• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Uji Model Regresi

Tabel 4.1

Hasil Uji Model Regresi

Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error (Constant) 18.773 3.268 Perputaran Persediaan -3.816 3.262 Perputaran Total Aktiva -.126 .078 ROA .510 1.060 DER 3.248 1.182 DTA 6.031 8.606 PER -6.911 2.661 1 PBV .582 1.859

a. Dependent Variable: Return Saham

Berdasarkan pada tabel 4.1 dapat dimasukkan kedalam persamaan regresi

adalah sebagai berikut :

Y = 18,773 – 3,816X1 - 126X2 + 0,510X3 + 3,248X4 + 6,031X5 – 6,911X6+0,582X7+ 3,268

Sifat dari hubungan antara variabel tergantung (Y) dengan variabel

bebas (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7) adalah konstan, hal ini dapat dilihat pada koefesien regresi bila bertanda positif (+) berarti perubahan variabel

X searah dengan perubahan variabel Y, bila bertanda negatif (-) berarti

antara variabel X dan variabel Y berlawanan arah. Dalam persamaan

dapat diartikan bahwa peningkatan return saham pada perusahaan

telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia tanpa dipengaruhi oleh variabel

perputaran persediaan, perputaran total aktiva, return on asset, debt to equity ratio, debt to total asset ratio, price earning ratio dan price book ratiotetap ada sebesar 18,773 satuan.

Koefesien regresi variabel perputaran persediaan (b1) mempunyai nilai yang negatif yaitu sebesar -3,816, yang berarti kecenderungan

peningkatan return saham perusahaan pertelekomunikasian di Bursa Efek

Indonesia dipengaruhi oleh variabel perputaran persediaan berlawanan

arah. Setiap peningkatan X1sebesar 1 satuan akan di ikuti oleh penurunan Y sebesar -3,816 satuan dengan anggapan variabel lain konstan dan begitu

juga sebaliknya. Hal ini tidak sesuai dengan landasan teori yang ada

dimana perputaran persediaan mempunyai pengaruh yang positif terhadap

return saham.

Koefesien regresi variabel perputaran total aktiva (b2) mempunyai nilai yang negatif yaitu sebesar -0,126. Hal ini berarti kecenderungan

peningkatan return saham dipengaruhi oleh variabel perputaran total

aktiva berjalan berlawanan. Bila variabel X2 naik sebesar 1 satuan maka akan di ikuti penurunan Y sebesar -126 satuan dengan anggapan variabel

yang lain konstan dan begitu juga sebaliknya.

Koefesien regresi variabel return on asset (b3) mempunyai nilai yang positif yaitu sebesar 0,510. Hal ini berarti kecenderungan

berjalan searah. Bila variabel X3 naik sebesar 1 satuan maka akan di ikuti kenaikan Y sebesar 0,510 satuan dengan anggapan variabel yang lain

konstan dan begitu juga sebaliknya.

Koefesien regresi variabel debt to equity ratio (b4) mempunyai nilai yang positif yaitu sebesar 3,248, yang berarti kecenderungan

peningkatan return saham perusahaan pertelekomunikasian di Bursa Efek

Indonesia dipengaruhi oleh variabel debt to equity ratio secara searah. Setiap peningkatan X4 sebesar 1 satuan akan di ikuti oleh peningkatan Y sebesar 3,248 satuan dengan anggapan variabel lain konstan dan begitu

juga sebaliknya.

Koefesien regresi variabeldebt to total asset (b5) mempunyai nilai yang positif yaitu sebesar 6,031 hal ini berarti kecenderungan peningkatan

return saham dipengaruhi oleh variabeldebt to total assetberjalan searah. Bila variabel X5 naik sebesar 1 satuan maka akan di ikuti peningkatan Y sebesar 6,031 satuan dengan anggapan variabel yang lain konstan dan

begitu juga sebaliknya. Hal ini tidak sesuai dengan landasan teori yang

menjelaskan bahwa debt to total asset mempunyai pengaruh negatif terhadap return saham.

Koefesien regresi variabel price earning ratio (b6) mempunyai nilai yang negatif yaitu sebesar -6,911 yang berarti kecenderungan

peningkatan return saham perusahaan pertelekomunikasian di Bursa Efek

Indonesia dipengaruhi oleh variabel price earning ratioberlawanan arah. Setiap peningkatan X6 sebesar 1 satuan akan di ikuti oleh penurunan Y

sebesar -6,911 satuan dengan anggapan variabel lain konstan dan begitu

juga sebaliknya. Hal ini tidak sesuai dengan landasan teori yang

menjelaskan bahwa price earning ratio mempunyai pengaruh yang positif

terhada return saham.

Koefesien regresi variabel price to book value (b7) mempunyai nilai yang positif yaitu sebesar 0,582 hal ini berarti kecenderungan

peningkatan return saham dipengaruhi oleh variabel price to book value

berjalan searah. Bila variabel X5 naik sebesar 1 satuan maka akan di ikuti

peningkatan Y sebesar 0,582 satuan dengan anggapan variabel yang lain

konstan dan begitu juga sebaliknya.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Autokorelasi

Cara mudah mendeteksi autokorelasi dilakukan dengan uji

Durbin Watson. Model regresi linier berganda terbebas dari

autokorelasi jika nilai Durbin Watson hitung terletak di daerah No Autokorelasion. Penemuan letak tersebut dibantu dengan tabel dl dan

du, dibantu dengan nilai k (jumlah variabel independen). Dalam penelitian ini nilai DWT adalah 2,24 berada pada daerah No Autokorelation sehingga berdasarkan uji dapat disimpulkan bahwa model regresi linier terbebas dari asumsi klasik statistik autokorelasi

b. Normalitas

Dengan menggunakan uji normal p-plot dalam penelitian ini yang dapat dilihat pada lampiran 1 data di olah, maka diperoleh

kesimpulan bahwa variabel dikatan normal karena gambar distribusi

dengan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran

titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.

Gambar 4.1 Normalitas Data

c. Multikolinearitas

Dalam penelitian ini nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilaiTolerancetidak kurang dari 0,1 sehingga model terbebas dari asumsi klasik multikolinearitas. Hasil uji melalui

Variance Inflation Factor (VIF) pada hasil output SPSS tabel

Coefficient, masing-masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0.1. maka dapat dinyatakan model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik

statistik da dapat digunakan dalam penelitian. Deteksi dari output

SPSS 16.0 pada tabel 4.2 Coefficient yang menjelaskan rinci pendeteksian terbebasnya model regresi berganda dari

multikolinearitas:

Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

(Constant) Perputaran Persediaan .577 1.734 Perputaran Total Aktiva .742 1.347 ROA .655 1.528 DER .791 1.264 DTA .694 1.440 PER .774 1.293 1 PBV .582 1.718

a. Dependent Variable: Return Saham

d. Heteroskedastisitas

Untuk mengetahui terjadinya heterokedatisitas atau tidak dapat

dilihat dari gambar scatterplot pada hasil analisis regresi linier

berganda pada gambar 4.2 yang menunjukkan tidak terjadi

bawah atau disekitar angka 0 (Nol), titik-titik data tidak mengumpul

hanya di atas atau di bawah saja, penyebaran titik-titik data yang di

peroleh tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian

menyempit dan melebar kembali dan penyebaran titik-titik data

sebaiknya tidak berpola.

Gambar 4.2 Heteroskedastisitas

Dokumen terkait