• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

B. REALISASI ANGGARAN

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

Bab IV Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS

Arah kebijakan dan strategi Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Visi dan Misi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu

β€œTerwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong-royong”.

Pada tahun 2015-2019, Kementerian Kesehatan memiliki 2 tujuan, yaitu: 1. Meningkatnya status kesehatan masyarakat dan;

2. Meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap resiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.

Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana strategis sebagai pedoman dalam pelaksanaan program dan kegiatan secara sistematis, terarah dan terpadu.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan melaksanakan kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Tabel 1. Sasaran Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Sasaran Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kefarmasian dan alat kesehatan

Tercapainya sasaran tersebut direpresentasikan dengan indikator kinerja beserta target kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Indikator Kinerja dan Target Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2015-2019

Indikator Kinerja Target

2015 2016 2017 2018 2019

Persentase kepuasan klien terhadap dukungan manajemen

80% 85% 87% 89% 95%

Cara perhitungan indikator kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Cara Perhitungan Indikator Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Indikator Kinerja Cara Perhitungan

Persentase kepuasan klien terhadap dukungan manajemen

= π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘™π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘›π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘˜π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘šπ‘Žπ‘›π‘Žπ‘—π‘’π‘šπ‘’π‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘ π‘’π‘™π‘’π‘ π‘Žπ‘–π‘˜π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘π‘Žπ‘‘ π‘€π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π‘ π‘’π‘ π‘’π‘Žπ‘– π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘—π‘Žπ‘›π‘—π‘– π‘™π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘›π‘Žπ‘›π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘™π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘›π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘˜π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘šπ‘Žπ‘›π‘Žπ‘—π‘’π‘šπ‘’π‘› Γ— 100%

B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan menyusun perjanjian kinerja mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Target ini menjadi komitmen bagi Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan untuk mencapainya dalam tahun 2016.

Perjanjian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2016 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perjanjian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2016

Sasaran Indikator Kinerja Target 2016

Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Persentase kepuasan klien terhadap dukungan manajemen

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

1. PENGUKURAN KINERJA

Salah satu fondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel. Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja menggunakan alat ukur berupa indikator sebagaimana yang telah ditetapkan pada dokumen perencanaan kinerja.

Tahun 2016 merupakan tahun kedua dalam pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara realisasi kinerja dengan target kinerja dari masing-masing indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan kinerja. Melalui pengukuran kinerja diperoleh gambaran pencapaian masing-masing indikator sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan kegiatan di masa yang akan datang agar setiap kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Hasil pengukuran kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2016 sebagai berikut:

Tabel 5. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2016

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2016 Realisasi 2016 Capaian 2016

Meningkatnya dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Persentase kepuasan klien terhadap dukungan manajemen

Grafik 1. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2016

Tabel 6. Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2016 dalam Aplikasi e-Monev Bappenas

Grafik 2. Pemantauan Anggaran dan Indikator Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2016 dalam Sistem

Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART) Kementerian Keuangan

2. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada

85 87,03 83,5 84 84,5 85 85,5 86 86,5 87 87,5

Persentase kepuasan klien terhadap dukungan manajemen

Target Realisasi

pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kefarmasian dan alat kesehatan. Analisis capaian kinerja dari indikator kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kefarmasian dan alat kesehatan sebagai berikut:

Kondisi yang dicapai:

Realisasi indikator persentase kepuasan klien terhadap dukungan manajemen tahun 2016 sebesar 87,03%, melebihi target yang telah ditetapkan dalam Renstra Kemenkes Tahun 2015-2019 yaitu sebesar 85% dengan capaian sebesar 102,39%. Bila dibandingkan dengan realisasi indikator tahun 2015, realisasi indikator tahun 2016 meningkat sebesar 1,32%. Peningkatan realisasi indikator di tahun kedua Renstra menunjukkan hal yang positif dan diharapkan dapat mencapai target indikator akhir tahun Renstra 2015-2019 yakni sebesar 95%.

Tabel 7. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Kepuasan Klien Terhadap Dukungan Manajemen Tahun 2016

Indikator Kinerja Target 2016 Realisasi 2016 Capaian 2016

Persentase kepuasan klien terhadap dukungan manajemen

85% 87,03% 102,39%

Grafik 3. Target dan Realisasi Indikator Persentase Kepuasan Klien Terhadap Dukungan Manajemen Tahun 2016

Memperhatikan fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam fungsi pengawasan, akuntabilitas kinerja dan pelaksanaan praktek tata kelola pemerintahan yang baik Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan sejak tahun 2013 hingga Tahun 2016 telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Tahun 2017 akan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015.

Persentase kepuasan klien terhadap dukungan manajemen menggambarkan kinerja

80 85 87 89 95 85,71 87,03 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2015 2016 2017 2018 2019 Target Realisasi

Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Yang dimaksud dengan kepuasan klien terhadap dukungan manajemen adalah tersedianya pelayanan kesekretariatan yang sesuai standar dan memenuhi kebutuhan klien, dalam hal ini semua pihak yang menerima layanan dari Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Adapun komponen jenis pelayanan dan cara perhitungannya adalah sebagai berikut:

% π‘˜π‘’π‘π‘’π‘Žπ‘ π‘Žπ‘› π‘˜π‘™π‘–π‘’π‘› = = π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘™π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘›π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘˜π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘šπ‘Žπ‘›π‘Žπ‘—π‘’π‘šπ‘’π‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘ π‘’π‘™π‘’π‘ π‘Žπ‘–π‘˜π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘π‘Žπ‘‘ π‘€π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π‘ π‘’π‘ π‘’π‘Žπ‘– π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘—π‘Žπ‘›π‘—π‘– π‘™π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘›π‘Žπ‘› π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘™π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘›π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘˜π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘šπ‘Žπ‘›π‘Žπ‘—π‘’π‘šπ‘’π‘› Γ— 100%

1) Penerbitan STRA melalui Unit Layanan Terpadu (ULT) Kementerian Kesehatan. % π‘ƒπ‘’π‘›π‘’π‘Ÿπ‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘› 𝑆𝑇𝑅𝐴 = 𝑆𝑇𝑅𝐴 π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘–π‘‘π‘˜π‘Žπ‘› π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘Žπ‘™ π‘‘π‘Žπ‘™π‘Žπ‘š 10 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Žπ‘†π‘‡π‘…π΄ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘–π‘‘π‘˜π‘Žπ‘› Γ— 100% 2) Penyelesaian Penilaian Angka Kredit (PAK) Apoteker dan Asisten Apoteker

% π‘ƒπ‘’π‘›π‘¦π‘’π‘™π‘’π‘ π‘Žπ‘–π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘’π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘–π‘Žπ‘› 𝑃𝐴𝐾 = 𝑆𝐾 𝑃𝐴𝐾 π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘–π‘‘π‘˜π‘Žπ‘› π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘Žπ‘™ 20 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Žπ‘†πΎ 𝑃𝐴𝐾 π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘–π‘‘π‘˜π‘Žπ‘› Γ— 100% 3) Penyelesaian Layanan Pengadaan

% π‘ƒπ‘’π‘›π‘¦π‘’π‘™π‘’π‘ π‘Žπ‘–π‘Žπ‘› πΏπ‘Žπ‘¦π‘Žπ‘›π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› = π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› π‘ π‘’π‘ π‘’π‘Žπ‘– π‘—π‘Žπ‘›π‘—π‘– π‘™π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘›π‘Žπ‘›π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘™π‘Žπ‘˜π‘ π‘Žπ‘›π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘› Γ— 100% 4) Penyelesaian Rancangan Permenkes

% π‘ƒπ‘’π‘›π‘¦π‘’π‘™π‘’π‘ π‘Žπ‘–π‘Žπ‘› π‘…π‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› 𝑃𝑀𝐾 = π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› 𝑃𝑀𝐾 π‘ π‘’π‘ π‘’π‘Žπ‘– π‘—π‘Žπ‘›π‘—π‘– π‘™π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘›π‘Žπ‘›π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘’π‘ π‘’π‘™π‘Žπ‘› π‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› 𝑃𝑀𝐾 Γ— 100% 5) Respon time terhadap keluhan pelanggan

% π‘…π‘’π‘ π‘π‘œπ‘› π‘‘π‘–π‘šπ‘’ = π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘˜π‘’π‘™π‘’β„Žπ‘Žπ‘› π‘π‘’π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘”π‘Žπ‘› π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘’π‘ π‘π‘œπ‘› π‘ π‘’π‘ π‘’π‘Žπ‘– π‘—π‘Žπ‘›π‘—π‘– π‘™π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘›π‘Žπ‘›π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘˜π‘’π‘™π‘’π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› π‘π‘’π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘”π‘Žπ‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž Γ— 100% 6) Penyelesaian Revisi Anggaran

% π‘ƒπ‘’π‘›π‘¦π‘’π‘™π‘’π‘ π‘Žπ‘–π‘Žπ‘› 𝑅𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖 π΄π‘›π‘”π‘”π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘› = π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘‘π‘œπ‘˜π‘’π‘šπ‘’π‘› π‘Ÿπ‘’π‘£π‘–π‘ π‘– π‘ π‘’π‘ π‘’π‘Žπ‘– π‘—π‘Žπ‘›π‘—π‘– π‘™π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘›π‘Žπ‘›π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘‘π‘œπ‘˜π‘’π‘šπ‘’π‘› π‘Ÿπ‘’π‘£π‘–π‘ π‘– Γ— 100% 7) Tindak Lanjut LHP % π‘‡π‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘˜ πΏπ‘Žπ‘›π‘—π‘’π‘‘ 𝐿𝐻𝑃 = π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘˜π‘™π‘Žπ‘›π‘—π‘’π‘‘π‘– π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  60 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘– π‘˜π‘Žπ‘™π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘Ÿπ½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘‘π‘Žπ‘™π‘Žπ‘š 𝐿𝐻𝑃 Γ— 100% 8) PencairanDana % π‘ƒπ‘’π‘›π‘π‘Žπ‘–π‘Ÿπ‘Žπ‘› π·π‘Žπ‘›π‘Ž = π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘˜π‘’π‘”π‘–π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘π‘Žπ‘–π‘Ÿπ‘˜π‘Žπ‘› π‘‘π‘Žπ‘›π‘Žπ‘›π‘¦π‘Ž π‘ π‘’π‘ π‘’π‘Žπ‘– π‘—π‘Žπ‘›π‘—π‘– π‘™π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘›π‘Žπ‘›π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘˜π‘’π‘”π‘–π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘π‘Ÿπ‘œπ‘ π‘’π‘  π‘π‘’π‘›π‘π‘Žπ‘–π‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘‘π‘Žπ‘›π‘Žπ‘›π‘¦π‘Ž Γ— 100% Indikator ini diukur dengan jumlah item yang memenuhi kepuasan klien yaitu jumlah layanan dukungan manajemen yang diselesaikan tepat waktu sesuai dengan janji layanan dibandingkan dengan jumlah layanan dukungan manajemen. Adapun 8 (delapan) jenis pelayanan Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan beserta capaiannya di tahun 2016, dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Pengukuran Persentase Kepuasan Klien Terhadap Dukungan Manajemen Tahun 2016

No Jenis Pelayanan Tahun 2016

TW I TW II TW III TW IV Persentase

1 Penerbitan STRA 97,25% 100% 100% 100% 99,31%

2 Penyelesaian Penilaian Angka Kredit (PAK) Apoteker dan Asisten Apoteker

55% 23% 45,45% 26,32% 37,37%

3 Penyelesaian Layanan Pengadaan 88,89% 74% 66,67% 69,57% 74,70%

4 Penyelesaian Rancangan Permenkes 100% 75% 100% 100% 93,75%

5 Respon Time terhadap Keluhan Pelanggan 100% 100% 100% 100% 100%

6 Penyelesaian Revisi 100% 100% 100% 90,91% 97,73%

7 Tindak Lanjut LHP - - 100% 100% 100%

8 Pencairan Dana 92% 100% 100% 82% 93,41%

Kepuasan Pelanggan 90,43% 81,63% 89,02% 83,57% 87,03%

Sebagai upaya untuk mencapai indikator kepuasan klien terhadap dukungan manajemen, Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah melaksanakan berbagai kegiatan sebagai berikut:

1. Evaluasi Standar Prosedur Operasional Bagian Keuangan

Setditjen Farmalkes terus-menerus melakukan perbaikan (continuous improvement system) terhadap operasional manajemen. Diharapkan dengan perbaikan ini, terjadi peningkatan pelayanan dan peningkatan kinerja organisasi di bidang keuangan. Sehingga pada tahun 2016 dilakukan evaluasi terhadap Standar Prosedur Operasional di Bagian Keuangan, untuk mengevaluasi standar prosedur pencairan dana dan laporan hasil pemeriksaan (LHP), baik dalam tata cara penarikan, maupun pertanggungjawaban keuangan yang sudah berjalan selama ini. Kegiatan ini dilakukan dua kali di Jakarta pada tanggal 3-5 Oktober 2016 dan 17-19 Oktober 2016, dengan peserta seluruh staf bagian Keuangan dan BMN.

2. Koordinasi Pengelolaan Keuangan di Lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa dalam rangka mendukung terwujudnya good governance

penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan. Hal ini mendasari Sekretariat Direktorat Jenderal melaksanakan pertemuan pengelola keuangan agar tata kelola keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan ini dilakukan satu kali di Bekasi Provinsi Jawa

Barat pada tanggal 13-15 Desember 2016 dengan peserta seluruh Pejabat Pembuat Komitmen, Bendahara Pengeluaran dan Staf Pengelola Keuangan di lingkungan Kantor Pusat Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

3. Pembinaan Perbendaharaan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Pembinaan Perbendaharaan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan serta profesionalitas SDM Pengelola keuangan sehingga menghasilkan proses pengelolaan keuangan yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

Melalui pembinaan perbendaharaan ini diharapkan Satker di lingkungan Ditjen Farmalkes baik Satker Pusat maupun Satker Daerah (DK-07) di masing-masing wilayah dapat terus meningkatkan sinergisitas dan harmonisasi, sehingga dapat mempertahankan WTP di tahun-tahun yang akan datang. Kegiatan ini dilakukan satu kali di Bekasi Provinsi Jawa Barat pada tanggal 24-27 Mei 2016 dengan peserta seluruh Pejabat Pembuat Komitmen, Bendahara Pengeluaran, Kepala Seksi/Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan Staf Pengelola Keuangan pusat dan daerah di lingkungan Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

4. Konsolidasi Pusat dan Daerah dalam rangka Penyusunan Laporan Keuangan SAI (SAIBA dan SIMAK BMN) Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Dalam penyusunan laporan keuangan, diperlukan adanya konsolidasi data laporan keuangan antara pusat dan daerah agar laporan yang dihasilkan menjadi transparan dan akuntabel. Kegiatan yang dilaksanakan dengan metode memberikan penjelasan tentang laporan keuangan meliputi pelaporan pelaksanaan anggaran yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) kepada seluruh peserta satker 07 dalam rangka penyusunan laporan keuangan dalam menyusun Akuntabilitas Kinerja Unit Akuntansi Instansi (UAI).

Gambar 4. Sambutan Irjen, Bpk. Drs. Purwadi, Apt., MM., ME. Bersama Sesditjen Farmalkes, Ibu Dr. Dra. Agusdini Banun S., Apt., MARS dalam Pertemuan Konsolidasi Pusat dan Daerah dalam rangka Penyusunan Laporan Keuangan SAI (SAIBA dan SIMAK BMN) Ditjen

Pelaksanaan Konsolidasi dengan metode reviu oleh Tim Inspektorat Jenderal dan Tim Biro Keuangan dan BMN. Kegiatan ini dilakukan di dua kali di Bekasi Provinsi Jawa Barat pada tanggal 21-24 Januari 2016 dan 18-21 Juli 2016 dengan peserta seluruh Petugas SAIBA dan Petugas SIMAK-BMN baik pusat dan daerah di lingkungan Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

5. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Anggaran

Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban keuangan sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Keuangan Negara dan Keputusan Presiden, Peraturan Menteri Keuangan, dan peraturan-peraturan lain yang terkait dengan pelaksanaan anggaran, maka perlu dibuat Penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Anggaran yang mengatur pelaksanaan anggaran khususnya di lingkungan Ditjen Farmalkes. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Anggaran dibuat agar dijadikan acuan/pedoman dalam pelaksanaan anggaran dengan memberikan informasi yang update tentang pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran. Hasil dari penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Anggaran akan disosialisasikan dengan mengundang Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Bendahara, Staf yang terkait pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran di lingkungan Ditjen Farmalkes. Sosialisasi tersebut bertujuan untuk memberikan pembekalan dan keseragaman pemahaman agar pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Penyusunan Draft Tahun 2016 dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 12-14 Februari 2016, Sosialisasi Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2016 dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 7-9 April 2016 dan untuk petunjuk pelaksanaan anggaran tahun 2017 telah tersusun draft untuk di kemudian disempurnakan pada tahun 2017 sebagai bahan yang akan disempurnakan tahun anggaran 2017.

6. Penyusunan Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Akuntabilitas dari laporan keuangan instansi pemerintah menjadi hal yang sangat penting dalam berjalannya instansi tersebut. Pertanggungjawaban keuangan terhadap anggaran yang diterima diharapkan dapat dilaporkan dengan baik sehingga laporan tersebut menjadi akuntabel. Penyusunan Laporan Keuangan Sekretariat Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2015 dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 10-13 Maret 2016 dan 10-13 OKtober 2016, sedangkan Penyusunan Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2015 dilaksanakan di Bekasi Jawa Barat pada tanggal 25-28 Januari 2016 dan 3-6 November 2016 penyusunan Laporan Keuangan tersebut terdiri dari penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan

laporan ini menjadi bahan utama yang digunakan dalam pemeriksaan baik audit internal maupun audit eksternal.

7. Penyusunan Laporan Verifikasi Pertanggungjawaban Keuangan di Lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Laporan verifikasi pertanggungjawaban Keuangan disusun untuk menyajikan Laporan Pertanggungjawaban Direktorat Kefarmasian dan Alat Kesehatan berupa pertanggungjawaban Keuangan dalam penyusunan Akuntabilitas Kinerja Unit Akuntansi Instansi (UAI) sehingga laporan pertanggungjawaban keuangan dapat tersaji dengan cepat, transparansi, akurat, lengkap dan tepat waktu. Kegiatan ini dilakukan empat kali di Jakarta pada tanggal 1-3 Juni 2016 dan 22-24 Agustus 2016 dan di Bogor Provinsi Jawa Barat pada tanggal 14-16 Maret 2016 dan 22-24 September 2016 dengan peserta seluruh staf bagian Keuangan dan BMN.

8. Pertemuan RPK, RPD, dan RUP Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun Anggaran 2016

Keharmonisan dan sinkronisasi antara pelaksanaan kegiatan dan pengaturan penarikan dana mutlak dibutuhkan demi kelancaran pelaksanaan kegiatan di Lingkungan Ditjen Farmalkes. Melalui penyusunan RPK, RPD dan RUP diharapkan menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan dan memudahkan merealisasikan kegiatan, sehingga penyerapan anggaran akan lebih tepat waktu dan tepat sasaran. Kegiatan RPK dan RPD dilakukan dua kali di Jakarta pada tanggal 14-16 Januari 2016 dan 25-27 Januari 2016 dengan peserta pejabat struktural di lingkungan Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Kegiatan RUP di laksanakan di Jakarta pada tanggal 18-20 Januari 2016 dan 1-3 Agustus 2016 dengan peserta Kasubag TU dan petugas pengadaan di lingkungan Kantor Pusat Ditjen Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

9. Updating Perencanaan Kas

Updating data Perencanaan kas adalah dengan menyesuaikan jadwal pelaksanaan kegiatan dan Perkiraan Penarikan Dana dengan realisasi dan perubahan kondisi di lapangan yang diperkirakan mengubah Perkiraan Penarikan Dana. Perkiraan Penarikan Dana menggunakan Aplikasi Forecasting Satker (AFS) bertujuan agar terjaminnya ketersediaan dana dalam rangka pencapaian target program. Ditinjau dari aspek penganggaran, perencanaan kas merupakan suatu bagian penting dalam upaya percepatan penyerapan anggaran karena dengan adanya perencanaan kas yang baik akan memastikan tersedianya

terhambatnya suatu kegiatan akibat dari tersedianya dana. Updating data perencanaan kas bertujuan untuk memperkirakan aliran kas Satuan Kerja Sekretariat Ditjen Farmalkes dengan melakukan penyesuaian jumlah ketersediaan dana yang disebabkan pergeseran waktu pelaksanaan kegiatan. Kegiatan dilakukan empat kali di Jakarta pada tanggal 7-9 Maret 2016, 22-24 Juli 2016, 8-10 September 2016 dan 20-22 Oktober 2016 dengan peserta staf pengelola kegiatan di Sekretariat Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

10. Penataan Berkas dan Tata Kearsipan Dinamis di Lingkungan Setditjen Farmalkes Penataan kearsipan menjadi salah satu kunci dalam manajemen perkantoran yang baik. Arsip yang dikelola dengan baik, dapat disimpan dengan efisien, disimpan sesuai tata urutan dan subyeknya, dan dapat dicari dengan mudah dan cepat bila dibutuhkan. Kegiatan Penataan Berkas dan Tata Kearsipan Dinamis di Lingkungan Setditjen Farmalkes tahun 2016 meliputi pengklasifikasian, pemberkasan dan penyimpanan berkas dan arsip, dan dapat meningkatkan kemampuan pegawai dalam penataan berkas dan arsip di lingkungan Setditjen Farmalkes sehingga arsip dapat disimpan secara efisien dan mudah ditemukan kembali apabila dibutuhkan.

11. Pembahasan dan Penilaian DUPAK Jabatan Fungsional Apoteker dan Asisten Apoteker dan Evaluasi Hasil Penilaian dan Pembahasan DUPAK Jabatan Fungsional Apoteker dan Asisten Apoteker serta Bimbingan Teknis Jabatan Fungsional Apoteker dan Asisten Apoteker

Jabatan Fungsional Apoteker dan Asisten Apoteker adalah 2 jabatan fungsional kesehatan dari 28 total jabatan fungsional bidang Kesehatan, yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/07/Kep/M.PAN/4/2008 tentang Jabatan Fungsional Apoteker dan Angka Kreditnya, dan No. Per/08/Kep/M.PAN/4/2008 tentang Jabatan Fungsional Asisten Apoteker dan Angka Kreditnya adalah Apoteker dan Asisten Apoteker yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian pada unit pelayanan kesehatan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan nasional untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Dengan adanya jabatan fungsional Apoteker diharapkan penyelenggaran pelayanan kefarmasian dapat dilaksanakan oleh tenaga profesional yang mempunyai

Penilaian yang dilakukan oleh tim Penilai Apoteker Utama dan Tim Penilai Apoteker Pertama sampai dengan Apoteker Madya dan Asisten Apoteker, dengan melakukan penelaahan teknis dan penilaian angka kredit secara berkala dan pada bulan November telah dilakukan evaluasi Hasil Penilaian dan Pembahasan Dokumen Usulan Penilaian Angka Kredit (DUPAK) tahun 2016 dengan output jumlah PAK yang diselesaikan tepat waktu dan diluar tepat waktu, dan menginventaris DUPAK yang belum terselesaikan.

Selain upaya diatas, untuk menyelesaikan pelayanan penilaian angka kredit sesuai janji layanan akan didukung juga dengan aplikasi sistem PAK yang akan dibangun pada awal tahun 2017. Bimbingan teknis Jabatan Apoteker dan Asisten Apoteker di 39 Kabupaten/Kota merupakan kegiatan pembinaan langsung kepada pemangku khususnya dalam penjabaran butir-butir kegiatan dan penyusunan dokumen usulan PAK. Output yang diharapkan adalah kesamaan pemahaman butir kegiatan dan angka kreditnya, serta teknis penyusunan DUPAK bagi pemangku, tim penilai daerah dan pusat.

12. Penyusunan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) Bagi PNS

Kegiatan ini meliputi pengumpulan data kepegawaian dari semua satker di lingkungan Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan sampai dengan tanggal termutakhir, kemudian daftar tersebut diurutkan mengikuti kaidah-kaidah urutan kepangkatan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan 6 Satker Ditjen Kefarmasian dan Alkes menghasilkan informasi tentang pangkat, jabatan, umur, status, latar belakang pendidikan, keahlian yang dimiliki, pendidikan perjenjangan yang telah diikuti dan informasi lain mengenai seluruh pegawai negeri sipil. Sehingga dapat dipergunakan oleh pimpinan dalam pembuatan kebijakan dan keputusan lebih lanjut terkait dengan pembinaan karir pegawai.

13. Penerbitan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)

Kegiatan ini merupakan layanan publik terkait Penerbitan STRA sesuai Permenkes RI Nomor 889/Menke/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Dalam tahun 2016, telah diterbitkan 5.482 STRA baru dan 15.671 STRA registrasi ulang dengan jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Penerbitan STRA @ Rp250.000, sampai 31 Desember 2016 sebanyak Rp5.751.250.000,00.

14. Inventarisasi, Labeling BMN dan Stock Opname Persediaan

Setiap BMN yang dimiliki Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan harus di identifikasi mengenai jenis, warna, tahun pembelian, sumber anggaran, dll. Setelah teridentifikasi maka selanjutnya seluruh BMN tersebut harus diinventarisasi secara berkala.

Pemberian label kode pada setiap BMN menjadi cukup penting mengingat dalam kode yang terdapat pada label dapat diketahui identitas dari BMN tersebut. Inventarisasi yang dilakukan secara rutin kemudian dapat dihitung sebagai persediaan.

15. Penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal dan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Pelaporan kinerja menjadi bagian yang penting dalam sistem manajemen organisasi kepemerintahan yang baik. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mendorong dan mengatur tata kelola seluruh unit kerja yang ada sehingga secara koordinatif dan sinergis bergerak menuju pencapaian visi dan misi organisasi. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya, pelaksanaan kebijakan, dan program dengan menyusun laporan akuntabilitas melalui proses penyusunan rencana strategis, rencana kinerja, dan pengukuran kinerja. Laporan Kinerja disusun dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pernerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan

Dokumen terkait