulan

Aplikasi

Penerapan metode six sigma untuk pengawasan mutu pada Divisi Spinning

Rancangan tahapan pengendalian mutu dengan menggunakan six sigma pada Divisi Spinning adalah :

1. Tahap persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain :

a. Penetapan latar belakang dan tujuan umum pelaksanaan six sigma

Sebelum six sigma diterapkan, terlebih dahulu ditentukan tujuan penerapan metode tersebut beserta latar belakang penerapannya. Penerapan metode ini memerlukan persetujuan dari seluruh pihak dalam manajemen peusahaan. Hal ini dilakukan agar dapat mendukung keberhasilan penerapan metode ini dalam perusahaan..

b. Sosialisasi pelaksanaan six sigma kepada seluruh karyawan. Six sigma memerlukan suatu dukungan dan komitmen dari semua pihak agar dapat berjalan dengan baik. Karyawan yang merupakan pelaksana kegiatan perusahaan harus mengetahui metode yang dijalankan perusahaan. Sosialisasi ini dilakukan dengan memberikan penjelasan kepada karyawan tentang six sigma melalui seminar yang diadakan oleh pihak perusahaan. c. Pelatihan tentang six sigma kepada karyawan.

Pelatihan kepada karyawan dilakukan dengan menugaskan beberapa perwakilan karyawan untuk dilatih secara mendalam tentang six sigma. Pelatihan dapat dilakukan dengan mendatangkan trainer ke perusahaan atau mengirimkan karyawan ke lembaga tertentu yang akan melatih mereka. Karyawan yang akan dilatih sebaiknya dipilih karyawan yang masih muda dan berprestasi sehingga masih memiliki banyak peluang untuk mengembangkan ilmu yang didapatnya untuk perusahan.

Pelatihan tidak hanya dilakukan kepada beberapa karyawan yang terpilih saja tetapi pada seluruh karyawan. Cara yang dapat dilakukan adalah mengirimkan karyawan untuk dilatih

secara bergiliran atau mendatangkan trainer secara rutin untuk melatih karyawan yang lain.

2. Tahap uji coba

Pada tahap ini dilakukan suatu uji coba penerapan six sigma dalam Divisi Spinning. Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah :

a. Pembentukan kelompok kecil untuk menyelesaikan masalah. Kelompok kecil yang biasa disebut dengan gugus kendali mutu ini bertugas untuk menyelesaikan suatu masalah menggunakan metode six sigma. Kelompok ini dipilih dari beberapa orang dengan keahlian berbeda. Sehingga mereka dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan beberapa cara dan diharapkan dapat memberikan hasil terbaik bagi perusahaan.

b. Identifikasi suatu masalah yang dihadapi yang dapat digunakan sebagai contoh.

Langkah pertama yang dapat dilakukan kelompok kecil yang telah terbentuk (gugus kendali mutu) adalah mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi dan harus segera diselesaikan. Misalnya, masalah yang dihadapi oleh Divisi Spinning adalah masih ditemukannya produk cacat dalam proses produksinya.

c. Penetapan tujuan akhir dan target dari penyelesaian masalah. Setelah masalah diketahui, ditetapkan target dan tujuan akhir yang diharapkan dalam penyelesaian masalah tersebut. Kemudian setelah itu dilakukan penghitungan kemampuan proses yang ada saat ini. Misalnya, target yang akan dicapai adalah tingkatan enam sigma, tetapi saat ini posisi perusahaan masih berada pada tingkatan empat sigma.

d. Analisa penyebab timbulnya masalah yang sedang dihadapi. Masalah yang dihadapi oleh Divisi Spinning disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. Pada tahapan ini dilakukan analisa terhadap keseluruhan penyebab timbulnya masalah pada Divisi

Spinning. Setelah itu, penyebab masalah tersebut dikelompokkan berdasarkan beberapa kategori yang memudahkan untuk menetapkan solusi perbaikannya.

e. Penetapan solusi dari masalah yang dihadapi.

Setelah penyebab masalah ditemukan, ditetapkan solusi perbaikan yang dapat mengatasi masalah tersebut. Solusi perbaikan masalah ditetapkan bagi seluruh aspek penyebab timbulnya masalah.

f. Pelaksanaan solusi yang telah ditetapkan.

Solusi yang dihasilkan pada tahap sebelumnya diterapkan di lapangan. Pelaksanaan ini harus terus diawasi agar selalu sesuai dengan yang telah ditetapkan dan tidak terjadi penyimpangan. Pelaksanaan solusi ini dilakukan selama kurang lebih satu tahun agar hasilnya dapat terlihat.

3. Tahap evaluasi.

Tahap evaluasi dilakukan dengan menilai kapabilitas proses setelah penerapan solusi perbaikan. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan kapabilitas proses yang ada sebelum penerapan solusi perbaikan tersebut. Apabila terjadi peningkatan kapabilitas proses , maka solusi yang dihasilkan untuk menyelesaikan masalah telah sesuai dan secara umum six sigma berhasil diterapkan.

4. Tahap aplikasi

Apabila tahap uji coba memberikan hasil yang baik dan sesuai dengan harapan perusahaan, serta persiapan perusahaan untuk menerapkan six sigma telah cukup, maka metode six sigma dapat diterapkan untuk mengendalikan mutu produk yang dihasilkan. Dalam pelaksanaannya, sebaiknya peusahaan memiliki konsultan yang dapat membantu apabila perusahaan mengalami suatu kesulitan yang berhubungan dengan penerapan metode tersebut.

1. KESIMPULAN

1. Suatu produk dinyatakan cacat apabila produk tersebut tidak sesuai dengan standar mutu yang dimiliki perusahaan. Standar mutu masing-masing jenis benang berbeda-beda. Suatu produk dinyatakan bebas cacat apabila strength, U persen, E long, thin, thick, neps dan classifault dari benang tersebut sesuai dengan standar yang ada.

2. Faktor dominan yang menyebabkan adanya produk cacat adalah faktor manusia yang kurang teliti dan faktor bahan baku yaitu adanya madu kapas dan kapas kotor.

3. Solusi yang digunakan untuk mengatasi masalah produk cacat pada Divisi Spinning diterapkan pada keseluruhan faktor yang menyebabkan produk cacat tersebut.

a. Faktor manusia : memberikan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan, mengatur jadwal kerja atau shift dengan benar dan memberikan sanksi yang tegas terhadap karyawan yang mengabaikan peraturan.

b. Faktor bahan baku : pemilihan material dengan kualitas bagus, kombinasi bahan baku yang benar, pemisahan kotoran dilakukan dengan teliti dan mengajukan klaim kepada produsen bahan baku. c. Faktor metode : mensosialisasikan metode kepada seluruh

karyawan, mensosialisasikan standar kerja dan standar kualitas kepada karyawan, melakukan inspeksi secara rutin, setiap langkah proses diteliti kembali dan dicari yang terbaik dan memberikan sanksi kepada karyawan yang mengabaikan metode dan standar kerja

d. Faktor mesin : melakukan pemeliharaan mesin dengan perawatan secara rutin, memeriksa setting pada setiap mesin dan melakukan perbaikan dengan segera pada mesin yang mengalami kerusakan.

e. Faktor lingkungan : membersihkan lingkungan secara teratur, menetapkan standar kebersihan untuk mesin dan lingkungan sekitar, menjaga suhu ruangan, menjaga pencahayaan pada ruang tes benang dan menjaga kelembaban ruangan.

4. Apabila sampel berada dalam batas kendali pada Control Chart maka berarti proses produksi terkendali dan solusi perbaikan yang telah ditetapkan dapat terus dilanjutkan. Namun, bila sampel berada di luar batas kendali maka pihak manajemen harus memeriksa kembali solusi perbaikan yang ditetapkan. Penyimpangan terjadi karena solusi yang diterapkan belum sesuai, baik itu pada aspek manusia, metode, mesin, bahan baku maupun lingkungan

2. SARAN

Saran yang dapat diberikan adalah :

1. Divisi Spining harus dapat menekan jumlah produk cacatnya mencapai 4,86 cm pada tiap 100 km produk. Apabila nilai produk cacat tersebut dapat dicapai maka kinerja Divisi Spinning PT Unitex dapat digolongkan pada industri kelas dunia.

2. Pelatihan yang diberikan pada karyawan baru hendaknya dilakukan dengan memberikan pelatihan teori secara intensif terlebih dahulu baru kemudian terjun ke lapangan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kecelakan kerja atau kegagalan produk karena rendahnya pengetahuan karyawan baru terhadap teori produksi Divisi Spinning.

3. Penelitian selanjutnya hendaknya menganalisis seluruh divisi produksi pada PT Unitex agar dapat mengetahui posisi PT Unitex dalam sigma yang sebenarnya.

4. Uji coba pengendalian mutu dengan metode six sigma yang sudah dirancang dan sertifikasi ISO dlakukan secara periodik.

Improvement Tools. [03 April 2007].

Anonim. 2006. Seven Basic Quality Tools. http://en.wikipedia.org/wiki/Seven Basic Quality Tools. [03 April 2007]

Anonim.2006. Statistical ProcessControl. http://en.wikipedia.org/wiki/ Statistical process control. [24 Desember 2006]

Ariani, DW. 2002. Manajemen Kualitas : Pendekatan Sisi Kualitatif.

Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Yogyakarta.

Brue,G. 2005. Six Sigma For Managers. PT Media Global Edukasi. Jakarta. Dilana,A. 2005. Analisis Manajemen Kualitas Perspektif Six Sigma Pada Sub

Divisi Es Balok dan Perbekalan Divisi Usaha Pelayanan Kapal PerumPrasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta. Skripsi pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Gazpersz,V. 2003. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard

dengan Six Sigma untuk Organisasi bisnis dan Pemerintah.PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Goetsch,D.L and B.S.Davis. 2000.Quality Management Third Edition. Prentice Hall. USA.

Hendradi, C,T. 2006. Statistik Six Sigma dengan Minitab Panduan Cerdas Inisiatif Kualitas. Andi. Yogyakarta.

Miranda dan A.W. Tunggal. 2006. Six Sigma Gambaran Umum, Penerapan Proses dan Metode-Metode Yang Digunakan untuk Perbaikan GE dan Motorola. Harvarindo. Jakarta

Muhandri, T dan Kadarisman,D. 2006. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. IPB Press. Bogor.

Muslim, E dan E.Budiarti. 2005. Usulan Penerapan Six Sigma untuk Mengurangi Cacat Appearance dan Tingkat Pengerjaan Ulang produk Pakaian Jadi di PT.X, Jurnal Teknologi, Edisi No.1 Tahun XIX :

Nasution, M,N. 2004. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Ghalia Indonesia. Jakarta.

Rahardjo, J.,dkk. 2003 Peningkatan Kualitas Melalui Implementasi Filosofi Six Sigma, Jurnal Teknik Industri, Volume 5 no 2 :

Heizer and Render. 2001.Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Salemba Empat. Jakarta

Russell and Taylor. 2003. Operation Management Fourth Edition. Prentice Hall, New Jersey.

Solichin, Intan.2006. Analisis Manajemen Kualitas Perspektif Six Sigma pada divisi Produksi Bagian Fish Fillet PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk Tanjung Priok Jakarta Utara. Skripsi pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sulistyadi dan S,L, Susanti. 2003. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi. Fakultas Teknik Universitas Sahid. Jakarta.

Trisyulianti, E. 2005. Teknik Manajemen Kualitas [ Modul Mata Kuliah Manajemen Mutu]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Unitex, PT. 2006. www.unitex.co.id. [24 Desember 2006]

Dokumen terkait