BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
C. Analisis Rasio Keuangan
3. Rasio Profitabilitas
4. Rasio Leverage
Sejumlah rasio yang tidak terbatas banyaknya dapat dihitung, akan
tetapi dalam prakteknya cukup digunakan beberapa jenis rasio saja. Walaupun
rasio-rasio merupakan alat yang sangat berguna, tetapi tidak terlepas dari
beberapa kelemahan dan harus digunakan dengan hati-hati (J. Fred Weston
dan Eugene F. Brigham, 1997). Karena perbedaan tujuan dan harapan yang
ingin dicapai, maka analisis keuangan juga beragam. Bagi pemilik (pemegang
saham) dan calon investor akan melihat dari segi profitabilitas dan resiko,
karena kestabilan harga saham tergantung dengan tingkat keuntungan yang
diperoleh dan dividen dimasa datang.
Bagi manajemen akan lebih memperhatikan semua aspek analisis
keuangan apakah yang sifatnya jangka pendek ataupun jangka panjang, karena
tanggungjawabnya untuk mengelola operasi perusahaan setiap hari dan
memperoleh laba yang kompetitif. Maka agar kebijakan yang diambil manajer
tepat, maka rasio-rasio keuangan akan menjadi landasan para manajer dalam
pengambilan keputusannya untuk mencapai tujuan perusahaan.
Lima kelompok rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan untuk membayar
kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas
perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang
mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga,
Dengan menggunakan laporan keuangan yang terdiri atas neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan modal maka rasio-rasio tersebut
adalah: Current Ratio=
Lancar Utang
Lancar Aktiva
Semakin tinggi current ratio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Aktiva
lancar yang dimaksud adalah termasuk kas, piutang, surat berharga dan
persediaan. Dari aktiva lancar tersebut, persediaan merupakan aktiva
lancar yang kurang likuid dibandingkan dengan kas, piutang dan surat
berharga (Sartono, 1996:121). Rasio Test Acid = Lancar Utang Persediaan Lancar Aktiva
Rasio ini seperti halnya current ratio, tetapi hanya memperhitungkan aktiva lancar yang benar-benar likuid saja, yakni aktiva
lancar diluar persediaan. Pengertian likuiditas sebenarnya mengandung
dua dimensi yaitu waktu yang diperlukan untuk mengubah aktiva menjadi
kas serta kepastian harga yang akan terjadi.
Dengan demikian diantara ketiga elemen aktiva lancar tersebut
memang piutang lebih likuid dibandingkan dengan persediaan dan
memerlukan waktu lebih pendek untuk mengubahnya menjadi kas
(Sartono, 1996:122).
2. Rasio aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio keuangan yang digunakan untuk
sumber daya ekonomis untuk menghasilkan penjualan yang
menguntungkan .
Oleh karena itu penjualan yang menguntungkan memerlukan
pelaksanaan investasi yang sehat. Salah satu tujuan manajer keuangan
adalah menentukan seberapa besar efisiensi investasi pada berbagai aktiva.
Dengan kata lain rasio aktivitas menunjukkan berbagai sumber daya telah
dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan
rasio aktivitas dengan standar industri maka dapat diketahui tingkat
efisiensiperusahaan dalam industri (Sartono, 1996:125).
Rasio aktivitas meliputi :
a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Adalah rasio antara harga pokok penjualan atau penjualan
dengan rata-rata persediaan yang mengukur efisiensi pengguna
persediaan. Perputaran persediaan yang tinggi menunjukkkan bahwa
perusahaan tidak mempertahankan persediaan yang berlebihan. Pola
tersebut perlu disesuaikan apabila usaha perusahaan sangat
dipengaruhi oleh faktor musim (seasonal) atau sangat berfluktuasi dari waktu ke waktu dalam satu periode tertentu.
Rumus Perputaran Persediaan adalah :
Persediaan Perputaran = Persediaan rata Rata Kredit Penjualan Atau Persediaan Perputaran = Persediaan rata Rata Penjualan Pokok Harga
Perusahaan yang perputaran persediaannya makin tinggi berarti
makin efisien, tetapi perputaran yang terlalu tinggi juga tidak baik,
untuk itu perlu ditentukan keseimbangan (Sartono, 1997:23).
b. Rata-rata periode pengumpulan piutang (Periode penagihan rata-rata
atauaverage collection period)
Adalah rasio antara piutang dengan penjualan per hari. Rasio
ini mengukur efisiensi dalam pengumpulan piutang perusahaan dengan
membandingkan persyaratan penjualan yang telah ditentukan. Periode
penagihan piutang rata-rata dihitung dalam dua langkah yaitu
penjualan tahunan dibagi dengan 360 untuk menentukan penjualan
harian rata-rata dan piutang dagang dibagi dengan penjualan harian
untuk mendapatkan jumlah hari penjualan terikat dalam piutang
(Sartono, 1997:24).
Rumus rata-rata penagihan piutang :
Piutang Perputaran = rata Rata Piutang Penjualan Penagihan rata Rata = Piutang Perputaran Hari 360
Terlalu tinggi periode pengumpulan piutang berarti bahwa
kebijakan kredit terlalu bebas, akibatnya timbulbad-debtdan investasi dalam piutang menjadi terlalu besar akibatnya keuntungan akan
menurun. Sebaliknya periode pengumpulan piutang yang terlalu
perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh
keuntungan. Untuk itu standar kredit perlu diperlonggar.
c. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)
Adalah rasio antara penjualan dengan aktiva tetap yang
mengukur efisiensi penggunaan aktiva tetap atau perputaran aktiva
tetap. Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan
aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin-mesin, perlengkapan
kantor.
Rumus Perputaran Aktiva Tetap :
Tetap Aktiva Perputaran = Bersih Tetap Aktiva Penjualan
d. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover)
Perputaran Total Aktiva adalah rasio antara penjualan dengan
total aktiva yang digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan
secara keseluruhan. Rasio yang rendah merupakan indikasi bahwa
perusahaan tidak beroperasi pada volume memadai bagi kapasitas
investasinya. Perputaran total aktiva menunjukkan bagaimana
efektifitas perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva untuk
menciptakan penjualan dan memperoleh laba (Sartono, 1997:24).
Rumus Perputaran Total Aktiva :
Aktiva Total Perputaran = Aktiva Total Penjualan
3. Rasio Profitabillitas
Rasio Frofitabillitas adalah rasio keuangan yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya
dengan penjualan, total aktiva, investasi maupun modal sendiri. Ada
beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan diantaranya
adalah:
a. Margin laba terhadap penjualan (Net Profit Margin)
Net profit margin adalah rasio antara laba bersih setelah pajak
dengan penjualanyang mengukur laba bersih yang dihasilkan dari
setiap rupiah penjualan (Sartono, 1997:24 ). Profit margin digunakan
untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini dapat dipengaruhi
oleh intensitas modal dalam industri tempat perusahaan bergerak.
Untuk menghasilkan hasil pengembalian atas modal, diperlukan hasil
pengembalian atas penjualan yang lebih tinggi. Semakin tinggi net
profit margin, semakin baik kinerja operasional perusahaan.
Rumus margin laba bersih:
Margin Profit Net = Penjualan Bersih Laba
b. Return On Investment atau Return On Asset (ROI / ROA)
Adalah rasio keuangan yang mennunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunkan. Semakin
tinggi rasio return on asset, semakin baik keadaan suatu perusahaan (Syamsudin, 1998:63)
Rumus ROA : Asset On Return = Aktiva Total Pajak Setelah Bersih Laba
c. Return On Equity (ROE)
Adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan memperoleh laba atas modalnya sendiri
(Tjiptono dan Hendy, 2006:200).
Rumus ROE = Equity On Return = Sendiri Modal Pajak Setelah Bersih Laba