• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : ANALISIS RASIO KEUANGAN

D. Rasio-rasio Keuangan

1. Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Sundjaja, Ridwan S, dan Barlian Inge 2001 Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Misalnya antara Hutang dan Modal, antara Kas dan Total Asset, antara Harga Pokok Produksi dengan total penjualan, dan sebagainya. Teknik ini sangat lazim digunakan para analisis keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan.

Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian .( Sundjaja, Ridwan, Barlian 2001:124)

Keunggulan analisis rasio adalah :

a. Rasio merupakan angka-angka atau statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan .

b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit

c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain

d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).

f. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series

g. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang

Keterbatasan analisis rasio adalah :

a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.

b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik

c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio

d. Sulitn jika data yang tersedia tidak sinkorn

e. Jika dua perubahan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntasi yang dipakai tidak sama. Oleh karena itu jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

2. Jenis Rasio-Rasio Keuangan

Adapun jenis-jenis rasio keuangan adalah : a. Rasio Likuiditas. b. Rasio Solvablitas. c. Rasio Profitabilitas. d. Rasio Leverage. e. Rasio Aktivitas. f. Rasio Pertumbuhan

h. Rasio Produktivitas

Dilihat dari sumbernya darimana rasio dibuat, maka rasio-rasio dapat digolongkan dalam tiga golongan yaitu :

a. Rasio Neraca ( Balanced Sheet Ratios ) yang terdiri dari : 1) Current Ratio

2) Quick / Acid Test Ratio

3) Current Asset to Total Asset Ratio 4) Current Liabilites to Total Asset Ratio

b. Rasio Laporan Laba / Rugi ( Income Statement Ratios ) yang terdiri dari : 1) Gross Profit Margin

2) Operating Margin 3) Net Profit Margin 4) Operaitng Ratio

5) Earning Power to Total Investment 6) Net Earning Power Ratio

7) Rate of Return for The Owners

c. Rasio Antar Laporan ( Inter Statement Ratios ) yang terdiri dari : 1) Asset Turnover

2) Inventory Turnover 3) Average Collection Peroid 4) Avarage Day’s Inventory 5) Working Capital Turnover

a. Rasio Likuiditas

Menurut Sundjaja, Ridwan S, dan Barlian Inge 2001, Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.

Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut : 1) Rasio Lancar = Aktiva Lancar

Hutang Lancar

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar maupun menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Pada P.T. Fadira Prima Semesta Rasio lancar adalah

Tahun 2004 : X 100% Rp. 767.891.875 X 100 % = 62,83 % Rp. 1.222.078.953 Tahun 2005 : Rp. 1.194.542.300 X 100 % = 66,60 % Rp. 1.808.114.737 Tahun 2006 : Rp. 1.314.387.161 X 100 % = 68,78 % Rp 1.910.806.533

2) Rasio Cepat = Kas + Piutang Hutang Lancar

Rasio ini menunjukkan kemmapuan aktiva lancar yang paling likuid untuk menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut Acid Test Ratio. .( Sundjaja, Ridwan dan Barlian 2001:107)

Pada P.T Fadira Prima Semesta Rasio Cepat adalah : Tahun 2004 : X 100 % Rp. 199.566.875 + 0 X 100 % = 16,33 % Rp. 1.222.078.953 Tahun 2005 : Rp 294.440.300 + 0 X 100 % = 16,28 % Rp. 1.808.114.737 Tahun 2006 : Rp. 8.322.948

3) Rasio Kas atas Aktiva Lancar =

+ 0 X 100 % = 0,43 % Rp 1.910.806.533

Kas Aktiva Lancar

Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva lancar. .( Sundjaja, Ridwan dan Barlian 2001:107)

Pada P.T Fadira Prima Semesta Rasio Kas atas Aktiva Lancar adalah : Tahun 2004 : Rp. 199.566.875 X 100 % = 25,9 % Rp. 767.891.875 Tahun 2005 : Rp. 294.440.300 X 100 % = 24.6 % Rp. 1.194.542.300 Tahun 2006 : Rp. 8.322.948

4) Rasio Aktiva Lancar atas Total Aktiva =

X 100 % = 0,63 % Rp. 1.314.387.161

Aktiva Lancar Total Aktiva Rasio ini menunjukkan porsi aktiva lancar atas total aktiva.

Pada P.T. Fadira Prima Semesta Rasio Lancar atas Total Aktiva adalah : Tahun 2004 : X 100 % Rp 767.891.875 X 100 % = 39,2 % Rp. 1.954.779.375 Tahun 2005 : Rp 1.194.542.300 X 100 % = 50,6 % Rp 2.360.651.953 Tahun 2006 : Rp. 1.314.387.161 X 100 % = 53,3 % Rp. 2.465.709.577

b. Rasio Solvabilitas

Menurut Sundjaja, Ridwan S, dan Barlian Inge 2001, Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan diliquidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang.

Rasio solvabilitas terdiri dari :

1) Rasio Hutang atas Modal = Total Hutang Modal

Rasio ini menggambarkan sampai sejauhamana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Rasio ini juga disebut Rasio Leverage.

Pada P.T. Fadira Prima Semesta Rasio hutang atas Modal adalh : Tahun 2004 : X 100 % Rp. 1.222.078.953 X 100 % = 561,82 % Rp. 217.520.735 Tahun 2005 : Rp. 1.808.114.737 X 100 % = 781,4 % Rp 231.838.920 Tahun 2006 : Rp. 1.910.806.533 X 100 % = 677,18 % Rp. 282.170.891

2) Rasio Hutang atas Aktiva = Total Hutang Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh besar rasanya lebih nyaman. Bisa juga berapa porsi hutang dibanding dengan aktiva. Supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.

Pada P.T. Fadira Prima Semesta Rasio Hutang atas Aktiva adalah :

Tahun 2004 : X 100 % Rp. 1.222.078.953 X 100 % = 62,51 % Rp. 1.954.779.375 Tahun 2005 : Rp. 1.808.114.737 X 100 % = 76,59 % Rp. 2.360.651.953 Tahun 2006 : Rp 1.910.806.533 X c. Rasio Profitabilitas 100 % = 77,49 % Rp. 2.465.709.577

Menurut Sundjaja, Ridwan S, dan Inge Barlian 2001, Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio ini juga disebut Operating Ratio.

Rasio profitabilitas terdiri dari :

1) Asset Turn Over =

Total Aktiva

Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat cepat berputar dan meraih laba.

Pada P.T. Fadira Prima Semesta Aset Turn Over adalah :

Tahun 2004 : Penjualan bersih Rp. 18.246.728.265 X = 9,4 X Rp. 1.954.779.375 Tahun 2005 : Rp. 18.688.427.000 X = 7,9 X Rp. 2.360.651.953 Tahun 2006 : Rp. 18.876.994.000 X = 7,7 X Rp. 2.465.709.577

2) Return On Investment = Laba Bersih

Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila X 100 %

Pada P.T. Fadira Prima Semesta Return On Investment adalah : Tahun 2004 : Rp. 37.653.892 X 100 % = 17,3 % Rp. 217.520.735 Tahun 2005 : Rp 40.576.734 X 100 % = 17,5 % Rp. 231.838.920 Tahun 2006 : Rp 43.744.710 X

3) Return On Total Asset =

100 % = 15,5 % Rp. 282.170.891

Laba Bersih Rata-Rata Total Asset

Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai total aktiva.

Pada P.T. Fadira Prima Semesta Return On Total Asset adalah :

Tahun 2004 : X 100 % Rp 37.653.892 X 100% = 1,9 % Rp.1.954.779.375 Tahun 2005 : Rp 40.576.734 X 100 % = 1.,7 % Rp. 2.360.651.953

Tahun 2006 : Rp. 43.744.710 X 100 % = 1,8 % Rp. 2.465.709.577

4) Earning Power = EBIT X 100 % Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memproleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak ( EBIT ) disbanding dengan total aktiva. Semakin besar rasio semakin baik.

Pada P.T. Fadira Prima Semesta Earning Power :

Tahun 2004 : Rp. 1.203.612.955 X 100 % = 61,57 % Rp. 1.954.779.375 Tahun 2005 : Rp. 1.316.580.000 X 100 % = 55,77 % Rp. 2.360.651.953 Tahun 2006 : Rp. 1.697.332.000 d. Rasio Aktivitas X 100 % = 68,8 % Rp. 2.465.709.577

Menurut Sundjaja, Ridwan S, dan Barlian Inge 2001, Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjulan, pembelian, dan kegiatan lainnya.

1) Inventory Turn Over =

Rata-Rata Persediaan Barang

Rasio ini menunukkan berapa cepat perputaran persedian dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa penjualan berjalan cepat.

Rata-Rata Persedian dihitung dengan cara :

Harga Pokok Penjualan

Persedian Awal + Persedian Akhir 2

Pada P.T. Fadira Prima Semesta Inventory Turn Over adalah :

Tahun 2004 : Rp. 17.043.115.310 = 26,6 Kali Rp. 640.085.500

Tahun 2005 : Rp. 17.371.847.000 = 14,2 Kali Rp .830.650.000

Tahun 2006 : Rp. 17.179.662.000

2) Fixed Asset Turn Over =

__ = 16,8 Kali Rp. 1.017.000.000

Penjualan Aktiva Tetap

Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar bila diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap dapat lebih cepat berputar dan menciptakan penjualan tinggi.

Pada P.T. .Fadira Prima Semesta Fixed Asset Turn Over adalah : Tahun 2004 : Rp. 18.246.728.265 X 100 % = 1537, 3 % Rp. 1.186.887.500 Tahun 2005 : Rp. 18.688.427.000 X 100 % = 1602,6 % Rp 1.166.109.653 Tahun 2006 : Rp. 18.876.994.000

3) Total Asset Turn Over =

X 100 % = 1639,5 % Rp. 1.151.322.416

Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan. Dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semaikn baik.

Pada P.T. Fadira Prima Semesta Total Asset turn Over adalah : Tahun 2004 : Penjualan Rp. 18.246.728.265 = 9.33 Kali Rp. 1.954.779.375 Tahun 2005 : Rp. 18.688.427.000 = 7,9 Kali Rp. 2.360.651.953 Tahun 2006 : Rp. 18.876.994.000 = 7,65 Kali

Dokumen terkait