• Tidak ada hasil yang ditemukan

H. Paket / Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain

I. Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah

2

Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya)

- -

Direksi Mendapatkan fasilitas kendaraan dinas jenis Toyota Avanza Fasilitas Kesehatan BPJS

(dalam ribuan rupiah)

I. Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah

Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari PT. BPR Artha Margahayu kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya.

Berikut adalah rasio gaji tertinggi dan terendah dalam skala perbandingan : 1) Rasio gaji Pegawai yang tertinggi dan terendah adalah 46,57 berbanding 1 2) Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah adalah 1,25 berbanding 1 3) Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah adalah 1,25 berbanding 1 4) Rasio gaji Direksi tertinggi dan Komisaris tertinggi adalah 2 berbanding 1 5) Rasio gaji Direksi tertinggi dan Pegawai tertinggi adalah 19,35 berbanding 1 . J. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris

Sepanjang tahun 2018 Dewan Komisaris telah menyelenggarakan 4 kali rapat

internal Dewan komisaris dengan tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris

sebagaimana tersaji di tabel berikut ini:

No Tanggal Rapat

Agenda Rapat Goegoen

Roekawan

1 Pembahasan dan menyetujui kekurangan pajak tahun 2013, 2014 dan 2015

√ √ √

2 Pembahasan dan menyetujui hapus buku kredit macet

3 Pembahasan dan menyetujui pembelian satu unit server 2 21 Maret

2018

1 Pengangkatan Direktur Utama Bpk.Willy Saputra

√ √ √

2 Laporan kondisi operasional 3 26 Juni

2018

1 Pengangkatan Direktur Kepatuhan Bpk.Desmison

√ √ √

2 Pembahasan mengenai penambahan setoran modal

K. Jumlah Penyimpangan Intern yang terjadi dan Upaya Penyelesaian oleh PT. BPR Artha Margahayu

Penyimpangan Internal (internal fraud) adalah penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan pegawai tidak tetap terkait proses kerja dan kegiatan Operasional PT BPR Artha Margahayu :

Internal Fraud dalam 1 tahun

Jumlah Kasus yang dilakukan oleh

Direksi Dewan

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan PT. BPR Artha Margahayu dan telah dituangkan dalam Tabel diatas dapat diketahui bahwa selama periode tahun 2018 tidak adanya penyimpangan internal (Internal Fraud) yang terjadi pada PT. BPR Artha Margahayu.

L. Jumlah Permasalahan Hukum dan Upaya Penyelesaian oleh PT. BPR Artha Margahayu

Permasalahan Hukum merupakan perkara perdata dan pidana yang dihadapi oleh PT.BPR Artha Margahayu selama periode tahun laporan dan telah diajukan melalui proses peradilan dan Pada tahun 2018 tidak terdapat permasalahan hukum.

Permasalahan Hukum Jumlah

Perdata Pidana Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) - -

Dalam proses penyelesaian - -

Total - -

M.Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan

Tabel berikut ini menunjukkan pemberian kredit kepada pihak terkait:

No Nama Penerima Jumlah (Juta Rp) Tanggal

- - - -

N. Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik, Baik Nominal Maupun Penerima Dana

Selama tahun 2018, PT. BPR Artha Margahayu telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan – kegiatan sosial.

Adapun beberapa kegiatan sosial yang dilakukan oleh PT. BPR Artha Margahayu diwujudkan dalam bentuk pemberian sumbangan untuk fakir miskin, aktivitas keagamaan/perayaan hari besar keagamaan, bencana alam serta aktivitas sosial lainnya. Secara keseluruhan Bank telah memberikan dana sebesar Rp.5.800.019,-(lima juta delapan ratus ribu sembilan belas rupiah).

Dalam menjalankan program Corporate Social Responsibility tersebut PT. BPR Artha Margahayu tetap berpedoman pada prinsip pelaksanaan tata kelola yang baik, bersinergi dengan pemangku kepentingan yang senantiasa turut aktif dalam kontribusi kegiatan masyarakat.

O. Hasil Penilaian Sendiri (Self Assesment)

Memenuhi ketentuan pasal 77 POJK nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata

Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat, PT. BPR Artha Margahayu melakukan Self

Assessment untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2018 dengan

mempertimbangkan beberapa aspek seperti pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite, penanganan benturan kepentingan, penerapan fungsi kepatuhan Bank, penerapan fungsi Audit Intern, penerapan fungsi Audit Ekstern, penerapan fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern, batas maskimum pemberian kredit, rencana bisnis Bank, dan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, maka predikat pelaksanaan Penerapan Tata Kelola (GCG) PT. BPR Artha Margahayu berada pada predikat komposit Baik dengan nilai komposit 1,92.

Berikut adalah ringkasan hasil perhitungan nilai komposit self assessment untuk periode 2018:

No Faktor yang dinilai Bobot (B)

%

Peringkat Nilai

1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

20 1.83 0.37

2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

15 2.04 0.30

3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite (bagi BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp80.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)

0 0.00 0

4 Penanganan Benturan Kepentingan 10 3.00 0.20

5 Penerapan Fungsi Kepatuhan 10 3.90 0.29

6 Penerapan Fungsi Audit Intern 10 2.53 0.24

7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern (bagi BPR dengan total aset paling sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)

2,5 1.30 0.03

8 Penerapan Manajemen Risiko, Termasuk Sistem Pengendalian Intern *)

0 0.00 0

9 Batas Maksimum Pemberian Kredit 7,5 2.00 0.15

10 Rencana Bisnis BPR 7,5 2.00 0.15

11 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

7,5 2.50 0.19

Nilai Komposit 90 1.92

Peringkat Komposit Baik

*)

diperhitungkan sesuai pentahapan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan yang mengatur mengenai

manajemen risiko BPR. Dengan demikian, total penyebut sebelum pentahapan penerapan manajemen

risiko adalah 90.

V. KESIMPULAN UMUM HASIL PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PENERAPAN TATA KELOLA BPR

Nama BPR : PT. BPR Artha Margahayu

Posisi : Desember 2018

Nilai Komposit : 1,92 Peringkat Komposit : Baik

Analisis : Mencerminkan Manajemen PT.BPR Artha Margahayu telah melakukan Penerapan Tata Kelola yang secara umum baik.

Hal ini tercermin dari pemenuhan yang memadai terhadap prinsip-prinsip Penerapan Tata Kelola. Apabila masih ada kelemahan dalam hal Penerapan Tata Kelola, maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan dan dapat segera dilakukan perbaikan oleh manajemen PT. BPR Artha Margahayu.

1. Analisa Faktor Penerapan Tata Kelola

Berdasarkan uraian umum mengenai kesimpulan atas penilaian pelaksanaan Penerapan Tata Kelola BPR dengan mempertimbangkan faktor-faktor penilaian Penerapan Tata Kelola secara komperhensif dan terstruktur, mencakup baik Struktur Tata Kelola, Proses Tata Kelola dan Hasil Tata Kelola PT.BPR Artha Margahayu menetapkan peringkat faktor Penerapan Tata Kelola untuk posisi 31 Desember 2018 adalah pada peringkat 1,92. Penetapan peringkat ini didasarkan pada hasil akhir penilaian 11 faktor Penilaian Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola dan kesimpulan umum yang menunjukkan bahwa masih ada faktor-faktor positif dari aspek struktur tata kelola dan proses tata kelola yang dapat mendukung tercapainya hasil Tata Kelola BPR yang baik pada aspek kualitatif dan kuantitatif seperti kemampuan BPR dalam mempertahankan kinerja dan menjaga risiko dalam kondisi perekonomian yang masih belum stabil. Meskipun masih terdapat faktor negatif pada penilaian proses tata kelola BPR, namun demikian tidak terlalu memberikan dampak yang signifikan kepada hasil tata kelola BPR, mengingat BPR sudah melakukan langkah-langkah perbaikan (Corrective Action) yang perlu dilakukan oleh manajemen PT.BPR Artha Margahayu.

Dalam analisa faktor Penerapan Tata Kelola ini, dijelaskan pula mengenai identifikasi permasalahan berupa kelemahan dan penyebabnya serta kekuatan pelaksanaan Penerapan Tata Kelola sebagai berikut :

a. Identifikasi permasalahan berupa kelemahan dan penyebabnya

Berdasarkan kesimpulan Penilaian Sendiri (Self Assessment) terhadap pelaksanaan

Penerapan Tata Kelola pada posisi 31 Desember 2018 masih ditemukan adanya

kelemahan yang memerlukan perhatian yang cukup dari manajemen PT. BPR

Artha Margahayu. Berikut ini akan dijelaskan mengenai identifikasi permasalahan

berupa kelemahan dan penyebabnya pada beberapa Faktor Penilaian Pelaksanaan

Penerapan Tata Kelola yang masih perlu mendapat perhatian yang khusus dari manajemen PT. BPR Artha Margahayu, diantaranya :

 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Kelemahan Pelaksanaan Tugas dan tanggung jawab Direksi pada Proses Penerapan Tata Kelola karena jumlah Direksi tidak sesuai dengan POJK dan belum penunjukkan dari RUPS untuk Direksi. Namun kelemahan tersebut sudah mendapat perhatian khusus dari RUPS dengan segera akan melengkapi jumlah anggota dewan Direksi di tahun 2019.

 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Kelemahan Pelaksanaan Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris pada Proses Penerapan Tata Kelola karena jumlah Dewan Komisaris tidak sesuai dengan POJK dan belum penunjukkan dari RUPS untuk Dewan Komisaris.

Namun kelemahan tersebut sudah mendapat perhatian khusus dari RUPS dengan segera akan melengkapi jumlah anggota Dewan Komisaris di tahun 2019.

 Penerapan Fungsi Kepatuhan

Kelemahan pada Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola, Proses Penerapan Tata Kelola dan Hasil Penerapan Tata Kelola disebabkan karena PT. BPR Artha Margahayu belum ada Direksi yang membawahi Fungsi Kepatuhan. Namun kelemahan tersebut sudah mendapat perhatian khusus dari RUPS dengan segera akan melengkapi Direksi yang membawahi Fungsi Kepatuhan di tahun 2019.

 Penanganan Benturan Kepentingan

Dimulai pada aspek Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola, PT. BPR Artha Margahayu sedang menyusun kebijakan dan prosedur penyelesaian benturan kepentingan yang mengikat bagi setiap pengurus dan pegawai. Dari sisi proses tata kelola transaksi yang berpotensi mengandung Benturan Kepentingan telah diproses sesuai dengan kebijakan dan prosedur, manajemen PT. BPR Artha Margahayu tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan PT. BPR Artha Margahayu, selain itu bukti transaksi telah didokumentasikan dengan baik. Sehingga kelemahan pelaksanaan Penerapan Tata Kelola dari sisi Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola karena PT. BPR Artha Margahayu belum memiliki kebijakan dan prosedur penyelesaian benturan kepentingan yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi PT. BPR Artha Margahayu.

b. Kekuatan Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola

Berdasarkan kesimpulan Penilaian Sendiri (Self Assessment) terhadap pelaksanaan

Penerapan Tata Kelola PT. BPR Artha Margahayu posisi Desember 2018 banyak

ditemukan faktor-faktor positif, baik pada aspek struktur dan infrastruktur tata

kelola, proses penerapan tata kelola dan hasil penerapan tata kelola yang menjadi

kekuatan dalam pelaksanaan Penerapan Tata Kelola terhadap masing – masing

faktor yang menurut PT. BPR Artha Margahayu dapat memberikan kekuatan dalam pelaksanaan Penerapan tata kelola :

 Penerapan Fungsi Audit Ekstern

Dimulai pada aspek Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola penunjukan Audit Ekstern kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) sudah memenuhi aspek-aspek yang dipersyaratkan dalam ketentuan yang berlaku. Dari sisi Proses Tata Kelola Akuntan Publik telah melaksanakan audit secara independen dan profesional. Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan penerapan Tata Kelola baik dari sisi Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola maupun Proses Tata Kelola Penerapan Fungsi Audit Ekstern dapat memberikan dampak positif pada Hasil Tata Kelola yang tercermin dari hasil pemeriksaan Audit Ekstern yang telah menggambarkan permasalahan pada PT. BPR Artha Margahayu dan telah disampaikan secara tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) oleh KAP yang ditunjuk.

 Batas Maksimum Pemberian Kredit

Dimulai pada aspek Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola walapun PT. BPR Artha Margahayu belum memiliki kebijakan tertulis terkait dengan Batas Maksimum Pemberian Kredit. Namun dengan komitmen yang mengutamakan prinsip kehati-hatian maka didalam penerapan pelaksanaan Tata Kelola baik dari sisi Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola maupun Proses Tata Kelola Kepatuhan terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit dapat memberikan dampak positif pada hasil tata kelola yang dilakukan oleh PT. BPR Artha Margahayu.

 Rencana Bisnis BPR

Dimulai pada aspek Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola PT. BPR Artha Margahayu telah menyusun rencana strategis dalam Rencana Jangka Panjang (Business Plan) yang telah sesuai dengan visi dan misi PT. BPR Artha Margahayu. Dari sisi proses penerapan Tata Kelola PT. BPR Artha Margahayu telah menyusun Rencana Bisnis BPR secara realistis, komprehensif dan terukur dengan tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian dan responsif terhadap perubahan internal dan eksternal. Sehingga dengan kekuatan Pelaksanaan penerapan Tata Kelola baik dari sisi Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola dan Proses Penerapan Tata Kelola penyusunan Rencana Strategis BPR dapat memberikan dampak positif pada hasil tata kelola yang tercermin dari Rencana Jangka Panjang yang disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris dan telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

Dimulai pada aspek Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola PT. BPR Artha

Margahayu telah memiliki sistem informasi yang memadai serta didukung oleh

sumber daya manusia yang kompeten. Dari sisi proses Penerapan Tata Kelola

PT.BPR Artha Margahayu telah mentransparansikan kondisi keuangan dan non keuangan, informasi produk, laporan pengaduan nasabah sesuai ketentuan yang berlaku. Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan penerapan Tata Kelola baik dari segi Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola dan Proses Penerapan Tata Kelola dapat memberikan dampak positif yang tercermin dari Laporan Tahunan dan Laporan Penanganan Pengaduan dan Penyelesaian Pengaduan, laporan pengaduan dan tindak lanjut pelayanan dan penyelesaian pengaduan telah disampaikan secara lengkap dan tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 Penerapan Fungsi Audit Intern

Dimulai dari aspek Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola, Struktur Organisasi Audit Intern telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kelembagaan Audit Internal independen terhadap satuan kerja operasional PT. BPR Artha Margahayu. Dari sisi Proses Tata Kelola Internal Audit telah melakukan fungsi dan pengawasannya secara independen dengan cakupan tugas yang memadai dan sesuai dengan jadwal dan rencana Audit yang sudah dibuat. Pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit sudah didokumentasikan dengan baik. Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan Penerapan Tata Kelola, baik dari sisi struktur tata kelola dan proses tata kelola terhadap penerapan fungsi Audit Intern dapat memberikan dampak positif pada hasil tata kelola yang tercermin dari telah dilaksanakannya fungsi Audit Intern secara memadai dan temuan-temuan hasil pemeriksaan Audit Internal, Audit Eksternal maupun OJK telah ditindaklanjuti secara memadai.

VI. PENUTUP

Demikian Laporan Penerapan Tata Kelola PT. BPR Artha Margahayu tahun laporan

Desember 2019 untuk periode penilaian 31 Desember 2018 yang disusun sesuai dengan

peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor. 4/POJK.03/2015 dan disempurnakan

dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.03/2016 perihal

Penerapan Tata Kelola Bagi BPR, yang telah mengungkapkan aspek Transparansi

Penerapan Tata Kelola dan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Penerapan

Tata Kelola sesuai dengan periode penilaian 31 Desember 2018. Sehingga dengan

disusunnya Laporan Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola ini diharapkan dapat

memberikan informasi yang lebih jelas kepada Stakeholder sebagai bentuk pelaksanaan

prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi, pertanggungjawaban dan kewajaran

PT.BPR Artha Margahayu.

Pekanbaru, 08 Maret 2018 Direksi dan Dewan Komisaris

PT. BPR Artha Margahayu

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

Profil BPR

Nama BPR Alamat BPR Posisi Laporan Modal Inti BPR Total Aset BPR Bobot Faktor BPR

Rp5,306,194,162 Rp67,801,701,863 Desember, 2019

Jl. RIAU No. 193 D PEKANBARU

B

PT. BPR ARTHA MARGAHAYU

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

1

1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50M:

Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:

Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

v

Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten pada provinsi lokasi kantor PT.BPR Artha Margahayu.

3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain (partai politik

atau organisasi kemasyarakatan). v

Anggota Direksi tidak ada yang merangkap jabatan pada bank, perusahaan non bank, maupun pada lembaga lain.

4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris. v

Anggota Direksi tidak ada yang mempunyai hubungan keluarga atau semenda sampai dengan kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.

5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan;

telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.

v

Direksi menggunakan jasa profesional (Pengacara) dan telah dibuat Perjanjian Kerja Sama sesuai dengan ketentuan POJK.

6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa jabatannya.

v

Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatuhan dengan tanggal pengangkatan OJK 28 Juli 2017, dan telah diangkat melalui RUPS tanggal 5 April 2017

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 4 2 0 4 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 6

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S):

50%

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

v

Jumlah Direksi tidak sesuai dengan POJK, dan belum ada melalui penunjukkan RUPS untuk Direksi yang membawahi fungsi kepatuhan.

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

1

7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas. v

Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya cukup mandiri atas segala pengambilan keputusan secara independen dan tidak memberikan kuasa umum kepada pihak lain.

8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

v

Direksi selalu menindaklanjuti seluruh temuan Audit Internal dan atau Eksternal serta OJK atau otoritas lainnya.

9) Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat,

terkini, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris. v Direksi selalu menyediakan data dan informasi lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.

10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

v

Dalam hal ini rapat antar direksi tidak ada oleh karena tidak mencukupi jumlah keanggotaan Direksi, namun tetap melakukan koordinasi dengan Dewan Komisaris.

11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

v

Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.

v

Direksi cukup perhatian untuk mengikutsertakan karyawan pada unit kerja yang memerlukan peningkatan kompetensi disetiap pelatihan/pendidikan.

13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian.

v

Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian.

14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit mencantumkan etika

kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat. v

Direksi telah memiliki pedoman & tata tertib kerja sesuai dengan ketentuan OJK, namun belum sepenuhnya dilakukan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 2 8 6 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 8 Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S):

40%

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

1

15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya

kepada pemegang saham melalui RUPS. v Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.

16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai

kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian. v Direksi cukup mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian.

17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan kepada seluruh Direksi.

v

Hasil rapat Direksi selalu dituangkan dalam risalah rapat termasuk pengungkapan bila terjadi issenting opinions dan didokumentasikan dengan baik.

18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi stakeholders.

v

Terdapat cukup peningkatan pengetahuan, keahlian dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai walaupun belum secara optimal mampu menyelesaikan permasalahan BPR atau sesuai harapan stakeholders.

Terdapat cukup peningkatan pengetahuan, keahlian dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai walaupun belum secara optimal mampu menyelesaikan permasalahan BPR atau sesuai harapan stakeholders.

Dokumen terkait