• Tidak ada hasil yang ditemukan

CHAPTER IV: ANALYSIS RESULTS AND DISCUSSIONS

Appendix 2: Readability Assessment Questionaire

Kuesioner Keterbacaan

Responden yang terhormat,

Saya ucapkan terimakasih sebelumnya atas kesediaan Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian saya sebagai salah satu responden,

Penelitian ini saya lakukan dalam rangka menyusun tugas akhir kuliah dengan judul “The Translation Methods In Translating Gothic Terms In Edgar Allan Poe‟s The Masque Of The Red Death Into Setan Merah: A Readability Study”. Obyek penelitian ini adalah semua frasa atau kalimat yang ada di dalam cerita pendek Edgar Allan Poe – Setan Merah.

Dalam mengerjakan kuesioner ini, Anda diharapkan membaca dengan teliti terlebih dahulu data-data yang sudah disediakan dalam tabel, dan anda sangat diharapkan untuk mengisi kolom komentar jika Anda mempunyai saran atau koreksi untuk hasil terjemahan tersebut

Berilah tanda (√) pada kolom nilai di sebelah kanan, sesuai dengan kriteriaberikut;

Skala Indikator

1 Teks dapat dipahami dengan mudah.

2 Teks tidak begitu dipahami karena terdapat kata yang memiliki beberapa arti.

3 Teks sulit dipahami.

Kontribusi anda dalam penelitian ini sangat berarti bagi saya, oleh karena itu saya ucapkan banyak terima kasih.

Hormat saya,

CHRISTIAN RAMA YUDHA PRASETYO | 104214035 | Jurusan Sastra Inggris | Fakultas Sastra | Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

58

No Code Target Text

Score 1 2 3 1. 1/TT/SM Tidak ada wabah penyakit lain yang

lebih fatal, ataupun lebih mengerikan. Komentar:

2 2/TT/SM Darah adalah simbol sekaligus segelnya, merahnya yang menyala, sekaligus meneror.

Komentar:

3 3/TT/SM Merah darah menodai tubuh dan wajah para korban, seolah menjadi tanda khusus agar mereka dikucilkan oleh masyarakat umum, tidak diberi pertolongan sama sekali. Komentar:

4 4/TT/SM Namun Pangeran Prospero adalah orang yang ceria, tak kenal rasa takut, dan

bijaksana. Komentar:

5 5/TT/SM Ketika setengah dari populasi manusia di daerah kekuasaannya menjadi korban wabah mematikan tersebut, ia memanggil seribu teman yang bertubuh sehat serta berhati riang dari antara para kesatria dan putri kerajaan. Dikelilingi oleh tubuh-tubuh sehat, ia akhirnya beristirahat di dalam gereja yang berbentuk seperti istana.

Komentar:

6 6/TT/SM Gereja itu dikelilingi dinding tebal dan

kuat.. Komentar:

7 7/TT/SM Sementara mereka yang diundang ke dalamnya diminta membawa perangkat gas dan memasak, berikut palu besar, sebelum menyolder gembok pintu gereja.

59

8 8/TT/SM Mereka tidak membawa barang-barang lain yang bisa memicu sikap depresi atau kondisi mental lainnya.

Komentar:

9 9/TT/SM Tindakan antisipasi semacam ini membuat mereka yang tinggal di dalamnya merasa tenang takkan

tertular wabah mematikan yang merebak dimana-mana.

Komentar:

10 10/TT/SM Tanpa si “Setan Merah

Komentar:

11 11/TT/SM Sekitar lima atau enam bulan sejak mereka menutup pintu gereja dari dunia luar, sementara wabah mematikan itu mulai menjajah negara negara asing, Pangeran Prospero memutuskan untuk menghibur seribu teman-temanya dengan mengadakan pesta topeng yang megah.

Komentar:

12 12/TT/SM Pesta topeng itu sungguh memukau. Komentar:

13 13/TT/SM Di dalam istana-istana lain, kamar seperti ini memiliki bentuk panjang dan lurus, dengan pintu lipat yang bisa digeser ke belakang menuju dinding dari sisi kanan maupun kiri, sehingga ketujuh kamar itu bisa sambung menyambung membentuk ruangan besar.

Komentar:

14 14/TT/SM Namun, didalam istana ini, bentuk kamar itu sungguh berbeda, sesuai dengan kecintaan sang pangeran terhadap apa-apa saja yang bersifat aneh.

60

15 15/TT/SM Dari situ terciptalah beragam bentuk bayangan fantastis.

Komentar:

16 16/TT/SM Tetapi di kamar terakhir yang

bernuansa hitam, cahaya batu bara yang menyeruak di antara dekorasi ruangan yang pekat, melalui lapisan kaca berwarna merah darah, justru

menghadirkan bayangan mengerikan, membuat siapa saja yang berkunjung kedalamnya tertegun bisu, jantung mereka berdebar hebat, hingga hanya segelintir orang saja yang berani masuk kesana.

Komentar:

17 17/TT/SM Tapi ketika gema suara dentang jam hilang sama sekali, tawa ringan serta- merta mengisi keheningan dalam pesta itu; para musisi saling menatap satu sama lain dan melempar senyum lega

seraya membisikkan janji bahwa nanti saat jam berdentang lagi mereka takkan menunjukkan reaksi gugup yang sama. Komentar:

18 18/TT/SM Ia tidak mengacuhkan popularitas gaya hidup yang diadopsi masyarakat umum. Komentar:

19 19/TT/SM Rencananya selalu mengandung unsur keberanian serta amarah, dan setiap desainnya menunjukkan hawa nafsu binatang meletup-letup.

Komentar:

20 20/TT/SM Pastikan karakter kalian mengerikan. Komentar:

61

21 21/TT/SM Maka para peserta pun mengaplikasikan efek ini-itu untuk menjadi bintang tamu paling unik di sana, sementara mereka saling menatap satu sama lain, dari ujung kepala hingga kaki, kostum- kostum antik bertebaran di mana-mana, memukau, kemilau, menghasilkan efek ilusi seperti yang ditampilkan dalam pertunjukkan drama berjudul Hernani

Komentar:

22 22/TT/SM Selain itu juga ada para peserta yang mengenakan kostum bergaya sama dengan yang dikenakan sang pangeran. Komentar:

23 23/TT/SM Lalu, tiba-tiba jam dinding berwarna hitam itupun berdentang.

Komentar:

24 24/TT/SM Kamar-kamar tersebut (kecuali kamar bernuansa hitam) terkesan ramai padat, dan ditengah semua itu berdetaklah jantung kehidupan yang gemetar. Komentar:

25 25/TT/SM Keberadaan sosok ini pun kemudian menjadi berita gosip yang

disampaikan lewat bisikan dari satu orang ke orang berikutnya,

menciptakan suasana baru, di antara para peserta sebelum akhirnya mereka menunjukkan reaksi ngeri, takut, dan jijik.

Komentar:

26 26/TT/SM Di dalam ruangan penuh manusia berkostum dan bertopeng aneh, tentunya penampilan serupa takkan menarik perhatian mereka.

62

27 27/TT/SM Tidak semua orang bisa diajak bercanda, atau bisa ditakut-takuti seenaknya.

Komentar:

28 28/TT/SM Sosoknya tinggi dan kurus, terbungkus kain hitam dari kepala sampai kaki. Komentar:

29 29/TT/SM Topeng yang ia kenakan tak ubahnya wajah mayat yang pucat dan kaku. Komentar:

30 30/TT/SM Tapi semua ini masih bisa ditoleransi oleh para peserta, andai sosok itu tidak mendandani dirinya seperti si Setan Merah

Komentar:

31 31/TT/SM Jubah hitamnya menampakkan bercak darah dan alis di atas topeng yang ia kenakan juga terpercik darah.

Komentar:

32 32/TT/SM Ketika Pangeran Prospero melihat sosok tersebut (ia melakukannya pelan-pelan,

seolah ingin mengamati lebih jelas, menyeruak di antara para peserta pesta)

ia segera kejang-kejang, lalu gemetar tak keruan, dihantui teror tak

berkesudahan; sesaat kemudain, wajahnya memerah karena marah. Komentar:

33 33/TT/SM “Siapa yang berani?” tanyanya pada para peserta pesta di sekitarnya –siapa yang berani melakukan penghinaan ini

terhadap kita semua? Komentar:

63

34 34/TT/SM Pada saat in, dengan amarah meledak- ledak, Pangeran Prospero yang malu karena tadi sempat ketakutan, buru-buru melalui keenam kamar dengan urutan yang sama tanpa ada yang mengikuti karena takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Komentar:

35 35/TT/SM Ia menarik sebilah pisau dari balik sabuk dan melangkah lebih dekat ke arah sosok berjubah hitam yang memunggunginya.

Komentar:

36 36/TT/SM Dan satu demi satu menjatuhkan para peserta pesta di dalam ruangan berdinding darah tempat mereka sebelumnnya berdansa dan tertawa, masing-masing dari mereka terbaring di atas lantai ruangan.

Komentar:

37 37/TT/SM Kegelapan, kematian, dan Setan Merah

menguasai alam semesta. Komentar:

64

Dokumen terkait