• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rasio Profitabilitas. a) Net Profit Margin

Dalam dokumen PEMBAHASAN revisi (Halaman 40-47)

B. Analisis Data

2. Rasio Profitabilitas. a) Net Profit Margin

Tabel 6.

Keterangan Tahun

2004 2005 2006

Pend. Operasi 16,777,157,611 20,930,698,858 23,701,206,501 Laba Bersih 21,638,126,840 20,962,095,904 23,725,347,343 Sumber: PT. Bank Tabungan Negara Cabang Malang (2007)

Net Profit Margin = LababersihPend.op x 100 %

Net Profit Margin 2004 = 16,777,15721,638,126,611,840x 100 % = 128.97 % Net Profit Margin 2005 = 20,962,09520,930,698,858,904x 100 % = 100.15 %

Net Profit Margin 2006 = 23,725,34723,701,206,343,501x 100 % = 100.10%

Dari perhitungan diatas diketahui bahwa Net Profit Margin menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih melalui pendapatan operasi yang dihasilkan yaitu sebesar 128.97 % atau setiap rupiah pendapatan operasi menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 1.2897. Sementara untuk tahun 2005 tingkat Net Profit Margin sebesar 100.15 % atau dengan kata lain setiap rupaih pendapatan operasi menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 1.0015. sedangkan untuk tahun 2006 Net Profit Margin sebesar 100.10 % yang berarti setiap rupiah pendapatan operasi menghasilkan laba bersih sebesar Rp.1.0010

Net Profit Margin dari tahun 2004 sampai tahun 2006 mengalami penurunan, Hal ini disebabkan penurunan laba bersih lebih besar daripada pendapatan operasional bank. Penurunan laba bersih ini diakibatkan pengelolaan manajemen bank kurang efisien dalam pengeluaran biaya, dimana biaya usaha mengalami peningkatan dari tahun 2004 hingga tahun 2006 khusunya pada beban personalis dan beban administrasi dan umum.. b) Return on Equity.

Tabel 7.

Perhitungan Return on Equity.

Keterangan Tahun

2004 2005 2006

Ekuitas 20,545,104,370 20,547,727,781 22,495,246,777

Laba Bersih 21,638,126,840 20,962,095,904 23,725,347,343 Sumber: PT. Bank Tabungan Negara Cabang Malang (2007)

Return on Equity = LabaBersihEquitas x 100 %

Return on Equity 2004 = 20,545,10421,638,126,370,840x 100 % = 105.32 % Return on Equity 2005 = 20,547,72720,962,095,904,781x 100 % = 102.02 % Return on Equity 2006 = 22,495,24623,725,347,777,343x 100 % = 105.47 %

Dari perhitungan diatas diketahui bahwa Return on Equity menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih melalui

penggunaan modal sendiri yaitu sebesar 105.32 % atau setiap Rp. 1,00 modal sendiri menghasilkan keuntungan netto sebesar Rp. 1.0532. Sementara untuk tahun 2005 tingkat Return on Equity sebesar 102.02 % atau dengan kata lain setiap Rp. 1,00 modal sendiri menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 1.0202, sedangkan untuk tahun 2006 Return on Equity sebesar 105.47 % yang berarti setiap Rp. 1,00 nodal sendiri menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 1.0547.

Return on Equity dari tahun 2004 sampai tahun 2005 mengalami penurunan, Hal ini disebabkan karena penurunan laba bersih lebih besar daripada peningkatan ekuitas bank. Penurunan laba bersih ini disebabkan tingginya biaya usaha yang dikeluarkan.

c) Return on Invesment.

Tabel 8.

Perhitungan Return on Invesment.

Keterangan Tahun

2004 2005 2006

Total Aktiva 353,190,703,562 420,746,782,877 288,321,836,666 Laba Bersih 21,638,126,840 20,962,095,904 23,725,347,343 Sumber: PT. Bank Tabungan Negara Cabang Malang (2007)

Return on Invesment. = a TotalAktiv LabaBersih x 100 % Return on Invesment 2004 = 353,190,7021,638,1263,562,840 x 100 % = 6.13 % Return on Invesment 2005 = 420,746,7820,962,0952,877,904 x 100 % = 4.98 % Return on Invesment 2006 = 288,321,8323,725,3476,666,343 x 100 % = 8.23 %

Dari perhitungan diatas diketahui bahwa Return on Invesment y menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih melalui total assets yaitu sebesar 6.13 % atau setiap Rp. 1,00 total assets menghasilkan keuntungan netto sebesar Rp. 0.0613. Sementara untuk tahun 2005 tingkat Return on Invesment sebesar 4.98 % atau dengan kata lain setiap Rp. 1,00 modal sendiri menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0.0498. sedangkan untuk tahun 2006 Return on Invesment sebesar 8.23 % yang berarti setiap Rp. 1,00 nodal sendiri menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0.0823.

Return on Invesment dari tahun 2004 sampai tahun 2005 mengalami penurunan, Hal ini disebabkan karena penurunan laba bersih lebih besar daripada peningkatan ekuitas bank. Penurunan laba bersih ini disebabkan tingginya biaya usaha yang dikeluarkan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian. 1. Rasio Likuiditas.

Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva jangka pendek perusahaan. Likuiditas dapat diketahui melalui neraca dengan membandingkan jumlah aktiva lancar dengan jumlah hutang perusahaan.

Tabel 9

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas

Keterangan Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006

CASH RATIO 0.73 % 1.26 % 1.66 %

LOAN TO DEPOSIT RATIO 111.04 % 119.91 % 286.32 %

LOAN TO ASSEST RATIO 97.81 % 98.26 % 99.30 %

BANKING RATIO 118.90 % 127.51 % 369.42 %

Sumber: PT. Bank Tabungan Negara Cabang Malang (2007)

Cash Ratio di tahun 2004 sampai dengan 2006 mengalami peninglatan, peningkatan cash assets besar bila dibandingkan dengan kenaikan total simpanan, yang berarti di tahun tersebut kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar setelah dikurangi persediaan meningkat atau dalam keadaan baik.

Loan to Deposit Ratio di tahun 2004 sampai dengan 2005 mengalami peningkatan, Hal ini disebabkan oleh karena kenaikan dana pihak ketiga yang diterima bank lebih besar daripada kenaikan pinjaman yang diberikan bank,

yang berarti di tahun tersebut kemampuan bank dalam memenuhi pinjaman nasabah dengan menggunakan total simpanan meningkat atau dalam keadaan baik. Dengan demikian bank dapat dikatakan berhasil dalam melakukan pengelolaan keuangan khususnya pada Loan to Deposit Ratio

Loan to Assets Ratio di tahun 2004, dan 2005 mengalami peningkatan, Hal ini disebabkan oleh karena kenaikan Aktiva yang dimiliki bnk lebih besar daripada kenaikan pinjaman yang diberikan bank, yang berarti di tahun tersebut kemampuan bank dalam memenuhi pinjaman nasabah dengan menggunakan aktiva meningkat atau dalam keadaan baik. Dengan demikian bank dapat dikatakan berhasil dalam melakukan pengelolaan keuangan khususnya pada Loan to Assets Ratio.

Banking Ratio di tahun 2004, 2005, 2006 mengalami peningkatan, Hal ini menunjukkan bank telah mendapatkan kepercayaan dari luar yang dianggap mampu menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Dengan demikian bank dapat dikatakan berhasil dalam melakukan pengelolaan keuangan khusunya pada Bangking Ratio.

Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan ditariknya deposito/ simpanan oleh deposan/ penitip. Dengan kata lain, menurut definisi ini, suatu bank dikatakan likuid apabila dapat memenuhi kewajiban penarikan uang dari pada penitip dana maupun dari para peminjam/ debitur.

Secara praktis, likuiditas suatu bank sering dikaitkan dengan jumlah dana pihak ketiga yang terdapat di bank tersebut pada waktu tertentu. Dalam hal ini, untuk kondisi indonesia, Pemerintah melalui Bank Sentral menetapkan kewajiban setiap bank untuk memelihara likuiditas wajib minimum sebesar 5% dari besarnya kewajiban terhadap pihak ketiga. Dalam hal ini, kewajiban kepada pihak ketiga. Dengan demikian PT. Bank Tabungan Negara Cabang Malang berhasil dalam melakukan pengelolaan likuditas dengan baik.

Dalam dokumen PEMBAHASAN revisi (Halaman 40-47)

Dokumen terkait