2018 ATAP 2019 ASEM (%)
P. Rapat Dewan Ketahanan Pangan
Rapat Dewan Ketahanan Pangan dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2020 di Ruang Rapat Oryza Sativa Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur dengan tema “Meningkatkan Ketahanan Pangan Daerah Dalam Rangka Rencana Aksi Pada Masa Pandemi Covid-19 dan Persiapan sebagai Ibu Kota Negara”. Narasumber dari kegiatan ini yaitu :
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimatan Timur | 117 1. Wakil Gubernur Kalimantan Timur
2. Sekretaris Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian 3. Tim Monev
4. Prof. Dr. Bernatal Saragih
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu :
1. Perpres 112 tahun 2020 mengenai pembubaran 10 lembaga termasuk Dewan Ketahanan Pangan. Sehingga Tugas fungsi DKP dilimpahkan kepada Kementerian Pertanian. Kepala BKP menginstruksikan kepada dinas/unit kerja yang menangani ketahanan pangan untuk terus menjalin komunikasi dan koordinasi yang efektif dengan cara mengoptimalkan kepakaran para ahli melalui kerja sama dan pendampingan2 program kegiatan yang dilaksanakan.
2. Situasi ketersediaan pangan Nasional tahun 2019 telah mencukupi/melebihi kebutuhan pangan Nasional. Khusus ketersediaan beras, di Kalimantan Timur masih tergantung pada pasokan/supply beras dari luar Kaltim. Selain itu, wayoritas prodyksi pangan pokok/strategis di Kaltim juga masih defisit seperti bawang merah, bawang putih dan cabai besar.
3. Pada tahun 2020, diprediksi produksi padi mengalami peningkatan dibanding tahun 2019. Paser kukar dan mahulu mengalami penurunan. Potensi lahan pertanian masih bisa ditingkatkan karena lahan yang existing masih sedikit.
4. Potensi penyangga pangan IKN di kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur yaitu Berau jagung dan bawang merah, Kutai Barat padi dan jagung, paser padi cabai, bawang merah.
5. Pertanian keluarga sangat penting untuk diterapkan sebagai salah satu upaya untuk menangani stunting. Ketahanan pangan dimulai dari tingkat kelurga. Maka dengan meningkatkan ketahanan pangan dan gizi tingkat keluarga maka akan mengurangi tingkat stunting daerah tersebut.
6. Indeks Ketahanan Pangan Kalimantan Timur yaitu 76,90, peringkat 7 Nasional.
Untuk tingkat kota, Balikpapan 88,74 (peringkat 7), Bontang 85,34 (15), Samarinda 85,19 (16)
7. Tantangan Global Ketahanan Pangan (FAO) - Peningkatan kebutuhan pangan global
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimatan Timur | 118 - Perubahan diet
- Perubahan iklim - Ketersediaan air bersih
- Penurunan luas lahan dan kesuburan tanah - Kehilangan dan pembuangan pangan
8. Terkait Perpres no. 112 tahun 2020, Dewan Ketahanan Pangan dibubarkan tetapi fungsi-fungsi terkait dialihkan ke Kementerian Pertanian (tertuang dalam Pasal 2).
Untuk pelaksanaan di tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota, maka fungsi-fungsi terkait dilimpahkan pada OPD yang menangani.
9. Untuk meningkatkan ketahanan pangan provinsi memerlukan keterlibatan semua pihak.
10. Berkaitan dengan pangan, tidak hanya berbicara tentang peningkatan produksi tetapi masih banyak hal lain yang terkait.
11. Sinergitas peningkatan ketahanan pangan :
- Melakukan koordinasi Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Timur dengan kabupaten/Kota;
- Memberikan masukan dan saran dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan di wilayah Provinsi Kalimantan Timur sesuai dengan visi dan misi Gubernur;
- Memberikan masukan dan saran dalam rangka penyusunan program Ketahanan Pangan dan Gizi diantara berdasarkan hasil analisis ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas/FSVA) Provinsi dan Kabupaten/Kota;
- Mengusulkan program/kegiatan dalam rangka menuju ketahanan pangan yang berdaulat.
- Menyusun kebijakan strategis Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten/Kota.
- Rencana Aksi Pangan dan Gizi
- Pencapaian Indikator Ketahanan Pangan
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimatan Timur | 82 BAB V
KEGIATAN DINAS PANGAN, TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
A. RAPAT KOORDINASI PANGAN
Rakor Pangan se Kalimantan Timur Tahun 2020 dilaksanakan pada tanggal 4-5 Maret 2020, di Hotel Novotel Balikpapan, mengambil tema “Mewujudkan Pertanian Maju, Mandiri Modern menuju Kaltim Berdaulat Pangan”. Setelah memperhatikan arahan Wakil Gubernur Kalimantan Timur, dilanjutkan dengan panel diskusi dengan narasumber dari Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Prov. Kaltim, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang dan Plt. Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kaltim serta sesi Desk, diperoleh hasil – hasil penting sebagai berikut :
1. Setiap Perangkat Daerah agar dapat bekerja bersama-sama mewujudkan Kedaulatan Pangan di Kaltim dengan bekerja sepenuh hati dan cinta tidak menjadikan pekerjaan sebagai beban, bekerja ikhlas, bekerja keras, dan bekerja dengan doa sehingga pekerjaan akan lebih mudah dilaksanakan.
2. Pembangunan daerah berbasis kawasan semakin eksis dan penting, Kementerian Pertanian telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 18 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian berbasis korporasi pertanian. Salah satu poin penting dari Permentan tersebut adalah penyusunan Master Plan di tingkat Provinsi dan Action Plan di tingkat kabupaten/kota. Master Plan yang sudah disusun oleh Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2018 lalu, segera ditindaklanjuti oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota untuk menyusun Action Plan Pembangunan Kawasan Pertanian berbasis Korporasi Pertanian.
3. Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) adalah ajakan Menetri Pertanian kepada seluruh pemangku kepentingan agribisnis untuk melakukan gerakan bersama meningkatkan ekspor pertanian tiga kali lipat, sehubungan dengan itu perlu upaya sosialisasi kepada masyarakat tani, sehingga mereka memahami peran dan fungsi karantina pertanian yang pada gilirannya produk-produk petani memenuhi persyaratan untuk ekspor.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimatan Timur | 83 4. Peningkatan Kinerja Penyuluh dapat dilakukan dengan optimalisasi tugas, fungsi dan
peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dengan memanfaatkan IT dalam mewujudkan kedaulatan pangan di Kaltim khususnya dan kedaulatan pangan nasional umumnya.
5. Pengembangan hortikultura berbasis kawasan merupakan upaya meningkatkan produktivitas dan daya saing komoditas unggulan untuk memacu atau mendukung upaya gerakan tiga kali ekspor (Gratieks).
6. Kegiatan prioritas hortikultura dalam rangka peningkatan daya saing komoditas (Gedor Daya Saing) ramah lingkungan dan didukung dengan upaya peningkatan produksi hortikultura melalui integrasi kegiatan dalam kawasan berdaya saing (One Region One Variety) seperti pengembangan lengkeng dalam skala ekonomi kawasan.
7. Pemanfaatan Sorgum untuk pembangkit listrik tenaga biomassa merupakan peluang bagi petani untuk mengembangkan tanaman Sorgum dalam skala ekonomi kawasan yang berlokasi di sekitar pembangkit listrik yang dibangun.
8. Perlunya kenaikan anggaran APBN yang rasional dalam rangka mendukung kedaulatan pangan sebagai penyangga Ibu Kota Negara (IKN) melalui kegiatan lain penyusunan Roadmap pembangunan pertanian di wilayah IKN, penyediaan bibit/benih unggul lokal dan penumbuhan korporasi petani setempat.
9. Upaya-upaya untuk meningkatkan produktivitas padi perlu dilakukan melalui kegiatan perbaikan struktur tanah dengan pengapuran dan budidaya secara organik.
10. Alokasi kegiatan melalui sumber dana aspirasi/pokok pikiran seharusnya berkoordinasi dengan perangkat daerah yang membidangi urusan pangan dan pertanian.
11. Adanya kerusakan Bendungan Merancang di Kabupaten Berau perlu koordinasi dengan instansi Dinas Pekerjaan Umum dan Perubahan Rakyat (PUPR) dengan melengkapi data-data kondisi real di lapangan.
12. Perlu dilakukan upaya percepatan kegiatan sumber dana APBN dari satker-satker lingkup Ditjen/Badan Kementan dalam upaya merealisasikan program kegiatan sesuai Alokasi Jadwal Penarikan/Anggaran Kas. Permasalahan yang terjadi bahwa semua satker belum dapat menginput PBJ karena Aplikasi SIRUP masih ditutup oleh LPSE.
13. Tuan Rumah Penyelenggaraan Rakorsin Tahun 2021 adalah Kabupaten Berau.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimatan Timur | 84 B. Rapat Penyusunan Data Produksi Komoditas Hortikultura Angka Sementara Tahun
2019
Kegiatan Sinkronisasi Angka Sementara Hortikultura Tahun 2019 dilaksanakan di Hotel BluesSky, Kota Balikpapan dari tanggal 3 sd 5 Februari 2020. Acara dibuka oleh Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur, yang diwakili oleh Kepala Bidang Produksi Hortikultura yaitu Bapak Ir. H. Fachruddin dan dihadiri oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur, yaitu Bapak Dr. Drs.
Anggoro Dwitjahyono, M.Si, yang didampingi oleh Kepala Bidang Statistik Produksi, yaitu Ibu Yana. Acara diawali dengan sambutan dari Kepala BPS Prov. Kaltim, yang menyampaikan paparan mengenai Sinergi Data Statistik Hortikultura, dimana sesuai Instruksi Menteri Pertanian Republik Indonesia yang menyatakan bahwa data harus satu, sehingga data yang dipegang presiden, gubernur bupati camat sampai kepala desa semua kementerian sama. Termasuk masalah lahan dan produksi, dan hal tersebut ditindak lanjuti dengan NOTA KESEPAHAMAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAN BADAN PUSAT STATISTIK, tanggal 12 Desember 2019. Setelah kata sambutan dan paparan oleh Kepala BPS Prov. Kaltim, dilanjutkan dengan sambutan sekaligus membuka acara pertemuan oleh Kepala Bidang Produksi Hortikultura, Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur. Peserta yang hadir berjumlah 18 orang petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten-Kota serta 9 orang petugas dari BPS Kabupaten-Kota.
Rumusan yang dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Angka sementara untuk produksi berdasarkan hasil olahan per tanggal 29 Januari 2020 adalah:
No Kelompok
Komoditas
Produksi Perkembangan
2018 ATAP 2019 ASEM (%) 1 Sayuran dan Buah
Semusim (SBS) 104.868 (ton) 118.867 (ton) 13,35 2 Buah dan Sayuran
Tahunan (BST) 237.331 (ton) 235.140 (ton) - 0,92
3 Biofarmaka 920.264 (kg) 1.329.851 (kg) 44,51
4 Tanaman Hias 1.834.744 (tangkai) 869.827 (tangkai) - 52,59
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimatan Timur | 85 2. Komoditas Utama Hortikultura yang mengalami peningkatan Produksi adalah:
No Komoditas Produksi Perkembangan
2018 ATAP 2019 ASEM (%)
1 Cabai Besar 4.167 Ton 4.656 Ton 11,75
2 Cabai Rawit 6.796 Ton 7.998 Ton 17,69
3 Durian 9.192 Ton 13.632 Ton 48,30
4 Manggis 337 Ton 481 Ton 42,84
5 Pepaya 18.317 Ton 24.455 Ton 33,51
6 Jahe 412.027 Kg 848.408 Kg 105,91
7 Kunyit 178.784 Kg 185.212 3.60
9 Melati 37.224 Kg 62.079 Kg 66,77
10. Sedap Malam 1.305 Tangkai 2.409 Tangkai 84.60
3. Komoditas strategis yang mengalami penurunan:
No Komoditas Produksi pkbgn
(%)
2018 ATAP 2019 ASEM
1 Bawang Merah 829 Ton 173 Ton -79,16
2 Jeruk Siam 21.961 Ton 13.482 Ton -38,61
3 Jeruk Besar 627 Ton 379 Ton -39,56
4 Mangga 6.385 Ton 4.489 Ton -29,69
5 Nenas 24.931 Ton 20.576 Ton -17,47
6 Pisang 98.268 Ton 97.137 Ton -1,15
7 Laos/Lengkuas 165.223 Kg 126.885 Kg -23,20
8 Kencur 66.518 Kg 60.993 Kg -8,31
9 Mawar 1.572.652 Tangkai 614.859 Tangkai -60,90
10. Krisan 131 Tangkai 21 Tangkai -83,97
4. Absensi pengiriman laporan ada yang belum 100% sehingga beberapa daerah masih diharapkan dapat mengirimkan laporan SPH nya kepada BPS Kab-Kota sehingga dapat di entry kedalam aplikasi SIMSPH. Disepakati antara Ditjen Hortikultura dan BPS-RI bahwa pengolahan SPH on line akan ditutup sementara tanggal 10 Februari 2020 untuk data Sinkronisasi ASEM 2019 Tingkat Nasional dan dibuka kembali tanggal 17 sampai 24 februari 2019 sebelum menjadi angka ATAP 2019 final.
5. Apabila daerah akan melakukan revisi maka output produk laporan merupakan angka yang telah disepakati antara Distan Provinsi dan BPS daerah.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimatan Timur | 86 6. Memperhatikan tuntutan data yang terus berkembang diharapkan seluruh petugas data
memiliki perhatian yang serius dalam peningkatan kualitas data dengan mengacu pada buku pedoman pengumpulan data hortikultura sehingga menghasilkan data yang akurat dan valid (clean).
7. Perlu dilakukan evaluasi dan kajian terkait dengan konsep, definisi dan jenis komoditas yang akan dimasukkan dalam Statistik Pertanian Hortikultura (SPH) sehingga penyempurnaan buku Pedoman pengumpulan data hortikultura tahun 2008 harus dilakukan segera, baik dari segi komoditas maupun variable yang ada didalam formulir SPH.
8. Sinkronisasi Angka Tetap 2019 tidak akan dilaksanakan dalam bentuk pertemuan nasional, namun dalam bentuk sinkronisasi di tingkat pusat yang akan dilaksanakan pada sekitar awal bulan Maret 2020, oleh karena itu diharapkan daerah tetap melakukan koordinasi antara Dinas Pertanian dan BPS daerah sebelum pengiriman bahan untuk Angka Tetap Hortikultura 2019.
C. Festival Pangan Lokal
Dalam rangka mendukung upaya penganekaragaman pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA) dengan memanfaatkan pangan lokal, menjadi sangat penting untuk diterapkan dalam pola konsumsi sehari-hari. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memberi pemahaman kepada masyarakat adalah melalui Festival Pangan Lokal Tingkat Provinsi Tahun 2020. Konsep dari kegiatan ini adalah mendorong kreativitas dan inovasi olahan pangan lokal yang bernilai komersial. Melalui lomba/festival ini diharapkan mampu menumbuhkan minat masyarakat untuk mengolah potensi bahan pangan lokal menjadi pangan yang sehat dan aman, dengan komposisi gizi yang seimbang. Di samping pula untuk memberikan nilai ekonomis dan nilai tambah pengolahan dan pemanfaatan produk pangan lokal yang berkelanjutan.
Mengawali kegiatan Festival Pangan Lokal Tingkat Provinsi Tahun 2020 adalah dilaksanakan Technical Meeting pada tanggal 26 Oktober 2020 di Ruang rapat Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur. Festival Pangan Lokal dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2020. Acara ceremonial dilaksanakan di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kalimantan Timur dengan kapasitas peserta mengikuti protocol
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimatan Timur | 87 kesehatan sesuai arahan dari Biro Humas dan Protokol Setda Prov. Kaltim. Sedangkan peserta lain yang tidak tertampung di Ruang Ruhui Rahayu, disediakan tenda outdoor yang dilengkapi dengan TV LED sehingga peserta di luar dapat mengikuti seluruh rangkaian acara di dalam ruangan.
Ada 3 kategori yang dilombakan pada saat Festival Pangan Lokal B2SA Tingkat Provinsi yaitu :
1. Kategori paket makan siang/lunchbox B2SA dengan memilih salah satu dari pangan pokok lokal non beras non terigu, seperti : jagung, jali/jelai, cantel/sorgum, jewawut, hotong, sagu, ubi kayu/singkong, ubi jalar, talas, ganyong, garut, sukun, pisang dan serealia/umbi/buah berpati lainnya.
2. Kategori produk olahan komersial berbasis pangan lokal yaitu berupa kudapan/snack yang memiliki nilai komersil.
3. Kategori makan siang/lunchbox beserta kudapan berbahan dasar pangan lokal non beras non terigu.
Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Festival Pangan Lokal B2SA Tingkat Provinsi Tahun 2020 Nomor 521/334/DISPANTPH/KKP/X/2020 tanggal 27 Oktober 2020, pemenang lomba adalah sebagai berikut :
1. Kategori paket lunchbox B2SA :
Juara I : TP PKK Kota Samarinda
Juara II : TP PKK Kabupaten Kutai Timur Juara III : TP PKK Kabupaten Kutai Kartanegara Harapan I : TP PKK Kabupaten Kutai Barat Harapan II : TP PKK Kabupaten Mahakam Ulu
2. Kategori produk olahan pangan lokal komersial dalam kemasan : Juara I : Dinas Ketahanan Pangan Kota Samarinda
Juara II : Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kutai Timur Juara III : Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kutai Kartanegara Harapan I : Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kutai Barat
3. Kategori paket lunchbox B2SA beserta kudapan dengan target peserta Pelaku Usaha Cathering UMKM kecamatan se Kota Samarinda :
Juara I : Katering Malehoi
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimatan Timur | 88 Juara II : Katering Tya
Juara III : Katering Memey Harapan I : Katering Defy Harapan II : Katering Yani Harapan III : Katering Fitri
Kategori penyajian terbaik : Katering Usaha Bersama Kategori inovatif : Katering Tenun Balo Sobbi Kategori Jajanan Unik : Katering Alodie
Kategori Menu Favorit : Katering Sambos
Kegiatan ini merupakan salah satu edukasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa “Kenyang Tidak Harus Nasi”. Banyak potensi pangan lokal di daerah kita yang mengandung karbohidrat dan tidak kalah kandungan gizinya yang dapat digunakan sebagai pangan pokok alternatif pengganti beras. Dengan terlibatnya para pelaku usaha pangan lokal (Cathering UMKM), diharapkan dapat lebih menggali kreativitas dan inovasi dalam menyajikan menu-menu olahan pangan lokal yang dapat menarik minat masyarakat dan bernilai komersial. Sehingga olahan pangan lokal tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat karena tidak kalah lezat dan menariknya dengan kudapan olahan terigu.
D. Sosialisasi Pengembangan Pangan Organik
Sosialisasi pengembangan pangan organik kepada para petani dalam rangka peningkatan SDM pertanian untuk menjamin mutu pangan yang dihasilkan. Menghasilkan produk dengan menerapkan praktek-praktek manajemen yang bertujuan untuk memelihara ekosistem untuk mencapai produktivitas yang berkelanjutan dan melakukan pengendalian gulma, hama dan penyakit melalui berbagai cara seperti daur ulang residu, serta sesuai dengan cara budi daya yang baik/GAP (Good Agriculture Practices). Untuk menghasilkan produk yang aman dan berkualitas perlu penerapan manajemen budi daya usaha tani mulai dari penyiapan benih, penanaman maupun pemanenan hingga pengemasan maka dilaksanakan Sosialisasi Pengembangan Pangan Organik. Sosialisasi Pengan Organik dilaksanakan sebanyak 5 kali yaitu :
1. Sosialisasi Pengembangan Pangan Organik di KWT Nirwana, Desa Giri Purwa Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara pada hari Selasa, 28 Juli 2020.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimatan Timur | 89 2. Sosialisasi Pengembangan Pangan Organik di KWT Srikandi, Desa Sidorejo Kecamatan
Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara pada hari Selasa, 29 Juli 2020.
3. Sosialisasi Pengembangan Pangan Organik di KWT Mekar Sari, Desa Olung Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser pada hari Kamis, 3 September 2020.
4. Sosialisasi Pengembangan Pangan Organik di Kelompok Tani Agro Lestari, Kelurahan Bontang Lestari Kecamatan Bontang Selatan Kota Bontang pada Kamis, 10 september 2020.
5. Sosialisasi Pengembangan Pangan Organik di KWT Muut Sejahtera, Kecamatan Nyuatan Kabupaten Kutai Barat pada hari Senin, 19 Oktober 2020.
Hasil yang diperoleh dari Sosialisasi Pengembangan Pangan Organik yaitu :
1. Pertanian organik adalah suatu sistem produksi pertanian yang menghindarkan atau menolak penggunaan pupuk sintetis, pestisida sintetis dan senyawa tumbuh sintesis.
2. Hasil pertanian terutama sayur dan buah yang ditanam dengan pertanian sistem organik (organik farming system) mempunyai rasa, warna, aroma dan tekstur yang lebih baik dari apda yang menggunakan pertanian anorganik.
3. Teknik budidaya ahrus mempunyai daya saing dan teknologi yang unggul. Usaha ini harus mengenal betul apa yang dikerjakannya, mampu membaca situasi dan kondisi serta inovatif dan kreatif.
4. Merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan mensejahterakan petani dan konsumen.
5. Pengenalan mengenai sertifikat Prima yaitu rangkaian kegiatan/proses penilaian kepada petani/pelaku usaha yang menghasilkan produk pangan segar asal tumbuhan (PSAT) terhadap pelaksanaan usaha tani yang dilakukan sebagai pengakuan diterapkannya standar jaminan mutu. Hasil penilaian terhadap PSAT, dikelompokkan menjadi tiga tingkatan produk yaitu Prima 3, Prima 2 dan Prima 1.
6. Sertifikasi Produk Segar Asal Tumbuhan merupakan salah satu program yang harus dilakukan setiap saat, agar para pelaku usaha mampu menerapkan cara budidaya tanaman yang baik guna menghasilkan produk segar yang aman di konsumsi dan berdaya saing.
7. Penilaian Lapang (audit lapang) bertujuan untuk memberikan pemahaman yang tepat dan benar dalam penggunaan bahan-bahan berbahaya.
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimatan Timur | 90 8. Kesadaran para pelaku usaha tentang mutu dan keamanan pangan perlu terus ditingkat kan
guna menjamin ketersediaan produk pangan segar yang aman beredar di pasaran.
9. Perlu langkah antisipatif dalam hal pengawasan yang lebih luas dan mendalam mengenai pemakaian bahan berbahaya pada produk pangan segar.
10. Produk bersertifikat merupakan jaminan kepastian hukum terhadap produk segar yang dipasarkan sebagai wujud kepedulian pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap konsumen.
11. Jika lahan yang akan digunakan untuk produksi pertanian organik berasal dari lahan yang sebelumnya digunakan untuk produksi pertanian non-organik, maka lahan tersebut harus dilakukan konversi dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk tanaman semusim diperlukan masa konversi minimal 2 (dua) tahun sedangkan untuk tanaman tahunan diperlukan masa konversi minimal 3 (tiga) tahun. Bergantung pada situasi dan kondisi yang ada, masa konversi bisa diperpanjang atau diperpendek namun masa konversinya tidak boleh kurang dari 12 bulan.
b. Lahan yang telah dikonversi atau yang sedang dikonversi ke produksi organik tidak boleh dirubah bolak balik antara organik dan konvensional.
c. Jika dalam suatu hamparan, konversi lahan tidak dilakukan pada saat yang bersamaan, maka perlu ada pemisahan yang tegas antara lahan organik dan non organik untuk menghindari kontaminasi dari lahan non organik ke lahan organik.