• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rasio Likuiditas PT. Bumi Karsa Kota Makassar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

3. Rasio Likuiditas PT. Bumi Karsa Kota Makassar

a. Pengertian Rasio Likuiditas

Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama utang jangka pendeknya (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali. Kedua, mungkin saja perusahaan memiliki dana, namun pada saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga, atau menjual persediaan atau aktiva lainnya.

Tidak jarang pula perusahaan mengalami kelebihan dana, dimana jumlah dana tunai dan dana yang segera dicairkan melimpah. Namun kejadian ini bagi perusahaan juga kurang baik karena ada aktivitas yang tidak dilakukan secara optimal.

Menurut Wachowicz (2012:205), likuiditas adalah: “Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (aktiva lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut”. Sedangkan menurut Halim (2014: 37) likuiditas adalah “Rasio Likuiditas adalah kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya”

Menurut Kasmir (2014:129) rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendeknya. Rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan).

b. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas

Perhitungan rasio likuiditas ini cukup memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan baik pihak dalam maupun pihak luar perusahaan. Oleh karena itu, perhitungan rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi perusahaan, namun juga bagi pihak luar perusahaan.

Berikut ini adalah tujuan dari hasil rasio likuiditas menurut Kasmir (2012:132) adalah sebagai berikut:

15

1) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek.

2) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek tanpa memperhitungkan persediaan.

3) Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

4) Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

5) Untuk mengukur seberapa besar perputaran kas.

6) Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.

7) Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya.

8) Sebagai alat bagi pihak luar terutama yang berkepentingan terhadap perusahaan dalam menilai kemampuan perusahaan agar dapat meningkatkan saling percaya.

c. Metode Pengukuran Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir (2012:134-137) Ada beberapa jenis metode pengukuran rasio likuiditas, sebagai berikut:

1) Rasio Lancar (Current Ratio)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test) 3) Rasio Kas (Cash Ratio)

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1) Rasio Lancar (Current Ratio)

Current ratio atau rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek. (Kasmir:134). Rasio lancar menunjukkan apakah tuntutan dari kreditur jangka pendek dapat dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi aktiva lancar dalam periode yang sama dengan jatuh temponya utang. Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadi masalah dalam likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan yang memiliki rasio lancar terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan (Halim, 2014:202).

Rasio Lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Penghitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar (Kasmir, 2014:132).

17

Menurut Watchowic (2012:206), Current ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

2) Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test)

Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya paling rendah, sering mengalami fluktuasi harga, dan sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, dalam perhitungan rasio cair (quick ratio), nilai persediaan dikeluarkan dari aktiva cair (Kasmir, 2012:135).

Menurut Kasmir (2012:135), Rumus untuk mencari Rasio cepat:

Quick ratio or acid test lebih baik dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, karena dalam perhitungannya semua unsur-unsur persediaan dikurangkan atau dianggap tidak digunakan untuk membayar utang jangka pendek (Halim, 2014:202).

Menurut Kasmir (2012:136) menyatakan bahwa “Quick Ratio merupakan rasio uji cepat yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.

3) Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas adalah perbandingan antara aktiva lancar yang benar-benar likuid (yaitu dana kas) dengan kawajiban jangka pendek( Kasmir, 2012:136).

Menurut Kasmir (2012:136), Rasio kas dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Dari rumus tersebut terlihat bahwa persediaan dan piutang dagang yang kurang likuid harus dikeluarkan dari aktiva lancar, sehingga pembayaran kewajiban jangka pendek hanya bersumber dari kas dan setara kas (efek-efek). Menurut Kasmir (2012 : 138) Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang- utang jangka pendek nya.

19

B. Tinjauan Empiris

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti /

Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Farida Wahyu Lusiana (2010) Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio likuiditas (current ratio), rasio aktivitas (inventory turnover), dan rasio profitabilitas (return on equity) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap price earning ratio saham perusahaan manufaktur. Sedangkan rasio solvabilitas (debt to equity ratio) mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap price earning ratio saham perusahaan manufaktur. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi para investor dalam memprediksi harga saham perusahaan yang akan datang dan dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi. 2. Marianno William (2017) Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk selama lima tahun terakhir cenderung mengalami kenaikan kecuali pada untuk rasio solvabilitas dimana perusahaan belum bisa menekan jumlah utang dan belum memaksimalkan penjualan

Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti /

Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian 3. Hilarius Andhika Heru Pratama (2016) Analisis Kinerja Keuangan berdasarkan Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas pada Koperasi tahun 2011-2015 (Studi Kasus pada Koperasi “CU Dharma Hatiku” Yogyakarta)

Hasil penelitian ini menunjukkan rasio likuiditas tahun 2011-2015 diukur menggunakan Current Ratio, pada tahun 2011, 2014 dan 2015 mendapatkan hasil kurang baik sedangkan tahun 2012 dan 2013 mendapatkan hasil tidak baik tetapi grafik trend current mengalami peningkatan. Rasio solvabilitas tahun 2011-2015 yang diukur menggunakan Total Debt to Equity Ratio pada tahun 2011-2015 mendapatkan hasil tidak baik dan Total Debt to Assent Ratio pada tahun 2011-2015 mengalami penurunan. 4. Friska Dewi Maharani (2014) Analisis Rasio Likuiditas PT Bank Syariah Mandiri tahun 2012

Hasil penelitian menunjukkan standar penilaian LDR PT Bank Syariah Mandiri dalam keadaan sehat dan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya. PT Bank Syariah Mandiri dalam keadaan kelebihan dana, sehingga perlu dilakukan pengoptimalan dalam kegiatan penyaluran dana.

21

Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti /

Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian 5. Herman Setianugraha (2015 Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum rasio keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami fluktuasi, namun diantaranya terdapat beberapa perusahaan yang memiliki rasio keuangan yang baik dan rasio keuangan yang buruk.

C. Kerangka Pikir

Setiap perusahaan memiliki laporan keuangan yang berfungsi untuk mencatat seluruh aktivitas perusahaan selama periode akuntansi. Laporan keuangan ini yang di analisis untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan.

Salah satu alat analisis yang dapat digunakan adalah analisis rasio keuangan yang terdiri dari beberapa macam rasio. Salah satunya adalah analisis rasio likuiditas. Hasil dari rasio ini memperlihatkan seberapa likuid perusahaan dilihat dari kemampuannya membayar kewajiban jangka pendek pada pihak lain. Serta hubungannya dengan perputaran modal kerja. Untuk itu kerangka pikir ini dapat dituangkan dalam skema sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka pikir

Dari kerangka pikir yang diatas, bahwa jelas untuk menilai rasio likuiditas pada PT. Bumi Karsa Makassar, data yang diambil adalah data yang berasal dari perusahaan yang bersangkutan. Adapun data yang diperlukan dalam analisis rasio likuiditas ini adalah laporan laba rugi dan

PT. BUMI KARSA

LAPORAN KEUANGAN

(RASIO LIKUIDITAS)

Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio Kas (Cash Ratio)

23

juga neraca. Melalui data yang diperoleh dari laporan laba rugi dan neraca, maka telah dapat dihitung likuiditas perusahaan dalam persentase (%). Alat analisis atau metode yang digunakan adalah menghitung tingkat current ratio, quick ratio dan cash ratio.

24

Jenis penelitian yang digunakan adalah mixes methods research. Menurut Sugiyono (2013:19) Mixed methods research dapat diartikan sebagai penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehendif, valid, reliabel dan obyektif. Metode penelitian kombinasi ini menggunakan model sequential explanatory design, artinya penelitian pada tahap awal baik dalam pengumpulan data maupun analisisnya menggunakan metode kuantitatif dan dilanjutkan dengan metode kualitatif. Penggunaan data dan analisis kedua metode dilakukan secara terpisah, tetapi hasil penelitian tahap pertama masih menyambung tahap berikutnya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Bumi Karsa Kota Makassar, jl.perintis kemerdekaan km 15, kode pos 90242. Waktu penelitian ini diperkirakan di mulai pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2019

25

C. Definisi Operasional Variabel

Menurut Noor (2011:97) definisi operasional variabel merupakan bagian yang mendefinisikan sebuah konsep/variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi (indikator) dari suatu variabel. Definisi operasional variabel pada penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Rasio lancar (current ratio) dalam penelitian ini dihitung dengan

menggunakan rumus:

Standar rasio industri likuiditas untuk current ratio adalah 200% artinya 2 aset lacar menjamin 1 kewajiban lancar.

2. Rasio cepat (quick ratio) dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus:

Standar rasio industri likuiditas untuk quick ratio adalah 150% artinya aset lancar 1,5 akan menjamin 1 kewajiban lancar.

3. Rasio kas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus :

Standar rasio industri likuiditas untuk cash turnover adalah 50% artinya aset lancar 0,5 akan menjamin 1 kewajiban jangka pendek.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu pengumpulan data secara teoritis dengan cara menelaah berbagai buku literature dan bahan teori lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

2. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu pengumpulan data lapang dengan cara sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan atau tanya jawan secara lisan antara dua orang atau lebih, yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu. Penyusun hanya mengajukan beberapa pertanyaan yang sifatnya memperjelas data dokumentasi dengan staf yang mengelola pembiayaan dan karyawan umum

b. Observasi

Observasi adalah suatu aktivitas yang memperlihatkan sesuatu dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada obyek penelitian. Dalam penelitian ini penyusun menggunakan observasi partiipatif pasif (passive participation) yang berarti peneliti

27

datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh dari dokumen, di dalam penelitian ini penekiti mengumpulkan data-data dengan mencatat atau dengan menggandakan dokumen-dokumen yag berupa data-data yang berasal dari laporan keuangan PT Bumi Karsa Kota Makassar, serta mempelajari literatur, buku-buku, artikel-artikel serta penelitian terdahulu baik yang mempunyai hubungan secara langsung maupun tidak langsung yang pada akhirnya dilakukan analisis dan kesimpulan.

E. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Data

a. Data kualitatif adalah data yang diperoleh berupa keterangan-keterangan yang mendukung penelitian ini.

b. Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung dalam bentuk angka-angka.

2. Sumber Data

a. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara pada pihak PT Bumi Karsa Kota Makassar meliputi pimpinan dan staf-stafnya.

b. Data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh dari profil PT Bumi Karsa Kota Makassar, data, laporan keuangan, dan dokumen-dokumen lainnya yang mendukung penelitian ini.

F. Metode Analisis

Adapun metode analisis yang digunakan yaitu dengan rasio likuiditas :Rasio lancar (current ratio) dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus:

1. Rasio cepat (quick ratio) dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus:

2. Rasio kas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus :

Langkah-langkah yang dilakukan penulis pada penlitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian pada PT Bumi Karsa Kota Makassar

2. Menghitung data dengan menggunakan rasio likuiditas yaitu, rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas.

3. Menginterpretasikan data yang telah dihitung dengan menggunakan rasio untuk menggambarkan suatu masalah yang terjadi pada perusahaan.

29

4. Menyimpulkan masalah yang terjadi dari hasil perhitungan rasio untuk mengetahui penyebab terjadinya masalah yang terjadi pada perusahaan tersebut

30 A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Tempat Penelitian

PT. Bumi Karsa didirikan di Ujung Pandang pada tanggal 14 Februari 1969. Hingga pada saat ini karya pengabdian PT. Bumi Karsa Turut membantu menunjang pembangunan nasional yang tersebar di berbagai pelosok tanah air, khususnya kawasan Indonesia Timur. Keberhasilan PT. Bumi Karsa dalam berbagai macam proyek konstruksi nasional seperti jalan, jembatan, bendungan, irigasi, Bandar udara, gedung-gedung perkantoran dan fasilitas umum lainnya telah menumbuhkan kepercayaan pemerintah dan masyarakat umum akan kemampuan serta profesuonalitas sumber daya manusia dan peralatan yang dimiliki oleh PT. Bumi Karsa untuk menyelesaikan berbagai jenis proyek.

Pada tanggal 11 September 2003, PT. Bumi Karsa kembali mengukir prestasi dengan menjadi perusahaan swasta pertama dalam bidang jasa konstruksi yang memperoleh sertifikat ISO – 9001 : 2000 di daerah ini dan bahkan di kawasan timur Indonesia. PT. Bumi Karsa mendapat pengakuan resmi dari Bahan Otoritas Sertifikasi Internasional berupa jaminan kualitas, kesehatan dan keselamatan menegaskan bahwa tingkat kualitas produk dan kinerja PT. Bumi Karsa Kompatibel dengan Standar Internasional dan terus update secara berkala. Kualitas produk

31

dan kinerja telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001 : 2008/SNI ISO 2001 : 2008, ISO 14001 : 2004/SNI 19 – 14001 : 2005, OHSAS 18001 : 2007, SMK3 149 : 2013.

2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi adalah cita-cita atau impian suatu organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai pada masa depan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Sedangkan misi merupakan penjabaran secara tertulis mengenai makna visi dan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi. Oleh karena itu, Visi dan misi adalah suatu konsep perencanaan yang disertai dengan tindakan sesuai dengan perncenaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Adapun visi dan misi PT. Bumi karsa yaitu:

a. Visi

Menjadi perusahaan Infrastruktur berskala Internasional yang berdaya saing dan inovatif.

b. Misi

Membumi dan berkarya bersama dengan mitra dan pelanggan. c. Kebijakan QHSE

Manajemen PT. Bumi karsa senantiasa mengutamakan QHSE (Quality Healty Safety and Enviromental) untuk mencapai kepuasan pelanggan dan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan teknologi serta menunjang program pengembangan penerapan manajemen QHSE (Quality Healty Safety and Enviromental) guna meningkatkan kemampuan perusahaan.

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen atau unit-unit kerja dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi menunjukkan bahwa adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang dikoordinasikan dan juga menunjukkan spesialisasi dari pekerjaan, sebagai saluran perintah serta penyampaian laporan. Didalam struktur organisasi yang baik harus dapat menjelaskan hubungan antara wewenang siapa yang bertanggung jawab kepada siapa, sehingga adanya rasa tanggung jawab dari setiap bagian didalam organisasi. Adapun struktur organisasi dari PT. Bumi Karsa dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini.

33

Sumber : PT. Bumi Karsa Kota Makassar

4. Job Description a. Direktur Utama

Direktur Utama yang sekaligus pemilik perusahaan bertanggungjawab atas seluruh kegiatan perusahaan, menetapkan kebijakan-kebijakan perusahaan dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan bawahannya, dan mengevaluasi hasil kerja pada setiap periode berkala (setiap tahun) serta membangun hubungan dengan pihak luar perusahaan.

b. Direktur Teknik/Operasional

Direktur Operasional juga bertanggungjawab terhadap terciptanya koordinasi yang baik agar kegiatan operasional perusahaan khususnya proses produksi dapat dipertahankan.

c. Direktur Keuangan

1) Membuat perencanaan anggaran perusahaan.

2) Mengatur pencatatan dan pengelolaan administrasi keuangan. 3) Mengadakan kontrol pelaksanaan administrasi keuangan dan

pembukuan

5) Melapor dan bertanggungjawab kepada Direktur d. Manajer Operasional

Manajer Operasional bertanggungjawab terhadap operasi bagian-bagian yang ada didalamnya, yaitu bagian produksi, bagian peralatan, bagian logistik, dan bagian laboratorium

e. Manajer Teknik

1) Memelihara alat dan mesin yang ada didalam perusahaan. 2) Memeriksa alat dan mesin sebelum dioperasikan.

3) Membuat nota pesanan permintaan spare part, bilamana mesin perlu diadakan pergantian spare parts.

f. Manajer Keuangan dan Umum

1) Melakukan analisis keuangan perusahaan seperti penetapan anggaran dan analisis kinerja keuangan.

2) Mengawasi pembagian upah/gaji.

3) Mengawasi pengeluaran uang untuk kebutuhan perusahaan. g. Manajer Akunting

1) Mengontrol penyelenggaraan pembukuan dan proses akuntansi sesuai sistem yang berlaku pada PT. Bumi Sarana Beton.

2) Mempersiapkan laporan keuangan setiap periode akuntansi. 3) Menangani administrasi perpajakan.

h. Manajer Pemasaran

1) Melakukan analisis penjualan dan mengusahakan peningkatan penjualan.

35

2) Melakukan promosi dan mencari peluang-peluang pasar yang baru untuk meningkatkan pangsa pasar (market share). Mempertanggungjawabkan aktivitasnya kepada Direktur.

i. Manajer SDM & Umum

1) Bertanggungjawab kepada manajer Administrasi Umum dan Keuangan semua aktivitas yang berhubungan dengan Administrasi Umum yang mencakup urusan ketenagakerjaan atau personalia.

2) Mempersiapkan dokumen-dokumen yang dapat merupakan masukan bagi Direktur dalam melakukan analisis/pengambilan keputusan.

3) Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pihak luar seperti pemerintah, pihak fiskus atau mahasiswa yang akan melakukan penelitian.

4) Mengadakan evaluasi terhadap staf-staf atau karyawan-karyawan dalam hubungannya untuk meningkatkan kinerja perusahaan

B. Hasil Penelitian

Deskriptif Data Penelitian

1. Rasio Likuiditas pada PT. Bumi Karsa Kota Makassar Tabel 4.1 Standar Rasio Industri Likuiditas

Current ratio Quick ratio Cash ratio

% Kriteria % Kriteria % Kriteria 200 Sangat Baik 150 Sangat Baik 50 Sangat Baik

150 Baik 100 Baik 30 Baik

100 Cukup 50 Cukup 25 Cukup

50 Kurang 25 Kurang 10 Kurang >50 Sangat Kurang >25 Sangat Kurang >10 Sangat Kurang Sumber : Kasmir (2008:143)

2. Laporan Keuangan PT. Bumi Karsa Kota Makassar

Perkembangan aset, kewajiban dan ekuitas PT Bumi Karsa Kota Makassar periode 2016-2018 dapat dilihat pada berikut

Tabel 4.2 Aset Lancar PT. Bumi Karsa Kota Makassar periode 2016-2018

Tahun

Aset Lancar Persediaan

Rp G (%) Rp G (%)

2016 183.498.330.806 - 19.732.082.484 - 2017 196.036.331.101 6,832 25.785.616.043 30,678 2018 189.877.417.307 -3,136 30.033.621.215 16,474 Sumber : Laporan Keuangan PT. Bumi Karsa Kota Makassar

Pada Tabel 4.2 dari sisi aset lancar dapat dilihat bahwa pada tahun 2016 sampai tahun 2018 mengalami kenaikan yang signifikan. Kenaikan aset paling tinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu sebesar 6,832%. Namun pada tahun 2018 mengalami penurunan yang tidak terlalu material yaitu sebesar -3,136%.

Kenaikan terjadi pada persediaan tahun 2017 yaitu sebesar 30,678%. Kemudian pada tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 16,474%. Keuangan menghendaki tingkat persediaan yang rendah, sedangkan marketing dan operasi menginginkan tingkat persediaan

37

yang tinggi agar kebutuhan konsumen/pasien terpenuhi. Baik persediaan yang terlalu banyak maupun sedikit akan menimbulkan pembengkakan biaya persediaan. Persediaan yang terlalu tinggi akan menimbulkan masalah seperti muncul biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan persediaan di gudang.

Tabel 4.3 Kewajiban Jangka Pendek dan Laba Bersih PT. Bumi Karsa Kota Makassar periode 2016-2018

Tahun

Kewajiban Jangka

Pendek Laba Bersih G (%)

Rp G (%) Rp G (%)

2016 145.870.962.641 - 44.830.368.044 - 2017 145.095.917.230 -0,531 23.101.775.752 -48,468 2018 142.235.170.347 -1,971 2.288.656.195 -90,093 Sumber : Laporan Keuangan PT. Bumi Karsa Kota Makassar

Pada Tabel 4.3 dari sisi kewajiban jangka pendek terlihat bahwa pada tahun 2016 jumlah kewajiban jangka pendek tidak begitu tinggi. Pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 0,531%, penurunan kewajiban jangka pendek tidak terlalu tinggi. Pada tahun 2018 kewajiban jangka pendek kembali mengalami penurunan lebih besar dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 1, 971%. Meningkatnya kewajiban jangka pendek akan mempengaruhi kenaikan utang di dalam perusahaan.

Pada tahun 2017 laba bersih mengalami penurunan sebesar 48,468%. Sementara pada tahun 2018 terjadi penurunan laba bersih tertinggi, angka penurunan laba bersih adalah sebesar 90,093%.

Hasil penelitian dan pembahasan merupakan suatu gambaran tentang hasil yang diperoleh dari penelitian yang didalamnya terdiri atas variabel penelitian serta terdapat juga data atau keterangan yang berhubungan dengan laporan keuangan.

Berdasarkan laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi pada PT Bumi Karsa Kota Makassar selama periode 2016 sampai dengan

Dokumen terkait