• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rasio Solvabilitas

Dalam dokumen ANALISIS RASIO SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJ (Halaman 97-111)

JATI DIRI KOPERASI

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Analisis Kinerja Keuangan Koperasi

2. Rasio Solvabilitas

Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio solvabilitas biasanya digunakan untuk melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh

43

utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (Equity). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar daripada utang.

Penjelasan diatas ini sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai berikut:

ﻦﻋ

ﺪﺒﻋ

ﷲا

ﻦﺑ

وﺮﻤﻋ

ﻦﺑ

ﺎﻌﻟا

ص

ر

ﻲﺻ

ﷲا

ﺎﻤﮭﻨﻋ

نأ

ﻲﺒﻨﻟا

ﻲﻠﺻ

ﷲا

ﮫﯿﻠﻋ

ﻢﻠﺳو

لﺎﻗ

:

ﺪﯿﮭﺸﻠﻟوﺮﻔﻐﯾ

ﻞﻛ

د

ﺐﻧ

ﻻا

ﻦﯾﺪﻟا

Artinya: ”Mati Syahid dijalan Allah SWT akan menghapus semua dosa kecuali utang, (HR Muslim).44

Dari hadist diatas dijelaskan dan dianjurkan oleh Nabi untuk tidak melupakan utang yang pernah dimilikinya karena terkait dengan kemaslahatan umat itu sendiri.

Rasio aktivitas terdiri dari beberapa Rasio Debt Ratio (DR), dan

Debt To Equity Ratio (DER) antara lain: Tabel 5.2

Perbandingan Rasio Solvabilitas Tahun 2005-2009 Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung Malang

Tahun Debt Ratio (DR) Debt to Equity Ratio (DER) 2005 55,80% 39,5% 2006 55.18% 25,2% 2007 56,37 % 47,6% 2008 60,26% 37,5% 2009 40,56% 9,2%

44 Indatul Lusiana. Analisi rasio keuangan sebagai alat ukur kinerja keuangan (Studi Pada PT. HM. Sampoerna, Tbk Periode 2002-2006). Skripsi. 2007

a. Debt Ratio (DR)

Debt rasio biasanya digunakan untuk mengukur beberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kredit. Semakin tinggi Debt Rasio semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan didalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Laporan keuangan koperasi dialihat dari Debt Ratio

berdasarkan Time series mengalami fluktuasi dan cendrung menurun pada tahun 2009, pada tahun 2005 Debt Ratio

berjumlah 55,80%, pada tahun 2006 Debt Ratio mengalami penurunan sebesar 55,18% , dan Debt Ratio pada tahun 2007 terjadi naik berjumlah 56,37%, pada tahun 2008 Debt Ratio

juga terjadi kenaikan sebesar 60,26% dari tahun sebelumnya, dan pada tahun 2009 Debt Ratio terjadi penurunan yang sangat besar berjumlah 40,56%.

Koperasi juga juga pernah mengalami peningkatan pada tahun 2005 dari berjumlah 57,43 dari tahun sebelumnya menjadi 55,80%, dan pada tahun 2007 yang berjumlah 55,18%menjadi 56,37% dan pada tahun 2008 yang berjumlah 56,37% meningkat sebesar 60,26 terjadi disebabkan utang berkurang karena Koperasi Agro Niaga (KAN) sudah melunasi pinjaman jatuh tempo satu tahun pada utang Bank dan utang antar perusahaan.

Rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutup oleh aktiva dan lebih besar rasio lebih aman45. Dilihat dari analisis diatas selama 5 tahun koperasi lebih banyak mengalami kenaikan yang terjadi pada tahun 2005, 2007 dan 2008 sehingga menununjukkan kinerja keuangan koperasi baik karena dengan meningkatnya debt ratio semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi koperasi.

b. Debt to equity ratio (DER)

Berbeda dengan rasio yang diatas, Debt to Equity Ratio ini menghitung perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Ratio ini juga menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang

Dilihat dari table Time series diatas Debt to Equity Ratio

kinerja koperasi mengalami fluktuasi dan cenderung menurun, Pada tahun 2005 dari jumalah 34% menjadi 39,5% dan 2007 debt to equity mengalami peningkatan sebesar 47,6% sehingga menunjukkan perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri adalah 39,5%: 100 dan 47,6%: 100%. Disebabkan karena naiknya utang jangka panjang dan naiknya modal sendiri. Pada tahun 2006,2008,2009, Debt To Equity Ratio mengalami penurunan pada tahun pada tahun 2006

45

sebesar 25,2% sehingga menunjukkan perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri adalah 25,2%: 100%, pada tahun 2008 bejumlah sebesar 37,5% menunjukkan perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri adalah 37,5%: 100%. Dan terus turun pada tahun 2009 sebesar 9,2% dan menunjukkan perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri adalah 9,2%: 100%.

Debt to Equity Ratio koperasi mengalami penurunan karena berkurangnya utang koperasi dan koperasi telah melunasi kewajiban utang pada PT. Sucofindo dan Bank pada utang jangka panjang.

Besarnya hasil perhitungan rasio utang terhadap modal sendiri menunjukkan seberapa besar utang jangka panjang yang dapat dijamin dengan modal, semakin besar rasio utang terhadap modal sendiri maka akan semakin besar resiko keuangan yang ditanggung perusahaan46.

Dilihat dari tabel Debt ratio koperasi mengalami penurunan hingga tahun 2009 sehingga menunjukkan kinerja keuangan Koperasi Agro Niaga (KAN) sangat baik karena pada rasio ini dinyatakan bahwa semakin kecil rasio ini semakin baik47 dan bila rasio utang semakin tinggi maka akan menunjukkan

46 Warsono. Manajemen Keuangan Perusahaan (Malang: Bayumedia Publishing. 2003.). Hlm. 36

47

resiko keuangan yang dihadapi koperasi semaki tinggi, karena utang membawa konsekuensi beban bunga tetap.

3. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu melalui penjualan, aktiva, dan modal perusahaan. Penggunaan modal yang efisien sangatlah penting, ini sesuai dengan penjelasan dalam Al-Qur’an surat Al-Imron ayat 14 sebagai berikut:

z

`Îiƒã—

Ä

¨$¨Z=Ï9

=ãm

Ï

Nºuqyg¤±9$#

š

ÆÏB

Ï

ä!$|¡ÏiY9$#

t

ûüÏZt6ø9$#ur

Î

Ž•ÏÜ»oYs)ø9$#ur

Í

ot•sÜZs)ßJø9$#

š

ÆÏB

É

=yd©%!$#

Ï

pžÒÏÿø9$#ur

È

@ø‹y‚ø9$#ur

Ï

ptB§q|¡ßJø9$#

É

O»yè÷RF{$#ur

Ï

^ö•ysø9$#ur

3

š

•Ï9ºsŒ

ß

ì»tFtB

Í

o4qu‹ysø9$#

$u‹÷R‘‰9$#

(

ª

!$#ur

¼çny‰YÏã

Ú

Æó¡ãm

É

>$t«yJø9$#

ÇÊÍÈ

artinya: ”Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”(Qs. Al- Imron: 14)48.

Rasio profitabilitas terdiri dari beberapa rasio antara lain sebagai berikut:

48

Tabel 5.3

Perbandingan Rasio Profitabilitas Tahun 2005-2009 Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung Malang Tahun Net Profit Margin Ratio Total Assets

Turnover ROA ROE 2005 1,65% 1,452 kali 2,39 % 5,42% 2006 1,62% 1,205 kali 1,96% 4,39% 2007 1,27% 1,361 kali 1,72 % 3,960% 2008 0,83% 1,817 kali 1,50% 3,78% 2009 0,76% 1,814 kali 1,38% 2,319%

a. Net Profit Margin (NPM)

Net profit margin biasanya digunakan untuk mengetahui laba bersih artinya penjualan setelah dikurangi biaya dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin besar Net profit margin menunjukkan operasi perusahaan semakin baik.

Nilai rasio ini cenderung menurun, pada tahun 2005 berjumlah 1,65% sehingga menunjukkan bahwa laba bersih atau SHU sesudah pajak yang dicapai sebesar 1,65% dari volume penjualan , pada tahun 2006 berjumlah 1,62% menunjukkan bahwa SHU sesudah pajak yang dicapai sebesar 1,62% dari volume penjualan, pada tahun berikutnya terus menurun tahun 2007 berjumlah 1,27 menunjukkan bahwa SHU sesudah pajak yang dicapai sebesar 1,27% dari volume penjualan, pada tahun 2008 berjumlah 0,83% menunjukkan bahwa SHU sesudah pajak yang dicapai sebesar 0,83% dari volume penjualan dan terus turun hingga tahun 2009 yang berjumlah 0,76%

menunjukkan bahwa SHU sesudah pajak yang dicapai sebesar 0,76% dari volume penjualan.

Kinerja Keuangan Koperasi dilihat dari Net Profit Margin

kurang baik hal ini ditunjukkan dari penurunan Net Profit Margin mulai tahun 2005-2009.

b. Ratio Total Assets Turnover

Pada rasio ini Total Asset Turnover menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.

Nilai rasio ini pada setiap tahun mengalami fluktuasi dan cenderung meningkat, masing-masing setiap tahun bernilai 145,2 kali pada tahun 2005, pada tahun 2006 turun hingga berjumlah 120,5 kali, pada tahun 2007 mengalami kenaikan berjumlah 136,5 kali dan pada tahun 2008 berjumlah 181,7kali dan pada tahun 2009 mengalami penurunan tetapi tidak terlalu tinggi sebesar181,4 Kali.

Terjadi penurunan pada tahun 2005 dan 2006 membuktikan kurang efisien bila koperasi menggunakan aktivanya untuk meningkatkan penjualan tetapi terjadi Kenaikan pada tahun 2007 sebesar 136,5 kali dan 2008 sebesar 181,7 kali menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan aktiva koperasi di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Hal ini bahwa Koperasi Agro Niaga (KAN) mampu menghasilkan pejualan sebesar 1,365 pada tahun 2007 dan sebesar 1,817 pada tahun

2008 dari total aktiva yang dimiliki, berarti dibandingkan tahun-tahun lalu turnover sangat meningkat.

Kinerja keuangan koperasi dilihat Total Assets Trunover sangat baik karena semakin tingginya rasio Total Asset Trunover

berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan tingkat penjualan yang tinggi.

c. Return on Total Assets (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh dari total aktiva perusahaan. Semakin tinggi nilai dari rasio Return On Total Assets maka kondisi keuangannya semakin bagus49.

Nilai rasio diatas cederung menurun, pada tahun 2005 berjumlah 2,39%, pada tahun 2006 menurun berjumlah 1,96, pada tahun 2007 berjumlah 1,72%, pada tahun berikutnya terus menurun tahun 2008 berjumlah 1,50% dan pada tatun 2009 turun hingga 1,38%.

Penurunan nilai rasio diatas menunjukkan tingkat kekayaan bersih yang dari total aktiva semakin menurun sehingga kondisi keuangan koperasi menurun dan perputaran total aktiva untuk mendapatkan laba tiap tahun menurun.

Beradasarkan analisis diatas dapat menunjukkan bahwa kinerja keuangan koperasi tidak efisien bila koperasi mengukur jumlah

49

laba bersih yang ada dan diukur menggunakan nilai aktiva karena peputaran total aktiva dilihat dari rasio ini menurun. d. Return on Equity (ROE)

Rasio ini menunjukkan berapa persen laba bersih yang diperoleh koperasi atas modal yang diinvestasikannya. Semakin besar rasio ini maka semakin bagus50.

Return on Equity (ROE) mengalami penurunan dari tahun 2005-2009, masing-masing jumlah setiap tahun adalah: pada tahun 2005 berjumlah 5,42% maka menunjukkan bahwa tingkat retrun yang diperoleh koperasi atas modal yang diinvestasikan adalah sebesar 5,42, 4,39% terjadi pada tahun 2006 menunjukkan bahwa tingkat retrun yang diperoleh koperasi atas modal yang diinvestasikan adalah sebesar 4,39%, terus mengalami penurunan pada tahun 2007 brjumlah 3,960% menunjukkan bahwa tingkat retrun yang diperoleh koperasi atas modal yang diinvestasikan adalah sebesar 3,960%, pada tahun 2008 berjumlah 3,78% dan pada tahun 2009 turun hingga 2,319% dan menunjukkan bahwa tingkat retrun yang diperoleh koperasi atas modal yang diinvestasikan adalah sebesar 2,78% pada tahun 2008 dan 2,319% pada tahun 2009.

Return on Equity (ROE) Koperasi Agro Niaga (KAN) cendrung mengalami penurunan karena koperasi menambah

50

modal salah satunya dengan menambah beban operasional sehingga mempengaruhi laba bersih sesudah pajak yang didapat.

Salah satu penyebab nilai minus ROE adalah turunnya ROA, turunnya marjin laba bersih, terjadinya kerugian bersih yang besar dan kenaikan total biaya yang lebih besar dari penjualan itu sendiri51.

4. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur sejauh mana efektivitas manajemen dalam mengelola assetnya. Artinya mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan, serta kebijakan manajemen dalam mengelola aktiva52 . Penjelasan diatas ini sesuai dengan Al-Qur’an surat Al-Furqon ayat 67 sebagai berikut:

t

ûïÏ%©!$#ur

!

#sŒÎ)

(

#qà)xÿRr&

ö

Ns9

(

#qèùÌ•ó¡ç„

ö

Ns9ur

(

#rçŽäIø)tƒ

t

b%Ÿ2ur

š

ú÷üt/

š

•Ï9ºsŒ

$YB#uqs%

ÇÏÐÈ

Artinya:”Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak kikir dan adalah membelanjakan itu ditengah-tengah keduanya, (QS. Al-Furqon: 67).53

51 http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=k&id=128749 tgl 3-07-10

52 Agus Martono Hartito.. Manajemen Keuangan. (Yogyakarta: Penerbit Ekonisa 2004) hlm. 56

53

Sesuai dengan ayat tersebut dalam membelanjakan asset perusahaan seperti untuk persedian harus sesuai dengan kapasitas agar tidak terjadi pengangguran yang dapat merugikan perusahaan nantinya. Dan ayat tersebut dapat dijadikan dasar dalam rasio aktivitas bagi perusahaan.

Rasio aktivitas terdiri dari beberapa rasio antara lain: Inventory Turnover, Fixed Aset Turn Over antara lain:

Tabel 5.4

Perbandingan Rasio Aktivitas Tahun 2005-2009 Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung Malang

Tahun Inventory Turn Over Fixed Aset Turn Over

2005 19,12XX 5,68XX

2006 20,9XX 5,79XX

2007 38,1XX 5,42XX

2008 47,4XX 7,81XX

2009 36,2XX 7,83XX

a. Inventory Turn Over (rata-rata persediaan )

Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal dan mengukur aktivitas dari persediaan perusahaan dan membandingkan perputaran persediaan dengan industri lain atau perputaran persediaan masa lalu54.

Rata-rata persediaan mengalami fluktuasi dan cenderung mengalami peningkatan, koperasi mengalami peningkatan mulai tahun 2005 sampai 2008, pada tahun 2005 Inventory

54

Turnover sebesar 19,12XX menunjukkan bahwa dana yang tertanam dalam persediaan berputar sebanyak 8,17X, pada tahun 2006 mengalami peningkatan sebersar 20,9XX sehingga menunjukkan bahwa dana yang tertanam dalam persediaan berputar sebanyak 20,9 kali, dan pada tahun 2007 berjumlah 38,1XX dan pada tahun 2008 47,4XX sehingga menunjukkan bahwa dana yang tertanam dalam persediaan sebanyak 38,1 kali dan 47,4 kali dan pada tahun ini terus mengalami peningkatan sehingga menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atau piutang dagang.

Pada Inventory Trunover koperasi juga mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar 36,2XX menunjukkan dana yang tertanam dalam persediaan berputar hanya sebanyak 36,2 kali dari perputaran sebanyak 47,4 kali. Dilihat dari jumlah

Inventory Turnover diatas kinerja keuangan koperasi dilihat dari perputaran persediaan sangat baik karena terjadinya peningkatan ratio dari tahun 2005 sampai 2008. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.

b. Fixed Aset Turn Over

Rasio ini menunjukkan berapa kali aktiva berputar bila di ukur dari volume penjualan dan semakin tinggi Fixed Asset

Turnover semakin baik, artinya perusahaan mempunyai kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi.55

Perputaran aktiva mengalami kenaikan dari tahun 2005-2009, perputaran aktiva pada tahun 2005 sebanyak 5,68 kali, pada tahun 2006 sebanyak 5,79 kali, sedikit menurun pada tahun 2007 sebanyak 5,42 kali, pada tahun 2008 naik sebanyak 7,81 kali dan pada tahun 2009 sebanyak 7,83 kali.

Perputaran aktiva terjadi penurun dari tahun 2006 ke 2007 dimana aktiva tetap perputaran sebanyak 5,79 kali menjadi 5,42kali penurunan ini disebabkan koperasi menambah bangunan baru, kendaraan, tanah, mesin dan peralatan sehingga menambah aktiva tetap yang dimiliki koperasi, Kondisi ini menggambarkan bahwa Koperasi Agro Niaga (KAN) banyak menyimpan aktiva tetap untuk operasional koperasi dan koperasi baru melakukan investasi sehingga keuntungan yang didapat belum terlihat.

Pada tahun 2005, 2008 dan 2009 perputaran aktiva mengalami peningkatan sehingga nilai rasio ini menunjukan bahwa aktiva tetap Koperasi Agro Niaga (KAN) dalam menciptakan penjualan sangat tinggi sehingga dapat menggambarkan bahwa kinerja keuangan koperasi dilihat dari Fixed Aset Trunover

sangat baik.

55

BAB VI

Dalam dokumen ANALISIS RASIO SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJ (Halaman 97-111)

Dokumen terkait