• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.5 Rasio Keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu.Secara ringkas, analisis laporan keuangan memiliki sifat diagnostic, mengidentifikasi dimana letak masalah-masalah perusahaan, dan prognostic, memprediksi kinerja perusahaan dimasa mendatang (Stice et al, 2005:241). Analisa rasio keuangan dapat juga dipakai sebagai sistem peringatan awal (early warning system) terhadap kemunduran kondisi keuangan perusahaan yang

mengakibatkan tidak akan memberikan kepastian going concern perusahaan khususnya untuk perusahaan yang go public.

Perusahaan yang melakukan penjualan kepada masyarakat bertujuan untuk menambah modal kerja perusahaan, perluasan usaha dan diversifikasi produk.Untuk menarik investor, perusahaan harus mampu menunjukkan kinerjanya. Salah satu tahapan dalam proses akuntansi yang penting untuk keperluan pengambilan keputusan manajemen adalah tahap interprestasi laporan akuntansi, yang didalamnya mencakup rasio keuangan. Rasio keuangan yang merupakan bentuk informasi akuntansi yang penting bagi perusahaan selama suatu periode tertentu. Berdasarkan rasio tersebut, dapat dilihat keuangan yang dapat mengungkapkan posisi, kondisi keuangan, maupun kinerja ekonomis di masa depan dengan kata lain informasi akuntansi.

Menurut Husnan (1992:204), analisis rasio keuangan pada umumnya melibatkan dua jenis perbandingan, yaitu:

a. Perbandingan internal yang membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dan yang diharapkan di masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama.

b. Perbandingan eksternal yang membandingkan rasio suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada titik yang sama.

Setiap laporan keuangan yang dibentuk memiliki tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan. Rasio keuangan dikelompokkan dalam lima jenis yaitu: (1) rasio likuiditas (liquidity ratio); (2) rasio aktivitas (activity ratio); (3)

rasio rentabilitas (profitability ratio); (4) rasio solvabilitas (leverage ratio); (5) rasio pasar (market ratio) (Robbert Ang, 1997).

2.1.6 Rasio Keuangan

2.1.6.1Price Earnings Ratio

Untuk menilai kewajaran harga saham di bursa efek, menurut Guler dan Yimaz (2008:21) investor dapat menggunakan pendekatan PER. Rasio ini dilihat oleh investor sebagai ukuran kemampuan menghasilkan laba di masa depan (future earnings) dari suatu perusahaan.

Investor dapat mempertimbangkan rasio tersebut guna memilah- milah saham mana yang nantinya dapat memberikan keuntungan yang besar di masa yang akan datang, dengan pertimbangan jika perusahaan dengan pertumbuhan tinggi (high growth) biasanya mempunyai PER yang besar, sedangkan perusahaan yang mempunyai pertumbuhan yang rendah (low growth) biasanya mempunyai PER yang rendah.

Penggunaan PER dalam perusahaan memberikan peranan yang sangat penting sebagai alat ukur pertumbuhan dividen di masa yang akan datang dan memiliki kemampuan untuk menentukan stock return secara cross sectional, terdapat pengaruh yang signifikan PER terhadap stock return (Ang dan Bekaert 2004:37).

Hal ini diperkuat dalam penelitian Fama and French (1992:142) yang juga mengemukakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan PER terhadap stock return secara cross sectional. Menurut Guler and Yimaz (2008;21), dampak PER mencerminkan indikator yang baik untuk

menentukan stock return di masa yang akan datang semakin tinggi PER maka semakin tinggi pula harga perlembar saham suatu perusahaan. Rasio PER dapat diformulasikan sebagai berikut:

PER = harga saham laba per saham (EPS)

Dari hasil penemuan-penemuan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H1 = PER berpengaruh positif terhadap return saham 2.6.1.2 Dividend Yield (DY)

Menurut Hirt (2006), dividend yield merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi stock return, yaitu hasil persentase dari keuntungan perlembar saham dibagi dengan harga pasar perlembar saham yang diterima perusahaan.

Menurut Guler and Yimaz (2008:23) tingginya suatu dividend yield menunjukkan bahwa suatu pasar modal dalam keadaan undervalued, yaitu jika harga pasar saham lebih kecil dari nilainya, maka saham tersebut harus dibeli dan ditahan sementara (buy and hold) dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika kemudian harganya kembali naik. Kekuatan yang dapat diprediksi dividend yield berasal dari peranan kebijakan dividen dalam membagikan hasi return yang telah diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham. Dividend yield juga menjelaskan pendapatan atas nilai indeks tertimbang pada setiap masing-masing perusahaan.

Selain itu, Guler and Yimaz (2008:23) mengatakan bahwa kekuatan yang dapat diprediksi dividend yield berasal dari peranan kebijakan dividen dalam membagikan hasil return yang telah diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham. Serta dividend yield juga menjelaskan return atas nilai indeks tertimbang pada masing-masing perusahaan.

Beberapa peneliti menyimpulkan dividend yield juga dapat memperkirakan stock return dengan beberapa keberhasilan yang diharapkan, salah satunya mengenai pertumbuhan dividen. Selain itu dividend yield memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan stock return (Campbell dan Shiller 1988:201, Lewelen 2004:207).

Hasil temuan lainnya, menurut Lewellen (1999:207) menginvestigasi secara berturut-turut pengaruh antara perkiraan rasio pendapatan, risiko, dan market to book ratio atas tingkatan portofolio, hasil penelitiannya mengatakan terdapat pengaruh yang signifikan dengan stock return dimasa yang akan datang.

Dividen yield dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

DY =dividen per lembar saham harga saham

Dari hasil penemuan-penemuan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

2.1.6.3 Market to Book Ratio

Rasio keuangan lainnya yang dapat mempengaruhi stock return adalah market to book ratio, yaitu rasio pertandingan antara harga pasar perlembar saham dibandingkan dengan nilai buku perusahaan (Gitman 2009:201).

Menurut Pontiff dan Schall (1998:154), market to book ratio juga memberikan suatu penilaian bagaimana investor melihat kinerja perusahaan dan menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang wajar terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin besar rasio ini, semakin besar juga nilai pasar (market value) jika dibandingkan dengan nilai buku (book value).Hasil penelitian mengemukakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara market to book ratio dan tingkat pengembalian (return).

Secara sistematis market to book ratio(MtB) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

MtB = harga pasar saham nilai buku per saham

Dari hasil penemuan-penemuan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H3 = Market to Book ratio positif terhadap return saham.

Dokumen terkait