• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum 2013

2.1.1.1 Rasional dan elemen perubahan kurikulum SD 2013

Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Upaya untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, salah satunya adalah harus ada aktivitas pendidikan yang direncanakan oleh pendidik untuk dapat dialami oleh peserta didik sehingga menghantarkan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas (Hidayat, 2013:113).

Menurut Kemendikbud (2013:72-81) pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena faktor-faktor berikut:

a. Tantangan Internal

Tantangan internal yang berhubungan dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, serta standar kompetensi lulusan.

Tantangan internal yang berhubungan dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Sumber

Daya Manusia (SDM) usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar SDM usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

b. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain berkaitan dengan :

1) Tantangan masa depan misalnya globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, dll.

2) Kompetensi yang diperlukan di masa depan, meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih, kritis dan kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, dll.

3) Persepsi masyarakat, yang meliputi terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter.

4) Perkembangan pengetahuan dan pedagogi, meliputi neurologi, psikologi dan Observation based (discovery) learning dan Colaboration learning. 5) Fenomena negatif yang mengemuka, misalnya perkelahian pelajar,

narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam ujian dan gejolak masyarakat.

Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir. Perubahan pola pikir dalam pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 disempurnakan dari kurikulum KBK dan KTSP yang meliputi : (1) Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa, (2) Dari satu arah menuju interaktif, (3) Dari isolasi menuju lingkungan jejaring, (4) Dari pasif menuju aktif-menyelidiki, (5) Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata, (6) Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim, (7) Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan, (8) Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru, (9) Dari alat tunggal menuju alat multimedia, (10) Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif, (11) Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan, (12) Dari usaha sadar tunggal menuju jamak, (13) Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak, (14) Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan, (15) Dari pemikiran faktual menuju kritis, dan (16) Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.

Berdasarkan perubahan pola pikir dalam proses pembelajaran tersebut perlu dilakukan penyempurnaan pola pikir dan penggunaan pendekatan baru dalam perumusan Standar Kompetensi Lulusan dalam kurikulum 2013 yang meliputi: (1) Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan, (2) Standar isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran, (3) Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan dan pengetahuan, (4) Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai, dan (5) Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas).

d. Penguatan tata kelola kurikulum

Penyususnan kurikulum dimulai dengan menetapkan standar kompetensi lulusan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Guru diberi kesempatan dalam mengembangkan proses pembejaran.

e. Pendalaman dan perluasan materi

Di Indonesia, materi yang diajarkan berbeda dengan apa yang diujikan atau distandarkan ditingkat internasional. Kurikulum perlu dilakukan penguatan materi dengan mengevaluasi ulang ruang lingkup materi dan meniadakan materi yang tidak relevan bagi peserta didik dan mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Perubahan kurikulum yang menjadi ciri kurikulum 2013 menyangkut 4 standar pendidikan yaitu Standar Kopetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi dan Standar Penilaian. Keempat standar pendidikan tersebut dirumuskan kedalam tujuh elemen perubahan. Menurut Hidayat (2013: 127-129) tujuh elemen perubahan kurikulum SD 2013 meliputi:

1. Kompetensi Lulusan: adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. 2. Kedudukan Mata Pelajaran (ISI): kompetensi yang semula diturunkan dari

mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi.

3. Pendekatan (ISI): kompetensi dikembangkan melalui pendekatan Tematik Integratif dalam semua mata pelajaran.

4. Struktur Kurikulum (ISI): holistik berbasis sains (alam, sosial dan budaya), jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6, jumlah jam bertabah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.

5. Proses Pembelajaran:

a. Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta

b. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat

c. Guru bukan satu-satunya sumber belajar

d. Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan 6. Penilaian:

a. Penilaian berbasis kompetensi

b. Pergeseran penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)

c. Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)

d. Penilaian tidak hanya pada tingkat KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL

e. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian

7. Kegiatan Ekstrakurikuler (ekskul): Praja Muda Karana (Pramuka) yang merupakan ekskul wajib. Selain ekskul wajib, ada ekskul pilihan yaitu Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Palang Merah Remaja (PMR), Bahasa Inggris

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperbaiki masalah-masalah yang terjadi pada pelaksanaan kurikulum KTSP 2006. Masalah yang terjadi pada kurikulum KTSP antara lain adalah dengan terlalu banyak mata pelajaran yang diajarkan pada siswa Sekolah Dasar dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak Sekolah Dasar. Proses berpikir siswa usia Sekolah Dasar menurut Piaget masih berada pada tahap operasional konkrit, sehingga materi yang terdapat pada kurikulum KTSP belum cocok untuk diterapkan pada siswa Sekolah Dasar. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru. Standar penilaian juga belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi (penilaian hasil dan proses).

Kurikulum 2013 merupakan upaya penyederhanaan dari kurikulum 2006. Kurikulum 2013 pada jenjang Sekolah Dasar menggunakan pembelajaran tematik-integratif. Materi pembelajaran dikemas dalam sebuah tema dan mengintegrasikan pengetahuan menjadi sebuah pembelajaran. Kurikulum 2013 juga menekankan pembelajaran dengan pendekatan sains. Model pembelajaran berbasis ketrampilan proses adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan ketrampilan proses sains ke dalam sistem pembelajaran terpadu (Beyer, 1991).

Proses belajar pada pendekatan sains meliputi kegiatan mengamati, percobaan, diskusi, mengambil kesimpulan. Tujuannya adalah siswa mampu untuk lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar dan

mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang telah siswa peroleh setelah proses belajar. Kurikulum ini dibuat untuk mencetak generasi yang siap dalam menghadapi persaingan di masa depan.

Dokumen terkait