• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rata-Rata Skor Postes Kategori Sedang

Dalam dokumen PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEPT. pdf (Halaman 126-131)

BAB IV PENUTUP

Diagram 4.17 Rata-Rata Skor Postes Kategori Sedang

Analisis inferensial data postes kategori sedang ini mencakup uji asumsi dan uji dua pihak untuk menguji hipotesis apakah terdapat perbedaan pencapaian KPKM kategori sedang antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran Two Stay Two Stray dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran Direct Instruction. Analisis data postes kategori sedang dalam penelitian ini secara lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran E.5. Berikut ini uraian dan pengambilan kesimpulan dari setiap analisis yang dilakukan.

a) Uji Normalitas

Hasil analisis deskriptif di atas menunjukkan skor rata-rata postes kategori sedang cukup signifikan. Deskripsi tersebut harus dibuktikan dengan menggunakan statistika inferensial. Langkah pertama yaitu dengan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas data. Hasil uji normalitas data postes kategori sedang

3 3 0 2 4 13-14 15-16 F re k uens i Nilai 14,60 14,50 14,40 14,50 14,60 14,70 Eksperimen I Eksperimen II F re k uens i Kelas Eksperimen I Eksperimen II

kemampuan pemahaman konseptual matematis yang diperoleh seperti pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14

Hasil Uji Normalitas Postes Kategori Sedang

Pos_Eks1 Pos_Eks2

N 5 6

Normal Parametersa Mean 14.6000 14,5000

Std. Deviation 0,54772 0,54772

Most Extreme Differences Absolute 0,367 0,319

Positive 0,263 0,319

Negative -0,367 -0,319

Kolmogorov-Smirnov Z 0,822 0,782

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,510 0,573

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan Tabel 4.14, Hasil uji normalitas Lilliefors (Kolmogrov- Smirnov) kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II memperoleh nilai sig lebih besar dari �= 0,05 yaitu secara berurut 0,510 dan 0,573. Dengan demikian � diterima, sehingga dapat dinyatakan bahwa data postes kategori sedang kelas eksperimen I dan eksperimen II berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Selain menggunakan nilai signifikan untuk keputusan distribusi normal dapat menggunakan nilai d absolute. Dengan membandingkan nilai d absolute dengan nilai d*kritis untuk � = 0,05. Maka untuk kelas eksperimen I nilai tabel d*kritis untuk � = 0,05 yaitu 0,563 dan untuk kelas eksperimen II nilai tabel d*kritis untuk � = 0,05 yaitu 0,519. Berdasarkan Tabel 4.14, kelas eksperimen I memperoleh nilai d absolute = 0,367. Artinya nilai d absolute < d*kritis, yaitu 0,367 < 0,563. Maka dapat dinyatakan bahwa data kelas eksperimen I berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan kelas eksperimen II memperoleh nilai d absolute = 0,319. Artinya nilai d absolute < d*kritis, yaitu 0,319 < 0,519.

Maka dapat dinyatakan bahwa data kelas eksperimen II berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b) Uji Perbedaan Rata-Rata (Uji Hipotesis IV)

Pengujian dua pihak dilakukan untuk mengetahui perbedaan pencapaian kemampuan pemahaman konseptual matematis kategori sedang antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran Two Stay Two Stray dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran Direct Instruction. Pada prasyarat analisis sebelumnya, data postes kategori sedang tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sehingga untuk menguji hipotesis keempat digunakan uji parametrik dengan menggunakan Independent Sample T- Test pada SPSS. Hasil uji dua pihak diperoleh seperti pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Hasil Uji Dua Pihak Data Postes Kategori Sedang Gabungan Equal variances

assumed

Equal variances not assumed Levene's Test for

Equality of Variances

F 0,205

Sig. 0,662

t-test for Equality of Means t 0,302 0,302 df 9 8,643 Sig. (2-tailed) 0,770 0,770 Mean Difference 0,10000 0,10000 Std. Error Difference 0,33166 0,33166 95% Confidence Interval of the Difference Lower -0,65027 -0,65503 Upper 0,85027 0,85503

Pengambilan keputusan pada uji hipotesis dengan analisis parametrik harus dengan prasyarat uji homogenitas terlebih dahulu. Untuk mengetahuinya dengan melakukan uji hipotesis Levene’s Test untuk mengetahui apakah asumsi kedua varians sama besar terpenuhi atau tidak terpenuhi. Dari hasil Levene's Test for

Equality of Variances didapat nilai sig = 0,662 lebih besar daripada �= 0,05 sehingga �� diterima. Dengan kata lain asumsi kedua varians sama besar (equal variances assumed) terpenuhi.

Selain menggunakan nilai signifikan untuk keputusan uji homogenitas dapat menggunakan nilai F. Dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel untuk � = 0,05. Hasil analisis data postes pada Tabel 4.15, diperoleh Fhitung = 0,205 dan

Ftabel= 5,15. berdasarkan hasil analisis data pretes tersebut menunjukkan bahwa

0,205 < 5,15. atau Fhitung < Ftabel maka H0 diterima yang artinya varians data postes tersebut homogen.

Hasil Levene's Test for Equality of Variances di atas menyatakan bahwa asumsi kedua varians sama besar terpenuhi, maka menggunakan hasil uji-t dua sampel independen dengan asumsi kedua varians sama untuk hipotesis yang diajukan memberikan nilai sig (2-tailed)= 0,770. Hasil tersebut memperoleh nilai sig lebih besar daripada �= 0,05, maka �� diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pencapaian kemampuan pemahaman konseptual matematis kategori sedang antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran TS-TS dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran DI.

Selain menggunakan nilai signifikan untuk keputusan uji hipotesis dapat menggunakan nilai thitung. Dengan membandingkan thitung dengan ttabel untuk � = 0,05. Berdasarkan Tabel 4.15, diperoleh �ℎ�� ��= 0,302 dan ��� ��= 1,833. Karena memenuhi tℎ�� �� <−t�� ��, yaitu 0,3021,833, maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pencapaian kemampuan

pemahaman konsep matematis kategori sedang antara siswa yang mendapatkan model TS-TS dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran DI.

F. Analisis Data Hasil Postes Kategori Rendah 1. Analisis Statistik Deskriptif

Hasil data postes kemampuan pemahaman konseptual matematis siswa kategori rendah di kelas eksperimen I dan eksperimen II diolah dengan menggunakan statistika dekriptif sehingga diperoleh rata-rata, simpangan baku, varians, skor tertinggi dan terendah. Hasil pengolahan data tersebut disajikan pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16 Hasil Analisis Deskriptif Postes Kategori Rendah Pos_Eks1 Pos_Eks2 Valid N (listwise)

N 23 7 7 Minimum 3,00 9,00 Maximum 14,00 12,00 Mean 8,9130 10,5714 Std. Deviation 3,31543 1,13389 Variance 10,992 1,286

Berdasarkan Tabel 4.16, skor maksimum kelas eksperimen I lebih besar daripada kelas eksperimen II, yaitu secara berurut 14 dan 12. Sedangkan untuk skor minimun kelas eksperimen II lebih besar dari kelas eksperimen I, yaitu 9 dan 3. Sebaran skor postes siswa kategori rendah kelas eksperimen I dan eksperimen II dapat dilihat pada Diagram 4.18 dan 4.19. Kemudian, dapat terlihat bahwa rata- rata skor postes kategori rendah kelas eksperimen II lebih tinggi daripada kelas eksperimen I. Rata-rata skor postes kategori rendah untuk kelas eksperimen II yaitu 10,57 dengan standar deviasi 1,13, sedangkan rata-rata untuk kelas

eksperimen I yaitu 8,91 dengan standar deviasi 3,31. Selisih rata-rata kedua kelas tersebut tidak terlalu besar yaitu 1,66. Gambaran rata-rata skor postes KPKM siswa kategori rendah dapat dilihat pada Diagram 4.20.

Dalam dokumen PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEPT. pdf (Halaman 126-131)

Dokumen terkait