Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
STUDI KAPASITAS CONVERTER DAN BANK BATERAI
SEBAGAI SUMBER TENAGA LISTRIK
DI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Teknik Elektro
Universitas Sumatera Utara
Oleh:
050 422 033
KHAIRUL AMRI
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSION
FAKULTAS TEKNIK
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
LEMBAR PENGESAHAAN
STUDI KAPASITAS CONVERTER DAN BANK BATERAI
SEBAGAI SUMBER TENAGA LISTRIK
DI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Elektro
Oleh: 050 422 033 KHAIRUL AMRI
Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing
Ir. RISWAN DINZI, MT
Nip : 131 803 349
Diketahui oleh,
Pelaksana Harian Ketua Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik USU,
NIP: 194610221973021001 Prof. DR. Ir. USMAN BAAFAI
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSION FAKULTAS TEKNIK
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
ABSTRAK
STUDI KAPASITAS CONVERTER DAN BANK BATERAI SEBAGAI SUMBER TENAGA LISTRIK
DI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI
Dengan pentingnya sumber energi listrik dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam teknologi telekomunikasi, maka energi listrik menjadi tuntutan yang harus dipenuhi guna menjaga ketersediaan jaringan komunikasi khususnya komunikasi selular atau Global System For Mobile (GSM).
Sistem Kelistrikan yang digunakan pada Teknologi Telekomunikasi bertujuan untuk menjamin ketersediaan daya listrik bagi network element (NE) serta melindungi network element dari gangguan yang bersifat kelistrikan seperti Overcurrent, under/over voltage. Network element yang terdapat pada teknologi telekomunikasi adalah Base Transceiver Station (BTS), Base Station Controller (BSC), Mobile Service Switching Center (MSC), Transmisi, Intelegent Network (IN), Value Added Service (VAS dan Router.
Pada dasarnya perangkat-perangkat Telekomunikasi tersebut mempunyai asupan tegangan DC (direct Current). Disebabkan penyediaan listrik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) mempunyai sumber arus bolak-balik / Alternating Current (AC), maka harus ada converter yang dapat mengubah sumber arus bolak – balik tersebut menjadi sumber arus searah atau Direct Current (DC). Selain itu, untuk menjaga kesinambungan ketersediaan sumber arus searah (DC) ini, maka harus ada pencatuan arus searah DC cadangan pada sistim tanpa terputus (no-break) apabila terjadi gangguan pada catuan utama dari PLN.
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini dengan baik.
Tugas akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan
untuk memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana strata satu
di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul tugas akhir ini adalah “Studi Kapasitas Converter dan Kemampuan
Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi”.
Selama dalam masa perkuliahan sampai menyelesaikan tugas akhir ini
penulis banyak memperoleh bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Karena
itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Ayahanda H. Amarullah dan Ibunda Hj. Siti Hadijah yang tercinta, yang telah
begitu banyak memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis.
2. Bapak Prof. DR. Ir. Usman Baafai, Ketua Jurusan Departemen Teknik Elektro
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Almarhum Ir. Nasrul Abdi, MT. Yang telah memberikan bimbingan
awal kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Ir. Riswan Dinzi, MT. selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang
telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis.
5. Bapak Rinaldi A Rianda, Spv Mechanical Electrical Sumbagut Regional
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
6. Bapak Rachmad Fauzi, ST. MT Sekretaris Jurusan Teknik Elektro FT-USU
7. Bapak Ir. Eddy Warman selaku dosen wali penulis.
8. Para staff pengajar dan pegawai Jurusan Teknik Elektro FT – USU.
9. Rekan – rekan mahasiswa Teknik Elektro PPSE stambuk 2005 yang telah
banyak membantu dalam penulisan laporan ini.
Akhirnya penulis berharap agar Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, dan semoga Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita semua. Amin
Medan, 26 November 2009
Penulis,
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
DAFTAR ISI
DAFTAR JUDUL
LEMBARAN PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Metode Penulisan 3
1.5 Sistematika Penulisan 3
BAB II DASAR TEORI 2.1 GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM) 5
2.1.1 Switching Subsystem (SSS) 6
2.1.2 Base Station System (BSS) 7
2.1.3 Operating And Support System (OSS) 8
2.2 SISTEM KELISTRIKAN 2.2.1 Arus Listrik 8
2.2.2 Faktor Daya dan Daya Kompleks
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
2.2.4 Hubungan Seri dan Pembagi Tegangan
2.2.5 Hubungan Paralel dan Pembagi Arus
2.2.6 Generator
2.2.7 Sistem DC Power
2.2.7.1 Instalasi Sistem DC Power
2.2.7.2 Pola Instalasi DC Power
2.2.8 Panel
2.2.9 ATS dan AMF
2.3 CONVERTER (RECTIFIER) 17
2.3.1 Jenis - Jenis Converter 17
2.3.2 Prinsip Operasi Converter Thyristor 18
2.3.3 Converter Penuh Satu Fasa 19
2.3.4 Converter Penuh Tiga Fasa 21
2.4 BATERAI 2.4.1 Bagian – Bagian Baterai 24
2.4.2 Prinsip Kerja Baterai 25
2.4.3 Prinsip Kerja Baterai Asam – Timah 26
2.4.4 Prinsip Kerja Baterai Basa / Alkali 28
2.4.5 Jenis-jenis Baterai 2.4.5.1Baterai Asam ( Lead Acid Storage Battery) 29
2.4.5.2Baterai Basa / Alkali ( Alkaline Storage Battery ) 30
2.4.5.3Berdasarkan elektrolitnya 2.4.6 Cara – Cara Pengisian Baterai 31
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
2.4.7.1Hubungan Seri 33
2.4.7.2Hubungan Paralel 33
2.4.7.3Hubungan Kombinasi 34
2.4.8 Kapasitas Baterai 35
BAB III PENELITIAN DAN HASIL PENGUKURAN
3.1 SISTEM KELISTRIKAN DI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI 36
3.2 PENELITIAN KAPASITAS BANK BATERAI 39
3.3 PENELITIAN KAPASITAS CONVERTER (RECTIFIER) 44
BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN
4.1 ANALISA SISTEM KELISTRIKAN DI PT.TELKOMSEL 49
4.2 ANALISA KAPASITAS CONVERTER (RECTIFIER) 52
4.2.1 Analisa Kapasitas Converter Siemens Modules GR 60 52
4.2.2 Analisa Kapasitas Powerware APR 48 Rectifier Module 58
4.3 ANALISA KAPASITAS BATERAI
4.3.1 Baterai Sonnenschein dryfit A600 65
4.3.2 Baterai Sonnenschein S12 /130 A C100 68
4.3.3 Baterai Compact Power 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN 83
5.2 SARAN 84
DAFTAR PUSTAKA
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kemajuan teknologi memungkinkan manusia hidup dalam suasana yang nyaman dan serba praktis. Hal ini semua dimungkinkan dengan adanya energi listrik. Energi listrik sampai saat ini masih memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan baik untuk rumah tangga, usaha industri, kegiatan sosial
seperti rumah sakit, rumah ibadah dan dalam peranannya dapat mendorong
kegiatan ekonomis sebagai penunjang kemajuan pembangunan Bangsa dan
Negara.
Pemakaian energi listrik dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat,
sesuai dengan perkembangan beban dengan bertambahnya konsumen listrik untuk
perusahaan besar maupun kecil. Salah satu perusahaan yang terus
mengembangkan kualitas dan kuantitas jaringannya adalah Perusahaan
Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Telkomsel memiliki cakupan jaringan
GSM/GPRS/EDGE/3G paling luas di Indonesia dengan menyediakan cakupan
jaringan suara sama luasnya dengan cakupan jaringan data. Selain itu, jaringan
Telkomsel telah melingkupi lebih dari 95% dari total area populasi Indonesia,
termasuk kota besar, kabupaten, dan kecamatan. Oleh sebab itu, untuk menjaga
kestabilan jaringan yang baik maka harus di dukung oleh penyediaan listrik yang
baik. Maka dari itu penulis akan menyajikan penelitian dan analisa mengenai
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
1.2Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan utama dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1) Mempelajari dan menganalisa penggunaan serta pola installasi converter dan
baterai yang sesuai dengan kebutuhan beban yang terdapat di Perusahaan
Telekomunikasi.
2) Mempelajari dan menganalisa sistem cadangan sumber tenaga listrik
(back-up Power) dengan menggunakan Bank Baterai dan cara menghitung
kapasitas baterai serta menghitung kemampuan waktu backup baterai yang
dibutuhkan oleh masing – masing network element.
3) Mengetahui sistem kerja berbagai perangkat telekomunikasi
4) Untuk memenuhi persyaratan kelulusan sarjana di Departemen Teknik Elektro
Universitas Sumatera Utara.
1.3Batasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan tentang sistem tenaga listrik pada
teknologi telekomunikasi, maka untuk mendapatkan hasil tulisan yang maksimal
penulis perlu membatasi masalah yang dibahas. Adapun batasan masalah dalam
tulisan ini adalah:
1) Tidak membahas secara menyeluruh seluruh peralatan dan rangkaian
elektronika sebagai komponen pendukung converter.
2) Tidak membahas penerapan perangkat listrik lainnya selain sistem kelistrikan
PT. Telkomsel, converter (rectifier) dan bank baterai yang digunakan di
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
1.4Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah :
1) Studi literature, berupa studi kepustakaan dan kajian dari buku – buku teks
pendukung.
2) Studi diskusi, berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing dan pembimbing
perusahaan mengenai masalah – masalah yang timbul selama penulisan tugas
akhir.
3) Studi penelitian, melakukan penelitian dan analisa di Perusahaan
Telekomunikasi PT. TELKOMSEL Central Japati Jl. Letda Sudjono No.252
Medan untuk mendapatkan data – data yang diperlukan.
1.5Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman terhadap tugas akhir ini maka penulis
menyusun sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan uraian tentang latar belakang masalah, tujuan
penulisan, batasan masalah, metode pembahasan dan sistematika
penulisan laporan.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini membahas tentang teori dasar sistem kerja teknologi
telekomunikasi, sistem kelistrikan, sistem DC power, penerapan
converter (rectifier) serta aplikasi baterai sebagai pencatuan arus
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
BAB III PENELITIAN DAN HASIL PENGUKURAN
Bab ini membahas tentang hasil Penelitian serta hasil pengukuran
langsung dari sistem kelistrikan di Perusahaan Telekomunikasi
PT. Telkomsel.
BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai analisa dari sistem Power di
Perusahaan Telekomunikasi, analisa mengenai kapasitas dan pola
installasi converter, kapasitas dan pola installasi baterai serta
proses charge dan discharge baterai sebagai bagian dari sistem DC
Power.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup laporan yang berisikan kesimpulan dan
saran-saran yang diperoleh penulis dari hasil penelitian ataupun
analisa data – data yang di peroleh.
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
BSC
BSC
MSC/ VLR
EIR
HLR/AuC
OMC - R
OMS
PSTN/ISDN Other Netwok
OMS SSS
BSS
BAB II
DASAR TEORI
2.1GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM)
Global system for mobile communication (GSM) merupakan sistem
telepon mobile yang terdiri dari beberapa band frekuensi yaitu GSM 900, GSM
1800, GSM 1900. Jaringan GSM terbagi dalam 3 (tiga) sistem utama, yaitu :
Switching Subsystem (SSS), Base Station System (BSS), dan Operation and
Support System (OSS).
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
2.1.1 Switching Subsystem (SSS)
Switching Susbsystem adalah unsur jaringan GSM yang berfungsi
memproses panggilan yang ada serta fungsi – fungsi yang berkaitan dengan
pelanggan. Switching Subsystem mencakup unit – unit fungsional berikut ini :
1) MSC (Mobile Switching Center)
Fungsi dari MSC adalah :
• Routing panggilan dari dan ke Mobile Station.
• Memanajemen seluruh panggilan.
• Gateway ke network lain (PSTN, ISDN, Selular lain).
• Memberikan layanan supplementary dan services.
• Billing dan charging.
• Menyediakan fasilitas announcement.
2) VLR (Visitor Location Register)
Visitor Location Register merupakan database yang memiliki informasi
pelanggan sementara yang diperlukan oleh MSC untuk melayani pelanggan
yang berkunjung dari area lain.
3) HLR (Home Location Register)
Home Location Register adalah database yang digunakan untuk menyimpan
dan mengatur data-data pelanggan. Home Location Register dianggap sebagai
database yang paling penting sejak Home Location Register dapat
menyediakan data-data pelanggan tetap, termasuk status layanan pelanggan,
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
2.1.2 Base Station System (BSS)
Semua fungsi hubungan radio dijalankan oleh BSS. BSS terdiri dari
Transcoder Controller ( TRC ), Base Station Controller ( BSC ), dan Radio Base
Station (RBS). Semua fungsi yang berhubungan dengan radio dilaksanakan oleh
BSS terdiri dari :
1) BSC (Base Station Controller)
BSC mengatur semua fungsi hubungan radio dari jaringan GSM. BSC adalah
switch berkapasitas besar yang menyediakan fungsi seperti handover HP,
penyediaan chanel radio, kumpulan dari konfigurasi data beberapa cell,
interface ke arah MSC, BTS, dan OMC dan mengendalikan BTS – BTS yang
dibawahnya.
2) TRANSCODER CONTROLLER ( TRC )
TRC menghubungkan BSS dengan kemampuan adaptasi kecepatan. Perangkat
yang menjalankan adaptasi kecepatan disebut transcoder.
Kecepatan bit per chanel dikurangi dari 64 Kbps menjadi 16 Kbps. Ini
mengamankan jalur transmisi antara MSC ke BSC.
3) RADIO BASE STATION ( RBS )
RBS mengendalikan hubungan radio ke handphone (beriteraksi langsung
dengan Mobile Station melalui Radio / Air Interface), Satu RBS dapat
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
2.1.3 Operating And Support System (OSS)
Operation and Maintenance Center (OMC) terhubung dengan semua
perlengkapan yang ada di Switching Subsystem (SSS) dan BSS. Implementasi
dari OMC inilah yang disebut sebagai Operation and Support System (OSS). OSS
adalah suatu system fungsional yang digunakan oleh operator untuk memonitor
serta mengendalikan keseluruhan system. OSS bertujuan untuk memberikan
dukungan efektif terhadap aktifitas operasional dan maintenance yang terpusat,
regional atau local yang sangat dibutuhkan oleh sebuah jaringan GSM.
2.2SISTEM KELISTRIKAN 2.2.1 Arus Listrik
Arus listrik disimbolkan dengan huruf I (berasal dari kata
perancis:intensite), di definisikan sebagai perubahan kecepatan muatan terhadap
waktu, atau pengertian lainnya adalah muatan yang mengalir dalam satuan waktu.
Jadi, arus sebenarnya adalah muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut
bergerak maka akan muncul arus, tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus
pun akan hilang. Muatan akan bergerak jika ada energi luar yang
mempengaruhinya. Muatan adalah satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari
atom. Di dalam teori atom modern, dinyatakan bahwa atom terdiri dari partikel
inti ( proton yang bermuatan (+) dan neutron yang bersifat netral) yang dikelilingi
oleh muatan elektron (-). Jadi, normalnya atom bermuatan netral.
Muatan terdiri dari dua jenis yaitu bermuatan positif dan bermuatan
negatif. Arah arus listrik searah dengan arah muatan positif atau berlawanan
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
t I
I
t 0
kehilangan elektron, dan menjadi negatif apabila menerima elektron dari partikel
lain. Arus listrik terbagi atas dua jenis :
1) Arus Searah DC (Direct Current).
Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai polaritas yang tetap atau
konstan terhadap satuan waktu, artinya dimanapun kita meninjau arus
tersebut pada waktu yang berbeda akan mendapatkan nilai polaritas yang
sama. Nilai polaritas bisa selalu bernilai positif ataupun selalu bernilai
negatif.
2) Arus Bolak – Balik AC (Alternating Current).
Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai polaritas yang berubah- ubah
terhadap satuan waktu. Pada satu waktu nilai polaritasnya positif, tetapi
pada selang waktu lain nilai polaritasnya negatif.
Gambar 2.2 Arus Searah Gambar 2.3 Arus bolak – balik
2.2.2 Faktor Daya dan Daya Kompleks
Diketahui bahwa daya rata – rata bukan fungsi rms dari arus dan tegangan
saja. Tetapi ada unsur perbedaan sudut Phasa arus dan tegangan. Jika arus dan
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan
Arus yang mengalir pada sebuah tahanan, akan menimbulkan tegangan
pada tahanan sebesar :
Vr = Ir r
Sehingga
P = Vr . Im . Cos
Karena tidak adanya beda Phasa antara arus dan tegangan pada tahanan, maka
sudut = 00
sehingga :
P = V. I
Untuk induktor dan kapasitor, arus yang mengalir pada elemen – elemen
ini masing – masing akan tertinggal dan terdahulu sebesar 900 terhadap tegangan
VL = IL . jwL
Daya rata – rata elemen – elemen ini adalah nol.
Tegangan dikalikan dengan arus disebut daya semu. Daya rata – rata
dibagi dengan daya nyata disebut faktor daya. Untuk arus dan tegangan sinusoid,
faktor daya dapat dihitung dengan rumus
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
θ dinamakan sudut faktor daya, sudut ini menentukan kondisi terdahulu atau
tertinggal tegangan terhadap arus.
Bila sebuah beban diberi tegangan. Impedansi dari beban tersebut akan
menentukan besar arus dan sudut Phasa yang mengalir pada beban tersebut.
Faktor daya merupakan petunjuk yang menyatakan sifat suatu beban.
Misalkan : Faktor daya beban pertama = 1 dan faktor daya beban kedua = 0,5.
Maka beban kedua akan membutuhkan 2 kali lebih besar arus beban yang
pertama. Untuk efisiensi dan operasi, diusahakan faktor daya mendekati satu.
Persamaan bilangan kompleks daya adalah :
S = Va . Ia [ VA ]
Dimana S = bilangan kompleks daya
Va dan Ia = besaran fasor
Ia = konjugasi kompleks dari Ia
Jika Va dan Ia dinyatakan sebagai
Va = V < 1
Ia = I < 2
Persamaan S menjadi :
S = V.I cos ( 1 – 2) + j V.I sin ( 1- 2)
1- 2 adalah sudut yang menyatakan besarnya sudut tegangan yang mendahului
arus. Bilangan nyata dari bilangan kompleks S di definisikan sebagai daya
rata – rata. Oleh karena itu, daya rata – rata ini sering disebut daya nyata atau
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan
Bagian imajiner dari bilangan kompleks S disebut daya reaktif dan diberi
simbol Q dengan satuan VAR. Sebagaimana daya nyata terdapat pada tahanan,
daya reaktif terdapat pada sebuah reaktansi. Daya reaktif positif akan terdapat
pada induktor dengan arus tertinggal terhadap tegangan. Dengan dasar itu pula,
daya reaktif negatif terdapat pada sebuah kapasitor.
2.2.3 Perhitungan Tiga Phasa
Hampir semua listrik yang digunakan oleh industri, dibangkitkan, di
transmisikan dan didistribusikan dalam sistem tiga phasa. Sistem tiga phasa ini
memiliki besar yang sama (untuk tegangan atau arus) tetapi mempunyai
perbedaan sudut sebesar 120 0 antar Phasanya. Sumbu ini disebut juga sumbu
yang seimbang.
Apabila sumber mensuplai sebuah beban seimbang, maka arus – arus yang
mengalir pada masing – masing penghantar akan memiliki besar yang sama dan
berbeda sudut Phasa sebesar 120 0 satu sama lain. Arus – arus ini disebut arus
yang seimbang. Gambar 2.4 memperlihatkan sebuah rangkaian sederhana dan
diagram fasor sebuah sistem seimbang.
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
Vcn
Ic
Van
Ia
Vbn Ib
b)
Gambar 2.4 Sistem Tiga phasa hubungan Y
Sistem pada gambar 2.4 disebut sistem urutan abc, dimana Phasa b tertinggal
120 0 terhadap Phasa a, dan Phasa c tertinggal 120 0terhadap Phasa b. Hanya satu
kemungkinan urutan lagi selain urutan abc yaitu acb. Beban pada gambar 2.4 a
dihubungkan dengan cara hubungan Y. Dalam hubungan tipe Y ini tegangannya
adalah tegangan kawat netral dan arus yang mengalir pada tiap Phasa beban
adalah arus kawat. Tegangan antara masing – masing kawat (saluran) dapat
dihitung sebagai berikut :
Vab = V an + Vnb = V an - Vbn
Vbc = Vbn - V cn
V ca = V cn - V an
Penulisan secara matematis dari gambar 2.4b untuk urutan Phasa abc dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Vab = V an . 3 .< 300
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
V ca = V cn . 3 .< 300
Masing – masing tegangan kawat – kawat terdahulu 300 dan 3 kali
besar terhadap tegangan kawat netral. Untuk urutan Phasa – Phasa acb persamaan
diatas akan menjadi :
Vab = V an . 3 .< - 300
Vbc = Vbn. 3 .< - 300
V ca = V cn . 3 .< - 300
Daya yang digunakan pada masing – masing Phasa pada beban adalah :
P1θ = V an .I1 . cos
Dimana I1 = arus I a
COS = faktor daya
Untuk sistem yang seimbang, daya total yang dipergunakan adalah
PT = P3θ = 3. V an .I1 . cos
= 3 . 3
VH
. I1. cos
= 3 . VH . I1 . cos
dimana :
VH = tegangan kawat ke kawat
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan
Gambar 2.5 Sistem tiga phasa hubungan delta
Baban pada gambar 2.4 adalah terhubung secara bintang (Y). Selain hubungan
bintang ini masih terdapat satu buah hubungan lain untuk beban yang seimbang,
yaitu hubungan delta (∆) seperti digambarkan pada gambar 2.5. Tegangan pada
hubungan delta ini adalah tegangan kawat ke kawat. Hubungan antara arus kawat
dengan arus yang mengalir pada beban dapat dijelaskan dengan rumus :
I a = Iab + I ac = Iab- I ca
Ib = Ibc - Iab
I c = I ca - Ibc
Hubungan antara arus kawat pada hubungan delta untuk urutan Phasa abc dan acb
dapat dijelaskan melalui persamaan – persamaan di bawah ini :
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
Ib = Ibc. 3 .< - 300
I c = I ca . 3 .< - 300
Untuk urutan Phasa acb, arus terdahulu 300 terhadap arus Phasa.
Daya yang dikonsumsi setiap Phasa pada beban gambar 2.5 adalah
P1θ = VH.Iab . cos
Dimana
VH = Tegangan Vab
Cos = faktor daya
Untuk sistem yang seimbang, daya total yang dikonsumsi ke beban adalah :
PT = 3 . P1θ = 3 VH . Iab. cos
= 3 . VH. 3 1
I
. Cos
= 3. VH. I1. Cos
dimana : I1 = arus kawat
Dengan memperhatikan persamaan diatas, maka tampak kedua persamaan
itu adalah sama. Hal ini berarti, jika tegangan kawat – kawat, arus kawat dan Cos
diketahui maka daya yang dikonsumsi dapat dihitung tanpa perlu mengetahui
bentuk hubungan dari beban tersebut. Dengan persamaan yang sama, dapat
diketahui bahwa
|ST| = 3 . VH. I1
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
2.2.4 Hubungan Seri dan Pembagi Tegangan
Dalam rangkaian listrik arus searah, jika resistor dihubungkan secara seri,
maka kuat arus yang melalui tiap resistor adalah sama, yaitu sama dengan kuat
arus yang melalui resistor penggantinya ( I1= I2= I3=Iek). Beda potensial
(tegangan) tiap resistor dapat dihitung dengan hukum ohm
V = I x R
V1 = R1.I1 dan V2 = R2.I2 dan V3 = R3.I3 maka Vek = Rek.Iek
Jumlah tegangan dapat dihitung : V1 + V2 + V3 = Vek
2.2.8 Hubungan Paralel dan Pembagi Arus
Dalam susunan paralel, tegangan tiap resistor adalah sama, yaitu sama
dengan tegangan resistor penggantinya. V1= V2= V3 = Vek
Jumlah kuat arus : I1 + I2 + I3 = Iek
Yang dimaksud beban DC, bukan hanya beban yang bersifat resistif saja
tetapi suatu beban yang memerlukan input tegangan DC. Adapun untuk
mendapatkan input tegangan DC, dapat dilakukan dengan menyearahkan tegangan
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
2.2.9 Generator
Generator adalah Mesin yang Mengubah Energi Mekanik Menjadi
Energi Listrik. Secara praktis generator sinkron selalu merupakan generator tiga
Phasa. Jika dua buah kumparan diletakkan pada alur yang berbeda pada stator seperti
ditunjukkan pada gambar 2.6, maka tegangan induksi yang dibangkitkan akan
memiliki beda phasa sebesar 120°. Sedang untuk generator 4 kutub ditunjukkan pada
gambar 2.7.
Gambar 2.6 Generator Sinkron Tiga Phasa Dua Kutub
Gambar 2.7 Generator Sinkron Tiga Phasa Empat Kutub
Dimana tiap-tiap fasa memiliki dua buah kumparan yang ditempatkan secara
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
phasa dapat dihubungkan seri atau paralel dan generator tiga fasa
kumparan-kumparannya umumnya dihubungkan bintang seperti ditunjukkan pada gambar
2.8
Gambar 2.8 Hubungan Belitan Stator Generator Tiga phasa
2.2.7 Sistem DC Power
DC Power adalah alat bantu utama yang sangat diperlukan sebagai
penyedia arus searah (direct current) yang digunakan untuk peralatan-peralatan
kontrol, peralatan proteksi dan peralatan lainnya yang menggunakan sumber arus
DC, baik untuk unit pembangkit dalam keadaan normal maupun dalam keadaan
darurat (emergency). Pada beberapa unit pembangkit kecil, khususnya
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) maupun Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD), sumber DC Power digunakan sebagai start-up unit. Dalam
instalasi sumber tegangan / arus searah (direct current / DC) meliputi panel-panel
kontrol, instalasi / pengawatan listrik, meter-meter, indikator dan perlengkapan
lainnya seperti : converter (rectifier), baterai dan inverter. Sumber Instalasi DC
Power dipasok oleh converter (rectifier) baik dari sumber 3 (tiga) phasa maupun
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
kebutuhan dan tingkat kepentingannya. Kapasitas baterai biasanya disesuaikan
dengan kebutuhan yang ada pada unit pembangkit itu sendiri baik sebagai back up
power ataupun start up unit cadangan.
2.2.7.1 Instalasi Sistem DC Power
Instalasi sistem DC power berfungsi untuk menyalurkan suplai DC yang
dipasok oleh converter (rectifier) tiga phasa maupun satu phasa yang dihubungkan
dengan baterai. Terdapat 3 (tiga) jenis instalasi atau suplai DC Power yang biasa
digunakan, antara lain:
1)
Instalasi DC power dengan sumber tegangan 220/250 Volt ini dipasok dari
converter (rectifier) yang dihubungkan dengan baterai pada panel DC. Dari panel
DC ini digunakan untuk mensuplai :
Instalasi Sistem DC Power 220 / 250 Volt
• DC Station Board, antara lain untuk motor-motor, indikator, lampu
penerangan dan lain – lain.
• Inverter yang digunakan untuk mensuplai Kontrol dan Instrumentasi pada
turbin, boiler, switchgear dll.
2)
Instalasi DC power dengan sumber tegangan 110/125 Volt ini dipasok dari
converter (rectifier) yang dihubungkan dengan baterai pada panel DC. Dari panel
DC ini digunakan untuk mensuplai 125 Volt DC Station Board, untuk mensuplai : Instalasi Sistem DC Power 110 / 125 Volt
• Kontrol dan instrumentasi seperti pada turbin,boiler,ash dan dash handling dll.
• Relay Proteksi.
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
AC 1
Batere 1
Converter 1
3)
Instalasi DC power dengan sumber tegangan 48 volt biasanya digunakan
untuk Telekomunikasi (Telepon / Facsimile) dan Teleproteksi (khusus di Gardu
Induk). Sedangkan instalasi DC power dengan sumber tegangan 24 volt DC biasa
digunakan pada Emergency Diesel Generator untuk Starting Aplications 24 Vdc. Instalasi Sistem DC Power 24 / 48 Volt
2.2.7.2 Pola Instalasi DC Power
Instalasi pada sistem DC power terdiri dari beberapa pola atau model
berdasarkan kondisi peralatan yang terpasang. Hal ini juga dipengaruhi oleh
tingkat keandalan yang dibutuhkan dan kemampuan dari sumber DC itu sendiri .
1) Pola Instalasi DC Power 1
Pola 1 ini terdiri dari 1 (satu) unit trafo, 1 (satu) unit converter (rectifier), 1
(satu) unit baterai dan 1 (satu) unit bus DC. Dalam hal ini pengaman utama dan
pengaman cadangan menggunakan MCB yang berbeda seperti terlihat pada
gambar 2.9
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
AC 1
Batere 1
Converter 1
AC 2
Batere 2
Interlock System
Converter 2
2)
Pola yang kedua ini terdiri dari : 2 (dua) unit trafo, 2 (dua) unit converter
(rectifier), 2 (dua) unit baterai dan 1 (satu) unit bus DC. Dalam hal ini pengaman
utama dan pengaman cadangan menggunakan MCB yang berbeda seperti terlihat
pada gambar di bawah ini. Pola operasinya adalah : Pola Instalasi DC Power 2
• Sistem 1 : sumber listrik 1, converter (rectifier) 1 dan baterai 1, beroperasi
memikul beban
• Sistem 2 : sumber listrik 2, converter (rectifier) 2 dan baterai 2, beroperasi
tanpa beban
Sistem 1 dan sistem 2 beroperasi secara bergantian yang dilakukan oleh
Interlock System DC Utama
Gambar 2.10 Pola 2 Instalasi Sistem DC Power
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
Converter 1
Batere 2
AC 2 AC 1
Batere 1
Kopel
Converter 2
Pola 3 ini terdiri dari : 2 (dua) unit trafo, 2 (dua) unit Converter (rectifier),
2 (dua) unit baterai dan 2 (dua) unit bus DC. Pengaman utama dan cadangan
menggunakan MCB yang berbeda. Pola operasinya adalah :
• Sistem 1 : Power supply 1, converter (rectifier) 1 dan baterai 1, beroperasi
memikul beban
• Sistem 2 : Power supply 2, converter (rectifier) 2 dan baterai 2, beroperasi
tanpa beban
Pada posisi normal sistem 1 dan sistem 2 operasi secara terpisah, posisi
MCB keluar (MCB kopel interlock dengan MCB sistem 1 dan sistem 2). Pada saat
pemeliharaan sistem 1, MCB sistem 1 dilepas maka MCB kopel akan masuk
secara otomatis. Demikian juga sebaliknya. Lihat diagram dibawah ini
Gambar 2.11 Pola 3 Instalasi Sistem DC Power
Pola instalasi diatas adalah hanya contoh dari sekian banyak pola instalasi
yang berkembang saat ini khususnya di unit pembangkit yang memerlukan
keandalan yang tinggi dengan pola pengoperasian yang tinggi juga.
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
Kombinasi panel – panel adalah bentuk dari perlengkapan hubung bagi
pada tempat pelayanannya, terbuat dari konduktif atau tidak konduktif yang di
pasang pada rangka yang dilengkapi dengan perlengkapan listrik seperti sakelar,
kabel dan rel. Perlengkapan hubung bagi yang di batasi dan dibagi – bagi dengan
baik menjadi petak – petak yang tersusun mendatar dan tegak dianggap sebagai
satu panel hubung bagi (PHB).
Terdapat tiga tingkatan (level) pada panel dalam mendistribusikan tenaga
listrik, main distribution level, sub distribution level, dan load level.
•
MDP (main distribution panel) menghubungkan langsung antara sumber
tenaga listrik dengan sub distribution panel (SDP). Digunakan terutama sekali
untuk : Safety disconnection, Coupling busbar section, Proteksi Busbar, Pemilihan
dalam perlengkapan proteksi yang dilengkapi oleh fuse, pemutus sirkit, dan
pemutus sirkit tidak otomatis. Main Distribution Panel (MDP)
•
SDP (sub distribution panel ) digunakan untuk : safety connection,
switching beban listrik, sistem lampu dan motor, proteksi kabel, jaringan listrik
dan beban, proteksi cadangan , proteksi terhadap tegangan lebih, kontrol, metering
dan pengukuran
Sub Distribution Panel (SDP)
2.2.10 ATS dan AMF
ATS adalah singkatan dari automatic Transfer Switch, yaitu proses
pemindahan sumber listrik dari sumber listrik yang satu ke sumber listrik yang
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
pengembangan dari COS atau yang biasa disebut secara jelas sebagai charge over
switch , beda keduanya adalah terletak pada sistem kerjanya, untuk ATS kendali
kerjanya dilakukan secara otomatis, sedangkan COS dikendalikan atau
dioperasikan secara manual.
AMF adalah singkatan dari Automatic Main Failure yang maksudnya
menjelaskan cara kerja otomatisasi terhadap sistem kelistrikan cadangan apabila
terjadi gangguan pada sumber listrik / penyulang listrik utama (Main), istilah ini
secara umum sering dijabarkan sebagai sistem kendali.
2.3CONVERTER
Converter sering juga disebut Rectifier adalah suatu rangkaian peralatan
listrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik bolak-balik (Alternating
Current, disingkat AC) menjadi arus listrik searah (Direct Current, disingkat DC),
yang berfungsi untuk pasokan DC power baik ke peralatan-peralatan yang
menggunakan sumber DC maupun untuk mengisi baterai agar kapasitasnya tetap
terjaga penuh sehingga kehandalan unit pembangkit tetap terjamin. Dalam hal ini
baterai harus selalu tersambung ke converter (rectifier).
Kapasitas converter (rectifier) harus disesuaikan dengan kapasitas baterai
yang terpasang, setidaknya kapasitas arusnya harus mencukupi untuk pengisian
baterai sesuai jenisnya yaitu
Baterai alkali = ( 0,2 x Kapasitas baterai ) + beban statis
Baterai Asam = ( 0,1 x kapasitas baterai ) + beban statis
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
Converter (rectifier) dengan Phasa terkendali dapat diklarifikasikan pada
dua tipe, tergantung pada suplai masukan
1) Converter (rectifier) satu Phasa
2) Converter (rectifier) tiga Phasa
setiap tipe dapat dibagi lagi menjadi : semiconverter, converter penuh,
dual converter. Semikonverter merupakan converter satu kuadran dan hanya
memiliki satu polaritas tegangan dan arus keluaran. Converter penuh merupakan
converter dua kuadran yang dapat memiliki tegangan keluaran baik positif dan
negatif, akan tetapi keluaran arus converter hanya dapat berharga positif.
Dua converter akan beroperasi pada empat kuadran yang dapat menghasilkan
tegangan dan arus keluaran berharga positif maupun negatif.
2.3.2 Prinsip Operasi Converter Thyristor
Perhatikan rangkaian gambar 2.12a dengan beban resistif. Selama
setengah siklus positif dari tegangan masukan, anoda thyristor relatif positif
terhadap katoda sehingga thyristor disebut terbias-maju. Ketika thyristor T1
dinyalakan pada t = , thyristor T1 akan tersambung dan tegangan masukan
akan muncul di beban. Ketika tegangan masukan mulai negatif pada t = , anoda
thyristor akan negatif terhadap katodanya dan thyristor T1 akan disebut terbias
mundur dan dimatikan. Waktu setelah tegangan masukan mulai positif hingga
thysistor dinyalakan pada t = disebut sudut delay atau sudut penyalaan .
Gambar 2.12b memperlihatkan daerah operasi dari converter dengan
tegangan dan arus keluaran memiliki polaritas tunggal. Gambar 2.12c
memperlihatkan bentuk gelombang tegangan masukan, tegangan keluaran, arus
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan
pada aplikasi industri karena keluarannya memiliki ripple yang tinggi dan
frekwensi ripple rendah. Jika fs merupakan frekuensi dari suplai masukan,
komponen frekuensi terendah pada tegangan ripple keluaran akan fs juga.
a) Rangkaian b) Kuadran
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
Gambar 2.12 Converter thyristor satu Phasa dengan beban resistif
2.3.3 Converter Penuh Satu Phasa
Rangkaian untuk converter penuh satu Phasa di perlihatkan pada gambar
2.13 dengan beban sangat induktif sehingga arus beban bersifat kontinyu dan
tanpa ripple. Sepanjang setengah siklus positif, thyristor T1 dan T2 terbias maju;
dan ketika thyristor – thyristor ini dianyalakan secara bersamaan pada t = ,
beban akan terhubung ke suplai melalui T1 dan T2. Akibat beban yang bersifat
induktif, thyristor T1 dan T2 akan terus tersambung saat waktu telah melewati t
= , walaupun tegangan masukan telah negatif. Selama setengah siklus tegangan
masukan negatif, thyristor T3 dan T4 akan terbias maju; penyalaan T3 dan T4
akan memberikan tegangan suplai sebagai tegangan bias mundur bagi T1 dan T2.
T1 dan T2 akan dimatikan melalui komutasi line (komutasi natural) dan arus
beban akan ditransfer dari T1 dan T2 ke T3 dan T4. Gambar 2.13b
memperlihatkan daerah operasi converter(rectifier) dan gambar 2.13c yang
memperlihatkan bentuk gelombang tegangan masukan, tegangan keluaran dan
arus masukan serta keluaran.
Selama periode dari ke , tegangan masukan Vs dan arus masukan is
akan positif, daya akan mengalir dari catuan ke beban. Saat itu converter(rectifier)
dikatakan berada pada mode operasi penyearahan. Selama periode dari ke + ,
tegangan Vs akan negatif, sedangkan is akan positif, sehingga terdapat aliran
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan
mode operasi inversi. Converter jenis ini digunakan secara ekstensif pada banyak
aplikasi industri sampai level daya 15 KW. Tergantung pada nilai , tegangan
keluaran rata – rata dapat positif ataupun negatif dan memberikan operasi pada
dua kumparan.
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan
Gambar. 2.13 Converter(rectifier) Penuh Satu Phasa
2.3.4 Converter Penuh Tiga Phasa
Converter tiga Phasa secara ekstensif digunakan pada banyak aplikasi
industri hingga level daya 120kW dengan daerah operasi dua kuadran. Gambar
2.14a memperlihatkan rangkaian converter penuh dengan beban yang sangat
indukt if. Rangkaian ini dikenal sebagai jembatan tiga Phasa. Thyristor dinyalakan
pada interval /3. Frekuensi ripple tegangan keluaran akan 6fs dan kebutuhan
proses filtering menjadi lebih ringan dari converter gelombang setengah maupun
semiconverter tiga Phasa. Pada t = /6 + , thyristor T6 telah tersambung dan
thyristor T1 akan dinyalakan. Selama interval ( /6 + ) ≤ t ≤ ( /2 + ), thyristor
T1 dan T6 tersambung dan tegangan line to line Vab = (Van- Vbn) akan muncul
sepanjang beban. Jika diberi nomor seperti pada gambar 2.14a, barisan penyalaan
akan 12,23,34,45,56 dan 61. Gambar 2.14b memperlihatkan bentuk gelombang
dari tegangan masukan, tegangan keluaran, arus masukan dan arus yang melalui
thyristor.
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
b) Bentuk Gelombang
Gambar 2.14 Converter(rectifier) Penuh Tiga Phasa
2.4BATERAI
Baterai atau akumulator adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya
berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan) dengan
efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel,
adalah di dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi
tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi
tenaga kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda
yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah ( polaritas ) yang
berlawanan didalam sel.
Jenis sel baterai ini disebut juga Storage Battery, adalah suatu baterai yang
dapat digunakan berulang kali pada keadaan sumber listrik arus bolak balik (AC)
terganggu.
2.4.1 Bagian – Bagian Baterai
Keterangan gambar :
1. Plat / elektroda positif
2. Plat / elektoda negatif
3. Separator
4. Kontainer atau wadah
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
6. Lubang pengisian elektrolit.
Gambar 2.15 Bagian – bagian baterai
Tiap sel baterai ini terdiri dari dua macam elektroda yang berlainan, yaitu
elektroda positif dan elektroda negatif yang dicelupkan dalam suatu larutan kimia.
Menurut pemakaian baterai dapat digolongkan ke dalam 2 jenis :
• Stationary ( tetap )
• Portable (dapat dipindah-pindah)
2.4.2 Prinsip Kerja Baterai
1) Proses discharge pada sel berlangsung menurut skema Gambar 2.16a.
Bila sel dihubungkan dengan beban maka, elektron mengalir dari
anoda melalui beban ke katoda, kemudian ion-ion negatif mengalir ke
anoda dan ion-ion positif mengalir ke katoda.
2) Pada proses pengisian menurut skema Gambar 2.16b dibawah ini
adalah bila sel dihubungkan dengan power supply maka elektroda
positif menjadi anoda dan elektroda negatif menjadi katoda dan proses
kimia yang terjadi adalah sebagai berikut :
• Aliran elektron menjadi terbalik, mengalir dari anoda
melalui power supply ke katoda
• Ion-ion negatif mengalir dari katoda ke anoda
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
Jadi reaksi kimia pada saat pengisian (charging) adalah kebalikan dari
saat pengosongan (discharging)
a) b)
Gambar 2.16 Proses Pengosongan dan Pengisian baterai
2.4.3 Prinsip Kerja Baterai Asam - Timah.
Bila sel baterai tidak dibebani, maka setiap molekul cairan elektrolit Asam
sulfat (H2SO4) dalam sel tersebut pecah menjadi dua yaitu ion hydrogen yang
bermuatan positif (2H+) dan ion sulfat yang bermuatan negative (SO4
−)
H2SO4 2H+ + SO4 −
Proses pengosongan
Bila baterai dibebani, maka tiap ion negatif sulfat. (SO4 −) akan bereaksi
dengan plat timah murni (Pb) sebagai katoda menjadi timah sulfat (Pb SO4)
sambil melepaskan dua elektron. Sedangkan sepasang ion hidrogen (2H+) akan
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
(PbSO4) sambil mengambil dua elektron dan bersenyawa dengan satu atom
oksigen untuk membentuk air (H2O). Pengambilan dan pemberian elektron dalam
proses kimia ini akan menyebabkan timbulnya beda potensial listrik antara
kutub-kutub sel baterai.
Proses tersebut terjadi secara simultan dengan reaksinya dapat dinyatakan.
Pb O2+ Pb + 2 H2SO4 Pb SO4+ Pb SO4+ 2 H2O Sebelum Proses Setelah proses
Pb O2 = Timah peroxida (katub positif / anoda)
Pb = Timah murni (kutub negatif/katoda)
2 H2SO4 = Asam sulfat (elektrolit)
Pb SO4 = Timah sulfat (kutub positif dan negatif setelah proses
Pengosongan )
H2O = Air yang terjadi setelah pengosongan
Jadi pada proses pengosongan baterai akan terbentuk timah sulfat (Pb
SO4) pada kutub positif dan negatif, sehingga mengurangi reaktifitas dari cairan
elektrolit karena asamnya menjadi timah, sehingga tegangan baterai antara
kutub-kutubnya menjadi lemah.
Proses Pengisian
Proses ini adalah kebalikan dari proses pengosongan dimana arus listrik
dialirkan yang arahnya berlawanan, dengan arus yang terjadi pada saat
pengosongan.Pada proses ini setiap molekul air terurai dan tiap pasang ion
hydrogen (2H+) yang dekat plat negatif bersatu dengan ion negatif Sulfat (SO4 −)
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
bebas bersatu dengan tiap atom Pb pada plat positif membentuk timah peroxida
(PbO2).
Proses reaksi kima yang terjadi adalah sebagai berikut :
Pb SO4+ Pb SO4+ 2 H2O Pb O2+ Pb + 2 H2SO4 Setelah pengosongan Setelah pengisian
2.4.4 Prinsip Kerja Baterai Basa / Alkali
Baterai Alkali menggunakan potasium Hydroxide sebagai elektrolit,
selama proses pengosongan (Discharging) dan pengisian (Charging) dari sel
baterai alkali secara praktis tidak ada perubahan berat jenis cairan elektrolit.
Fungsi utama cairan elektrolit pada baterai alkali adalah bertindak sebagai
konduktor untuk memindahkan ion-ion hydroxide dari satu elektroda ke elektroda
lainnya tergantung pada prosesnya, pengosongan atau pengisian, sedangkan
selama proses pengisian dan pengosongan komposisi kimia material aktif
pelat-pelat baterai akan berubah. Proses reaksi kimia saat pengosongan dan pengisian
pada elektroda-elektroda sel baterai alkali sebagai berikut :
Untuk baterai Nickel-Cadmium
2 Ni OOH + Cd + 2 H2O 2Ni (OH)2 + Cd (OH)2
Pengosongan Pengisian
2NiOOH = Incomplate nickelic - hydroxide (Plat positif atau anoda)
Cd = Cadmium (Plat negatif atau katoda)
2Ni (OH)2 = Nickelous hydroxide (Plat positif)
Cd (OH)2 = Cadmium hydroxide (Plat negatif)
Untuk Baterai nickle – Iron
2 Ni OOH + Fe + 2 H2O 2Ni (OH)2 + Fe (OH)2
Pengosongan Pengisian
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
2NiOOH = Incomplate nickelic – hydroxide (Plat positif)
Fe = Iron (Plat negatif)
2Ni (OH)2 = Nickelous hydroxide (Plat positif)
Fe (OH)2 = Ferrous hydroxide (Plat negatif)
2.4.5 Jenis-jenis Baterai.
Bahan elektrolit yang banyak dipergunakan pada baterai adalah jenis asam
(lead acid) dan basa (alkali). Untuk itu dibawah ini akan dibahas kedua jenis
bahan elektrolit tersebut.
2.4.5.1 Baterai Asam ( Lead Acid Storage Battery)
Baterai asam bahan elektrolitnya adalah larutan asam belerang
(Sulfuric Acid = H2S04). Didalam baterai asam, elektroda - elektrodanya terdiri
dari plat-plat timah peroksida PbO2 (Lead Peroxide) sebagai anoda (kutub
positif) dan timah murni Pb (Lead Sponge) sebagai katoda (kutub negatif).
Ciri-ciri umum (tergantung pabrik pembuat) sebagai berikut :
• Tegangan nominal per sel 2 Volt.
• Ukuran baterai per sel lebih besar bila dibandingkan dengan baterai alkali.
• Nilai berat jenis elektrolit sebanding dengan kapasitas baterai.
• Suhu elektrolit sangat mempengaruhi terhadap nilai berat jenis elektrolit,
semakin tinggi suhu elektrolit semakin rendah berat jenisnya dan sebaliknya.
• Nilai standar berat jenis elektrolit tergantung dari pabrik pembuatnya.
• Umur baterai tergantung pada operasi dan pemeliharaan, biasanya dapat
mencapai 10 - 15 tahun, dengan syarat suhu baterai tidak lebih dari 200C.
• Tegangan pengisian per sel harus sesuai dengan petunjuk operasi dan
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
- Pengisian awal (Initial Charge) : 2,7 Volt.
- Pengisian secara Floating : 2,18 Volt.
- Pengisian secara Equalizing : 2,25 Volt.
- Pengisian secara Boosting : 2,37 Volt.
- Tegangan pengosongan per sel (Discharge ) : 2,0 – 1,8 Volt.
2.4.5.2 Baterai Basa / Alkali ( Alkaline Storage Battery )
Baterai alkali bahan elektrolitnya adalah larutan alkali (Potassium
Hydroxide) yang terdiri dari :
• Nickel-Iron Alkaline Battery ( Ni- Fe battery )
• Nickel-Cadmium Alkaline Battery ( Ni-Cd battery )
Pada umumnya yang banyak dipergunakan di instalasi unit pembangkit
adalah baterai alkali cadmium ( Ni-Cd ).
Ciri-ciri umum (tergantung pabrik pembuat) sebagai berikut :
• Tegangan nominal per sel 1,2 Volt.
• Nilai berat jenis elektrolit tidak sebanding dengan kapasitas baterai.
• Umur baterai tergantung pada operasi dan pemeliharaan, biasanya dapat
mencapai 15 - 20 tahun, dengan syarat suhu baterai tidak lebih dari 200C.
• Tegangan pengisian per sel harus sesuai dengan petunjuk operasi dan
pemeliharaan dari pabrik pembuat. Sebagai contoh adalah :
- Pengisian awal (Initial Charge) = 1,6 – 1,9 Volt.
- Pengisian secara Floating = 1,40 – 1,42 Volt.
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
- Pengisian secara Boosting = 1,50 – 1,65 Volt
• Tegangan pengosongan per sel (Discharge ) : 1 Volt (reff. Hoppeke & Nife)
2.4.5.3Berdasarkan elektrolitnya
Jenis baterai berdasarkan jenis elektrolitnya terdiri dari sel basah
(baterai basah) dan sel kering (baterai kering). Baterai basah mempunyai ciri – ciri
antara lain elektrolitnya berbentuk cair, kapasitas umumnya besar dan bentuk fisik
umumnya besar. Sedangkan baterai kering mempunyai ciri – ciri antara lain
elektrolitnya berbentuk pasta , kapasitas umumnya kecil dan bentuk fisiknya
lebih kecil.
2.4.6 Cara – Cara Pengisian Baterai
a) Pengisian awal (Initial charge)
Pengisian ini dimaksudkan untuk pembentukan sel Baterai, cara ini hanya
dilakukan pada Baterai yang single sel atau Baterai stasioner dan hanya
dilakukan sekali saja.
b) Pengisian kembali (recharging)
Pengisian recharging dilakukan secara otomatis setelah baterai mengalami
pengosongan. Lamanya pengisian kembali disensor oleh rectifier sehingga
apabila Baterai sudah penuh maka dilanjutkan dengan pengisian trickle.
c) Pengisian equalizing / penyesuaian
Pengisian penyesuaian atau equalizing dimaksudkan untuk mendapatkan
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
kapasitas Baterai. pengisian ini juga dilakukan pada saat baterai setelah
adanya penambahan aquades.
d) Pengisian perbaikan/treatment
Pengisian perbaikan atau treatment dimaksudkan untuk memulihkan kapasitas
baterai yang berada dibawah standar setelah Baterai dilakukan perbaikan,
apabila setelah diadakan perbaikan hasilnya belum dicapai dapat dilakukan
beberapa kali.
e) Pengisian khusus / Boost charge
Pengisian khusus atau boost charge dimaksudkan untuk memulihkan baterai
secara cepat setelah adanya pengosongan yang banyak, misalnya pada sistim
operasi charge discharge yang belum mendapat catuan PLN.
f) Pengisian kompensasi Floating/trickle charge
Pengisian kompensasi dimaksudkan untuk menjaga kapasitas baterai selalu
dalam kondisi penuh akibat adanya pengosongan diri (self discharge) yang
besarnya 1% dari kapasitas.
2.4.7 Rangkaian Baterai
Dikarenakan tegangan baterai per sel terbatas, maka perlu untuk
mendapatkan solusi agar tegangan baterai dapat memenuhi atau sesuai dengan
tegangan kerja peralatan maupun untuk menaikkan kapasitas dan juga kehandalan
pemakaian dengan merangkai (meng-koneksi) beberapa baterai dengan cara :
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
• Hubungan parallel
• Hubungan Kombinasi, yang terdiri dari seri paralel dan Paralel Seri.
2.4.7.1 Hubungan Seri
Koneksi baterai dengan hubungan seri ini dimaksudkan untuk dapat
menaikkan tegangan baterai sesuai dengan tegangan kerja yang dibutuhkan atau
sesuai tegangan peralatan yang ada. Kekurangan dari hubungan seri ini adalah jika
terjadi gangguan atau kerusakan pada salah satu sel baterai maka suplai sumber
DC ke beban akan terputus.
Gambar 2.17 Hubungan Baterai Secara Seri
2.4.7.2 Hubungan Paralel
Koneksi baterai dengan hubungan paralel ini dimaksudkan untuk dapat
menaikkan kapasitas baterai atau Ampere hour (Ah) baterai. Selain itu juga dapat
memberikan keandalan beban DC pada sistem. Hal ini disebabkan jika salah satu
sel baterai yang dihubungkan paralel mengalami gangguan atau kerusakan maka
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
akan mempengaruhi suplai secara keseluruhan sistem, hanya kapasitas daya
sedikit berkurang sedangkan tegangan tidak terpengaruh
Gambar 2.18 Hubungan Baterai Secara Paralel
2.4.7.3 Hubungan Kombinasi
Pada hubungan kombinasi ini terbagi menjadi 2 macam yaitu seri paralel
dan paralel seri. Hubungan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan ganda baik
dari sisi kebutuhan akan tegangan dan arus yang sesuai maupun keandalan sistem
yang lebih baik. Hal ini disebabkan karena hubungan seri akan meningkatkan
tegangan sedangkan hubungan paralel akan meningkatkan arus dan keandalan
sistemnya.
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
Gambar 2.19 Hubungan Baterai Secara Seri Paralel
• Hubungan Paralel Seri
Gambar 2.20 Hubungan Baterai Secara Paralel
2.4.8 Kapasitas Baterai
Kapasitas suatu baterai adalah menyatakan besarnya arus listrik (Ampere)
baterai yang dapat disuplai atau dialirkan ke suatu rangkaian luar atau beban
dalam jangka waktu (jam) tertentu, untuk memberikan tegangan tertentu.
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
C = I x t
Dimana :
C = Kapasitas baterai ( Ah )
I = Besar arus yang mengalir (Ampere ) t = Waktu pemakaian ( Jam ).
BAB III
PENELITIAN DAN HASIL PENGUKURAN
3.1SISTEM KELISTRIKAN DI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI
Sistem Kelistrikan di Perusahaan Telekomunikasi bertujuan untuk
menjamin ketersediaan daya listrik bagi network element (NE) serta melindungi
network element dari gangguan yang bersifat kelistrikan (Overcurrent, under /
over voltage, lithning). Dari hasil penelitian, diperoleh data bahwa network
element yang di suplai adalah :
1) BSC (Base Station Controller)
2) MSC (Mobile Switching Center)
3) Transmisi (PDH dan SDH)
4) IN (Intelegent Network)
5) Router
Sumber tegangan AC digunakan untuk mensuplai peralatan listrik seperti
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
inverter sedangkan sumber tegangan DC digunakan untuk mensuplai network
element seperti : RBS, Minilink, Transmisi dan MSC.
Sistem catu daya di Telkomsel Central Japati Tembung dapat di gambarkan
melalui diagram di bawah ini :
Gambar 3.1 Sistem catu daya di Telkomsel
RECTIFIER BEBAN DC
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
Khairul Amri : Studi Kapasitas Converter Dan Bank Baterai Sebagai Sumber Tenaga Listrik Di Perusahaan Telekomunikasi, 2010.
57
3.2 PENELITIAN KAPASITAS BANK BATERAI
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh data bahwa terdapat 3 (tiga) jenis
baterai yang digunakan dalam sistem kelistrikan di Perusahaan Telekomunikasi
Central Japati Tembung yang antara lain adalah :
1) Baterai Sonnenschein dryfit A600
Spesifikasi dari baterai Sonnenschein dryfit A600
Tipe baterai : 16OpZV 2000
Tegangan Nominal : 2 Volt
Kapasitas Nominal : 2000 Ah C10
Gambar 3.4 Baterai Sonnenschein dryfit A600
Type Nominal
Tabel 3.1 Data teknik Kapasitas Baterai Sonnenschein dryfit A600
58
Tabel 3.2 Pengaruh temperatur terhadap pegisian baterai
2) Baterai Sonnenschein S12 /130 A
Gambar 3.5 Baterai Sonnenschein S12 /130 A
Spesifikasi dari baterai Sonnenschein
Tipe baterai : S12/130 A
Tegangan Nominal : 12 Volt
59
Type Part Number Nominal
Voltage
Nominal Capacity C100
Discharge Current I100
S12/6.6 S NGSO1206D6HS0SA 12 Volt 6.6 Ah 0.066 A
S12/17 G5 NGSO120017HS0BA 12 Volt 17 Ah 0.17 A
S12/27 G5 NGSO120027HS0BA 12 Volt 27 Ah 0.27 A
S12/32 G6 NGSO120032HS0BA 12 Volt 32 Ah 0.32 A
S12/41 A NGSO120041HS0CA 12 Volt 41 Ah 0.41 A
S12/60 A NGSO120060HS0CA 12 Volt 60 Ah 0.6 A
S12/85 A * NGSO120085HS0CA 12 Volt 85 Ah 0.85 A
S12/90 A NGSO120090HS0CA 12 Volt 90 Ah 0.9 A
S12/130 A NGSO120130HS0CA 12 Volt 130 Ah 1.3 A
S12/230 A NGSO120230HS0CA 12 Volt 230 Ah 2.3 A
Capacities C1 - C100 (20 0C)
Type C1 (1h) C5 (5h) C10 (10h) C20 (20h) C100 (100 h)
1.7 V/C 1.7 V/C 1.7 V/C 1.75 V/C 1.8 V/C
S12/85 A 55 Ah 68.5 Ah 74 Ah 76 Ah 85 Ah
S12/90 A 50.5 Ah 72 Ah 78 Ah 84 Ah 90 Ah
S12/130 A 66 Ah 93.5 Ah 104.5 Ah 110 Ah 130 Ah
S12/230 A 120 Ah 170 Ah 190 Ah 200 Ah 230 Ah
Tabel 3.3 Data teknik Kapasitas Baterai Sonnenschein S12
60 Keterangan tabel 3.4
• Dengan switch regulator ( dua langkah kontrol ) : pengisian pada kuva B
( pengisian tegangan maksimal ) untuk 2 jam per hari, kemudian switch akan
pindah ke kuva C.
• Pengisian standar ( tanpa switching ) terdapat pada kurva A
• Pengisian Boost (pengisian equalizing dengan external generator) :
Pengisian pada kurva B untuk 5 jam per bulan, kemudian switch akan
pindah ke kurva C
3) Baterai Compact Power
Gambar 3.6 Baterai Compact Power
Berikut Spesifikasi dari Compact Power
Tipe baterai : 6CP155-6V155Ah
Tegangan Nominal : 6 Volt
Tegangan pengukuran : 5,4 Volt
Kapasitas Nominal : 155 Ah C10
61 Sistem bank baterai di Perusahaan Telekomunikasi Telkomsel central
japati tembung yang antara lain :
• 1 (satu) sistem bank baterai Sonnenschein S12/130 A dengan kapasitas
4 X 130 Ah, sebagai sumber arus searah (DC) cadangan untuk BSC 1
• 1 (satu) sistem Bank Baterai Compact Power dengan kapasitas 2 X 155 Ah,
sebagai sumber arus searah (DC) cadangan untuk BSC 2
• 1 (satu) sistem Bank Baterai Compact Power dengan kapasitas 2 X 155 Ah,
sebagai sumber arus searah (DC) cadangan untuk BSC 3
• 1 (satu) sistem bank baterai Sonnenschein S12/130 A dengan kapasitas
4 X 130 Ah, sebagai sumber arus searah (DC) cadangan untuk TMDN 13 dan
TMDN 10
• 1 (satu) sistem bank baterai Sonnenschein S12/130 A dengan kapasitas
4 X 130 Ah, sebagai sumber arus searah (DC) cadangan untuk TMDN 21 dan
TMDN 19
• 1 (satu) sistem bank baterai Sonnenschein S12/130 A dengan kapasitas
4 X 130 Ah, sebagai sumber arus searah (DC) cadangan untuk TMDN 26 dan
TMDN 27
• 5 (lima) sistem bank baterai Sonnenschein dryfit A600 dengan kapasitas
5 X 2000Ah, sebagai sumber arus searah (DC) cadangan MSC, Inverter,
62
3.3 PENELITIAN KAPASITAS CONVERTER (RECTIFIER)
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh data bahwa terdapat 2 (dua) jenis
converter (rectifier) yang digunakan dalam sistem kelistrikan di Perusahaan
Telekomunikasi Central Japati Tembung yang antara lain adalah :
1. Converter Siemens Modules GR 60 48 V / 120 A
Gambar 3.7 Converter Siemens Modules GR 60 48V/120 A
• Tegangan keluaran nominal : 48 Volt Keluaran DC (Direct Current Output)
• Pengisisian Floating : 2,23 V/C ( setting range : 51 s.d 58 V DC)
• Pengisian Equalising : 2,33 V/C ( setting range : 52 s.d 60 V DC)
• Rating arus keluaran : 120 A
• Tegangan masukan nominal : 3 phasa AC 400 V…-20%. + 15%
Masukan AC (Alternating Current Input)
• Rating Tegangan Kerja : 184 s.d 265 V
• Frekuensi Nominal : 50/60 Hz
63 Converter (rectifier) merupakan suatu alat yang dapat mengubah sumber
listrik arus bolak – balik menjadi sumber listrik arus searah. Converter Siemens
Modules GR 60 48 V / 120 A merupakan penyedia sumber tegangan DC (Direct
Current) untuk network element MSC, Inverter, Intelegent Network (IN),
Transmisi, dan Router yang terbagi atas :
1) converter siemens system 7 (Rack 6)
Terdapat 4 (enam) modul converter
Kapasitas converter : 4 X 120 A
Beban yang terukur : 4 X 68 A
Tegangan yang disetting : 54 V
2) converter siemens system 8 (Rack 1)
Terdapat 6 (enam) modul converter
Kapasitas converter : 6 X 120 A
Beban yang terukur : 6 X 68 A
Tegangan yang disetting : 54 V
3) converter siemens system 9 (Rack 2)
Terdapat 6 (enam) modul converter
Kapasitas converter : 6 X 120 A
Beban yang terukur : 6 X 68 A
Tegangan yang disetting : 54 V
4) converter siemens system 10 (Rack 3)
Terdapat 6 (enam) modul converter
Kapasitas converter : 6 X 120 A