• Tidak ada hasil yang ditemukan

RASIONALISASI DAN PELAKSANAAN APBD UNTUK PROGRAM PC-PEN

BAB VII ANALISIS TEMATIK

7.3. RASIONALISASI DAN PELAKSANAAN APBD UNTUK PROGRAM PC-PEN

Kebijakan pembatasan sosial baik skala besar maupun kecil telah dikeluarkan untuk menekan penyebaran COVID-19. Akan tetapi dampak dari kebijakan itu adalah menurunnya kinerja perekonomian dengan ditandai turunnya daya beli masyarakat dan naiknya tingkat pengangguran akibat dari pemutusan hubungan kerja ataupun pekerja dirumahkan sementara. Selain itu dengan aktivitas perekonomian yang lesu juga berimbas kepada dunia usaha yang harus melakukan efisiensi untuk menekan biaya operasional.

Untuk menanggulangi berbagai permasalahan tersebut serta ikut mendukung program PC-PEN yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, Pemprov Kalimantan Timur melakukan refocusing dan realokasi APBD tahun 2020 yang digunakan untuk penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi Kalimantan Timur. Dengan turunnya perekonomian serta untuk penanganan COVID-19, Pemprov Kalimantan Timur menyesuaikan struktur APBD nya dengan menyediakan alokasi khusus untuk penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi yang ditempatkan di belanja tak terduga. Alokasi khusus COVID-19 ini memperhitungkan penurunan pendapatan dan penghematan anggaran belanja yang kegiatannya bisa ditunda ataupun tidak bisa dilaksanakan karena adanya COVID-19 ini.

KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2020 KANWIL DJPb PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Sumber: LRA Triwulan I dan Unaudited 2020 Provinsi, Kota, Kabupaten se-Kalimantan Timur, 2020, diolah.

Pada APBD-P Provinsi Kalimantan Timur belanja tak terduga naik pesat hingga 1900 persen yang digunakan untuk penanganan COVID-19. Target pendapatan turun hingga 27,32 persen yang diakibatkan menurunnya kinerja sektor perekonomian Kalimantan Timur. Amanat dari Pemerintah Pusat yang tertuang dalam keputusan bersama Menteri Dalam Negeri Dan Menteri Keuangan RI Nomor 119/2814/SJ Nomor 177/KMK/07/2020 hasil dari rasionalisasi belanja daerah ini untuk dialokasikan bagi pencegahan/penanganan COVID-19, jaring pengaman sosial (sosial safety net), dan menggerakkan/memulihkan perekonomian daerah. Rasionalisasi belanja daerah juga dilakukan untuk memberi ruang fiskal lebih dengan cara mengefektifkan program-program yang telah direncanakan. Pengurangan anggaran belanja daerah ini juga dikarenakan banyak kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan dengan adanya pembatasan-pembatasan yang ada serta beberapa program yang masih bisa ditunda pelaksanaannya.

Dalam realisasinya anggaran khusus COVID-19 ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap I sebesar Rp36,6 miliar yang dialokasikan dari realokasi belanja beberapa Dinas terkait yang difokuskan ke bidang kesehatan sampai dengan akhir tahun 2020 terealisasi Rp33,61 miliar atau sekityar 91,66 persen, sedangkan tahap II sebesar Rp500 miliar yang dialokasikan pada belanja tak terduga hasil dari rasionalisasi belanja daerah dan dituangkan dalam APBD-P yang terbagi menjadi tiga bidang yaitu bidang kesehatan, bidang pengamanan dampak ekonomi, dan bidang jaring pengaman sosial. Untuk tahap kedua ini telah terealisasi 45,3 persen dengan jumlah Rp226,48 miliar.

APBD Awal APBD-P %

Pendapatan 11.842 8.607 -27,32%

Pendapatan Asli Daerah 6.780 4.326 -36,19%

Pendapatan Transfer 5.050 4.270 -15,45%

Lain-lain Pendapatan Yang Sah 12 11 -9,33%

Belanja 12.294 10.707 -12,91%

Belanja Operasi 7.771 5.365 -30,96%

Belanja Modal 1.635 1.332 -18,54%

Belanja Tak Terduga 25 500 1900,00%

Transfer 2.863 3.510 22,59%

Pembiayaan -

-SILPA (451) (2.099) 365,16%

Struktur APBD

105

KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2020 KANWIL DJPb PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

7.3.1. Bidang Kesehatan

Kesehatan merupakan prioritas bagi kehidupan manusia. Oleh sebab itu ketika pandemi COVID-19 datang mengancam kesehatan manusia, pemerintah segera bertindak untuk mengatasi dan mencegah penyebarannya. Untuk mendukung kebijakan di bidang kesehatan dilakukan pergeseran anggaran di lima Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Sumber: BPKAD Prov. Kalimantan Timur, 2020.

Anggaran sebesar Rp36,6 miliar ini dialokasikan untuk pencegahan dan penanganan COVID-19 terutama untuk pengadaan alat pelindung diri (APD), masker, konsumsi dan vitamin, pengadaan alat kesehatan dan biaya operasional Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kalimantan Timur. Pergeseran anggaran tahap I ini merupakan reaksi cepat dari Pemprov Kalimantan Timur dalam penanganan COVID-19. Dari alokasi tersebut telah terserap Rp33,61 miliar atau sekitar 91,66 persen.

Untuk selanjutnya Pemprov Kalimantan Timur segera melakukan refocusing dan realokasi APBD nya untuk merasionalisasi anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam APBD-P yang telah disepakati Pemprov dan DPRD Kalimantan Timur hasil rasionalisasi belanja daerah ditetapkan sebesar Rp500 miliar untuk penanganan COVID-19 yang ditempatkan pada belanja tak terduga (BTT).

Untuk bidang kesehatan mendapatkan alokasi Rp250 miliar atau setengah dari total belanja tak terduga, hal ini dikarenakan fokus utama Pemerintah Provinsi memang kesehatan dengan mencegah penyebaran COVID-19 dan mengobati pasien COVID-19. Dari alokasi tersebut sampai akhir tahun terealisasi sebesar Rp182,67 miliar (73,07 persen).

No. SKPD Anggaran Realisasi Penyerapan Sisa Anggaran

1 Dinas Kesehatan 17.136,66 16.718,69 97,56% 418

2 RSUD A Wahab Syahrani 5.618,97 4.369,14 77,76% 1.250

3 RSUD Kanujoso Djatiwibowo 10.247,69 9.452,13 92,24% 796

4 RSJD Atma Husada Mahakam 400,00 399,32 99,83% 1

5 BPBD 3.266,10 2.673,38 81,85% 593

Total 36.669,42 33.612,66 91,66% 3.057

Tabel 7.2 Anggaran dan Realisasi Dana Pergeseran APBD COVID-19 Prov. Kalimantan Timur

KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2020 KANWIL DJPb PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Sumber: BPKAD Prov. Kalimantan Timur, 2020.

Pada Dinas Kesehatan dana yang terealisasi sebesar Rp106,77 miliar yang terbagi menjadi enam tahap. Dana sebesar itu digunakan untuk pembelian alat kesehatan penanggulangan COVID-19 (APD, masker, faceshield, sepatu boot sarung tangan, dll), pengadaan alat laboratorium, insentif tenaga kesehatan, akomodasi tenaga kesehatan, tes PCR, serta obat-obatan dan vitamin.

Pada Dinas Sosial tidak adanya realisasi dikarenakan keputusan Gubernur yang mengarahkan agar Dinas Sosial berfokus di jaring pengaman sosial.

7.3.2. Bidang Penanganan Dampak Ekonomi

Untuk menanggulangi dampak COVID-19 di sektor ekonomi, Pemprov Kalimantan Timur menyediakan alokasi dana sejumlah Rp95 miliar yang terbagi kepada tiga SKPD yaitu Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi, Dinas Kelautan dan Perikanan, dan Dinas Pariwisata.

Penyaluran bantuan sosial terhadap pelaku usaha kecil yang terdaftar dilakukan oleh Dinas Perindagkop ke seluruh kabupeten/kota kecuali Kab.Mahakam Ulu dan Kab.Berau, hal ini

No. SKPD Anggaran Realisasi Penyerapan Sisa Anggaran

1 Dinas Kesehatan 153.912 106.773 69,37% 47.139

2 RSUD A W ahab Syahrani 20.306 15.670 77,17% 4.636

3 RSUD Kanujoso Djatiwibowo 38.402 36.013 93,78% 2.389

4 RSJD Atma Husada Mahakam 7.307 7.155 97,92% 152

5 BPBD 13.267 9.853 74,27% 3.414 6 Dinas Kominfo 665 648 97,51% 17 7 RS UD Korpri 1.468 0,00% 1.468 8 Laboratorium Kesehatan 9.907 5.608 56,60% 4.299 9 Inspektorat 410 252 61,53% 158 10 Dinas Perhubungan 2.857 701 24,55% 2.155 11 Dinas Sosial 1.500 0,00% 1.500 Total 250.000 182.673 73,07% 67.326,75

Tabel 7.3 Anggaran dan Realisasi Bantuan Tidak Terduga (BTT) COVID-19 Bidang Kesehatan

Prov. Kalimantan Timur Per 31 Desember 2020 (juta Rp)

Tabel 7.4 Anggaran dan Realisasi BTT COVID-19 Bidang Penanganan Dampak Ekonomi Prov. Kalimantan Timur Per 31 Desember 2020 (juta Rp)

No. SKPD Anggaran Realisasi Penyerapan Sisa Anggaran

1 Dinas Perindagkop 45.000 12.047 26,77% 32.954

2 Dinas Kelautan dan Perikanan 42.000 7.037 16,76% 34.963

3 Dinas Pariwisata 8.000 5.482 68,52% 2.518

Total 95.000 24.566 25,86% 70.434,50

Sumber: BPKAD Prov. Kalimantan Timur, 2020.

107

KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2020 KANWIL DJPb PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

tersebut lebih besar daripada nilai bantuan. Penyaluran bantuan yang dilakukan Dinas Perindagkop sampai dengan akhir tahun mencapai 26,77 persen dari alokasi anggaran yang disalurkan kepada 11.122unit usaha kecil menengah yang terdampak COVID-19 dengan masing-masing unit mendapat Rp750 ribu. Selain itu alokasi dana tersebut juga dikeluarkan untuk pembelian masker yang diproduksi oleh UMKM sebanyak 370.500 masker dengan harga satuan sebesar Rp10 ribu.

Pandemi COVID-19 berdampak juga di sektor kelautan dan perikanan, walaupun hasil tangkapan ikan selama COVID-19 ini mengalami surplus, namun dikarenakan daya beli masyarakat yang turun drastis maka para nelayan tersebut mengalami kesulitan dalam penjualannya. Sampai dengan akhir tahun 2020 ini telah disalurkan bantuan kepada 9.383 nelayan terdampak COVID-19 melalui Dinas Kelautan dan Perikanan.

Untuk penyaluran bantuan masyarakat terdampak pandemi COVID-19 sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Kalimantan Timur dapat disalurkan sebesar Rp5,48 miliar kepada 7.309 penerima dengan besaran Rp750 ribu per penerima. Penyaluran bansos tersebut dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap pertama untuk 3.495 penerima, tahap berikutnya 3.100 dan menyusul tahap ketiga berjumlah 714 penerima.

7.3.3. Bidang Jaring Pengaman Sosial

Untuk bidang jaring pengaman sosial ini alokasi anggaran juga cukup besar mencapai Rp155 miliar. Kenaikan tingkat kemiskinan di Kalimantan Timur akibat pandemi COVID-19 mencapai 0,54 persen dengan data per September 2020 sebesar 6,64 persen dan data kemisikinan per Maret 2020 sebesar 6,10 persen.

Tabel 7.5 Anggaran dan Realisasi BTT COVID-19 Bidang Jaring Pengaman Sosial Prov. Kalimantan Timur Per 31 Desember 2020 (juta Rp)

No. SKPD Anggaran Realisasi % Sisa Anggaran

1 Dinas Sosial 82.000 18.159 22,15% 63.841

2 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 8.000 140 1,74% 7.861

3 Perluasan JPS dan UMKM 65.000 948 1,46% 64.052

Satuan Polisi Pamong Praja 552 (552)

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 191 (191)

Dinas Kependudukan, Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak 83 (83)

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 122 (122)

Total 155.000 19.246 12,42% 135.202

Sumber: BPKAD Prov. Kalimantan Timur, 2020.

KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2020 KANWIL DJPb PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Meskipun jika dibandingkan dengan nasional yang mencapai 10,19 persen, tingkat kemiskinan di Kalimantan Timur masih jauh dibawah. Jaring pengaman sosial merupakan kebijakan yang tepat untuk menangani kemiskinan di tengah pandemi ini, dikarenakan lesunya perekonomian dan rendahnya daya beli masyarakat maka bantuan langsung tunai dapat sesegera mungkin membangkitkan sektor riil dengan meningkatnya daya beli masyarakat.

Bantuan Sosial Masyarakat (BSM) berada di bawah Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Timur dengan alokasi Rp82 miliar. Akan tetapi sampai dengan akhir tahun alokasi tersebut baru terserap Rp18,15 miliar untuk 24.112 jiwa penerima BSM. Berdasarkan keputusan Gubernur Kalimantan Timur untuk BSM ini dibayarkan sekaligus untuk tiga bulan (Juli, Agustus, dan September) dengan besaran masing-masing Rp250 ribu per jiwa. Keterlambatan penyaluran BSM ini disebabkan masih terdapatnya tumpang tindih data yang membutuhkan waktu untuk memverifikasi dan memastikan kevalidan data. Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang menjadi acuan masih bermasalah, fakta di lapangan ditemukan banyaknya aduan dari masyarakat yang berhak menerima bantuan tetapi tidak terdaftar di DTKS, selain itu prinsip kehati-hatian yang diterapkan Pemprov Kalimantan Timur dalam menjaga penyaluran BSM ini tepat sasaran dan sesuai aturan yang berlaku.2 Rendahnya realisasi Dinas Sosial untuk BSM ini disebabkan sebagian besar masyarakat yang berhak menerima bantuan telah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Pusat melalui Bantuan Sosial Tunai Kemensos, BLT Dana Desa, dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). Konfirmasi dari salah satu pegawai Dinas Sosial memang mengakui bahwa belum adanya database penduduk miskin yang benar-benar valid dan menjadi satu-satunya referensi semua instansi berkepentingan (single database). Yang ada sekarang adalah masing-masing SKPD mempunyai database sendiri-sendiri sehingga proses verifikasi memakan waktu yang lama karena harus benar-benar memastikan tidak terjadi double bantuan kepada satu penerima.

7.4. TANTANGAN DAERAH MENGHADAPI COVID-19

Belum ada tanda-tanda pandemi COVID-19 ini akan berakhir. Secercah harapan muncul tatkala vaksin COVID-19 ini telah ditemukan walaupun masih membutuhkan uji klinis lebih lanjut untuk memastikan keampuhannya melawan 19. Tantangan daerah untuk menghadapi COVID-19 ini masih berlanjut tidak hanya di bidang kesehatan dan perekonomian, akan tetapi kehidupan sosio-kultural masyarakat juga harus dipulihkan.

Pemprov Kalimantan Timur masih memiliki berbagai tantangan dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang belum selesai.

1. Pertumbuhan ekonomi relatif rendah dibandingkan dengan rata-rata ekonomi di Kalimantan maupun nasional, hal ini dikarenakan masih dominannya sektor pertambangan terutama

109

KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2020 KANWIL DJPb PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

yang berkelanjutan di Kalimantan Timur.

2. Penyebaran COVID-19 yang masih belum bisa dikendalikan sehingga tingkat penyebaran yang masih tinggi. Zona merah di hampir semua kabupaten/ kota di wilayah Kalimantan Timur merupakan tantangan tersendiri bagi Pemprov untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat menekan penyebaran COVID-19.

3. Lesunya sektor UMKM yang merupakan tulang punggung penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kesejahteran masyarakat yang diiringi tingkat kredit macet yang relatif tinggi. Selain itu permasalahan pemasaran produk UMKM di masa pandemi dengan serba keterbatasannya perlu segera diatasi.

4. Perbaikan terhadap DTKS harus segera dilakukan untuk memastikan bahwa masyarakat yang berhak menerima bantuan tidak terlewat atau tidak adanya data yang tumpang tindih. Hal ini dikarenakan DTKS merupakan hal krusial dengan banyaknya program bantuan dari Pemerintah.

BAB VIII

110

KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2020 KANWIL DJPb PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB VIII

PENUTUP

8.1. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Kinerja perekonomian Provinsi Kalimantan Timur di tahun 2020 tertekan cukup dalam, dengan pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi di level minus 2,85 persen, PDRB per kapita turun sekitar 8,19 persen, dan tingkat inflasi yang rendah pada angka 0,78 persen;

2. Secara umum tingkat kesejahteraan penduduk di Provinsi Kalimantan Timur mengalami penurunan. Hal ini ditandai dengan turunnya IPM pada level 76,24, naiknya tingkat kemiskinan menjadi 6,64 persen, naiknya gini rasio pada level 0,335 dan naiknya tingkat pengangguran menjadi 6,87 persen. Meskipun demikian, nilai tukar petani dan nelayan di Provinsi Kalimantan Timur cenderung naik dari tahun ke tahun mencapai angka 114,97 dan 118;

3. Pagu pendapatan dan belanja negara dalam APBN Provinsi Kalimantan Timur tahun 2020 mengalami penurunan dibanding pagu tahun 2019. Hal ini sesuai dengan perubahan asumsi makro serta adanya refocusing dan realokasi dalam rangka penanganan pandemi COVID-19;

4. Kebijakan fiskal yang diambil oleh pemerintah pada tahun 2020 yaitu counter cyclical, penurunan pajak dan peningkatan belanja negara pada masa pandemi. Hal ini sejalan dengan realisasi pendapatan dan belanja negara pada Provinsi Kalimantan Timur tahun 2020 sebesar 99,6 persen dan 94,76 persen dari alokasi belanja;

5. Kinerja APBD pada tahun 2020 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2019. Meskipun dapat melebihi target yang ditetapkan sebesar Rp32,34 triliun, pendapatan turun menjadi Rp33,82 triliun. Sementara itu, realisasi belanja sebesar Rp28,03 triliun mengalami penurunan sebesar 8,71 persen dari tahun lalu;

6. Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian tahun 2020 menunjukkan penurunan dari semula Rp29,76 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp24,05 triliun. Pendapatan tersebut merupakan konsolidasi dari Pendapatan Pemerintah Pusat sebesar Rp17,71 triliun dan Pendapatan Pemerintah Daerah konsolidasian sebesar Rp6,35 triliun. Kondisi ini diikuti oleh Realisasi Belanja Konsolidasian yang juga mengalami penurunan dari Rp40,80 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp38,39 triliun di tahun 2020;

BAB VIII

PENUTUP

111

KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2020 KANWIL DJPb PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

7. Provinsi Kalimantan Timur masih sangat tergantung dengan sektor pertambangan dan

penggalian sebagai pembentuk PDRB utama yang mencapai 41,43 persen, sedangkan sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi menjadi sektor potensial yang harus dikembangkan;

8. Tantangan fiskal yang ada di Provinsi Kalimantan Timur mewujudkan transformasi ekonomi dari minyak dan gas bumi (migas) dan batubara (unrenewable resources) ke sumber daya alam (SDA) yang terbarukan (renewable resources) untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable);

9. Realisasi belanja penanganan COVID-19 di Provinsi Kalimantan Timur masih rendah sebesar Rp226,48 miliar dari pagu Rp500 miliar (45,3 persen). Hal ini disebabkan belum maksimalnya sinergi antar SKPD dan tidak adanya single database untuk penyaluran bantuan kepada msyarakat terdampak pandemi; dan

10. Belanja pemerintah berdampak positif terhadap peningkatan daya beli masyarakat melalui program bantuan langsung baik berbentuk barang maupun uang serta program padat karya tunai. Hal tersebut juga merupakan bentuk perlindungan terhadap dunia usaha (UMKM) sehingga bisa bertahan dan bergerak di tengah pandemi.

8.2. REKOMENDASI

Berdasarkan analisis dan kesimpulan di atas maka dapat disampaikan beberapa rekomendasi antara lain:

1. Pemerintah Daerah tetap menggerakkan kegiatan perekonomian dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat;

2. Pemerintah Daerah mengoptimalkan belanja daerah untuk mengurangi dampak kemiskinan dan pengangguran melalui Bantuan Langsung Tunai dan padat karya;

3. Pemerintah Daerah hendaknya mengeluarkan kebijakan yang mendukung pengembangan sektor industri pengolahan dan konstruksi dalam rangka menjamin pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable);

4. Mengingat kasus COVID-19 di Provinsi Kalimantan Timur sangat tinggi, semestinya Pemerintah Daerah memaksimalkan belanja untuk penanganan COVID-19 antara lain dengan ekstensifikasi tes COVID-19 serta kebijakan-kebijakan pembatasan sosial yang lebih tegas untuk memutus rantai penyebaran COVID-19;

5. Pemerintah Daerah menyediakan sarana prasarana untuk digitalisasi pemasaran UMKM dikarenakan keterbatasan pemasaran UMKM yang disebabkan COVID-19;

6. Pemerintah Daerah menjamin ketepatan dan kelancaran penyaluran bantuan melalui: a. Pembuatan single database masyarakat miskin maupun rentan miskin yang akan

digunakan sebagai acuan Pemerintah Daerah melaksanakan program-program bantuan sehingga akan lebih cepat, tepat, dan akuntabel;

112

KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2020 KANWIL DJPb PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

penyaluran bantuan pemerintah sehingga tidak ada tumpang tindih antara SKPD satu dengan yang lainnya;

7. Pemerintah Daerah menjalankan strategi pemberdayaan UMKM melalui:

a. Meningkatkan informasi kepada masyarakat terkait Program Pemerintah pemberdayaan UMKM melalui sosialisasi;

b. Membangun kerja sama yang lebih intens dengan pihak perbankan untuk membantu dalam permodalan UMKM;

KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2020 KANWIL DJPb PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, 2021, Berita Resmi Statistik

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV-2020, Samarinda.

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, 2021, Berita Resmi Statistik

Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Kalimantan Timur Bulan Desember 2020,

Samarinda.

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, 2021, Berita Resmi Statistik

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Kalimantan Timur Bulan

Januari s.d. Desember 2020, Samarinda.

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, 2021, Berita Resmi Statistik Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Timur 2020, Samarinda.

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, 2020, Produk Domestik Regional Bruto

Provinsi Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha 2014-2019, Samarinda.

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, 2021, Berita Resmi Statistik Tingkat

Kemiskinan di Kalimantan Timur September 2020, Samarinda.

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, 2021, Berita Resmi Statistik Profil

Kemiskinan di Indonesia September 2020, Samarinda.

Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor

119/2813/SJ dan Nomor 177/KMK.07/2020 tentang Percepatan Penyesuaian

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2020 Dalam Rangka

Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), serta Pengamanan Daya

Beli Masyarakat dan Perekonomian Nasional

Mankiw, N. Gregory. (2013). Macroeconomics -eight edition, New York: Worth

Publisher

.

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Timur pada tahun

2019-2023

Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 43 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2020

Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 50 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas

Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 43 Tahun 2019 tentang Rencana

Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2020

Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 48 Tahun 2020 tentang Penerapan

Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan

dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2018 tentang

Badan Layanan Umum Daerah

KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2020 KANWIL DJPb PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 Dalam

Rangka Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau

Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perkenomian Nasional

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 126/PMK.07/2019 tentang

Peta Kapasitas Fiskal Daerah

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 120/PMK.07/2020 tentang

Peta Kapasitas Fiskal Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan

Program Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Mendukung Kebijakan

Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019

(COVID-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan

Perkenomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan serta Penyelamatan

Ekonomi Nasional

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan

Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2020

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2020

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2019 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020

Undang-Undang Republik Indoenesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan

Batubara

1 Guru Non - PNS penerima Tunjangan Insentif 4.839.000.000 4.600.500.000 95% 1.613 Guru 1.397 87%

2 Guru Non-Pns penerima Tunjangan Profesi 20.013.042.000 19.780.790.300 99% 749 Guru 698 93%

3 Guru PAI Non PNS penerima Tunjangan Profesi 5.644.454.000 5.519.347.300 98% 240 Guru 202 84%

4 Sarana dan Prasarana madrasah Madrasah yang Diadakan (SBSN) 47.084.347.000 47.002.965.057 100% 4 Lokasi 4 100%

5

Madrasah Diniyah Takmiliyah, Pendidikan Al Quran, Pendidikan Pesantren Penerima Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)

721.100.000 720.000.000 100% 80

Lembag a

80 100%

6 Siswa MI penerima BOS 21.178.400.000 20.773.642.162 98% 26.747 Siswa 26.747 100%

7 Siswa MTs penerima BOS 29.255.500.000 28.856.581.650 99% 29.104

Siswa

28.307 97%

8

Santri Pendidikan diniyah formal/muadalah/PPS Tk. Ula Penerima bantuan PIP

53.100.000 50.400.000 95% 118

Santri

118 100%

9

Santri Pendidikan diniyah

formal/muadalah/PPS Tk. Wustha penerima bantuan PIP

562.500.000 505.500.000 90% 750

Santri

750 100%

10 Santri Pendidikan diniyah formal/muadalah/PPS Tk. Ulya

penerima bantuan PIP

370.000.000 355.000.000 96% 370

Santri 370 100%

11 Siswa MA penerima BOS 14.228.200.000 13.958.935.938 98% 10.235 Siswa 10.235 100%

12 PIP Kuliah 1.320.000.000 1.320.000.000 100% 200 Orang 200 100%

13 KUA yang Memenuhi Standar

Pelayanan Minimal

5.449.225.000 4.752.713.455 87% 164

Lokasi

93 57%

14 Tunjangan Penyuluh Agama Islam

Non-PNS

9.192.000.000 9.138.000.000 99% 766

Orang

766 100%

15 Keluarga Sakinah yang Terbina 240.500.000 94.150.000 39% 178 Pasang

an

1 Bayi Baru Lahir Layanan

2 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi 30.400.000 28.710.000 94% 4 Layanan 4 94%

3

Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) termasuk pembinaan kab/kota STOP BABS

64.675.000 35.675.600 55% 10

Prov./Kota /Kab.

10 96%

4 Layanan Intensifikasi Eliminasi Malaria 233.700.000 194.695.000 83% 22 Layanan 18 83%

5 Layanan Pengendalian Penyakit TBC 228.280.000 166.921.600 73% 7 Layanan 7 96%

6

Tenaga Kesehatan Yang Belum Diploma III Yang Mendapatkan Bantuan Biaya Pendidikan Pada Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan

24.000.000 24.000.000 100% 8 Orang 8 100%

7 Sampel Makanan yang Diperiksa 487.944.000 487.386.745 100% 577 Sampel 577 100%

8 Sampel Obat, Obat Tradisional, Kosmetik dan Suplemen

Kesehatan yang Diperiksa

889.291.000 888.184.756 100% 1.483

Sampel 1.483 100%

9 Sekolah yang Diintervensi keamanan Pangan Jajanan Anak

Sekolah (PJAS)

352.077.000 345.446.725 98% 16

Sekolah 16 100%

10 Keputusan/Sertifikasi Layanan Publik yang Diselesaikan 79.172.000 78.260.780 99% 7 Keputusa

n

7 100%

11 Desa Pangan Aman 459.536.000 456.027.531 99% 5 Desa 5 100%

12

Pasar yang Diintervensi Menjadi Pasar Aman dari Bahan

Berbahaya

189.350.000 188.154.061 99% 3 Pasar 3 100%

13 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK 1.200.000.000 1.160.354.220 97% 30.202 Keluarga 30.202 100%

Dokumen terkait