• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. LANDASAN TEORI

2.1. Rasio Keuangan

2.1.3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektifitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya. Aktiva yang dimiliki suatu perusahaan dimaksudkan untuk diputarkan (dimanfaatkan) karena dengan perputaran itu dapat diperoleh laba.

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keaktifan perusahaan dalam menggunakan dana yang tercermin dalam perputaran modalnya. Rasio keaktifan ini mengukur seberapa aktif perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber yang ada yang sesuai dengan kebijakan perusahaan. Rasio ini dihitung dalam tiga cara :

a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) kali 1 x Persediaan rata Rata Penjualan Pokok Harga  b. Perputaran Piutang kali 1 x g tan Piu rata Rata Bersih Penjualan 

c. Total Asset Turnover (TAT) kali 1 x Aktiva Total Bersih Pendapatan

Ketepatan mengenai waktu dilakukannya penagihan atas piutang adalah penting bagi perusahaan. Pertama-tama, makin lambat penagihan tersebut, berarti uang makin lama menganggur. Kedua, makin lama periode suatu piutang tersebut,

19 maka semakin besar pula resiko piutang tersebut tak dapat ditagih. (Munawir, 2010: 76)

Total Asset Turnover menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk meningkatkan nilai penjualan dan meningkatkan laba (Sartono, 2001). TAT dipengaruhi oleh nilai penjualan bersih yang dilakukan oleh perusahaan dibandingkan dengan nilai aktiva total yang dimiliki oleh perusahaan. Bila nilai TAT ditingkatkan berarti terjadi kenaikan penjualan bersih perusahaan, peningkatan penjualan bersih perusahaan akan mendorong peningkatan laba yang akan direspon dengan peningkatan harga saham perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan return saham perusahaan (Sartono, 2013).

Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Rasio Aktivitas

No Kriteria Penilaian

1 > 3,5 kali Sangat efektif

2 2,5 – 3,4 kali Efektif

3 1 – 2,4 kali Cukup efektif

4 < 1 kali Kurang efektif

Sumber : Munawir, 2010. 2.1.4. Rasio Profitabilitas

Tujuan utama dari perusahaan adalah untuk memperoleh laba untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan bukan hanya dilihat dari besarnya laba yang diperoleh atau dihasilkan oleh perusahaan, tetapi hal ini harus dihubungkan dengan jumlah modal yang digunakan untuk memperoleh laba yang dimaksud. Bagi perusahaan pada umumnya masalah

profitabilitas adalah lebih penting dari persoalan laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba atau dengan kata lain menghitung tingkat profitabilitasnya.

Dengan demikian maka yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk meningkatkan profitabilitasnya. Berhubung dengan itu maka bagi perusahaan pada umumnya usahanya lebih diarahkan untuk mendapatkan titik profitabilitas maksimal dari pada laba maksimal. Oleh karena itu semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka mencerminkan bahwa semakin tinggi tingkat efesiensi perusahaan.

Untuk lebih jelasnya tentang profitabilitas maka Riyanto (2011: 385) memberikan

pengertian sebagai berikut : “profitabilitas perusahaan menunjukkan perbandingan

antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan

laba untuk periode tertentu”.

Sedangkan Harahap (2009 : 304) dalam bukunya Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan memberikan pengertian sebagai berikut : “Profitabilitas atau disebut

juga rentabilitas adalah kemempuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah

21 Menurut Munawir (2010:33) dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan”

mengemukakan bahwa :“Analisis Profitabilitas adalah merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.”

Menurut Mahmud M. Hanafi (2012:30) dalam bukunya “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”, analisis rasio profitabilitas adalah : “Rasio Profitabilitas, rasio ini

mengukur perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat

penjualan, asset dan modal saham tertentu.”

Berdasarkan kedua defenisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa profitabilittas adalah prestasi yang dicapai perusahaan pada periode tertentu yang diperoleh dengan menggunakan semua kemampuan baik itu modal perusahaan atau aktiva. Cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan bermacam-macam tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Dengan adanya bermacam-macam cara penilaian profitabilitas suatu perusahaan, maka tidak mengherankan jika ada beberapa perusahaan yang berbeda-beda dalam cara menghitung profitabilitasnya, yang penting adalah profitabilitas yanga mana yang akan digunakan sebagai alat pengukur efesiensi penggunaan modal dalam perusahaan yang bersangkutan.

Analisis profitabilitas ini pada dasarnya untuk mengukur kinerja secara keseluruhan perusahaan dan efisiensi dalam pengelolaan aktiva, kewajiban dan kekayaan. Ada tiga rasio yang sering dibicarakan, yaitu Return On Equity (ROE), Return On Total Asset (ROA) dan Return On Investment (ROI).

Berdasarkan pembahasan di atas tentang pengertian profitabilitas, maka ada tiga jenis profitabilitas yang akan dibahas satu persatu sebagai berikut :

1. Return on Equity (ROE)

Return on Equity merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri (Sutrisno, 2010:267). Return on Equity merupakan alat analisis keuangan untuk mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham (Halim dan Hanafi, 2010:85). Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka ROE berhasil dicapai.

Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.

ROE = Net Income x100% Equity 2. Return on Assets (ROA)

Return on Assets juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Sutrisno, 2010:266). ROA sering disebut sebagai rentabilitas ekonomi memberikan informasi seberapa efisien suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya. Rasio ini menunjukan

23 kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (Riyanto, 2011:387).

Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham (Arifin, 2012;65).

ROA = Net Incomex100% Assets

3. Return On Investment (ROI)

Menurut Lukman Syamsudin (2013:63) dalam bukunya “Manajemen Keuangan Perusahaan”, mengatakan bahwa: “Return On Investmen (ROI) adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di

perusahaan.”

Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2011:215) dalam bukunya “Dasar

-dasar Pembelanjaan Perusahaan” menjelaskan bahwa : “Return On Investment sama dengan laba bersih terhadap total aktiva. Rasio ini mencoba mengukur efektivitas sumber daya perusahaan. Uraian ini khususnya dapat diterapkan dalam mengukur kinerja masing-masing segment atau divisi dari suatu

Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Return On Investment (ROI) menunjukan seberapa banyak laba bersih yang bisa dihasilkan dari seluruh pemanfaatan kekayaan yang dimiliki perusahaan, sehingga dipergunakan angka laba setelah pajak dan kekayaan perusahaan.

Analisis rasio Return On Investmen (ROI) dalam analisis keuangan mempunyai arti yang sangat penting karena merupakan salah satu tekhnik analisis yang bersifat menyeluruh (comprehensive). Analisis rasio Return On Investment (ROI) merupakan teknik analisis yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return On Investment (ROI) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan investasi yang ditanamkan dalam total asset yang digunakan untuk memperoleh keuntungan.

Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-dasar Pembelanjaan

Perusahaan”, besarnya Return On Investment (ROI) dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :

ROI = 100% Assets Total Tax After Profit Net x

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Rasio Profitabilitas

No Kriteria Penilaian 1 > 15% Sangat profitabel 2 10% - 14% Profitabel 3 1% - 10% Cukup profitabel 4 < 1% Kurang profitabel Sumber : Munawir, 2010.

Dokumen terkait