• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis 1. Saham

2.1.7. Rasio Keuangan

digunakan dalam peramalan arus kas dan bagian dari analisis likuiditas.

e. Valuasi

Valuasi adalah menentukan estimasi nilai intrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya. Dasarnya adalah teori nilai sekarang (present value theory) yang menyatakan bahwa nilai uang atau efek ekuitas sam dengan jumlah seluruh hasil yang diharapkan dari efek di masa depan yang didiskontokan ke saat ini dengan menggunakan tingkat diskonto yang tepat.

2.1.7. Rasio Keuangan

Menurut Siegel,dkk (1999 : 45), rasio merupakan hubungan antara satu jumlah dan jumlah yang lainnya. Secara sederhana, rasio merupakan perbandingan jumlah.

Rasio keuangan merupakan sebuah alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu dengan membandingkan data-data keuangan yang terdapat pada laporan keuangan. Munawir (2002:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan ada empat, yaitu mengetahui tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas, tingkat rentabilitas, dan tingkat stabilitas. Analisis terhadap rasio keuangan akan membantu pengguna laporan keuangan untuk membuat keputusan, baik keputusan pendanaan, investasi, dan sebagainya. Dengan demikian, para pengguna laporan keuangan dapat memprediksi prospek dan pencapaian

27 perusahaan di masa mendatang. Analisis rasio keuangan merupakan salah satu cara menginterpretasi informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.

Menurut Subramanyam, dkk (2010:44), rasio keuangan yang secara umum digunakan antara lain :

1. Likuiditas

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya, yang terdiri dari Rasio Lancar (Current ratio), Rasio Cepat (Quick Ratio), Waktu Penagihan (Collection Period), Jumlah hari untuk menjual persediaan (days to sell inventory).

2. Struktur Modal atau Solvabilitas

Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya, terdiri dari Total Utang terhadap Ekuitas (total debt to equity), Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (long term debt to equity), Kelipatan bunga dihasilkan (times interest earned).

3. Tingkat Pengembalian Investasi

Rasio ini digunakan untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang. Rasio ini terdiri dari Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE).

4. Kinerja Operasi atau Rasio Rentabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan, yang terdiri dari

28 Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin), Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin), Margin Laba Bersih (Net Profit Margin).

5. Pemanfaatan Aset

Rasio ini digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset dalam menghasilkan penjualan, mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-asetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Rasio keuangan ini terdiri dari rasio perputaran kas (cash turnover), perputaran piutang usaha (account receivable turnover), perputaran persediaan (inventory turnover), perputaran modal kerja (working capital turnover), perputaran aset tetap, dan perputaran total aset (total asset turnover).

6. Ukuran Pasar

Rasio ukuran pasar menilai dan mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku perusahaan, yang terdiri dari rasio harga terhadap laba (price earning ratio), hasil dividen (dividend yield), tingkat pembayaran dividen (dividend payout ratio), harga terhadap nilai buku (price to book value).

Menurut Harahap (2008:298), analisis rasio mempunyai keunggulan sebagai berikut :

a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

29 d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model

pengambilan keputusan dan model prediksi. e. Menstandarisir ukuran perusahaan.

f. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

Dari banyaknya rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan, peneliti memilih beberapa rasio yang dinilai memiliki pengaruh terhadap harga saham suatu perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

2.1.7.1. Current Ratio (CR) Menurut Munawir (2002 : 71),

“rasio lancar digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, juga sangat membantu manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan, dan juga penting bagi kreditor dan pemegang saham yang setidaknya ingin mengetahui prospek dari dividen dan pembayaran bunga di masa yang akan datang.”

Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya menggunakan aktiva lancar. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan aktiva lancar perusahaan dengan kewajiban lancar. Nilai rasio yang semakin tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut semakin likuid karena memiliki aset yang cukup dan lebih banyak dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Namun, rasio lancar yang terlalu tinggi juga menujukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditasnya. Kelebihan dalam

30 aktiva lancar yang terlalu banyak seharusnya dapat digunakan perusahaan untuk membayar utang jangka panjangnya atau melakukan investasi yang dapat menghasilkan tingkat pengembalian dan keuntungan bagi perusahaan.

Rumus untuk menghitung rasio lancar :

������������ = �������������

������������������

2.1.7.2. Price Earning Ratio (PER)

Rasio PER merupakan sebuah alat analisis yang penting bagi investor pada saat melakukan investasi pada saham. Rasio ini dihitung dengan membandingkan nilai pasar dengan laba per sahamnya (EPS). Tujuan dari analisis terhadap PER adalah memprediksi kapan atau berapa kali laba yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan harga sahamnya pada periode tertentu. Dengan demikian, investor dapat mengetahui jangka waktu pengembalian investasi pada saham tersebut, sehingga investor dapat membandingkannya dengan tingkat pengembalian saham lainnya. Jika PER dari suatu saham adalah enam kali, berarti harga pasar suatu saham adalah enam kali dari EPS. Artinya, modal investasi saham itu akan kembali dalam waktu enam tahun karena EPS pada umumnya dibagikan tiap tahun.

31 PER pada umumnya digunakan dalam perbandingannya antara saham-saham yang berada dalam industri sejenis. Semakin kecil PER akan semakin baik karena pengembalian investasi saham tersebut semakin cepat, sehingga saham dengan PER yang kecil akan lebih menarik dibandingkan saham dengan PER yang besar. PER tinggi juga dapat berarti bahwa apresiasi atau penilaian investor yang tinggi akan saham tersebut sehingga permintaan terhadap saham tersebut sangat tinggi yang pada akhirnya menaikkan harga saham.

Rumus untuk menghitung Price Earning Ratio (PER) :

����������������� = ����������� ���

2.1.7.3. Price to Book Value (PBV)

Rasio PBV dapat menunjukkan seberapa besar para investor menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Rasio ini menggambarkan sudah berapa kali market value suatu saham dihargai dari book value. Dengan demikian, investor dapat mengetahui apakah harga pasar saham tersebut sudah relatif mahal atau ternyata masih murah. Rasio PBV dapat memberikan gambaran potensi pergerakan harga suatu saham. Jika suatu saham dari perusahaan yang berkinerja baik memiliki PBV yang masih rendah, harga saham tersebut masih berpotensi untuk naik, dan sebaliknya.

32 Semakin tinggi ratio PBV suatu saham, berarti semakin tinggi apresiasi pasar terhadap prospek perusahaan, namun di sisi lain juga meningkatkan risiko bagi investor, karena harga saham dengan PBV yang tinggi juga berpotensi untuk turun ataupun dikarenakan kinerja keuangan yang sangat buruk sehingga nilai buku saham tersebut sangat rendah. Menurut Mangasa (2010:68), “secara teoritis rasio PBV yang wajar adalah sebesar 2 kali atau dengan kata lain harga saham dikategorikan masih wajar dalam kaitannya dengan tingkat risiko investasi, apabila harga saham perusahaan adalah dua kali nilai buku suatu perusahaan.”

Rumus untuk menghitung Price Book Value :

���������������� = ������������������������

����������������������

Dokumen terkait