• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rasio Keuangan Bank A. Pengertian Rasio Keuangan Bank

Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi keuangan pada pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi pihak kreditur, investor dan pihak-pihak manajemen dari perusahaan itu sendiri.

Dengan menggunakan analisis rasio akan membantu stakeholder dalam ini:

1. Memberikan dasar dalam meramalkan prospek dimasa yang akan datang.

2. Memberikan petunjuk atau gejala-gejala yang timbul dari informasi yang disajikan

3. Memudahkan dalam menginteprestasikan laporan keuangan Rasio keuangan merupakan suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukan hubungan diantara angka-angka tertentu. Dalam analisis keuangan angka-angka berasal dari data-data keuangan, analisis rasio mampu menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang bersangkutan sehingga dapat digunakan untuk menilai kondisi keuangan.

Analisis rasio pada dasarnya terdiri atas dua macam per bandingan, yaitu:

1. Dengan cara membandingkan rasio-rasio keuangan dari satu perusahaan tertentu dengan rasio keuangan yang sama dari perusahaan lain yang sejenis/industri (rasio industri) dalam waktu yang sama.

2. Dengan cara membandingkan rasio-rasio waktu-waktu tertentu dengan rasio dari waktu ke waktu

122

Adapun kelompok-kelompok rasio yang digunakan dalam analisis laporan keuangan disesuaikan dengan kepentingan pihak kreditur, investor, dan manajemen secara umum berdasarkan : 1) Rasio-rasio neraca, 2) Rasio laporan rugi laba, 3) dan rasio gabungan antara neraca dan rugi laba (Hampton, 1995).

B. Jenis-jenis rasio Keuangan Bank

a. Rasio Likuiditas Bank ( Liquidity Ratio):

Ratio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Beberapa Rasio likuiditas dalam menilai kinerja Bank antara lain :

1. Cash Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut. Standar Bank Indonesia untuk rasio ini berdasarkan Peraturan BI No: 6/10/PBI/2004 adalah 3%.

2. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

123 Rumus LDR

3. Loan to Asset Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan makin rendahnya tingkat likuiditas bank.

Rumus Loan to Asset Ratio

4. Investing Policy Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tsb.

Rumus Investing Policy Ratio:

5. Banking Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki.

Rumus Banking Ratio:

b. Rasio Solvabilitas Bank

Merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya, rasio yang merupakan alat ukur untuk melihat kekayaan bank untuk melihat efisiensi bagi pihak manajemen bank tersebut. Analisis solvabilitas merupakan

124

analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jika terjadi likuidasi bank.

1. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misal kredit yang diberikan. Standar BI untuk rasio ini berdasarkan Peraturan BI No:6/10/PBI/2004 adalah 8 %.

Rumus CAR:

2. Risk Assets Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemungkinan penurunan risk assets.

Rumus Risk Assets Ratio:

3. Primary Ratio

Merupakan rasio untuk mengetahui apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total aset dapat ditutupi oleh modal sendiri.

Rumus Primary Ratio

Sedangkan rasio Profitabilitas antara Rasio Perusahaan dan Rasio Bank, ada beberapa rasio yang sama yaitu terdiri atas :

1. Gross profit margin: adalah perbandingan antara laba dan penjualan bersih, rasio ini menunjukkan berapa bagian dari penjualan yang merupakan laba kotor.

125

2. Operating income ratio (Operating profit margin): Rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak dan penjualan bersih.

3. Operating ratio: adalah rasio yang membandingkan antara semua biaya opeerasi (Harga pokok penjualan + Biaya pemasaran + Biaya adm) rasio ini menunjukkan berapa biaya yang digunakan untuk biaya operasi.

4. Net Profit Margin: adalah rasio yang membandingkan atara laba setelah bunga dan pajak dan penjualan bersih untuk menunjukkan berapa besar bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba setelah bunga dan pajak.

5. Earning power of total inverstmen: adalah rasio yang membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak, Rasio ini meninjukkan tingkat pengendalian dari investasi yang telah ditanam sebelum bunga dan pajak.

6. Net earning power ratio: adalah rasio yang membandingkan laba setelah bunga dan pajak dengan jumlah aktiva kerja.

7. Rate of return for the owners: adalah rasio yang membandingkan antara laba bersih (laba setelah bunga dan pajak) dan jumlah modal pemilik.

c. Rasio Profitabilitas Bank

1. Adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Menurut Sofyan Marwanyah dan Eka Dyah Setyaningsih rasio profitabilitas bank adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan/laba pada periode tertentu (Setyaningsih, 2018). Analisis ini dapat mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Net Profit Margin Ratio ( NPM ).

126

Merupakan rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi rasio ini semakin baik, karena semakin tinggi laba dari bank tersebut.

Rumus Net Profit Margin Ratio:

2. Return on Equity (ROE)

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income (Kasmir 2008). Standar BI berdasarkan Peraturan BI No: 6/10/PBI/2004 adalah 5 – 12,5 %

Rumus ROE

3. Return On Asset ( ROA )

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh profitabilitas dan manajerial efisiensi secara ovelall (Kasmir 2008). Standar BI untuk rasio ini berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No: 6/10/PBI/ 2004 adalah 0,5%- 1,25%.

C. Perbankan Indonesia

Bank merupakan industri yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya kembali ke masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan. Oleh karena itu penting bagi bank untuk menjaga

100% X Aset) Rata -(Rata Aset Total Pajak Setelah Bersih Laba  ROA

127

kepercayaan masyarakat, sebab kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat.

Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas usaha yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan yang tinggi dapat meningkatkan risiko yang dihadapi oleh bank-bank di Indonesia. Permasalahan perbank-bankan di Indonesia antara lain disebabkan depresiasi rupiah, peningkatan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sehingga menyebabkan meningkatnya kredit bermasalah. Lemahnya kondisi internal bank seperti manajemen yang kurang memadai, pemberian kredit kepada kelompok atau group usaha sendiri serta modal yang tidak dapat mengcover terhadap risiko-risiko yang dihadapi oleh bank tersebut menyebabkan kinerja bank menurun.

Penurunan kinerja bank juga dapat menurunkan kepercayaan masyarakat. Pemeliharaan kesehatan bank dapat dilakukan dengan tetap menjaga likuiditasnya sehingga bank dapat dilakukan dan memenuhi kewajiban kepada semua pihak yang menarik atau mencairkan simpanannya sewaktu-waktu. Kesiapan bank dalam memenuhi kewajiban menjadi semakin penting mengingat peranan bank sebagai lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Di samping faktor likuiditas, keberhasilan usaha bank juga ditentukan oleh kesanggupan para pengelola dalam menjaga rahasia keuangan nasabah yang dipercayakan kepadanya serta keamanan atas uang atau aset lainnya yang dititipkan pada bank.

D. Latihan soal

1. Dari laporan keuangan yang sudah disiapkan di awal perkuliahan cari dan tentukan nilai dari rasio-rasio perbankan. 2. Buatlah kesimpulannya.

129