Rancangan percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan dua kali ulangan proses dan menggunakan tiga faktor perlakuan yaitu:
A = Jenis hasil pemurnian B = Tekanan membran C = Waktu proses
Dengan faktor dari masing – masing perlakuan tersebut adalah sebagai berikut :
A1 = Permeat A2 = Retentat B1 = Tekanan 4 bar B2 = Tekanan 6 bar
C1 = Waktu proses 0,5 menit C2 = Waktu proses 30 menit C3 = Waktu proses 60 menit C4 = Waktu proses 90 menit
Maka jumlah perlakuan pada penelitian ini adalah 2x2x4 = 16 dengan dua kali ulangan. Tabel matriks ditunjukkan pada Tabel 17.
Tabel 17. Tabel matriks dalam RAK Tekanan (B) 4 bar (B1) 6 bar (B2) Waktu Proses (C) Jenis Hasil Pemurnian (A) 0,5 menit (C1) 30 menit (C2) 60 menit (C3) 90 menit (C4) 0,5 menit (C1) 30 menit (C2) 60 menit (C3) 90 menit (C4) Permeat (A1) A1B1C1 A1B1C2 A1B1C3 A1B1C4 A1B2C1 A1B2C2 A1B2C3 A1B2C4 Retentat (A2) A2B1C1 A2B1C2 A2B1C3 A2B1C4 A2B2C1 A2B2C2 A2B2C3 A2B2C4
Model matematika dari rancangan tersebut adalah sebagai berikut : Y(ijkl) = µ + Ai + Bj + Ck+(AB)ij +(AC)ik+(BC)jk+(ABC)ijk+ εijkl
Y(ijk) = Hasil observasi dari unit eksperimen ke-I yang memperoleh taraf ke-i dari faktor A, taraf ke-j dari faktor B dan taraf ke-k dari faktor C µ = Nilai rata–rata yang sebenarnya
Ai = Pengaruh jenis hasil proses pemurnian pada taraf ke-i (i=1,2) Bj = Pengaruh tekanan membran pada taraf ke-j (j=1,2)
Ck =Pengaruh waktu proses pada taraf ke-k (k=1,2,3,4)
(AB)ij = Pengaruh interaksi taraf ke-i dari jenis hasil proses pemurnian, taraf ke-j dari tekanan membran
(AC)ik = Pengaruh interaksi taraf ke-i dari jenis hasil proses pemurnian, taraf ke-k dari waktu proses
(BC)jk = Pengaruh interaksi taraf ke-j dari tekanan membran, taraf ke-k dari waktu proses
(ABC)ijk = Pengaruh interaksi taraf i dari jenis hasil proses pemurnian, taraf ke-j dari tekanan membrane dan taraf ke-k dari waktu proses
εijk = Pengaruh galat/error dari faktor A ke-i, faktor B taraf ke-j, faktor C taraf ke-k dan ulangan ke l (l=2)
Berdasarkan rancangan percobaan diatas, maka dapat dibuat Analisis Variansi seperti pada Tabel 18.
Tabel 18. Analisis Variansi mempelajari pengaruh tekanan dan waktu proses pemurnian terhadap komposisi kimia kaldu nabati
Sumber
keragaman Derajat Bebas JK KT F hitung
Ftabel 5% Kelompok r – 1 JKK - - - Perlakuan ijk – 1 JKP - - - A i – 1 JK(J) KT(J)/db KT(J)/ KTG B j – 1 JK(F) KT(F)/db KT(F)/ KTG C k – 1 JK(T) KT(T)/db KT(T)/KTG AB (i – 1)(j – 1) JK(JF) KT(JF)/db KT(JF)/KTG AC (i – 1)(k – 1) JK(JT) KT(JT)/db KT(JT)/KTG BC (j – 1)(k – 1) JK(FT) KT(FT)/db KT(FT)/KTG ABC (i – 1)(j – 1)(k – 1) JK(JFT) KT(JFT)/db KT(JFT)/KTG Galat/error (r – 1)(ijk – 1) JKG KTG/db - Total rijk - 1 JKT - -
Analisis yang dilakukan apabila terdapat perbedaan nyata antara rata-rata dari masing-masing perlakuan (F hitung > F tabel) adalah dengan menggunakan uji jarak berganda Duncan untuk mengetahui mana yang berbeda nyata. Contoh tabel uji duncan ditunjukkan pada Tabel 19.
Tabel 19. Contoh tabel uji berganda Duncan
SSR 5% LSR 5% Nilai Rata-Rata
perlakuan
Taraf nyata 5% KTG/2 x SSR 5%
LAMPIRAN 2
1. ANALISA KOMPOSISI KIMIA
1. Total Padatan (Metode Gravimetri, AOAC 1990)
Analisis Total Padatan dilakukan dengan menggunakan cara Jacob (1958).
Cawan dipanaskan pada suhu 105oC selama 30 menit kemudian didinginkan dalam desikator sampai suhu kamar. Beratnya ditimbang sampai konstan. Sampel
ditimbang (1 gram) pada cawan yang telah diketahui bobot konstannya.
Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 3 jam. Sampel yang telah dikeringkan tersebut didinginkan menggunakan desikator lalu ditimbang.
Kemudian sampel dikeringkan kembali selama 30 menit lalu didinginkan dan
ditimbang sampai diperoleh bobot konstan.
Perhitungan % Total Padatan:
Total Padatan (%) = 100% [( )x100%]
a b a− −
Ket : a = Berat sampel awal(gram) b = Berat sampel akhir (gram)
2. Kadar Garam (Salinometer/pembacaan skala)
Analisis kadar garam menggunakan salinometer. Prisma salinometer
dibersihkan dengan aquadest lalu dikeringkan dengan menggunakan tisu. Sampel
diteteskan pada prisma salinometer, lalu dibaca skala kadar garam pada alat.
Persen kadar garam dalam larutan ditentukan dengan mengkonversi nilai skala
pada alat ( salinometer reading) terhadap % kadar garam.
3. Kadar Lemak (Metode Soxlet, AOAC 1990)
Crucible dipanaskan dalam oven selama 15 menit kemudian ditimbang,
hal ini dilakukan berulang-ulang sampai tercapai berat konstan yang nantinya diisi
dengan larutan n-heksan. Sampel ditimbang dalam kertas saring sebanyak 1 gram
lalu dimasukkan ke dalam timbel. Dinyalakan alat (Soxtec System HT 2 1045)
tekan tombol power, atur suhu sampai 120°C tunggu hingga ready. Timbel yang
telah diisi sampel dipasang adapter dan masukkan ke dalam kondensor dan
dicelupkan ke dalam crucible yang telah berisi n-heksan sebanyak 50 ml di dalam
alat ekstaksi tadi. Kemudian Extraction dalam posisi boiling (posisi pendidihan)
dengan mengatur waktu selama 40 menit dimana posisi kran terbuka, setelah itu
pindahkan ke posisi rinsing dan waktu di atur selama 20 menit. Setelah selesai
rinsing, kran ditutup dan nyalakan blower selama 15 menit dan tombol udara
dibuka. Setelah selesai crucible diangkat dan masukkan ke dalam oven untuk
menguapkan sisa n-heksan dan air yang masih terdapat pada crucible selama 1
10°C. Kem bang hingga konstan. jam pada suhu 100-1 udian tim
Kadar lemak (%) = 1 W 2 3 W W − x 100%
W3 = berat crucible setelah ekstraksi lemak dan pendinginan dalam eksikator Keterangan: W1 = berat sampel
W2 = berat crucible kosong dan kering
4. rogen Amino (Metode Cu, C.B. Pope and M.F. Stevens, 1986)
Prinsip dari penentuan nitrogen amino dengan menggunakan Cu (C.G.
pope dan M.F. Stevens, 1939) adalah NH dari asam amino dalam bahan makanan
direaksikan dengan Cu2+ menjadi kompleks dalam Nit
2
suasana basa. Cu kompleks
2 m fosfat (2 volume), diaduk kemudian
bahkan buffer borat (2 volum
2 2 3
amino (jika yang digunakan 5 ml contoh
dan dipipet 10 ml filtrat.
adar N-amino (mg/gr) =
yang terbentuk dianalisa dengan iodometri.
Pereaksi suspensi cooper dibuat dengan cara menambahkan larutan CuCl
(1 volume) ke dalam larutan trisidiu
ditam e).
Dipipet 2,5 ml sampel ke dalam labu ukur 25 ml dan ditambahkan 4 tetes
thimolpthalein. Ditambahkan beberapa tetes NaOH 1 N sampai berwarna biru
muda. Kemudian ditambahkan suspensi copper sebanyak 15 ml kedalamnya, dan
encerkan dengan aquadest sampai 25 ml, lalu saring. Dipipet 10 ml filtrat dan
ditambahkan 0,5 ml asam asetat dan 1 gram KI, kemudian dititrasi dengan
Na S O 0,01 N (standarisasi). Saat mendekati titik akhir titrasi ditambahkan 4
tetes larutan pati 1 % dan titrasi dilanjutkan sampai warna biru kehitaman tepat
hilang. Catat ml titran (tiosulfat) yang dibutuhkan. Tiap 1 ml larutan
Na-tiosulfat 0,01 N setara dengan 0,28 mg
N-sampel gr xfp x N N x titran ml Na tiosulfats darisasi sampel ) ( 28 , 0 01 , 0 ) ( − tan K 72
5 la Pereduksi (Metode Somogy-Nelson)
Standard/sampel 1 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan
1 mL reagen Nelson ke dalam tabung reaksi tersebut, kemudian dipanaskan dalam
penangas selama 20 menit dan tabung ditutup dengan sumbat kapas, kemudian
didinginkan. Ditambahkan reagen arsenomolibdat sebanyak 1 ml, sampel dikocok
lalu diencerkan dengan aquadest hingga volumenya mencapai 10 mL kemudian
dihomogenkan. Diukur m . Gu
enggunakan alat spektrofotometer pada panjang
bang 520 nm.
Pro
olibdat dan asam fosfotungstat akan
mengh na b
ereak :
= Follin coicelteu + aquadest 1:1 = Standard protein BSA 0.25 mg/mL gelom
6. tein Terlarut (Metode Lowry, AOAC 1990)
Analisia protein terlarut dilakukan dengan menggunakan metode Lowry
(AOAC 1990). Prinsip kerja dari metode ini yaitu reduksi Cu2+ dengan ikatan peptide dan reduksi asam fosfom
asilkan arw iru.
P si Larutan I = Na2CO3 2 % dalam NaOH 0.1 N Larutan II = CuSO4 0.5 % dalam NaK Tartrat 1 % Larutan III = 50 mL larutan I+1 mL larutan II Larutan IV
Larutan V
Pembuatan kurva standard:
Larutan BSA (bovine serum albumin) dimasukkan ke dalam tabung reaksi:
0 mL (blanko); 0.1; 0.2; 0.4; 0.6; 0.8 dan 1 mL protein standard kemudian
ditambah aquadest sampai volume 4 mL. Pereaksi larutan III ditambahkan ke
dalam tabung sebanyak 5.5 mL lalu dikocok dan dibiarkan selama 15 menit.
Ditambahkan larutan IV ke dalam tabung sebanyak 0.5 mL, kemudian dikocok
dan dib enit sampai terbentuk warna biru. Kemudian diukur
Dipipet sampel sebanyak 0.1 mL, dimasukkan ke dalam tabung reaksi
ndard.
emudian dilakukan destilasi sampai diperoleh destilat sebanyak
3BO3 dititrasi dengan HCl 0.1 N yang sebelumnya telah distandardisasi.
iarkan selama 30 m
absorbansinya pada 650 nm.
Penetapan sampel:
kemudian diperlakukan sama seperti pada penetapan kurva sta
7. Total Protein (Metode Mikro Kjehdahl, AOAC 1990)
Sampel ditimbang sebanyak 1 gram ke dalam tabung kjehdahl.
Ditambahkan 1 gram katalisator (campuran antara CuSO4 dan K2SO4 1:1). Ditambahkan H2SO4 dalam campuran tersebut. Kemudian campuran didestruksi selama 1 jam atau sampai larutan berwarna kehijauan. Larutan tersebut
didinginkan lalu ditambahkan 50 mL aquadest untuk didestilasi. Destilat
ditampung dalam Erlenmeyer yang berisi 15 mL asam borat 3 % yang telah
ditambahkan indikator (campuran 3 bagian metil merah dan 1 bagian metil biru
dengan pelarut alkohol). Ditambahkan NaOH 30 % sebanyak 25-40 mLke dalam
labu destruksi, k 100 mL. kelebihan H ) ( 007 . 14 ) ( tan mg Kadar N total (%) = Wsamp x el HCL HCL
HCLsampel V blanko xN s dar
V −
x 100 %
Kadar protein (%) = % N x faktor konversi
Kadar protein total (% berat kering) =
A % % 100 − % 100 x % kadar protein
% A = Kadar air yang telah diukur Ket : blanko HCl V = 0,05 ml = 0,1367 dar s HCl N tan 74
75 2. UJI
Pada analisis ini dihadirkan 6 orang panelis terlatih yang sebelumnya telah
familiar dengan aroma analog daging. Panelis diberi sampel untuk dicium aroma
analog dagingnya. Kemudian diminta muntuk menilai aroma tersebut sesaat
setelah proses. Lembar scoresheet uji penilaian (scoring) aroma kaldu nabati
berflavor analog daging terdapat pada Lampiran 3. INTENSITAS AROMA ANALOG DAGING
LAMPIRAN 3