• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE JL. RIAU NO.193 D PEKANBARU RIAU TELP (0761) FAKS (0761)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE JL. RIAU NO.193 D PEKANBARU RIAU TELP (0761) FAKS (0761)"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

JL. RIAU NO.193 D PEKANBARU – RIAU

TELP (0761) 858658 FAKS (0761) 858404

(2)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ... 1

II. DASAR PELAKSANAAN KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN ... 2

III. KOMITMEN dan TUJUAN PENERAPAN TATA KELOLA PT. BPR ARTHA MARGAHAYU ... 2

IV. TRANSPARANSI PENERAPAN TATA KELOLA (Good Corporate Governance) ... 3

A. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi ... 3

B. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Dewan Komisaris ... 9

C. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Atau Fungsi Komite ... 14

D. Kepemilikan Saham Anggota Direksi ... 14

E. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi Dengan Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi Lain dan/atau Pemegang Saham PT. BPR Artha Margahayu ... 14

F. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris ... 15

G. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris Dengan Anggota Dewan Komisaris Lainnya, Anggota Direksi Lain dan/atau Pemegang Saham PT. BPR Artha Margahayu ... 15

H. Paket / Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Direksi dan Dewan Komisaris ... 15

I. Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah ... 16

J. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris ... 16

K. Jumlah Penyimpangan Intern yang terjadi dan Upaya Penyelesaian

(3)

L. Jumlah Permasalahan Hukum dan Upaya Penyelesaian

oleh PT. BPR Artha Margahayu ... 18 M. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan ... 18 N. Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik,

Baik Nominal Maupun Penerima Dana ... 18 O. Hasil Penilaian Sendiri (Self Assesment) ... 18 V. KESIMPULAN UMUM HASIL PENILAIAN SENDIRI

(SELF ASSESSMENT) PENERAPAN TATA KELOLA BPR ... 20

VI. PENUTUP ... 23

LAMPIRAN SELF ASSESSMENT PENERAPAN TATA KELOLA BPR

(4)

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PT. BPR ARTHA MARGAHAYU

TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN

Sehubungan dengan mulai diterapkannya penerapan tata kelola perusahaan berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.4/POJK.03/2015 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.5/POJK.03/2016 perihal Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat, maka pada pelaksanaannya dilandasi pada 5 (lima) prinsip dasar yaitu :

1. Transparansi (transperancy) yang berarti keterbukaan dalam pengambilan setiap keputusan,

a. Bank mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan (stakeholder) sesuai dengan haknya.

b. Kebijakan Bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan dan yang berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut.

2. Akuntabilitas (accountability) yakni kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban personil sehingga pengelolaan dapat berjalan lebih efektif, a. Bank menetapkan sasaran usaha dan strategi untuk dapat dipertanggungjawabkan

kepada stakeholder.

b. Bank menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi masing-masing karyawan.

3. Pertanggungjawaban (responsobility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta prinsip – prinsip pengelolaan Bank yang sehat.

a. Bank berpegang pada prinsip kehati-hatian dan menjamin kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

b. Bank berkomitmen untuk mematuhi peraturan perundangan dan kebijakan internal yang telah ditetapkan.

4. Independensi (independency) yaitu pengelolaan BPR secara profesional tanpa ada tekanan atau pengaruh dari pihak internal maupun eksternal.

a. Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholder manapun serta terbebas dari benturan kepentingan.

b. Bank mengambil keputusan secara obyektif dan bebas dari segala tekanan dari

pihak manapun.

(5)

5. Kewajaran (fairness) yakni keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan (stakeholder) yang akan timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang–undangan yang berlaku.

a. Bank memperhatikan kepentingan seluruh stakeholder berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran.

b. Bank membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.

II. DASAR PELAKSANAAN KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Pelaksanaan tata kelola di PT. BPR Artha Margahayu mengacu pada beberapa ketentuan yang berlaku antara lain:

1. Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 20/POJK.03/2014 tentang Bank Perkreditan Rakyat.

3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat.

4. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat.

III. KOMITMEN DAN TUJUAN PENERAPAN TATA KELOLA PT. BPR ARTHA MARGAHAYU

PT. BPR Artha Margahayu di dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik adalah merupakan elemen fundamental atas dasar ketentuan dan peraturan perundang-undangan.

Manajemen meyakini bahwa dengan menerapkan tata kelola yang baik akan mampu meningkatkan nilai perusahaan. Komitmen ini didukung penuh oleh seluruh jajaran Manajemen dan karyawan PT. BPR Artha Margahayu.

Komitmen PT. BPR Artha Margahayu untuk mengimplementasikan penerapan tata kelola bertujuan untuk :

1. Meningkatkan kesungguhan manajemen dalam menerapkan prinsip – prinsip akuntabilitas, tanggung jawab, keterbukaan, indepedensi, kewajaran dan kehati- hatian dalam pengelolaan Bank.

2. Meningkatkan kinerja Bank, efisiensi dan pelayanan kepada stakeholder.

3. Menarik minat dan kepercayaan nasabah.

IV. TRANSPARANSI PENERAPAN TATA KELOLA (Good Corporate Governance)

Laporan pelaksanaan Tata Kelola/Good Corporate Governance (GCG) yang disusun

sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 4/POJK.03/2015 tentang

Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat, Berikut adalah pokok-pokok

laporan penerapan tata kelola selama tahun 2018 :

(6)

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris 3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite 4. Kepemilikan Saham Anggota Direksi

5. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi Dengan Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi Lain dan/atau Pemegang Saham PT. BPR Artha Margahayu

6. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris

7. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris Dengan Anggota Dewan Komisaris Lain, Anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham PT. BPR Artha Margahayu

8. Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Direksi dan Dewan Komisaris 9. Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah

10. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris 11. Jumlah Penyimpangan Intern

12. Jumlah Permasalahan Hukum dan Upaya Penyelesaian oleh PT. BPR Artha Margahayu

13. Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan

14. Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik, Baik Nominal Maupun Penerima Dana

15. Hasil Penilaian Sendiri (Self Assesment) dan Kesimpulan Umum

A. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Dewan Direksi PT. BPR Artha Margahayu diangkat oleh RUPS untuk menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili baik di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan – pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang – undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.

Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dalam menjalankan tugasnya, Direksi diberi wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai Anggaran Dasar yang berpedoman pada peraturan dan perundang – undangan yang berlaku.

1. Jumlah dan Komposisi Direksi

PT. BPR Artha Margahayu untuk periode per 31 Desember tahun 2018 memiliki

(7)

berlaku yakni yang mengatur jumlah dan komposisi Direksi sesuai modal inti PT.BPR Artha Margahayu yaitu memiliki modal inti kurang dari Rp.50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah).

Anggota Direksi pada saat diangkat telah memenuhi persyaratan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan, antara lain mempunyai akhlak dan moral yang baik, tidak pernah dinyatakan pailit, tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana, serta memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman di bidang perbankan. Seluruh anggota Direksi telah dinyatakan lulus fit and proper test sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Namun untuk tahun 2019 susunan Direksi PT. BPR Artha Margahayu akan mengalami penambahan jumlah anggota Direksi dan memenuhi peraturan perundangan yang berlaku yakni yang mengatur jumlah dan komposisi Direksi.

Susunan Direksi PT. BPR Artha Margahayu di tahun laporan posisi akhir Desember 2018 sebagai berikut :

No Nama Jabatan Masa

Jabatan Domisili Keterangan

1 Willy Saputra Direktur Utama

Maret 2018 s.d Maret 2021

Pekanbaru -

2 Desmison Direktur

Agustus 2017 s.d Agustus 2022

Pekanbaru Mengundurkan diri di Nopember 2018

Pengunduran diri 1(satu) orang Direksi pada bulan Nopember 2018 didasarkan pada usulan RUPS tentang kesepakatan pengunduran diri Direktur.

2. Kriteria Anggota Direksi

Yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah individu yang cakap melakukan perbuatan hukum yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

i. Integritas, yakni mencakup :

 Cakap dalam melakukan perbuatan hukum dan dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan,

 Tidak pernah dinyatakan pailit atau,

 Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan,

 Memiliki akhlak dan moral yang baik,

(8)

 Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku,

 Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat.

 Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test), dan

 Memiliki komitmen untuk tidak melakukan dan/atau mengulangi perbuatan dan/atau tindakan tertentu, bagi calon anggota Direksi atau calon anggota Dewan Komisaris yang pernah memiliki predikat tidak lulus dalam uji kemampuan dan kepatutan dan telah menjalani sanksi.

ii. Kompetensi, yakni mencakup :

 Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya,

 Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau bidang keuangan,

 Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan Perseroan.

iii. Memiliki reputasi keuangan yang baik dengan tidak memiliki kredit macet.

iv. Memenuhi peraturan perundang – undangan di bidang Perbankan, peraturan perundang – undangan lainnya dan Anggaran Dasar Perseroan.

v. Antara para anggota Direksi, dan antara anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris tidak boleh ada hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat kedua, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping atau hubungan semenda (menantu atau ipar).

3. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan

Direksi sebagai pengurus Bank diharuskan memenuhi persyaratan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan serta memperoleh predikat lulus dalam penilaian kemampuan dan kepatutan yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana tercantum dalam POJK Nomor 27/POJK.03/2016 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Lembaga Jasa Keuangan (fit and proper test).

Anggota Direksi PT. BPR Artha Margahayu telah mengikuti Fit and Proper Test

yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan dan

memperoleh predikat kelulusan sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(9)

No Nama Jabatan Penyelenggara Penilaian Kemampuan dan

Kepatutan

Tanggal Efektif Pengangkatan

Sertifikasi Kompetensi

1 Willy Saputra Direktur Utama

Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) 21 Maret 2018 14 Maret 2018

4. Rangkap Jabatan Anggota Direksi

Sesuai POJK Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat, setiap anggota Direksi dilarang untuk rangkap jabatan pada Bank dan/atau perusahaan lain, kecuali sebagai pengurus asosiasi industri BPR dan/atau lembaga pendidikan dalam rangka peningkatan kompetensi sumber daya manusia BPR dan sepanjang tidak mengganggu pelaksanaan tugas sebagai anggota Direksi BPR.

Anggota Direksi PT. BPR Artha Margahayu tidak memiliki rangkap jabatan diluar yang diperkenankan oleh peraturan yang berlaku dan dapat menimbulkan benturan kepentingan yang dilarang dalam peraturan perundangan.

5. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Direksi telah melaksanakan Tugas dan tanggung jawabnya sesuai kewenangan yang diatur dalam Anggaran Dasar PT. BPR Artha Margahayu, antara lain : i. Bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan PT. BPR Artha

Margahayu.

ii. Mengelola PT. BPR Artha Margahayu sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar BPR dan peraturan perundang – undangan.

iii. Menerapkan Tata Kelola pada setiap kegiatan usaha PT. BPR Artha Margahayu di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

iv. Menunjuk Pejabat Eksekutif yang melaksanakan:

 Fungsi audit intern,

 Fungsi manajemen risiko dan  Fungsi kepatuhan

v. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern PT. BPR Artha Margahayu, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya.

vi. Memastikan terpenuhinya jumlah sumber daya manusia yang memadai,

antara lain dengan adanya:

(10)

 Pemisahan tugas dan tanggung jawab antara satuan atau unit kerja yang menangani pembukuan, operasional, dan kegiatan penunjang operasional;

dan

 Penunjukan pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern, dan independen terhadap unit kerja lain.

vii. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

viii. Mengungkapkan kebijakan PT. BPR Artha Margahayu yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai.

ix. Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.

x. Anggota Direksi telah melakukan pembelajaran secara berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan guna mendukung pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya.

6. Kewajiban Anggota Direksi

Direksi telah memenuhi kewajibannya sesuai Anggaran Dasar PT. BPR Artha Margahayu, antara lain :

i. Anggota Direksi wajib memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar Perseroan, Kebijakan Tata Kelola dan Kebijakan lain yang berlaku.

ii. Anggota Direksi wajib melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi.

iii. Anggota Direksi wajib mengungkapkan :

 Kepemilikan sahamnya pada PT. BPR Artha Margahayu dan perusahaan lain;

 Hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi lain dan/atau pemegang saham PT. BPR Artha Margahayu.

iv. Anggota Direksi wajib mengungkapkan remunerasi dan fasilitas sebagaimana ditetapkan RUPS dalam laporan penerapan Tata Kelola.

7. Larangan – Larangan Anggota Direksi

Anggota Direksi PT. BPR Artha Margahayu wajib mengikuti larangan - larangan

yang diatur dalam peraturan perundang – undangan di bidang Perbankan,

peraturan perundang – undangan lainnya serta Anggaran Dasar PT. BPR Artha

Margahayu, antara lain :

(11)

i. Anggota Direksi dilarang menggunakan PT. BPR Artha Margahayu untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan PT. BPR Artha Margahayu.

ii. Anggota Direksi dilarang mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari PT. BPR Artha Margahayu, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan kewajaran dan/atau kesesuaian dengan peraturan perundang- undangan.

iii. Anggota Direksi dilarang merangkap jabatan pada Bank dan/atau perusahaan lain, kecuali sebagai pengurus asosiasi industri BPR dan/atau lembaga pendidikan dalam rangka peningkatan kompetensi sumber daya manusia PT.BPR Artha Margahayu dan sepanjang tidak mengganggu pelaksanaan tugas sebagai anggota Direksi PT. BPR Artha Margahayu.

iv. Anggota Direksi dilarang memberikan kuasa umum yang mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.

v. Direksi dilarang menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan:

 Untuk proyek bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan;

 Didasari perjanjian yang jelas, yang paling sedikit mencakup ruang lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan serta biaya;

 Perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah Pihak Independen dan memiliki kualifikasi untuk mengerjakan proyek yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud pada poin pertama diatas.

vi. Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Direksi dilarang mengambil tindakan yang dapat merugikan PT. BPR Artha Margahayu atau mengurangi keuntungan PT. BPR Artha Margahayu dan wajib mengungkapkan benturan kepentingan dimaksud dalam setiap keputusan.

8. Etika Anggota Direksi

Direksi di dalam memenuhi dan melaksanakan tugas, tanggung jawab, kewajiban serta larangan – larangannya yang sesuai dengan peraturan perundang – undangan di bidang Perbankan, peraturan perundang – undangan lainnya serta Anggaran Dasar PT. BPR Artha Margahayu, juga melaksanakan dan mengikuti ketentuan Etika yang mencakup antara lain :

i. Setiap anggota Direksi PT. BPR Artha Margahayu menjunjung tinggi nilai- nilai etika dan itikad moral yang baik.

ii. Setiap anggota Direksi PT. BPR Artha Margahayu tunduk pada Kode Etik

yang berlaku di sektor perbankan.

(12)

iii. Setiap anggota Direksi PT. BPR Artha Margahayu menjaga kerahasiaan informasi bank dan kerahasiaan informasi nasabah bank.

9. Waktu Kerja

i. Setiap Direksi harus menyediakan waktu untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal setiap hari kerja.

ii. Hari kerja adalah Senin sd Jum’at.

iii. Jam kerja kantor adalah 08:00 sd 17:00 wib

iv. Waktu kerja adalah jam kerja kantor dimana anggota Direksi hadir di tempat kerja atau di tempat lain dalam rangka melaksanakan fungsi kepengurusan.

10.Penyelenggaraan Rapat Direksi

Penyelenggaraan Rapat Direksi tidak dapat dipenuhi oleh karena pada periode Desember 2018 Direksi PT. BPR Artha Margahayu hanya 1 (satu) orang anggota Direksi, namun setiap kebijakan dan keputusan strategis selalu dikoordinasikan dan diputuskan dengan Dewan Komisaris PT. BPR Artha Margahayu.

11.Training dan/atau Seminar Yang Diikuti oleh Direksi

Untuk meningkatkan kompetensi Direksi, telah mengikuti Training dan/atau Seminar yang diikuti oleh Direksi hingga tahun 2018 sebagai berikut :

No. Nama Direktur

Pelatihan/Seminar Penyelenggara Lokasi Tahun

1 Willy Saputra

Sertifikasi BPR - Certif

CERTIF LSP-

LKM Padang 2015

Sertifikasi BSMR

Level 1,2,3 LSPP Jakarta 2011,2012,2013

Certificate of Complection Credit Analis

Jakarta 2011 Refresment of

Credit Risk Management

BSMR Jakarta 2011

Kursus Analis

Kredit Angkatan 25 LPPI Jakarta 2005

Pelatihan UMKM IBI Palembang 2002

B. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Dewan Komisaris

Dewan Komisaris untuk PT. BPR Artha Margahayu diangkat oleh RUPS untuk

melakukan pengawasan serta memberikan nasihat kepada Direksi terhadap

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab PT. BPR Artha Margahayu. Tugas dan

tanggung jawab Dewan Komisaris adalah untuk memastikan kelangsungan usaha

BPR dan memastikan bahwa Direksi menjalankan tugas dengan itikad baik untuk

(13)

kepentingan PT. BPR Artha Margahayu, serta pemangku kepentingan lainnya (stakeholders).

1. Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris

PT. BPR Artha Margahayu untuk periode per 31 Desember tahun 2018 telah disesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku yang mengatur jumlah dan komposisi Dewan Komisaris sesuai dengan modal inti PT. BPR Artha Margahayu yang memiliki modal inti kurang dari Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah).

Seluruh anggota Dewan Komisaris pada saat diangkat telah memenuhi persyaratan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan, antara lain mempunyai akhlak dan moral yang baik, tidak pernah dinyatakan pailit, tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana, serta memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman di bidang perbankan. Seluruh anggota Dewan Komisaris telah dinyatakan lulus fit and proper test sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Susunan Dewan Komisaris PT. BPR Artha Margahayu di tahun laporan posisi akhir Desember 2018 sebagai berikut :

No Nama Jabatan Masa Jabatan Domisili Keterangan

1 Goegoen Roekawan Komisaris Utama

Februari 2013 s.d Februari 2018

Jakarta Meniggal Dunia

2 Abdul Wahab Komisaris

Agustus 2017 s.d Agustus 2020

Pekanbaru -

Komisaris Utama pada bulan Desember 2018 telah meninggal dunia, didasarkan pada usulan RUPS tentang kesepakatan rencana pengangkatan Komisaris Utama di tahun 2019.

2. Kriteria Anggota Dewan Komisaris

Yang dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris adalah individu yang cakap melakukan perbuatan hukum yang memenuhi persyaratan sebagai berikut : i. Memiliki akhlak dan moral yang baik

ii. Cakap dalam melakukan perbuatan hukum dan dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan

 Tidak pernah dinyatakan pailit atau,

(14)

 Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan,

 Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan,

iii. Dewan Komisaris harus memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan memiliki kemampuan dan/atau keahlian yang memadai di bidang lain yang dibutuhkan BPR.

iv. Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat.

v. Mayoritas anggota Dewan Komisaris dilarang saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi.

vi. Anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan integritas, kompetensi, reputasi keuangan, dan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan sesuai dengan ketentuan Otoritas Perbankan mengenai hal tersebut.

vii. Setiap usulan pengangkatan, pemberhentian dan/atau penggantian anggota Direksi oleh Dewan Komisaris harus diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pengangkatan Komisaris oleh RUPS baru efektif setelah mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau regulator lainnya sesuai dengan aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.

viii.Dewan Komisaris harus memiliki kombinasi kemahiran, pengetahuan dan pengalaman bisnis, dan pemahaman terhadap wilayah operasi PT. BPR Artha Margahayu, termasuk kemampuan untuk melakukan pengawasan atas usaha PT. BPR Artha Margahayu, dalam upaya memastikan efektifitas dan kompetensi Dewan Komisaris meliputi, bidang perbankan, asuransi, akuntansi, keuangan, hukum, kemampuan strategis, pemahaman bisnis, pengalaman manajerial, dan penguasaan ketentuan yang berlaku.

3. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan

Dewan Komisaris sebagai pengurus Bank diharuskan memenuhi persyaratan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan serta memperoleh predikat lulus dalam penilaian kemampuan dan kepatutan yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana tercantum dalam POJK Nomor 27/POJK.03/2016 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Lembaga Jasa Keuangan (fit and proper test).

Setiap anggota Dewan Komisaris PT. BPR Artha Margahayu telah mengikuti Fit

and Proper Test yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia atau Otoritas Jasa

Keuangan dan memperoleh predikat kelulusan sebagaimana dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

(15)

No Nama Jabatan Penyelenggara Penilaian Kemampuan dan

Kepatutan

Tanggal Efektif Pengangkatan

Sertifikasi Kompetensi

1 Abdul Wahab Komisaris Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) Juli 2017 04 Juni 2015

4. Rangkap Jabatan Anggota Dewan Komisaris

Anggota Dewan Komisaris hanya dapat merangkap jabatan sebagai :

i. Anggota Dewan Komisaris hanya dapat mempunyai 2 (dua) rangkap jabatan lain sebagai Anggota Dewan Komisaris pada BPR dan/atau Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

ii. Anggota Dewan Komisaris dilarang rangkap jabatan sebagai anggota Direksi atau Pejabat eksekutif pada BPR, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dan/atau Bank umum.

No Nama Jabatan Jabatan Pada

Perusahaan atau Insatansi Lain

Nama Perusahaan / Instansi Lain

1 Abdul Wahab Komisaris - -

5. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dewan Komisaris telah melaksanakan Tugas dan tanggung jawabnya sesuai kewenangan yang diatur dalam Anggaran Dasar PT. BPR Artha Margahayu, antara lain :

i. Memastikan terselenggaranya penerapan Tata Kelola pada setiap kegiatan usaha PT. BPR Artha Margahayu di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

ii. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi.

iii. Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada point ii) diatas, Dewan Komisaris wajib mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis PT. BPR Artha Margahayu .

iv. Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada point ii) diatas, Dewan Komisaris dilarang ikut serta dalam pengambilan keputusan mengenai kegiatan operasional PT. BPR Artha Margahayu, kecuali terkait dengan:

 Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana ketentuan yang mengatur mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR,dan

 hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan

(16)

v. Memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern PT. BPR Artha Margahayu, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya.

vi. Memberitahukan kepada Otoritas Jasa Keuangan:

 Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan; dan/atau

 Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BPR.

6. Kewajiban Anggota Dewan Komisaris

Setiap anggota Dewan Komisaris telah memenuhi kewajibannya sesuai Anggaran Dasar PT. BPR Artha Margahayu, antara lain :

i. Anggota Dewan Komisaris wajib memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar Perseroan, Kebijakan Tata Kelola dan Kebijakan lain yang berlaku.

ii. Anggota Dewan Komisaris wajib melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Dewan Komisaris.

iii. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen.

iv. Anggota Dewan Komisaris wajib mengungkapkan :

 Kepemilikan sahamnya pada PT. BPR Artha Margahayu dan perusahaan lain;

 Hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi lain dan/atau pemegang saham PT. BPR Artha Margahayu.

v. Anggota Dewan Komisaris wajib mengungkapkan remunerasi dan fasilitas sebagaimana ditetapkan RUPS dalam laporan penerapan Tata Kelola.

7. Larangan – Larangan Anggota Dewan Komisaris

Anggota Dewan Komisaris PT. BPR Artha Margahayu wajib mengikuti larangan- larangan yang diatur dalam peraturan perundang – undangan di bidang Perbankan, peraturan perundang – undangan lainnya serta Anggaran Dasar PT.

BPR Artha Margahayu, antara lain :

i. Anggota Dewan Komisaris dilarang menggunakan PT. BPR Artha Margahayu untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan PT. BPR Artha Margahayu.

ii. Anggota Dewan Komisaris dilarang mengambil dan/atau menerima

keuntungan pribadi dari PT. BPR Artha Margahayu, selain remunerasi dan

(17)

fasilitas lainnya yang ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan kewajaran dan/atau kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan.

8. Etika Anggota Dewan Komisaris

Dewan Komisaris di dalam memenuhi dan melaksanakan tugas, tanggung jawab, kewajiban serta larangan – larangannya yang sesuai dengan peraturan perundang–

undangan di bidang Perbankan, peraturan perundang – undangan lainnya serta Anggaran Dasar PT. BPR Artha Margahayu, juga melaksanakan dan mengikuti ketentuan Etika yang mencakup antara lain :

i. Setiap anggota Dewan Komisaris PT. BPR Artha Margahayu menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan itikad moral yang baik.

ii. Setiap anggota Dewan Komisaris PT. BPR Artha Margahayu tunduk pada Kode Etik yang berlaku di sektor perbankan.

iii. Setiap anggota Dewan Komisaris PT. BPR Artha Margahayu menjaga C. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Atau Fungsi Komite

Berdasarkan POJK Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan rakyat, Direksi pada BPR dengan modal inti kurang dari Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh milyar) tidak wajib membentuk Fungsi Komite, namun untuk tahun 2018 PT. BPR Artha Margahayu telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang melaksanakan :

i. Fungsi Audit Internal

ii. Fungsi Manajemen Risiko dan Kepatuhan D. Kepemilikan Saham Anggota Direksi

Direksi PT. BPR Artha Margahayu tidak memiliki saham di PT. BPR Artha Margahayu maupun di perusahaan lainnya.

Direksi

Kepemilikan Saham

PT. BPR Artha Marghayu Perusahaan Lain

Willy Saputra Nihil Nihil

E. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi Dengan Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi Lain dan/atau Pemegang Saham PT. BPR Artha Margahayu

Direksi PT. Artha Margahayu tidak memiliki hubungan keuangan dengan anggota

Dewan Komisaris dan Pemegang Saham, serta tidak memiliki hubungan keluarga

dengan anggota anggota Dewan Komisaris dan Pemegang Saham sebagaimana

tersaji pada tabel berikut ini :

(18)

Nama Direksi

Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Direksi Hubungan Keuangan Dengan Hubungan Keluarga Dengan

Dewan Komisaris

Pemegang Saham Pengendali

Dewan Komisaris

Pemegang Saham Pengendali Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Willy Saputra - - - -

F. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2018, kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris di PT. BPR Artha Margahayu, pada bank lain, lembaga keuangan bukan Bank dan perusahaan lainnya sebagaimana tersaji dalam tabel berikut:

Nama Anggota Dewan Komisaris

Kepemilikan Saham PT. BPR Artha

Margahayu BPR Lain Perusahaan Lain

Abdul Wahab Nihil Nihil

G. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris Dengan Anggota Dewan Komisaris Lainnya, Anggota Direksi Lain dan/atau Pemegang Saham PT. BPR Artha Margahayu

Anggota Dewan Komisaris PT. Artha Margahayu tidak memiliki h ubungan keuangan dengan anggota Dewan Komisaris Lainnya, Anggota Direksi dan Pemegang Saham , serta tidak memiliki hubungan keluarga dengan anggota anggota Dewan Komisaris Lainnya, Anggota Direksi dan Pemegang Saha m sebagaimana tersaji pada tabel berikut ini :

Nama Anggota

Dewan Komisaris

Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Direksi

Hubungan Keuangan Dengan Hubungan Keluarga Dengan

Anggota Direksi

Dewan Komisaris

Pemegang Saham Pengendali

Anggota Direksi

Dewan Komisaris

Pemegang Saham Pengendali Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Abdul

Wahab - - - - - -

H. Paket / Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Direksi dan Dewan Komisaris

Berikut adalah informasi mengenai jumlah remunerasi dan fasilitas lain yang

diterima oleh anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT. BPR Artha Margahayu

selama tahun 2018 :

(19)

No Jenis Remunerasi dan Fasilitas lain

Jumlah Diterima dalam Tahun 2018 Dewan Komisaris Direksi Orang Nominal Orang Nominal

1 Jumlah Keseluruhan Gaji 2 22.500 2 240.000

Tunjangan - - 1 4.400

Tantiem - - - -

Kompensasi berbasis saham - - - -

Remunerasi Berdasarkan RUPS dengan memperhatikan tugas, wewenang, tanggung jawab dan risiko.

- - - -

2

Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya)

- -

Direksi Mendapatkan fasilitas kendaraan dinas jenis Toyota Avanza Fasilitas Kesehatan BPJS

(dalam ribuan rupiah)

I. Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah

Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari PT. BPR Artha Margahayu kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya.

Berikut adalah rasio gaji tertinggi dan terendah dalam skala perbandingan : 1) Rasio gaji Pegawai yang tertinggi dan terendah adalah 46,57 berbanding 1 2) Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah adalah 1,25 berbanding 1 3) Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah adalah 1,25 berbanding 1 4) Rasio gaji Direksi tertinggi dan Komisaris tertinggi adalah 2 berbanding 1 5) Rasio gaji Direksi tertinggi dan Pegawai tertinggi adalah 19,35 berbanding 1 . J. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris

Sepanjang tahun 2018 Dewan Komisaris telah menyelenggarakan 4 kali rapat

internal Dewan komisaris dengan tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris

sebagaimana tersaji di tabel berikut ini:

(20)

No Tanggal Rapat

Agenda Rapat Goegoen

Roekawan

Abdul Wahab

Djunaid

1 07 Februari 2018

1 Pembahasan dan menyetujui kekurangan pajak tahun 2013, 2014 dan 2015

√ √ √

2 Pembahasan dan menyetujui hapus buku kredit macet

3 Pembahasan dan menyetujui pembelian satu unit server 2 21 Maret

2018

1 Pengangkatan Direktur Utama Bpk.Willy Saputra

√ √ √

2 Laporan kondisi operasional 3 26 Juni

2018

1 Pengangkatan Direktur Kepatuhan Bpk.Desmison

√ √ √

2 Pembahasan mengenai penambahan setoran modal

4 13 Nopember 2018

1 Laporan hasil kinerja tahun 2018 √ √ √

2 Pembahasan dan penetapan pengggunaan laba perseroan

3 Laporan rencana kerja untuk tahun 2019

K. Jumlah Penyimpangan Intern yang terjadi dan Upaya Penyelesaian oleh PT. BPR Artha Margahayu

Penyimpangan Internal (internal fraud) adalah penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan pegawai tidak tetap terkait proses kerja dan kegiatan Operasional PT BPR Artha Margahayu :

Internal Fraud dalam 1 tahun

Jumlah Kasus yang dilakukan oleh

Direksi Dewan Komisaris

Pegawai Tetap

Pegawai Tidak Tetap

2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 Total Fraud

- - - - - - - -

Telah Diselesaikan - - - -

Dalam Proses Penyelesaian internal PT.BPR Artha Margahayu

- - - - - - - -

Belum Diupayakan

Penyelesaiannya - - - - - - - -

Telah ditindaklanjuti Melalui

Proses Hukum - - - -

(21)

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan PT. BPR Artha Margahayu dan telah dituangkan dalam Tabel diatas dapat diketahui bahwa selama periode tahun 2018 tidak adanya penyimpangan internal (Internal Fraud) yang terjadi pada PT. BPR Artha Margahayu.

L. Jumlah Permasalahan Hukum dan Upaya Penyelesaian oleh PT. BPR Artha Margahayu

Permasalahan Hukum merupakan perkara perdata dan pidana yang dihadapi oleh PT.BPR Artha Margahayu selama periode tahun laporan dan telah diajukan melalui proses peradilan dan Pada tahun 2018 tidak terdapat permasalahan hukum.

Permasalahan Hukum Jumlah

Perdata Pidana Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) - -

Dalam proses penyelesaian - -

Total - -

M.Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan

Tabel berikut ini menunjukkan pemberian kredit kepada pihak terkait:

No Nama Penerima Jumlah (Juta Rp) Tanggal

- - - -

N. Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik, Baik Nominal Maupun Penerima Dana

Selama tahun 2018, PT. BPR Artha Margahayu telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan – kegiatan sosial.

Adapun beberapa kegiatan sosial yang dilakukan oleh PT. BPR Artha Margahayu diwujudkan dalam bentuk pemberian sumbangan untuk fakir miskin, aktivitas keagamaan/perayaan hari besar keagamaan, bencana alam serta aktivitas sosial lainnya. Secara keseluruhan Bank telah memberikan dana sebesar Rp.5.800.019,- (lima juta delapan ratus ribu sembilan belas rupiah).

Dalam menjalankan program Corporate Social Responsibility tersebut PT. BPR Artha Margahayu tetap berpedoman pada prinsip pelaksanaan tata kelola yang baik, bersinergi dengan pemangku kepentingan yang senantiasa turut aktif dalam kontribusi kegiatan masyarakat.

O. Hasil Penilaian Sendiri (Self Assesment)

Memenuhi ketentuan pasal 77 POJK nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata

Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat, PT. BPR Artha Margahayu melakukan Self

Assessment untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2018 dengan

(22)

mempertimbangkan beberapa aspek seperti pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite, penanganan benturan kepentingan, penerapan fungsi kepatuhan Bank, penerapan fungsi Audit Intern, penerapan fungsi Audit Ekstern, penerapan fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern, batas maskimum pemberian kredit, rencana bisnis Bank, dan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, maka predikat pelaksanaan Penerapan Tata Kelola (GCG) PT. BPR Artha Margahayu berada pada predikat komposit Baik dengan nilai komposit 1,92.

Berikut adalah ringkasan hasil perhitungan nilai komposit self assessment untuk periode 2018:

No Faktor yang dinilai Bobot (B)

%

Peringkat Nilai

1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

20 1.83 0.37

2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

15 2.04 0.30

3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite (bagi BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp80.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)

0 0.00 0

4 Penanganan Benturan Kepentingan 10 3.00 0.20

5 Penerapan Fungsi Kepatuhan 10 3.90 0.29

6 Penerapan Fungsi Audit Intern 10 2.53 0.24

7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern (bagi BPR dengan total aset paling sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)

2,5 1.30 0.03

8 Penerapan Manajemen Risiko, Termasuk Sistem Pengendalian Intern *)

0 0.00 0

9 Batas Maksimum Pemberian Kredit 7,5 2.00 0.15

10 Rencana Bisnis BPR 7,5 2.00 0.15

11 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

7,5 2.50 0.19

Nilai Komposit 90 1.92

Peringkat Komposit Baik

*)

diperhitungkan sesuai pentahapan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan yang mengatur mengenai

manajemen risiko BPR. Dengan demikian, total penyebut sebelum pentahapan penerapan manajemen

risiko adalah 90.

(23)

V. KESIMPULAN UMUM HASIL PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PENERAPAN TATA KELOLA BPR

Nama BPR : PT. BPR Artha Margahayu

Posisi : Desember 2018

Nilai Komposit : 1,92 Peringkat Komposit : Baik

Analisis : Mencerminkan Manajemen PT.BPR Artha Margahayu telah melakukan Penerapan Tata Kelola yang secara umum baik.

Hal ini tercermin dari pemenuhan yang memadai terhadap prinsip-prinsip Penerapan Tata Kelola. Apabila masih ada kelemahan dalam hal Penerapan Tata Kelola, maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan dan dapat segera dilakukan perbaikan oleh manajemen PT. BPR Artha Margahayu.

1. Analisa Faktor Penerapan Tata Kelola

Berdasarkan uraian umum mengenai kesimpulan atas penilaian pelaksanaan Penerapan Tata Kelola BPR dengan mempertimbangkan faktor-faktor penilaian Penerapan Tata Kelola secara komperhensif dan terstruktur, mencakup baik Struktur Tata Kelola, Proses Tata Kelola dan Hasil Tata Kelola PT.BPR Artha Margahayu menetapkan peringkat faktor Penerapan Tata Kelola untuk posisi 31 Desember 2018 adalah pada peringkat 1,92. Penetapan peringkat ini didasarkan pada hasil akhir penilaian 11 faktor Penilaian Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola dan kesimpulan umum yang menunjukkan bahwa masih ada faktor-faktor positif dari aspek struktur tata kelola dan proses tata kelola yang dapat mendukung tercapainya hasil Tata Kelola BPR yang baik pada aspek kualitatif dan kuantitatif seperti kemampuan BPR dalam mempertahankan kinerja dan menjaga risiko dalam kondisi perekonomian yang masih belum stabil. Meskipun masih terdapat faktor negatif pada penilaian proses tata kelola BPR, namun demikian tidak terlalu memberikan dampak yang signifikan kepada hasil tata kelola BPR, mengingat BPR sudah melakukan langkah-langkah perbaikan (Corrective Action) yang perlu dilakukan oleh manajemen PT.BPR Artha Margahayu.

Dalam analisa faktor Penerapan Tata Kelola ini, dijelaskan pula mengenai identifikasi permasalahan berupa kelemahan dan penyebabnya serta kekuatan pelaksanaan Penerapan Tata Kelola sebagai berikut :

a. Identifikasi permasalahan berupa kelemahan dan penyebabnya

Berdasarkan kesimpulan Penilaian Sendiri (Self Assessment) terhadap pelaksanaan

Penerapan Tata Kelola pada posisi 31 Desember 2018 masih ditemukan adanya

kelemahan yang memerlukan perhatian yang cukup dari manajemen PT. BPR

Artha Margahayu. Berikut ini akan dijelaskan mengenai identifikasi permasalahan

berupa kelemahan dan penyebabnya pada beberapa Faktor Penilaian Pelaksanaan

(24)

Penerapan Tata Kelola yang masih perlu mendapat perhatian yang khusus dari manajemen PT. BPR Artha Margahayu, diantaranya :

 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Kelemahan Pelaksanaan Tugas dan tanggung jawab Direksi pada Proses Penerapan Tata Kelola karena jumlah Direksi tidak sesuai dengan POJK dan belum penunjukkan dari RUPS untuk Direksi. Namun kelemahan tersebut sudah mendapat perhatian khusus dari RUPS dengan segera akan melengkapi jumlah anggota dewan Direksi di tahun 2019.

 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Kelemahan Pelaksanaan Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris pada Proses Penerapan Tata Kelola karena jumlah Dewan Komisaris tidak sesuai dengan POJK dan belum penunjukkan dari RUPS untuk Dewan Komisaris.

Namun kelemahan tersebut sudah mendapat perhatian khusus dari RUPS dengan segera akan melengkapi jumlah anggota Dewan Komisaris di tahun 2019.

 Penerapan Fungsi Kepatuhan

Kelemahan pada Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola, Proses Penerapan Tata Kelola dan Hasil Penerapan Tata Kelola disebabkan karena PT. BPR Artha Margahayu belum ada Direksi yang membawahi Fungsi Kepatuhan. Namun kelemahan tersebut sudah mendapat perhatian khusus dari RUPS dengan segera akan melengkapi Direksi yang membawahi Fungsi Kepatuhan di tahun 2019.

 Penanganan Benturan Kepentingan

Dimulai pada aspek Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola, PT. BPR Artha Margahayu sedang menyusun kebijakan dan prosedur penyelesaian benturan kepentingan yang mengikat bagi setiap pengurus dan pegawai. Dari sisi proses tata kelola transaksi yang berpotensi mengandung Benturan Kepentingan telah diproses sesuai dengan kebijakan dan prosedur, manajemen PT. BPR Artha Margahayu tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan PT. BPR Artha Margahayu, selain itu bukti transaksi telah didokumentasikan dengan baik. Sehingga kelemahan pelaksanaan Penerapan Tata Kelola dari sisi Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola karena PT. BPR Artha Margahayu belum memiliki kebijakan dan prosedur penyelesaian benturan kepentingan yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi PT. BPR Artha Margahayu.

b. Kekuatan Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola

Berdasarkan kesimpulan Penilaian Sendiri (Self Assessment) terhadap pelaksanaan

Penerapan Tata Kelola PT. BPR Artha Margahayu posisi Desember 2018 banyak

ditemukan faktor-faktor positif, baik pada aspek struktur dan infrastruktur tata

kelola, proses penerapan tata kelola dan hasil penerapan tata kelola yang menjadi

kekuatan dalam pelaksanaan Penerapan Tata Kelola terhadap masing – masing

(25)

faktor yang menurut PT. BPR Artha Margahayu dapat memberikan kekuatan dalam pelaksanaan Penerapan tata kelola :

 Penerapan Fungsi Audit Ekstern

Dimulai pada aspek Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola penunjukan Audit Ekstern kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) sudah memenuhi aspek-aspek yang dipersyaratkan dalam ketentuan yang berlaku. Dari sisi Proses Tata Kelola Akuntan Publik telah melaksanakan audit secara independen dan profesional. Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan penerapan Tata Kelola baik dari sisi Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola maupun Proses Tata Kelola Penerapan Fungsi Audit Ekstern dapat memberikan dampak positif pada Hasil Tata Kelola yang tercermin dari hasil pemeriksaan Audit Ekstern yang telah menggambarkan permasalahan pada PT. BPR Artha Margahayu dan telah disampaikan secara tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) oleh KAP yang ditunjuk.

 Batas Maksimum Pemberian Kredit

Dimulai pada aspek Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola walapun PT. BPR Artha Margahayu belum memiliki kebijakan tertulis terkait dengan Batas Maksimum Pemberian Kredit. Namun dengan komitmen yang mengutamakan prinsip kehati-hatian maka didalam penerapan pelaksanaan Tata Kelola baik dari sisi Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola maupun Proses Tata Kelola Kepatuhan terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit dapat memberikan dampak positif pada hasil tata kelola yang dilakukan oleh PT. BPR Artha Margahayu.

 Rencana Bisnis BPR

Dimulai pada aspek Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola PT. BPR Artha Margahayu telah menyusun rencana strategis dalam Rencana Jangka Panjang (Business Plan) yang telah sesuai dengan visi dan misi PT. BPR Artha Margahayu. Dari sisi proses penerapan Tata Kelola PT. BPR Artha Margahayu telah menyusun Rencana Bisnis BPR secara realistis, komprehensif dan terukur dengan tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian dan responsif terhadap perubahan internal dan eksternal. Sehingga dengan kekuatan Pelaksanaan penerapan Tata Kelola baik dari sisi Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola dan Proses Penerapan Tata Kelola penyusunan Rencana Strategis BPR dapat memberikan dampak positif pada hasil tata kelola yang tercermin dari Rencana Jangka Panjang yang disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris dan telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

Dimulai pada aspek Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola PT. BPR Artha

Margahayu telah memiliki sistem informasi yang memadai serta didukung oleh

sumber daya manusia yang kompeten. Dari sisi proses Penerapan Tata Kelola

(26)

PT.BPR Artha Margahayu telah mentransparansikan kondisi keuangan dan non keuangan, informasi produk, laporan pengaduan nasabah sesuai ketentuan yang berlaku. Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan penerapan Tata Kelola baik dari segi Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola dan Proses Penerapan Tata Kelola dapat memberikan dampak positif yang tercermin dari Laporan Tahunan dan Laporan Penanganan Pengaduan dan Penyelesaian Pengaduan, laporan pengaduan dan tindak lanjut pelayanan dan penyelesaian pengaduan telah disampaikan secara lengkap dan tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 Penerapan Fungsi Audit Intern

Dimulai dari aspek Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola, Struktur Organisasi Audit Intern telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kelembagaan Audit Internal independen terhadap satuan kerja operasional PT. BPR Artha Margahayu. Dari sisi Proses Tata Kelola Internal Audit telah melakukan fungsi dan pengawasannya secara independen dengan cakupan tugas yang memadai dan sesuai dengan jadwal dan rencana Audit yang sudah dibuat. Pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit sudah didokumentasikan dengan baik. Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan Penerapan Tata Kelola, baik dari sisi struktur tata kelola dan proses tata kelola terhadap penerapan fungsi Audit Intern dapat memberikan dampak positif pada hasil tata kelola yang tercermin dari telah dilaksanakannya fungsi Audit Intern secara memadai dan temuan-temuan hasil pemeriksaan Audit Internal, Audit Eksternal maupun OJK telah ditindaklanjuti secara memadai.

VI. PENUTUP

Demikian Laporan Penerapan Tata Kelola PT. BPR Artha Margahayu tahun laporan

Desember 2019 untuk periode penilaian 31 Desember 2018 yang disusun sesuai dengan

peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor. 4/POJK.03/2015 dan disempurnakan

dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.03/2016 perihal

Penerapan Tata Kelola Bagi BPR, yang telah mengungkapkan aspek Transparansi

Penerapan Tata Kelola dan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Penerapan

Tata Kelola sesuai dengan periode penilaian 31 Desember 2018. Sehingga dengan

disusunnya Laporan Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola ini diharapkan dapat

memberikan informasi yang lebih jelas kepada Stakeholder sebagai bentuk pelaksanaan

prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi, pertanggungjawaban dan kewajaran

PT.BPR Artha Margahayu.

(27)

Pekanbaru, 08 Maret 2018 Direksi dan Dewan Komisaris

PT. BPR Artha Margahayu

(28)

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

Profil BPR

Nama BPR Alamat BPR Posisi Laporan Modal Inti BPR Total Aset BPR Bobot Faktor BPR

Rp5,306,194,162 Rp67,801,701,863 Desember, 2019

Jl. RIAU No. 193 D PEKANBARU

B

PT. BPR ARTHA MARGAHAYU

(29)

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

1

1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50M:

Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:

Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

v

Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten pada provinsi lokasi kantor PT.BPR Artha Margahayu.

3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain (partai politik

atau organisasi kemasyarakatan). v

Anggota Direksi tidak ada yang merangkap jabatan pada bank, perusahaan non bank, maupun pada lembaga lain.

4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris. v

Anggota Direksi tidak ada yang mempunyai hubungan keluarga atau semenda sampai dengan kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.

5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan;

telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.

v

Direksi menggunakan jasa profesional (Pengacara) dan telah dibuat Perjanjian Kerja Sama sesuai dengan ketentuan POJK.

6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa jabatannya.

v

Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatuhan dengan tanggal pengangkatan OJK 28 Juli 2017, dan telah diangkat melalui RUPS tanggal 5 April 2017

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 4 2 0 4 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 6

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S):

50%

No Kriteria/Indikator

10 1.67

0.83 Skala Penerapan

Keterangan

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

v

Jumlah Direksi tidak sesuai dengan POJK, dan belum ada melalui penunjukkan RUPS untuk Direksi yang membawahi fungsi kepatuhan.

(30)

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

1

7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas. v

Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya cukup mandiri atas segala pengambilan keputusan secara independen dan tidak memberikan kuasa umum kepada pihak lain.

8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

v

Direksi selalu menindaklanjuti seluruh temuan Audit Internal dan atau Eksternal serta OJK atau otoritas lainnya.

9) Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat,

terkini, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris. v Direksi selalu menyediakan data dan informasi lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.

10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

v

Dalam hal ini rapat antar direksi tidak ada oleh karena tidak mencukupi jumlah keanggotaan Direksi, namun tetap melakukan koordinasi dengan Dewan Komisaris.

11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

v

Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.

v

Direksi cukup perhatian untuk mengikutsertakan karyawan pada unit kerja yang memerlukan peningkatan kompetensi disetiap pelatihan/pendidikan.

13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian.

v

Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian.

14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit mencantumkan etika

kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat. v

Direksi telah memiliki pedoman & tata tertib kerja sesuai dengan ketentuan OJK, namun belum sepenuhnya dilakukan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 2 8 6 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 8 Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S):

40%

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

16 2

0.80

Keterangan

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

(31)

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

1

15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya

kepada pemegang saham melalui RUPS. v Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.

16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai

kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian. v Direksi cukup mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian.

17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan kepada seluruh Direksi.

v

Hasil rapat Direksi selalu dituangkan dalam risalah rapat termasuk pengungkapan bila terjadi issenting opinions dan didokumentasikan dengan baik.

18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi stakeholders.

v

Terdapat cukup peningkatan pengetahuan, keahlian dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai walaupun belum secara optimal mampu menyelesaikan permasalahan BPR atau sesuai harapan stakeholders.

19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.

v

Direksi telah menyampaikan laporan penerapan tata kelola pada OJK sesuai batas waktu dan diinformasikan kepada asosiasi atau media masa sebelum ada hasil pemeriksaan dari OJK.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 1 6 3 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 5

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S):

10%

Penjumlahan S + P + H

Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan dengan bobot Faktor 1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

10 2.00

0.20 1.83 0.41

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan

Gambar

Tabel berikut ini menunjukkan pemberian kredit kepada pihak terkait:

Referensi

Dokumen terkait

1 Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada anggota

1 Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada

1 Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada

1 Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan

1 Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi Audit Intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan