• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR TEORI

2.4 BATERAI

2.4.7 Rangkaian Baterai

Dikarenakan tegangan baterai per sel terbatas, maka perlu untuk

mendapatkan solusi agar tegangan baterai dapat memenuhi atau sesuai dengan

tegangan kerja peralatan maupun untuk menaikkan kapasitas dan juga kehandalan

pemakaian dengan merangkai (meng-koneksi) beberapa baterai dengan cara :

Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.

• Hubungan parallel

• Hubungan Kombinasi, yang terdiri dari seri paralel dan Paralel Seri.

2.4.7.1 Hubungan Seri

Koneksi baterai dengan hubungan seri ini dimaksudkan untuk dapat

menaikkan tegangan baterai sesuai dengan tegangan kerja yang dibutuhkan atau

sesuai tegangan peralatan yang ada. Kekurangan dari hubungan seri ini adalah jika

terjadi gangguan atau kerusakan pada salah satu sel baterai maka suplai sumber

DC ke beban akan terputus.

Gambar 2.17 Hubungan Baterai Secara Seri

2.4.7.2 Hubungan Paralel

Koneksi baterai dengan hubungan paralel ini dimaksudkan untuk dapat

menaikkan kapasitas baterai atau Ampere hour (Ah) baterai. Selain itu juga dapat

memberikan keandalan beban DC pada sistem. Hal ini disebabkan jika salah satu

sel baterai yang dihubungkan paralel mengalami gangguan atau kerusakan maka

Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.

akan mempengaruhi suplai secara keseluruhan sistem, hanya kapasitas daya

sedikit berkurang sedangkan tegangan tidak terpengaruh

Gambar 2.18 Hubungan Baterai Secara Paralel

2.4.7.3 Hubungan Kombinasi

Pada hubungan kombinasi ini terbagi menjadi 2 macam yaitu seri paralel

dan paralel seri. Hubungan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan ganda baik

dari sisi kebutuhan akan tegangan dan arus yang sesuai maupun keandalan sistem

yang lebih baik. Hal ini disebabkan karena hubungan seri akan meningkatkan

tegangan sedangkan hubungan paralel akan meningkatkan arus dan keandalan

sistemnya.

Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.

Gambar 2.19 Hubungan Baterai Secara Seri Paralel

Hubungan Paralel Seri

Gambar 2.20 Hubungan Baterai Secara Paralel

2.4.8 Kapasitas Baterai

Kapasitas suatu baterai adalah menyatakan besarnya arus listrik (Ampere)

baterai yang dapat disuplai atau dialirkan ke suatu rangkaian luar atau beban

dalam jangka waktu (jam) tertentu, untuk memberikan tegangan tertentu.

Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.

C = I x t

Dimana :

C = Kapasitas baterai ( Ah )

I = Besar arus yang mengalir (Ampere ) t = Waktu pemakaian ( Jam ).

BAB III

PENELITIAN DAN HASIL PENGUKURAN

3.1SISTEM KELISTRIKAN DI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI

Sistem Kelistrikan di Perusahaan Telekomunikasi bertujuan untuk

menjamin ketersediaan daya listrik bagi network element (NE) serta melindungi

network element dari gangguan yang bersifat kelistrikan (Overcurrent, under /

over voltage, lithning). Dari hasil penelitian, diperoleh data bahwa network

element yang di suplai adalah :

1) BSC (Base Station Controller)

2) MSC (Mobile Switching Center)

3) Transmisi (PDH dan SDH)

4) IN (Intelegent Network)

5) Router

Sumber tegangan AC digunakan untuk mensuplai peralatan listrik seperti

Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.

inverter sedangkan sumber tegangan DC digunakan untuk mensuplai network

element seperti : RBS, Minilink, Transmisi dan MSC.

Sistem catu daya di Telkomsel Central Japati Tembung dapat di gambarkan

melalui diagram di bawah ini :

Gambar 3.1 Sistem catu daya di Telkomsel

P MDP SDP SDP SDP INVERTER BATERAI RECTIFIER BEBAN DC BEBAN AC BIASA ATS G BEBAN AC PENTING MCB-02 MC-01 Interlocked Dari PLN Dari Genset Beban AC RST Lamp VM VS CT1-3 AM RST Lamp VM VS FM A B MC-02 MCB-01 K31 K32 MDP + ATS/AMF Arrester SDP INVERTER UPS Rectifier Battery Bank Beban AC Beban AC Beban DC

Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.

Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.

57

3.2 PENELITIAN KAPASITAS BANK BATERAI

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh data bahwa terdapat 3 (tiga) jenis

baterai yang digunakan dalam sistem kelistrikan di Perusahaan Telekomunikasi

Central Japati Tembung yang antara lain adalah :

1) Baterai Sonnenschein dryfit A600

Spesifikasi dari baterai Sonnenschein dryfit A600

Tipe baterai : 16OpZV 2000

Tegangan Nominal : 2 Volt

Kapasitas Nominal : 2000 Ah C10

Gambar 3.4 Baterai Sonnenschein dryfit A600

Type Nominal Voltage Nominal Capacity C100 Discharge Current I100 12 OPzV 1400 2 Volt 1400 Ah 14 A 12 OPzV 1700 2 Volt 1700 Ah 17 A 16 OPzV 2300 2 Volt 2300 Ah 23 A 20 OPzV 2900 2 Volt 2900 Ah 29 A 24 OPzV 3500 2 Volt 3500 Ah 35 A

Tabel 3.1 Data teknik Kapasitas Baterai Sonnenschein dryfit A600

Capacities C1 - C100 (20 0C) Type C1 ( 1h ) C3 ( 2h ) C5 ( 5h ) C10 (10h) C100 (100h) 1.67 V/C 1.75 V/C 1.77 V/C 1.8 V/C 1.85 V/C 12 OPzV 1400 630 882 1022 1200 1400 12 OPzV 1700 765 1071 1241 1500 1700 16 OPzV 2300 1035 1449 1679 2000 2300 20 OPzV 2900 1305 1827 2117 2500 2900 24 OPzV 3500 1575 2205 2555 3000 3500

58

Tabel 3.2 Pengaruh temperatur terhadap pegisian baterai

2) Baterai Sonnenschein S12 /130 A

Gambar 3.5 Baterai Sonnenschein S12 /130 A

Spesifikasi dari baterai Sonnenschein

Tipe baterai : S12/130 A

Tegangan Nominal : 12 Volt

59

Type Part Number Nominal

Voltage Nominal Capacity C100 Discharge Current I100 S12/6.6 S NGSO1206D6HS0SA 12 Volt 6.6 Ah 0.066 A S12/17 G5 NGSO120017HS0BA 12 Volt 17 Ah 0.17 A S12/27 G5 NGSO120027HS0BA 12 Volt 27 Ah 0.27 A S12/32 G6 NGSO120032HS0BA 12 Volt 32 Ah 0.32 A S12/41 A NGSO120041HS0CA 12 Volt 41 Ah 0.41 A S12/60 A NGSO120060HS0CA 12 Volt 60 Ah 0.6 A S12/85 A * NGSO120085HS0CA 12 Volt 85 Ah 0.85 A S12/90 A NGSO120090HS0CA 12 Volt 90 Ah 0.9 A S12/130 A NGSO120130HS0CA 12 Volt 130 Ah 1.3 A S12/230 A NGSO120230HS0CA 12 Volt 230 Ah 2.3 A Capacities C1 - C100 (20 0C) Type C1 (1h) C5 (5h) C10 (10h) C20 (20h) C100 (100 h) 1.7 V/C 1.7 V/C 1.7 V/C 1.75 V/C 1.8 V/C S12/85 A 55 Ah 68.5 Ah 74 Ah 76 Ah 85 Ah S12/90 A 50.5 Ah 72 Ah 78 Ah 84 Ah 90 Ah S12/130 A 66 Ah 93.5 Ah 104.5 Ah 110 Ah 130 Ah S12/230 A 120 Ah 170 Ah 190 Ah 200 Ah 230 Ah

Tabel 3.3 Data teknik Kapasitas Baterai Sonnenschein S12

60 Keterangan tabel 3.4

• Dengan switch regulator ( dua langkah kontrol ) : pengisian pada kuva B ( pengisian tegangan maksimal ) untuk 2 jam per hari, kemudian switch akan

pindah ke kuva C.

• Pengisian standar ( tanpa switching ) terdapat pada kurva A

• Pengisian Boost (pengisian equalizing dengan external generator) :

Pengisian pada kurva B untuk 5 jam per bulan, kemudian switch akan

pindah ke kurva C

3) Baterai Compact Power

Gambar 3.6 Baterai Compact Power

Berikut Spesifikasi dari Compact Power

Tipe baterai : 6CP155-6V155Ah

Tegangan Nominal : 6 Volt

Tegangan pengukuran : 5,4 Volt

Kapasitas Nominal : 155 Ah C10

61 Sistem bank baterai di Perusahaan Telekomunikasi Telkomsel central

japati tembung yang antara lain :

• 1 (satu) sistem bank baterai Sonnenschein S12/130 A dengan kapasitas 4 X 130 Ah, sebagai sumber arus searah (DC) cadangan untuk BSC 1

• 1 (satu) sistem Bank Baterai Compact Power dengan kapasitas 2 X 155 Ah, sebagai sumber arus searah (DC) cadangan untuk BSC 2

• 1 (satu) sistem Bank Baterai Compact Power dengan kapasitas 2 X 155 Ah, sebagai sumber arus searah (DC) cadangan untuk BSC 3

• 1 (satu) sistem bank baterai Sonnenschein S12/130 A dengan kapasitas 4 X 130 Ah, sebagai sumber arus searah (DC) cadangan untuk TMDN 13 dan

TMDN 10

• 1 (satu) sistem bank baterai Sonnenschein S12/130 A dengan kapasitas 4 X 130 Ah, sebagai sumber arus searah (DC) cadangan untuk TMDN 21 dan

TMDN 19

• 1 (satu) sistem bank baterai Sonnenschein S12/130 A dengan kapasitas 4 X 130 Ah, sebagai sumber arus searah (DC) cadangan untuk TMDN 26 dan

TMDN 27

• 5 (lima) sistem bank baterai Sonnenschein dryfit A600 dengan kapasitas 5 X 2000Ah, sebagai sumber arus searah (DC) cadangan MSC, Inverter,

62

3.3 PENELITIAN KAPASITAS CONVERTER (RECTIFIER)

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh data bahwa terdapat 2 (dua) jenis

converter (rectifier) yang digunakan dalam sistem kelistrikan di Perusahaan

Telekomunikasi Central Japati Tembung yang antara lain adalah :

1. Converter Siemens Modules GR 60 48 V / 120 A

Gambar 3.7 Converter Siemens Modules GR 60 48V/120 A

• Tegangan keluaran nominal : 48 Volt Keluaran DC (Direct Current Output)

• Pengisisian Floating : 2,23 V/C ( setting range : 51 s.d 58 V DC)

• Pengisian Equalising : 2,33 V/C ( setting range : 52 s.d 60 V DC)

• Rating arus keluaran : 120 A

• Tegangan masukan nominal : 3 phasa AC 400 V…-20%. + 15%

Masukan AC (Alternating Current Input)

• Rating Tegangan Kerja : 184 s.d 265 V

• Frekuensi Nominal : 50/60 Hz

63 Converter (rectifier) merupakan suatu alat yang dapat mengubah sumber

listrik arus bolak – balik menjadi sumber listrik arus searah. Converter Siemens

Modules GR 60 48 V / 120 A merupakan penyedia sumber tegangan DC (Direct

Current) untuk network element MSC, Inverter, Intelegent Network (IN),

Transmisi, dan Router yang terbagi atas :

1) converter siemens system 7 (Rack 6)

Terdapat 4 (enam) modul converter

Kapasitas converter : 4 X 120 A

Beban yang terukur : 4 X 68 A

Tegangan yang disetting : 54 V

2) converter siemens system 8 (Rack 1)

Terdapat 6 (enam) modul converter

Kapasitas converter : 6 X 120 A

Beban yang terukur : 6 X 68 A

Tegangan yang disetting : 54 V

3) converter siemens system 9 (Rack 2)

Terdapat 6 (enam) modul converter

Kapasitas converter : 6 X 120 A

Beban yang terukur : 6 X 68 A

Tegangan yang disetting : 54 V

4) converter siemens system 10 (Rack 3)

Terdapat 6 (enam) modul converter

Kapasitas converter : 6 X 120 A

64 Tegangan yang disetting : 54 V

5) converter siemens system 11 (Rack 4)

Terdapat 6 (enam) modul converter

Kapasitas converter : 6 X 120 A

Beban yang terukur : 6 X 68 A

Tegangan yang disetting : 54 V

6) converter siemens system 12 (Rack 5)

Terdapat 6 (enam) modul converter

Kapasitas converter : 6 X 120 A

Beban yang terukur : 6 X 68 A

Tegangan yang disetting : 54 V

2. Powerware APR 48 Rectifier Module

Gambar 3.8 Converter Siemens Modules GR 60 48V/120 A

• Tegangan Keluaran Nominal : 48 V

Keluaran DC ( Direct Current output)

• Batas tegangan yang dapat diatur : 43 s.d 57.5 V

• Rating daya keluaran : 1500 W

65

• Tegangan masukan nominal : 240 V AC

Masukan AC (Alternating Current Input)

• Rating tegangan kerja : 185 s.d 275 V – pada suhu diatas 500C 150 s.d 185 V pada suhu diatas 300C

• Frekuensi nominal : 45 s.d 66 Hz

• Arus masukan : 12 A

Converter Powerware APR 48 Rectifier Module digunakan untuk network

element BSC dan TRC dengan rincian sebagai berikut :

1) converter BSC System 1

Terdapat 5 (lima) modul converter

Kapasitas converter : 5 X 31 A

Beban yang terukur : 54,7 A

Tegangan yang disetting : 54,48 Volt

2) converter BSC System 2

Terdapat 6 (enam) modul converter

Kapasitas converter : 5 X 31 A

Beban yang terukur : 49 A

Tegangan yang disetting : 54 Volt

3) converter BSC System 3

Terdapat 5 (lima) modul converter

Kapasitas converter : 5 X 31 A

Beban yang terukur : 50 A

66 4) converter TRC System 4

Terdapat 6 (enam) modul converter

Kapasitas converter : 6 X 31 A

Beban yang terukur : 50 A

Tegangan yang disetting : 54,48 Volt

5) converter TRC System 5

Terdapat 5 (lima) modul converter

Kapasitas converter : 6 X 31 A

Beban yang terukur : 42 A

Tegangan yang disetting : 54,48 Volt

6) converter TRC System 6

Terdapat 5 (lima) modul converter

Kapasitas converter : 6 X 31 A

Beban yang terukur : 50 A

Tegangan yang disetting : 54,48 Volt

BAB IV

ANALISA HASIL PENELITIAN

4.1 ANALISA SISTEM KELISTRIKAN DI PT.TELKOMSEL

Untuk menjaga agar network element tetap bekerja maka diperlukan

67 Negara), Diesel generator serta dari baterai yang harus bergantian dalam

pengoperasiannya.

Secara garis besar sistem kelistrikan di Perusahaan Telekomunikasi itu

melingkupi :

• Mains Supply ( Perusahaan Listrik Negara)

• Diesel Generator untuk cadangan catuan input tegangan AC

• Distribusi dan Instalasi listrik

• Converter (Rectifier) yang berfungsi untuk mengubah catuan AC menjadi DC

• Inverter yang berfungsi untuk mengubah catuan DC menjadi AC no-break

• Baterai yang merupakan catuan cadangan tegangan DC bila converter

mengalami gangguan.

• Grounding.

• Sistem Penerangan dan Air Conditioner.

• FAP (Fire Alarm Protection)

Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT. Telkomsel Central Japati

Tembung. Sistem kelistrikan dari network element dibagi atas dua sistem yaitu

sistem AC Power dan sistem DC Power. Sumber tegangan DC digunakan untuk

mensuplai network element seperti : RBS, TRC, BSC, Transmisi dan MSC,

sedangkan sumber tegangan AC dibagi tiga yaitu sumber AC biasa yang

digunakan untuk mensuplai daya listrik seperti penerangan dan air conditioner

(ac). Sumber tegangan AC Penting digunakan untuk mensuplai daya listrik untuk

68 MCB-02 MC-01 Interlocked Dari PLN Dari Genset RST Lamp VM VS CT1-AM RST Lamp VM VS A B MC-02 MCB-01 K01 K02 AMF CONVERTER SDP UPS Beban AC Biasa Beban AC Penting Beban AC Sangat Penting Bank Baterai Inverter

penting digunakan untuk mensuplai daya listrik untuk network element seperti

Intelegent Network, Router / Server dan VAS (value added service).

Untuk memindahkan energi listrik dari sumber listrik yang satu ke sumber

listrik yang lain secara bergantian dalam pengoperasian sistem power dibutuhkan

ATS. Biasanya ATS disertakan dengan AMF sebagai kontrol kendali.

Gambar 4.1Sistem Kelistrikan di PT. Telkomsel Central Japati Tembung

Sistem kerja panel ATS yang sering di temukan adalah kombinasi untuk

pertukaran sumber listrik baik dari baterai dan dari generator ke PLN maupun

sebaliknya, bilamana suatu saat sumber listrik dari PLN tiba – tiba padam, maka

ATS memerintahkan generator untuk start sekaligus bertugas memberikan

proteksi terhadap sistem generator, baik proteksi terhadap unit mesin yang berupa

pengamanan terhadap gangguan rendahnya tekanan minyak pelumas (low oil

pressure) maupun kondisi temperature mesin serta media pendinginannya, dan

juga memberikan perlindungan terhadap unit generatornya baik berupa

69 terhadap tegangan dan frekuensi generator. Apabila parameter yang diamankan

melebihi batas normal / setting maka tugas ATS adalah melepas hubungan arus

listrik ke beban sedangkan AMF bertugas untuk memberhentikan kerja mesin.

Apabila generator yang dijalankan beroperasi dengan baik, berikutnya

ATS bertugas memindahkan sambungan dari sebelumnya yang tersambung

dengan PLN dipindahkan secara otomatis ke sisi generator, sebelumnya baterai

menyuplai listrik ke generator untuk proses starting generator dan pada saat itu

baterai juga menyuplai listrik ke sisi beban hingga generator beroperasi secara

normal, kemudian ATS memutus sambungan dari baterai ke generator. Setelah

generator beroperasi maka secara otomatis dihubungkan ke beban.

Apabila kemudian PLN kembali normal, selanjutnya ATS bertugas untuk

mengembalikan jalurnya dengan memindahkan switch kembali ke sisi utama dan

untuk kemudian di susul dengan tugas AMF untuk memberhentikan kerja mesin

diesel tersebut, demikian seterusnya semua sistem kontrol dikendalikan secara

otomatis berjalan dengan sendirinya.

4.2 ANALISA KAPASITAS CONVERTER

Converter atau biasa disebut dengan rectifier adalah alat yang digunakan

untuk mengubah sumber arus bolak -balik (AC) menjadi sumber arus searah

70

• Pengubah catuan input tegangan AC menjadi catuan output tegangan DC yang sesuai dengan karakteristik beban.

• Memelihara kapasitas baterai dengan fasilitas pengisian kembali (recharge baterai), pengisian kompensasi self discharge (floating charge) maupun

pengisian penyesuaian (equalizing charge).

• Memberikan catuan tegangan DC yang aman terhadap beban yang berubah – ubah.

Menjamin suplai arus ke beban dari 0 % sampai dengan 100 %.

Dari penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa PT. Telkomsel Central

Japati Tembung menggunakan 2 (dua) jenis converter yaitu :

1. Converter Siemens Modules GR 60

2. Converter Powerware APR 48 Rectifier Module

4.2.1 Analisa Kapasitas Converter Siemens Modules GR 60

Spesifikasi Converter Siemens Modules GR 60

• Tegangan keluaran nominal : 48 Volt Keluaran DC (Direct Current Output)

• Pengisisian Floating : 2,23 V/C ( setting range : 51 s.d 58 V DC)

• Pengisian Equalising : 2,33 V/C ( setting range : 52 s.d 60 V DC)

• Rating arus keluaran : 120 A

• Tegangan masukan nominal : 3 phasa AC 400 V…-20%. + 15%

Masukan AC (Alternating Current Input)

• Rating Tegangan Kerja : 184 s.d 265 V

71

• Arus masukan : 10,5 A

Converter Siemens Modules GR 60 digunakan untuk penyediaan sumber

tegangan DC untuk network element : MSC, Inverter, Intelegent Network (IN),

Transmisi, dan Router.

Dari electrical data diatas diketahui bahwa converter siemens modules GR 60

mempunyai catuan input tegangan AC 3 phasa, 50 Hz dari main supply (PLN)

ataupun generator yang masuk melalui Panel MDP yang kemudian didistribusikan

ke masing – masing unit converter.

Converter Siemens GR 60 memperoleh catuan masukan dari dua SDP :

1) SDP rectifier siemens #1

( Rectifier system 7,8,9 dan Static By Pass Inverter 1,2,3 )

Dari hasil pengukuran diperoleh data pengukuran :

Load R = 105 A

Load S = 108 A

Load T = 104 A

Maka dapat kita hitung daya listrik yang dihasilkan oleh masing – masing

phasa dengan Faktor daya (cos = 0,85).

PR = V x I cos = 220 Volt AC x 105 A x 0,85 = 19,635 kwatt. Ps = V x I cos = 220 Volt AC x 108 A x 0,85 = 20,196 kwatt. Pt = V x I cos

72 = 220 Volt AC x 104 A x 0,85

= 19,448 kwatt.

Maka daya total yang dihasilkan oleh SDP rectifier siemens #1 & Static By

Pass Inverter 1,2,3 adalah :

PT = P1 + P2 + P3

= 19,635 + 20,196 + 19,448

= 59,279 kwatt.

2) SDP rectifier siemens #2

( Rectifier system 10,11,12 dan static by pass Inverter)

Dari hasil pengukuran diperoleh data pengukuran :

Load R = 118 A

Load S = 120 A

Load T = 117 A

Maka dapat kita hitung daya listrik yang dihasilkan oleh masing – masing

phasa dengan Faktor daya (cos = 0,85).

PR = V x I cos = 220 Volt AC x 118 A x 0,85 = 22,066 kwatt. Ps = V x I cos = 220 Volt AC x 120 A x 0,85 = 22,44 kwatt. Pt = V x I cos

73 Bank Baterai Fuse Fuse Converter Fuse Beban = 220 Volt AC x 117 A x 0,85 = 21,879 kwatt.

Maka daya total yang dihasilkan oleh SDP rectifier siemens #2 adalah :

PT = P1 + P2 + P3

= 22,066 + 22,44 + 21,879

= 66,385 kwatt.

Converter siemens modules GR 60 48V / 120 A merupakan salah satu

converter yang banyak digunakan di perusahaan telekomunikasi. Dalam

pengoperasiannya converter ini dirancang secara paralel yaitu keluaran tegangan

DC converter diparalelkan dengan baterai dan beban pada terminal –terminal yang

tersedia.

Alasan – alasan converter dihubungkan paralel dengan beban dan baterai adalah :

1. Nilai tegangan nominal yang akan diterima oleh semua network element akan

sama.

2. Penyediaan sumber arus searah (DC) untuk semua network element akan di

suplai oleh semua converter unit.

3. Apabila converter system mengalami gangguan maka baterai akan langsung

74 Converter Terminal Positif Terminal Negatif Vac 3 Phasa Fuse

Gambar 4.2 Sistem Paralel Converter

Gambar 4.3 Sistem Paralel Converter siemens modules GR 60

Pada gambar diatas kita dapat mengamati bahwa keluran DC dari

converter dihubungkan paralel dengan baterai dan catuan untuk network element

pada terminal positif untuk catuan tegangan positif dan terminal negatif untuk

75

Converter

2,25 V/sel

Di PT. Telkomsel Central Japati tembung terdapat 34 (tiga puluh empat)

modul converter siemens modules GR 60 yang dihubungkan secara paralel ke

beban dan baterai. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh data – data

• Beban yang terukur pada setiap modul = 68 A

• Tegangan keluaran yang disetting = 54 Volt

Beban yang terukur pada converter merupakan distribusi beban / arus

listrik yang mengalir dari semua converter yang dihubungkan paralel ke network

element sehingga arus total (beban total) dari network element dapat dihitung :

Beban total = 68 A x 34 Modul Converter

= 2312 A.

Tegangan keluaran pada converter sebesar 54 volt DC diperoleh dengan

melakukan setting / pengaturan tegangan pada converter yang disesuaikan dengan

metode pengisian Floating untuk baterai Sonnenschein dryfit A600 yaitu

2,25 Volt/Cell pada suhu 20 0C (lihat tabel 3.2 Pengaruh temperatur terhadap

pegisian baterai). Pengisian Floating merupakan Pengisian kompensasi yang

dimaksudkan untuk menjaga kapasitas baterai agar selalu dalam kondisi penuh

akibat adanya pengosongan diri (self discharge) yang besarnya 1% dari kapasitas

Tegangan Floating = 2,25 Volt x Jumlah Cell baterai

= 2,25 Volt x 24 Cell baterai

76 Gambar 4.4 Pengisian Baterai Floating

Sedangkan tegangan yang diberikan oleh converter pada pengisian Boost

atau pengisian khusus untuk memulihkan baterai secara cepat setelah adanya

pengosongan yang banyak, misalnya pada sistim operasi charge discharge yang

belum mendapat catuan PLN sebesar 2,35 Volt / Cell ((lihat tabel 3.2 Pengaruh

temperatur terhadap pegisian baterai). Sehingga apabila baterai dalam kondisi

tidak penuh maka converter akan secara otomatis (setting pada converter) akan

memberikan tegangan sesuai dengan tegangan Boost sebesar :

Tegangan Boost = 2,35 Volt x Jumlah Cell baterai

= 2,35 Volt x 24 Cell baterai

= 56,4 Volt DC

Dari analisa diatas maka dapat dihitung daya listrik yang diberikan oleh

seluruh modul Converter siemens modules GR 60 48V / 120 A dalam keadaan

normal sebesar :

Pterpakai = V x I

= 54 Volt DC x 2312 A

= 124,848 kwatt

Sedangkan kapasitas daya Converter yang tersedia sebesar :

77 = 54 Volt DC x 120 A x 34 Modul

= 220,32 kwatt.

Sehingga kita dapat menghitung efisiensi penggunaan converter apabila

bekerja dengan beban normal sebesar :

utilisasi

= Ptersedia Pterpakai X 100 % = kwatt. 220,32 kwatt 124,848 X 100 % = 56,6 %.

Untuk menghindari terjadinya lonjakan beban yang disebabkan oleh

pengisian boost pada baterai, maka kapasitas converter harus disesuaikan dengan

kapasitas baterai yang terpasang setidaknya kapasitas arusnya harus mencukupi

untuk pengisian baterai yang sesuai jenisnya, untuk baterai lead acid (baterai

asam) yaitu (0,1 x kapasitas baterai) + beban statis. Baterai Sonnenschein dryfit

A600 yang digunakan pada sistem converter Siemens Modules GR 60 merupakan

jenis baterai asam (lead acid). Sehingga dapat dihitung jumlah modul converter

yang harus tersedia jika terjadi beban puncak.

Beban puncak converter (Kc) = (0,1 x kapasitas baterai) + beban statis

Kc = ( 0,1 x 10.000 Ah ) + 2312 A

Kc = 1000 + 2312

Kc = 3312 A.

*diketahui : Kapasitas baterai 10.000 Ah C10

78 Sehingga jumlah converter yang harus tersedia sebanyak :

Jumlah modul converter = Beban puncak / arus keluaran converter

=

A A 120 3312

= 27,6 atau ± 28 modul converter.

Converter converter siemens GR60 yang terpasang di PT.Telkomsel Central

Japati Tembung sebanyak 34 modul, ini berarti terdapat 6 modul converter

siemens GR60 yang beroperasi dalam keadaan stand by. Hal ini dimaksudkan

agar apabila terdapat masalah di salah satu modul, maka sistem kelistrikan DC

tidak mengalami gangguan.

4.2.2 Analisa Kapasitas Converter Powerware APR 48 Rectifier Module

• Tegangan Keluaran Nominal : 48 V

Keluaran DC ( Direct Current output)

• Batas tegangan yang dapat diatur : 43 s.d 57.5 V

• Rating arus keluaran : 31 A @ 48 V

• Tegangan masukan nominal : 220 V AC

Masukan AC (Alternating Current Input)

• Rating tegangan kerja : 185 s.d 275 V – pada suhu diatas 500C 150 s.d 185 V pada suhu diatas 300C

• Frekuensi nominal : 45 s.d 66 Hz

• Arus masukan : 12 A

Converter Powerware APR 48 Rectifier Module digunakan untuk

79 Dari electrical data diatas diketahui bahwa converter Powerware APR 48

Rectifier Module mempunyai catuan input tegangan AC 1 phasa dengan tegangan

± 220V AC. 50 Hz dari main supply (PLN) ataupun generator yang masuk

melalui Panel MDP yang kemudian didistribusikan ke masing – masing unit

converter.

Seperti converter Siemens Modules GR 60, dalam pengoperasiannya

converter Powerware APR 48 juga dihubungkan paralel dengan beban dan baterai.

Untuk converter Powerware APR 48 Rectifier Module, tegangan keluaran

pada converter merupakan tegangan yang disetting untuk pengisian baterai

Sonnenschein S12 /130 A secara Floating sebesar 2,27 Volt / cell dan Boost

sebesar dari 2,45 volt/cell yang kemudian akan turun pada tegangan 2,35

Volt /cell. (lihat Tabel 3.4 Pengaruh temperatur terhadap pegisian baterai).

pada suhu 20 0C sehingga :

Tegangan Floating = 2,27 Volt x Jumlah Cell

= 2,27 Volt x 24 Cell

= 54,48 Volt DC

Selain baterai Sonnenschein S12 /130 A, converter Powerware APR 48

Rectifier Module juga menggunakan baterai compact power 6CP-155Ah sebagai

sumber energi listrik DC cadangannya. Pada baterai compact power tegangan

pengisian floatingnya sebesar 2,25 V/cell pada suhu 20 0C.

Tegangan Floating = 2,25 Volt x Jumlah Cell baterai

= 2,25 Volt x 24 Cell baterai = 54 Volt DC

4.2.2.1Analisa Kapasitas Converter Powerware APR 48 Rectifier Module

80 Network element BSC system 1

• Beban yang terukur = 54,7 A

• Tegangan keluaran yang disetting = 54,48 Volt DC

• Jumlah modul yang beroperasi = 5 modul.

• Baterai yang digunakan = Sonnenschein S12 /130 A

Dari data diatas dapat dihitung efisiensi penggunaan modul converter Powerware

APR 48 rectifier Module untuk network element BSC system 1

Pterpakai = V x I

= 54,48 Volt DC x 54,7 A = 2,98 kwatt

Sedangkan kapasitas daya Converter yang tersedia sebesar :

P tersedia = V x I x Jumlah Modul Conveter

= 54,48 Volt DC x 31 A x 5 Modul

= 8,44 kwatt.

Sehingga kita dapat menghitung efisiensi penggunaan converter apabila bekerja

dengan beban normal sebesar :

utilisasi

= Ptersedia Pterpakai X 100 % = kwatt. 8,44 kwatt 2,98 X 100 % = 35,3 %.

Untuk menghindari terjadinya lonjakan beban yang disebabkan oleh

Dokumen terkait