• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKK 9.2. Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang non akademik

B. AKUNTABILITAS KINERJA ANGGARAN SEMESTER I

2. Realisasi Anggaran

Parameter yang digunakan dalam proses pengukuran kinerja terhadap pengelolaan anggaran Institusi salah satunya adalah persentase realisasi anggaran yang dapat dicapai setiap bulannya dalam kurun waktu satu tahun anggaran berjalan. Untuk semester I Tahun Anggaran 2017 dilakukan monitoring dan evaluasi pencapaian persentase realisasi anggaran yang bersumber dari 3 (tiga) dokumen DIPA PNB sebagai sumber pendanaan dalam melaksanakan berbagai program dan kegiatan. Pengukuran kinerja institusi pada semester I dilakukan mulai bulan Januari hingga 31 Agustus 2017. Adapun realisasi anggaran berdasarkan masing-masing dokumen DIPA adalah sebagai berikut :

a) Realisasi anggaran bersumber dari DIPA Sekjen

Salah satu sumber pendanaan dalam pengelolaan institusi bersumber dari DIPA Sekjen Nomor : SP DIPA – 01.2.401006/2017 dengan total anggaran sebesar Rp. 97.692.601.000,- yang terdiri dari RM sebesar Rp. 73.105.614.000,- dan PNBP sebesar Rp. 24.586.987.000,-. Besar anggaran ini untuk mendanai seluruh program dan kegiatan yang ada di 6 (enam) Jurusan, 15 (lima belas) Unit dan 2 (dua) Bagian yang ada di lingkungan PNB.

Selama periode bulan Januari sampai dengan Agustus 2017, total realisasi anggaran adalah sebesar Rp 52.601.108.336,- Jika dibandingkan dengan total anggaran maka realisasi anggaran Politeknik Negeri Bali sampai dengan bulan Agustus 2017 adalah sebesar 53,84 %. Adapun rincian realisasi anggaran PNB sampai dengan akhir bulan Agustus 2017 berdasarkan jenis belanja seperti ditunjukan pada tabel 2 berikut ini :

Tabel 3.10. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja bersumber dari DIPA Sekjen Periode bulan Januari sampai dengan Akhir Agustus 2017

Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (%) Belanja Pegawai 56.428.682.000 34.556.754.796 35,37 Belanja Barang 37.234.943.000 16.587.860.165 16,98

Belanja Modal 4.028.976.000 1.456.493.375 1,49

Jumlah 97.692.601.000 52.601.108.336 53,84

Dari tabel realisasi anggaran di atas dapat dilihat bahwa persentase daya serap per jenis belanja terhadap total pagu untuk belanja pegawai termasuk gaji sudah berjalan cukup baik, dengan capaian daya serap sebesar 35,37%. Sedangkan untuk belanja barang persentase capaiannya sebesar 16,98 %, dan untuk belanja modal masih rendah hanya mencapai 1,49 %. Secara keseluruhan persentase realisasi anggaran pada DIPA Sekjen sebesar 53,84%. Capaian persentase ini masih di bawah target daya serap untuk bulan Agustus sebesar 64,84%. Besar persentase capaian ini sangat tergantung pada realisasi kegiatan yang terdistribusi pada semua jurusan, unit dan bagian yang ada di lingkungan PNB.

Dari data realisasi anggaran selama periode bulan Januari sampai dengan akhir Agustus 2017, capaian realisasi anggaran masing-masing jurusan, unit dan bagian di lingkungan PNB adalah sebagai berikut :

(1) Daya serap anggaran Jurusan .

Persentase realisasi anggaran pada 6 (enam) jurusan yang ada di PNB cukup bervariasi, dari yang terendah pada jurusan Teknik Sipil sebesar 34,53% hingga yang tertinggi mencapai sebesar 62,01% pada jurusan Teknik Elektro. Adapun rincian persentase realisasi anggaran untuk masing-masing jurusan seperti yang ditunjukkan pada gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Persentase realisasi daya serap anggaran Jurusan per 31 Agustus 2017

Rata-rata persentase realisasi anggaran yang bersumber dari DIPA Sekjen untuk pelaksanaan program/kegiatan pada 6 (enam) jurusan adalah sebesar 48,09 %. Besar realisasi ini masih di bawah target yang direncanakan oleh masing-masing jurusan, hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

- adanya kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilaksanakan pada semester I karena kendala teknis harus dilakukan penjadwalan ulang pada periode semester II;

- adanya beberapa kegiatan yang dalam periode semester I ini sedang berjalan akan tetapi secara pertanggungjawaban keuangan belum bisa dilakukan penarikan anggaran sehingga anggaran untuk kegiatan tersebut belum masuk dalam rekap realisasi anggaran per akhir Agustus 2017;

- adanya sisa anggaran dari kegiatan yang telah terlaksana yang disebabkan oleh karena adanya kelebihan anggaran untuk kegiatan tersebut.

Hal ini semua mempengaruhi besar realisasi anggaran yang mampu dicapai oleh masing-masing jurusan dan institusi.

(2) Daya serap anggaran Bagian

Dari struktur organisasi, PNB mempunyai 2 bagian yaitu Bagian Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) dan Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK). Besar persentase realisasi anggaran untuk masing-masing bagian BAUK dan BAAK secara berturut-turut adalah sebesar 59,46% dan 17,37% seperti yang ditunjukkan pada gambar 2 di bawah.

Rata-rata realisasi anggaran untuk kedua bagian tersebut adalah sebesar 25,48 %. Rendahnya daya serap ini disebabkan karena daya serap pada bagian BAAK relatif rendah, hal ini karena sebagian besar kegiatan yang berada pada bagian BAAK dijadwalkan terlaksana mulai bulan Juli hingga Oktober 2017.

Gambar 2. Persentase realisasi daya serap anggaran BAUK dan BAAK per 31 Agustus 2017

(3) Daya serap anggaran Unit

Di lingkungan PNB terdapat 15 unit yang menjalankan kebijakan pimpinan pada bidang akademik, keuangan, kemahasiswaan dan kerjasama. Selama periode bulan Januari sampai dengan Agustus 2017 capaian persentase realisasi anggaran dari masing-masing unit seperti yang ditunjukkan pada gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. Persentase realisasi daya serap anggaran setiap Unit per 31 Agustus 2017

Dari 15 unit yang ada seperti ditunjukkan pada gambar 3 di atas, terdapat 2 unit kerja dengan persentase realisasi anggaran relatif rendah. Kedua unit tersebut adalah unit BPH dan unit LSP dengan capaian secara berturut-turut adalah 0,85% dan 0% . Serapan anggaran yang rendah ini tentunya akan sangat berpengaruh pada daya serap institusi secara menyeluruh. Adapun rendahnya daya serap ini dikarenakan antara lain oleh :

- adanya kegiatan yang belum bisa dilaksanakan karena terkendala teknis sehingga dilakukan penjadwalan ulang pada bulan berikutnya;

- adanya kegiatan yang sedang berjalan sehingga pertanggungjawaban kegiatan belum tuntas, maka realisasi anggaran dari kegiatan tersebut belum masuk dalam rekap realisasi anggaran; dan

- metode pembayaran yang dilakukan secara bertahap sehingga secara realisasi anggaran masih relatif rendah walaupun realisasi fisik sudah mencapai nilai yang lebih tinggi.

b) Realisasi anggaran bersumber dari DIPA Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Sesuai dengan dokumen DIPA Pembelajaran dan Kemahasiswaan No. 042.04.2.400144/2017/2017 total pagu awal sebesar Rp. 884.854.000,- yang terdiri dari PHLN sebesar Rp 600.000.000,- dan RM sebesar 284.854.000,-. DIPA ini merupakan sumber pendanaan dari seluruh program hibah Polytechnic Education Development Project (PEDP) yang diperoleh PNB sejak tahun 2013. Dalam perjalanannya, total pagu dari DIPA ini meningkat, karena anggaran yang tidak terserap pada tahun lalu akan diluncurkan pada tahun berikutnya. Pada tanggal 11 April 2017 terjadi revisi yang pertama berupa tambahan pagu belanja modal dari luncuran tahun lalu yang belum terserap, sehingga total pagu menjadi Rp. 9.623.103.000,-. Selanjutnya

pada tanggal 6 Juli 2017 terjadi revisi yang kedua pada halaman 3 berupa rencana realisasi penarikan anggaran, sedangkan total pagu tidak ada perubahan.

Program hibah PEDP di PNB telah berjalan mulai tahun 2013 dengan fokus pada Pengembangan Pusat Unggulan Tourism yang memiliki program pengembangan SDM, peningkatan mutu dan pengembangan program studi serta peningkatan sarpras. Realisasi anggaran sampai dengan akhir bulan Agustus 2017 sebesar Rp. 244.031.550. Persentase realisasi terhadap pagu yakni sebesar 2,54%, capaian ini masih relatif rendah jika dibandingkan dengan target rencana sebesar 81,86% pada bulan Agustus 2017. Rendahnya realisasi anggaran disebabkan karena beberapa kegiatan yang masih berlangsung sehingga realisasi anggaran belum terlaksana walau secara fisik kegiatan tersebut sudah berjalan. Disamping itu adanya kendala lainnya dalam proses pengadaan barang dan jasa yang disebabkan karena beberapa hal, antara lain :

- Proses persiapan pada tahap pelelangan yang memerlukan waktu panjang, disebabkan karena semua proses pelelangan pengadaan barang dan jasa harus mendapatkan persetujuan dari pusat sebelum proses pelelangan dilakukan.

- Kendala dalam penyusunan HPS yang disebabkan karena kesulitan mencari sumber harga (minimal 3 sumber referensi), dan disamping itu terjadinya penyesuaian harga yang berulang karena fluktuasi nilai tukar rupiah sehingga beberapa kali perlu dilakukan perubahan pada HPS.

- Terbatasnya jumlah petugas yang berkompeten pada bidang pengadaan, sehingga petugas yang ada mengambil pekerjaan rangkap dan tidak bisa fokus untuk penanganan pengadaan di PEDP karena mereka juga punya beban pekerjaan pada unitnya masing-masing.

- Kurangnya rekanan yang mengajukan penawaran.

c) Realisasi anggaran bersumber dari DIPA Kelembagaan

Sesuai dengan dokumen DIPA Kelembagaan No. 042.03.2.401321/2017, total pagu anggaran PNB untuk TA 2017 adalah sebesar Rp. 8.285.000.000,- dengan sumber dana berupa rupiah murni (RM). Anggaran yang bersumber dari DIPA kelembagaan ini diperuntukan untuk menjalankan program PDD (Pendidikan di luar Domisili), di mana sampai saat ini PNB ditugaskan sebagai pembina 5 (lima) PDD, yaitu : PDD Gianyar, PDD Jembrana, PDD Lombok Barat serta PDD Selayar.

Persentase realisasi anggaran untuk masing-masing PDD tersebut berkisar dari 42,89% hingga 55,89% seperti yang ditunjukkan pada gambar 4 di bawah. Total realisasi anggaran PDD sampai dengan bulan Agustus 2017 sebesar Rp. 2,812.719.415,- atau sebesar 41,27% terhadap total pagu. Besar capaian realisasi ini belum sesuai dengan target yang direncanakan sebesar 68,54%. Rendahnya capaian daya serap anggaran ini tentunya berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya daya serap anggaran institusi. Secara umum rendahnya realisasi daya serap anggaran pada kelima PDD tersebut disebabkan karena beberapa kegiatan serta pengadaan barang dan jasa yang masih dalam tahap pelaksanaan.

Gambar 4. Persentase realisasi daya serap anggaran program PDD per 31 Agustus 2017

Khusus PDD Selayar, realisasi anggaran hingga Agustus 2017 telah mencapai 42,83% dari pagu yang diberikan. Serapan anggaran PDD Selayar ini sudah ada peningkatan bila dibandingkan dengan serapan anggaran tahun lalu yang hanya mencapai sebesar 3,19%. Capaian ini menunjukkan keseriusan Kota Selayar dalam pengelolaan program PDD di bawah pembinaan yang dilakukan oleh PNB.

A. KESIMPULAN

Dari evaluasi dan analisis yang telah dijabarkan pada bagian sebelumnya terkait dengan capaian kinerja kegiatan dan akuntabilitas kinerja anggaran, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Hasil evaluasi dan analisis terhadap capaian target Renstra 2015-2019 yang diukur hingga 31 Agustus 2017 setiap sasaran kebijakan/program per IKU/IKK adalah sebagai berikut :

(1) Secara umum capaian terkait kebijakan “peningkatan akses dan pemerataan pendidikan berbasiskan sosial ekonomi, geografis dan berkesetaraan gender” relatif bagus, terlihat dari meningkatnya capaian terhadap indikator : rasio kesetaraan gender, pertumbuhan jumlah mahasiswa, pertambahan jumlah pendaftar dan penyelenggaraan prodi baru. Namun terkait dengan penyediaan beasiswa masih relatif rendah, sehingga perlu dimaksimalkan.

(2) Capaian kinerja terhadap kebijakan “peningkatan mutu kinerja akademik” secara umum dapat dikategorikan baik, terlihat dari adanya kenaikan beberapa indikator, seperti : ratio student in take, waktu tunggu mahasiswa berkarya pertama, rata-rata IPK lulusan, persentase dosen berkualifikasi S3, persentase tenaga pendidik dan kependidikan bersertifikat kompetensi serta persentase tenaga pendidik dan kependidikan menjadi pengurus/anggota asosiasi profesi. Namun disatu sisi jumlah prodi yang menerapkan kurikulum KKNI berorientasi mutu internasional dan persentase dosen berkualifikasi S2 belum optimal. (3) Capaian kinerja terhadap kebijakan “pengembangan sistem penjaminan mutu”

dan standarisasi secara umum masih relatif rendah, di mana hanya indikator terhadap jumlah prodi yang menerapkan sistem penjaminan mutu sesuai SN-PT sudah tercapai. Penerapan sistem penjaminan mutu berorientasi internasional sampai saat ini belum terealisasi, demikian juga jumlah prodi terakreditasi dan jumlah prodi terakreditasi nasional minimal B belum maksimal.

(4) Secara umum capaian kinerja terhadap kebijakan “peningkatan mutu pembinaan kemahasiswaan” masih relatif rendah, bahkan ada indikasi turun dari capaian tahun sebelumnya. Terlihat dari turunnya capaian terhadap mahasiswa yang berprestasi tingkat nasional, namun hal ini dapat ditutupi dengan naiknya capaian terhadap kegiatan kemahasiswaan yang menunjang pembangunan karakter dan entrepreneurship. Jumlah mahasiswa yang

berprestasi tingkat internasional masih stagnan sedangkan jumlah mahasiswa yang melaksanakan program kreatifitas belum dapat dievaluasi karena minimnya informasi dan data dukungnya.

(5) Capaian kinerja terkait kebijakan “peningkatan mutu kinerja penelitian” secara umum turun bila dibandingkan dengan capaian dua tahun sebelumnya. Terlihat dari turunnya capaian terhadap jumlah publikasi penelitian dosen tingkat nasional, jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada jurnal nasional dan jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada proceeding nasional. Namun capaian terhadap jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada jurnal internasional dan jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada proceeding internasional sudah sangat bagus.

(6) Capaian kinerja terkait kebijakan “peningkatan mutu kinerja pengabdian kepada masyarakat” secara umum turun cukup segnifikan. Capaian untuk semua indikator masih di bawah target bahkan lebih rendah dari capaian dua Tahun sebelumnya, demikian juga capaian Tahun ini masih relatif rendah terhadap target Tahun 2018 dan Tahun 2019. Hanya persentase capaian dosen yang melakukan pengabdian berbasis IPTEK mendekati 100%.

(7) Capaian kinerja lembaga terhadap kebijakan “peningkatan citra, kemitraan, dan internasionalisasi institusi” melalui kegiatan kerjasama kelembagaan, kerjasama dengan PT, Pemerintah, DUDI dalam negeri maupun luar negeri serta jumlah mahasiswa asing di PNB sudah melampaui target, namun perlu dioptimalkan.

(8) Secara umum capaian kinerja terkait kebijakan “peningkatan mutu manajemen, sumber daya dan lingkungan” sudah cukup bagus, sebagian besar telah melampaui target. Kinerja terkait dengan jumlah unit kerja yang menerapkan sistem e-Layanan dan tenaga kependidikan dengan sertifikat fungsional dalam/luar negeri naik sangat seginifikan. Namun terkait dengan daya serap anggaran, peningkatan PNBP dan kualitas layanan institusi masih relatif rendah maka perlu dioptimalkan.

(9) Capaian kinerja terhadap kebijakan “pengembangan model dan sistem institusi unggulan berpayung pariwisata” melalui pengembangan program yang berorientasi pada keunggulan pariwisata, kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang IPTEK dan jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang non akademik sudah cukup bagus, semuanya sudah terealisasi 100 %.

2. Berkenaan dengan evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja anggaran institusi seperti yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain :

(1) Persentase realisasi anggaran yang bersumber dari DIPA Sekjen per 31 Agustus 2017 adalah sebesar 53,84 % dari total anggaran sebesar Rp 97.692.601.000,- Capaian persentase ini masih relatif rendah, di bawah target daya serap anggaran untuk bulan Agustus sebesar 64,84%.

(2) Persentase realisasi anggaran pada 6 (enam) jurusan yang ada cukup bervariasi, dari yang terendah pada jurusan Teknik Sipil sebesar 34,53% hingga yang tertinggi mencapai sebesar 62,01% pada jurusan Teknik Elektro. Rata-rata persentase realisasi anggaran yang bersumber dari DIPA Sekjen adalah sebesar 48,09 %. Persentase realisasi anggaran ini masih di bawah target yang direncanakan oleh masing-masing jurusan.

(3) Persentase realisasi anggaran untuk masing-masing bagian yang ada, yakni BAUK dan BAAK secara berturut-turut sebesar 59,46% dan 17,37%. Rata-rata realisasi anggaran untuk kedua bagian tersebut adalah sebesar 25,48%. Rendahnya daya serap ini disebabkan karena daya serap anggaran BAAK relatif rendah, hal ini karena sebagian besar kegiatan BAAK dijadwalkan terlaksana mulai bulan Juli hingga Oktober 2017.

(4) Persentase realisasi anggaran untuk 15 Unit yang ada berkisar antara 0% hingga 74,99 %. Persentase realisasi anggaran Unit LSP hingga bulan Agustus masih 0 %, BPH Senat sekitar 0,85% sedangkan tertinggi dari unit Lab Bahasa dengan realisasi 74,99%.

(5) Persentase realisasi anggaran pelaksanaan program hibah PEDP yang bersumber dari DIPA Pembelajaran dan Kemahasiswaan hingga bulan Agustus 2017 adalah sekitar 2,54%, dari total pagu sebesar Rp. 9.623.103.000. Persentase realisasi anggaran ini masih relatif rendah bila dibandingkan dengan target rencana sebesar 81,86% pada bulan Agustus 2017.

(6) Persentase realisasi anggaran PDD yang bersumber dari DIPA kelembagaan hingga bulan Agustus 2017 adalah sebesar 41,27% dari total pagu sebesar Rp 8.285.000.000. Persentase realisasi anggaran untuk masing-masing PDD berkisar dari 42,89% hingga 55,89%. Persentase realisasi anggaran ini masih relatif rendah bila dibandingkan dengan target rencana sebesar 68,54% pada bulan Agustus 2017.

(7) Beberapa hal yang diindikasikan sebagai faktor penyebab relatif rendahnya realisasi anggaran dari ketiga DIPA PNB yang rata-rata masih di bawah target yaitu lebih bersifat teknis. Langkah antisipasi yang sudah dilakukan yaitu : melakukan penjadwalan ulang (reschedule) untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang tertunda, surat edaran dari Pimpinan untuk segera mengeksekusi kegiatan yang semestinya sudah dilaksanakan serta meningkatkan koordinasi pengelola unit-unit kerja di lingkungan PNB.

(8) Kendala lainnya yang bersifat teknis seperti pelaksanan program dan kegiatan PEDP yang harus mendapatkan persetujuan PMU pusat dan ADB terlebih

dahulu sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaan beberapa kegiatan.

3. Mengacu pada hasil kegiatan monitoring terhadap capaian kinerja anggaran institusi sampai dengan akhir bulan Agustus 2017 yang sebagian besar masih di bawah target, maka dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut :

- Pada tahap perencanaan usulan kegiatan belum direncanakan dengan cermat, baik dari sisi teknis pelaksanaan dan besar anggaran yang dibutuhkan.

- Perlu ditingkatkan koordinasi antara penanggung jawab kegiatan dengan pelaksana dari unit kerja agar proses pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

- Perlu perhatian dan penanganan lebih serius pada program hibah PEDP dan program PDD.

B. REKOMENDASI

Untuk menyikapi kondisi seperti telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka kedepannya perlu diupayakan adanya sikap yang lebih nyata (konkrit), lebih intensif dan bersinergi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Setiap unit kerja yang ada disarankan untuk membuat perencanaan program/kegiatan yang proporsional, relevan, ekonomis dan berkelanjutan dengan target yang jelas.

2. Setiap usulan kegiatan agar dapat berkontribusi secara maksimal dan nyata terhadap capaian tujuan dan capaian sasaran strategis seperti tertuang dalam Renstra 2015-2019.

3. Untuk dapat merealisasikan butir 2, maka unit-unit kerja disarankan untuk menyusun rencana operasional (Renop) maupun rencana kinerja tahunan (RKT) beserta rencana kinerja anggarannya (RKA).

4. Sebagian besar capaian kinerja per IKU/IKK pada masing-masing sasaran kebijakan pada Renstra 2015-2019 telah tercapai bahkan ada indikasi melampaui target Tahun 2018 dan Tahun 2019, maka sebaiknya target kinerja berikutnya disesuaikan dengan penetapan kinerja yang realistis.

5. Dengan adanya permenristek-dikti terkait pengelolaan SAKIP yang menekankan pada “kinerja berbasis outcome”, maka disarankan untuk mengevaluasi kembali indikator-indikator pada Renstra 2015-2019 beserta target capaiannya.

6. Untuk maksud butir 4 dan 5 maka sudah semestinya Renstra 2015-2019 ditinjau kembali, menyesuaikan target kinerja yang telah tercapai dengan target pencapaian visi-misi pada Tahun 2025.

7. Untuk maksud butir 6, maka sebaiknya memprioritaskan program/kegiatan ke depan yang berlandaskan pada profesionalisme dan berdaya saing internasional. 8. Meningkatkan kinerja sistem pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan dan

pengelolaan anggaran agar sesuai antara jadwal perencanaan yang telah ditetapkan dengan realisasi kegiatan, dan tetap mengedepankan mutu : proses, hasil (output) dan outcome kegiatan.

9. Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko dengan melakukan inspeksi (observasi, visitasi maupun asistensi) secara langsung ke unit-unit kerja terhadap setiap pelaksanaan kegiatan maupun pengelolaan anggaran yang berpotensi merugikan semua pihak.

10. Melakukan monitoring, evaluasi dan analisis daya serap anggaran serta kinerja institusi secara berkala sebagai upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

11. Perlu membangun komitmen bersama untuk melaksanakan kegiatan dan pengelolaan anggaran secara transparan, akuntabel serta konsisten dengan peraturan/perundang-undangan yang berlaku melalui peningkatan sistem pelaporan kegiatan dengan lampiran data dukung/dokumen hasil kegiatan.

12. Untuk maksud butir 11 terkait pelaporan kegiatan, maka disarankan untuk memaksimalkan manajemen sistem pengarsipan/dokumen untuk memudahkan pencarian data/informasi pada saat dibutuhkan.

13. Mengembangkan sistem yang dapat menjamin pengelolaan sumber daya secara terintegrasi melalui pengembangan sistem informasi manajemen (SIM) berbasis IT (information technologi) dengan memaksimalkan kinerja unit terkait.

Dokumen terkait