• Tidak ada hasil yang ditemukan

Realisasi Anggaran 2016

Bab III. Akuntabilitas Kinerja

B. Realisasi Anggaran 2016

Dilihat dari capaian masing-masing indikator, untuk tahun 2016 Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab unit organisasi.

Uraian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut: I. Indikator Rencana Kerja Pemerintah (Renstra)

8 |

Jumlah Kab/Kota yang melakukan Pelayanan Kesehatan Bergerak di

daerah Terpencil dan Sangat Terpencil B.1. INDIKATOR RENCANA KERJA PEMERINTAH (RENSTRA)

SASARAN STRATEGIS :

Meningkatnya akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan.

Dalam hal mendukung sasaran tersebut, Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer memiliki indikator kinerja yang masuk dalam Renstra Kementerian Kesehatan dan Indikator Kinerja yang merupakan Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer.

Indikator yang masuk ke dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan sebagai berikut :

1. INDIKATOR PERTAMA

Definisi Operasional :

Kabupaten/kota yang memiliki daerah Terpencil dan Sangat Terpencil yang melakukan atau mendapatkan PKB oleh Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak baik oleh Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak Provinsi, Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak Kabupaten maupun Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak Puskesmas.

Target :

Sesuai Renstra Kementerian Kesehatan 2015 – 2019, target indikator Jumlah kab/kota yang melakukan Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) di daerah terpencil dan sangat terpencil pada tahun 2015 adalah sebanyak 118 Kab/Kota.

9 |

Tabel 3: Target Indikator Jumlah kab/kota yang melakukan Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) di daerah terpencil dan sangat terpencil.

P

Pencapaian indikator tahun 2016 :

Jika dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan, maka realisasi tahun 2016 mencapai 127 kab/kota di 18 Provinsi dari 118 kab/kota yang ditergetkan (107,62%). Data capaian diperoleh dari kumulatif tahun sebelumnya. Apabila capaian tersebut dibandingkan dengan target akhir tahun Rencana Strategis (150 kab/kota), maka masih diperlukan upaya percepatan pencapaian indikator tersebut. Pencapaian tahun 2016 bila dibandingkan dengan tahun 2015 meningkat 91.34%. Sedangkan pencapaian tahun 2016 ini apabila dibandingkan dengan target tahun 2019 baru mencapai 84,67%, masih perlu upaya yang keras untuk mencapai target tahun 2019 tersebut.

Capaian kab/kota yang melakukan Pelayanan Kesehatan Bergerak tahun 2016 ditampilkan pada grafik berikut :

INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019

T R T R T T T

Jumlah kab/kota yang melakukan Pelayanan

Kesehatan Bergerak

(PKB) di daerah terpencil dan sangat terpencil

10 |

Rencana Tindak Lanjut:

1. Dinas Kesehatan Provinsi berkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam membentuk tim (dalam bentuk SK Tim Kabupaten) dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan bergerak

2. Mendorong dinkes provinsi untuk segera membuat jadwal pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan bergerak tahun 2017

3. Dinkes provinsi berkoordinasi dengan dinkes kab/kota untuk merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan bergerak tahun 2018

4. Karena keterbatasan dana pusat (APBN), diharapkan daerah menyiapkan dana dari APBD untuk mendukung kegiatan pelayanan kesehatan bergerak tahun 2017 dan 2018.

5. Menyusun instrumen monitoring & Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB),

Keuangan :

Total anggaran yang dialokasikan untuk mendukung Indikator Jumlah kab/kota yang melakukan Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) di daerah terpencil dan sangat terpencil adalah sebesar Rp. 1.912.405.000,- dan terdapat nilai blokir mandiri Rp.297.100.000,- sehingga anggaran yang dapat digunakan adalah

Rp.1.615.305.000,- dengan realisasi Rp. 1.382.861.916,- atau 85,61%.

Adapun kegiatan yang mendukung kegiatan pencapaian indikator Jumlah Jumlah kab/kota yang melakukan Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) di daerah terpencil dan sangat terpencil adalah sebagai berikut :

1). Dukungan Pada Program Prioritas Nasional (PKB)

 Sasaran Kegiatan:

Lintas sektor (Setditjen Tata Ruang Kemen Agraria dan Tata Ruang),, Pakar (dr. Sri Hastuti Nainggolan, MPH. Lintas Program (Dit. Kesga, Dit. Promkes, Dit. Survelans dan Karantina Kesehatan, Dit. Fasyankes, Dit. Rujukan, Dit. PKP. Ada 19 (sembilan belas) provinsi yang mendapatkan dana dekonsentrasi tahun 2016 (Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Babel, NTT, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Kaltara, Sulut, Sulsel, Sultra, Sulbar, Maluku, Malut, Papua dan Papua Barat)

11 |

 Output:

1. Usulan kegiatan Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) tahun 2016 dari provinsi.

2. Usulan kegiatan Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) tahun 2017 dari provinsi.

 Keuangan:

Kegiatan telah dilaksanakan dengan anggaran di gabung dengan kegiatan Dukungan Pada Program Prioritas Nasional (NS)

2). Dukungan Pada Program Prioritas Nasional (NS)

 Sasaran Kegiatan:

Lintas sektor (Setditjen Tata Ruang Kemen Agraria dan Tata Ruang), Pakar (dr. Sri Hastuti Nainggolan, MPH. Lintas Program), Dit. Surveilans dan Karantina Kesehatan, Dit. Fasyankes, Dit. Rujukan, Dit. PKP Peserta LP dan Lintas Sektor, Dit. Kesehatan Keluarga, Dit. Kesehatan Gizi, Dit. Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Dit. Kesling, Dit. P2PL, Dit. P2PTZ, Dit. P2 Tidak Menular, Dit. P2M Kes Jiwa dan Napza, Dit. Obat Publik, Dit. Yan Kefarmasian, Pusat P2JK, Pusat Penelitian & Pengembangan SD & Yankes, Pusdiknakes, PPSDM Kesehatan, Biro Ropeg, Dit. Jangmed, Dit. Rujukan, Dit. Mutu dan Akreditasi, Dit. Kesehatan Tradisional, PI Setditjen Kesehatan Masyarakat, Peserta daerah : Dinkes Provinsi (Kabid Yankes) yang mengusulkan tenaga kesehatan lewat program nusantara sehat tahun 2016.

12 |

 Output:

1. MoU antara Kementerian Kesehatan RI dengan Pemerintah Daerah tentang penempatan nusantara sehat based 3.

2. Sosialisasi Kebijakan Yankes Primer.

 Keuangan:

Kegiatan telah dilaksanakan dengan anggaran termasuk untuk kegiatan Dukungan Pada Program Prioritas Nasional (PKB) sebesar Rp. 669.140.000,- dengan realisasi Rp. 543.434,339,- atau 81,21% dari anggarannya. Kegiatan dukungan program prioritas nasional (PKB,NS) realisasinya tidak maksimal dikarenakan transport yang digunakan oleh peserta dibawah SBM.

3). Sosialisasi Program Prioritas Nasional (NS)

 Sasaran Kegiatan:

Peserta LP dan Lintas Sektor (Dit. Kesehatan Keluarga, Dit. Kesehatan Gizi, Dit. Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Dit. Kesling, Dit. P2PL, Dit. Surveilans & Karantina Kesehatan, Dit. P2PTZ, Dit. P2 Tidak Menular, Dit. P2M Kes Jiwa dan Napza, Dit. Obat Publik, Dit. Yan Kefarmasian, Pusat P2JK, Pusat Penelitian & Pengembangan SD & Yankes, Pusdiknakes, PPSDM Kesehatan, Biro Ropeg, Dit. Jangmed, Dit. Rujukan, Dit. Mutu dan Akreditasi, Dit. Kesehatan Tradisional, PI Setditjen Kesehatan Masyarakat), Peserta daerah : Dinkes Provinsi (Kabid Yankes) yang mengusulkan tenaga kesehatan lewat program nusantara sehat tahun 2016.

13 |

 Output:

1. MoU antara Kementerian Kesehatan RI dengan Pemerintah Daerah tentang penempatan nusantara sehat based 4 dan 5 Tahun 2016

2. Sosialisasi Kebijakan Yankes Primer 3. Evaluasi Tim NS Based 1 dan 2

 Keuangan:

Kegiatan telah dilaksanakan dengan total angggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.816.445.000,- dan terdapat nilai blokir mandiri Rp.227.400.000,- sehingga anggaran yang dapat digunakan adalah Rp. 589.045.000,- dengan realisasi Rp. 482.559.497,- atau 81,92%. Hal ini di karenakan transportasi peserta daerah lebih kecil dari SBM dan adanya peserta daerah yang tidak hadir, sehingga penyerapan kurang maksimal. Pertanggungjawaban kegiatan ini melalui sistem LS sehingga sisa dana yang sudah di LS kan tidak bisa digunakan kembali dan dianggap sudah terealisasi.

4). Pendampingan Kegiatan LP/LS dalam rangka peningkatan yankes primer di Puskesmas.

 Sasaran Kegiatan:

Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas.

 Output:

1. Pendampingan Pra Rakerkesda di Provinsi Aceh 2. Pendampingan Dirjen dalam rangka PIN 2016 di Aceh 3. Kunker Presiden ke Serge

4. Kunker Menkes di Mentawai

5. Pelaksnaaan Investigasi terpadu KLB DBD di Kab. Banyumas

14 |

6. Prarakeskesda ke DIY

7. Kunker Presiden ke Puskesmas Ciracas

8. Kunker Ibu Negara ke Provinsi Aceh, Sumut, Riau, Lampung, NTB, Padang, DIY tentang Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) 9. Kunker DPR ke NTB dan DIY

10. Pendampingan Keluarga Sehat ke Sumsel, Sumut, Jateng 11. Kunker Menkes ke Belu, Malaka, Rote Ndao

12. Pendampingan Mudik lebaran di DIY 13. Pendampingan Rakerkesda di Bengkulu

 Keuangan:

Kegiatan telah dilaksanakan dengan total angggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.426.820.000,- dan terdapat nilai blokir mandiri Rp.69.700.000,- sehingga anggaran yang dapat digunakan adalah Rp.357.120.000,- dengan realisasi Rp.356.868.080,- atau 99,99%.

15 |

Jumlah Puskesmas Non Rawat Inap dan Puskesmas Rawat Inap yang

memberikan pelayanan sesuai standar 2. INDIKATOR KEDUA

Sebagaimana uraian di atas, maka dalam pencapaian sasaran strategis yang menjadi indikator kedua adalah:

Definisi Operasional:

Jumlah Puskesmas Non Rawat Inap dan Puskesmas Rawat Inap yang memberikan pelayanan sesuai standar.

Target :

Sesuai renstra Kementerian Kesehatan 2015 – 2019, target indikator Jumlah Puskesmas Non Rawat Inap dan Puskesmas Rawat Inap yang memberikan pelayanan sesuai standar pada tahun 2015 adalah sebanyak 700 Puskesmas. Indikator ini merupakan salah satu indikator yang dipantau pada Rencana Aksi Janji Presiden Tahun 2015.

Tabel 4 Target Indikator Jumlah Puskesmas Non Rawat Inap dan Puskesmas Rawat Inap yang memberikan pelayanan sesuai standar

Pencapaian Indikator tahun 2016 :

Jika dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan, maka realisasi tahun 2016 mencapai 2.692 Puskesmas di 32 Provinsi dari 1.400 Puskesmas yang ditargetkan (192%). Data capaian diperoleh dari hasil monitoring evaluasi, laporan Provinsi/Kabupaten/Kota, pengisian instrumen pemantauan Puskesmas yang memberikan pelayanan sesuai standar oleh Puskesmas (self assesment), dan data Puskesmas yang sudah terakreditasi dari Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama per November 2016. Apabila capaian tersebut

INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019

T R T R T T T

Jumlah Puskesmas Non

Rawat Inap dan

Puskesmas Rawat Inap

yang memberikan

pelayanan sesuai standar

16 |

dibandingkan dengan target akhir tahun Rencana Strategis (6.000 Puskesmas), maka masih diperlukan upaya percepatan pencapaian indikator tersebut.. Pencapaian tahun 2016 bila dibandingkan dengan tahun 2015 meningkat 317,45%. Sedangkan pencapaian tahun 2016 ini apabila dibandingkan dengan target tahun 2019 baru mencapai 44,87%, masih perlu upaya yang keras untuk mencapai target tahun 2019 tersebut.

Capaian Jumlah Puskesmas Non Rawat Inap dan Puskesmas Rawat Inap yang memberikan pelayanan sesuai standar tahun 2016 ditampilkan pada grafik berikut :

Rencana Tindak Lanjut :

1. Umpan balik ke dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota terhadap hasil pemantauan Puskesmas yang memberikan pelayanan sesuai standar. 2. Mendorong dinkes provinsi dan dinkes kab/kota untuk menyusun

perencanaan pemanfaatan Dana Alokasi Khusus sesuai dengan kebutuhan sehingga secara bertahap seluruh Puskesmas di wilayah kerja dinkes memenuhi standar.

3. Monitoring evaluasi berkelanjutan terhadap hasil pemantauan Puskesmas yang memberikan pelayanan sesuai standar.

4. Berkoordinasi dengan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk sinkronisasi data Puskesmas.

5. Menyusun Buku Panduan Instrumen Pemantauan Puskesmas yang memberikan pelayanan sesuai standar.

17 |

Keuangan :

Total anggaran yang dialokasikan untuk mendukung Indikator Jumlah Puskesmas Non Rawat Inap dan Puskesmas Rawat Inap yang memberikan pelayanan sesuai standar adalah sebesar Rp. 5.616.616.000,- dan terdapat nilai blokir mandiri Rp.1.684.021.000,- sehingga anggaran yang dapat digunakan adalah Rp.3.932.595.000,- dengan realisasi Rp.3.642.605.272,- atau 92,63%.

Adapun kegiatan yang mendukung kegiatan pencapaian indikator Jumlah Puskesmas Non Rawat Inap dan Puskesmas Rawat Inap yang memberikan pelayanan sesuai standa adalah sebagai berikut :

1). Pertemuan Koordinasi LP/LS Yankes Puskesmas

 Sasaran Kegiatan:

Progran Lintas Program dan Lintas Sektor : Kemendagri, Konsultan: dr. Sri Hastuti Naonggolan, MPH, Popy Yuniar, SKM, MSc, dr. Octarina, dr. Solah Imari, MSc. DR. Dr. Trihono, MSc., drg. Tini Suryanti Suhandi, MKes. dr. Bambang Hartono, MPH.Dit. Kesehatan Keluarga, Dit. Kesehatan Gizi, Dit. Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Dit. Kesling, Dit. P2PL, Dit. Surveilans & Karantina Kesehatan, Dit. P2PTZ, Dit. P2 Tidak Menular, Dit. P2M Kes Jiwa dan Napza, Dit. Obat Publik, Dit. Yan Kefarmasian, Pusat P2JK, Pusat Penelitian & Pengembangan SD & Yankes, Pusdatin, Pusdiknakes, PPSDM Kesehatan, Biro Ropeg, Dit. Jangmed, Dit. Rujukan, Dit. Mutu dan Akreditasi, Dit. Kesehatan Tradisional, PI Setditjen Kesehatan Masyarakat.

 Output:

1. Diperoleh rekomendasi, komitmen LP/LS serta masukan teknis dari para pakar di bidang Yankes primer dalam mewujudkan tercapainya indikator Puskesmas yang memberikan pelayanan sesuai standar serta program prioritas lainnya di pelayanan kesehatan primer

2. Dukungan terhadap Pembiayaan Tim Nusantara Sehat

 Keuangan:

Kegiatan telah dilaksanakan dengan total angggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.522.050.000,- dan terdapat nilai blokir mandiri Rp.217.312.000,- sehingga anggaran yang dapat digunakan adalah Rp. 304.738.000,- dengan realisasi Rp. 296.308.020,- atau 97,23%.

18 |

2). Dukungan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

 Sasaran Kegiatan:

Progran Lintas Program/Lintas Sektor : Kemendagri, Konsultan: dr. Sri Hastuti Naonggolan, MPH, Popy Yuniar, SKM, MSc, dr. Octarina, dr. Solah Imari, MSc. DR. Dr. Trihono, MSc., drg. Tini Suryanti Suhandi, MKes. dr. Bambang Hartono, MPH.Dit. Kesehatan Keluarga, Dit. Kesehatan Gizi, Dit. Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Dit. Kesling, Dit. P2PL, Dit. Surveilans & Karantina Kesehatan, Dit. P2PTZ, Dit. P2 Tidak Menular, Dit. P2M Kes Jiwa dan Napza, Dit. Obat Publik, Dit. Yan Kefarmasian, Pusat P2JK, Pusat Penelitian & Pengembangan SD & Yankes, Pusdatin, Pusdiknakes, PPSDM Kesehatan, Biro Ropeg, Dit. Jangmed, Dit. Rujukan, Dit. Mutu dan Akreditasi, Dit. Kesehatan Tradisional, Dit. PKP, Subbag TU Dit. PKP dan Semua subdit di lingkungan dit. PKP. PI Setditjen Kesehatan Masyarakat, Daerah: Dinkes Prov. Sumut dan kabupaten yang masuk lokus keluarga sehat (Tapsel, Labuhan batu, Asahan, Deliserdang, Langkat, Nias Selatan, Serge, Batu Baru, Labuhan Batu Utara), Prov. Sumsel dan Kab. OKU, OKI, Muara Enim, Lahat, Prov. Lampung dan Kabupaten: Lampung Barat, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Utara, Tulang Bawang dan Kota Bandar Lampung, Dinkes Provinsi DKI Jakarta dan Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Dinkes Provinsi Banten dan Kabupaten : Pandegelang, Lebak, Tanggerang, Serang, Dinkes Prov. Jabar dan kabupaten: Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Cirebon, Majalengka, Indramayu, Karawang, Dinkes Provinsi Jateng dan Dinkes kabupaten : Cilacap, Banyumas, Banjarnegara, Grobogan, Pati, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Semarang, Dinkes Provinsi

19 |

Jawa Timur, dan Dinkes Kabupaten: Kediri, Malang, Jember, Pasuruan, Sidoardjo, Jombang, Nganjuk, Tuban, dan Kota Surabaya, Dinkes Prov. Sulsel dan Dinkes Kabupaten: Bulukumba, Jeneponto, Gowa, Wajo, Luwu, Toraja Utara.

 Output:

1. Terlaksananya kegiatan Program Keluarga Sehat pada daerah prioritas pertama di 9 provinsi, 64 kabupaten di 470 puskesmas.

2. Diperolehnya gambaran permasalahan kesehatan di setiap daerah prioritas tahap pertama

3. Cetakan Profil Keluarga Sehat

 Keuangan:

Kegiatan telah dilaksanakan dengan total angggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.807.250.000,- dan terdapat nilai blokir mandiri Rp.335.261.000,- sehingga anggaran yang dapat digunakan adalah Rp.471.989.000,- dengan realisasi Rp. 466.952.416,- atau 98,93%.

3). Workshop Penguatan Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas Berbasis SP2TP Update Tingkat Regional (2 Regional)

 Sasaran Kegiatan:

Progran Lintas Program/Lintas Sektor : Kemendagri, Konsultan: dr. Sri Hastuti Naonggolan, MPH, Popy Yuniar, SKM, MSc, dr. Octarina, dr. Solah Imari, MSc. Dit. Kesehatan Keluarga, Dit. Kesehatan Gizi, Dit. Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Dit. Kesling, Dit. P2PL, Dit. Surveilans & Karantina Kesehatan, Dit. P2PTZ, Dit. P2 Tidak Menular, Dit. P2M Kes Jiwa dan Napza, Dit. Obat Publik, Dit. Yan Kefarmasian, Pusat P2JK,

20 |

Pusat Penelitian & Pengembangan SD & Yankes, Pusdatin, Pusdiknakes, PPSDM Kesehatan, Biro Ropeg, Dit. Jangmed, Dit. Rujukan, Dit. Mutu dan Akreditasi, Dit. Kesehatan Tradisional, Dit. PKP, Subbag TU Dit. PKP dan Semua subdit di lingkungan dit. PKP. PI Setditjen Kesehatan Masyarakat, Daerah di 34 Provinsi (Yankes dan Perencanaan) dari masing-masing provinsi.

 Output:

1. Tersosialisasinya Sistem Informasi Puskesmas

2. Pemahaman dalam pencatatan dan pelaporan Sistem Informasi Puskesmas (SIP)

3. Pemahaman dalam pengelolaan dan pemanfaatan data sistem Informasi Puskesmas

4. Kesepakatan dan rencana tindak lanjut dalam mereplikasi kegiatan workshop di daerah masing-masing

 Keuangan:

Kegiatan telah dilaksanakan dengan total angggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.669.313.000,- dan terdapat nilai blokir mandiri Rp.46.037.000,- sehingga anggaran yang dapat digunakan adalah Rp.623.276.000,- dengan realisasi Rp. 528.417.900,- atau 84,78%.

Foto-foto kegiatan Workshop Penguatan Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas Berbasis SP2TP Update Tingkat Regional (2 Regional)

21 |

4). Workshop Penguatan Pembinaan Puskesmas Oleh Dinkes Provinsi dan Dinkes Kabupaten/Kota

 Sasaran Kegiatan:

Lintas Program Kemkes, Lintas Sektor Terkait, Dinkes Provinsi dan Kab/Kota terpilih, Organisasi Profesi, Akademisi, Asosiasi Dinas Kesehatan, Expert. Kemendagri, Asosiasi Dinas Kesehatan, Konsultan: dr. Sri Hastuti Naonggolan, MPH, Popy Yuniar, SKM, MSc, dr. Octarina, dr. Solah Imari, MSc. Akademisi: Dit. Kesehatan Keluarga, Dit. Kesehatan Gizi, Dit. Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Dit. Kesling, Dit. P2PL, Dit. Surveilans & Karantina Kesehatan, Dit. P2PTZ, Dit. P2 Tidak Menular, Dit. P2M Kes Jiwa dan Napza, Dit. Obat Publik, Dit. Yan Kefarmasian, Pusat P2JK, Pusat Penelitian & Pengembangan SD & Yankes, Pusdatin, Pusdiknakes, PPSDM Kesehatan, Biro Ropeg, Dit. Jangmed, Dit. Rujukan, Dit. Mutu dan Akreditasi, Dit. Kesehatan Tradisional, Dit. PKP, Subbag TU Dit. PKP dan Semua subdit di lingkungan dit. PKP. PI Setditjen Kesehatan Masyarakat, Daerah di 34 Provinsi (Yankes dan Perencanaan) dari masing-masing provinsi.

 Output:

Output yang diperoleh dari kegiatan Workshop Penguatan Pembinaan Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota yaitu : 1. Meningkatkan kemampuan Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB) di

dinas kesehatan dalam melakukan pembinaan secara terintegrasi dan berkesinambungan.

2. Memperkuat peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam membina kabupaten/kota, sehingga pada gilirannya Dinkes Kabupaten/Kota dapat melakukan pembinaan ke Puskesmas, sesuai tingkatan kewenangan masing-masing.

 Keuangan :

Kegiatan telah dilaksanakan dengan total angggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.1.073.650.000,- dan terdapat nilai blokir mandiri Rp.4.926.000,- sehingga anggaran yang dapat digunakan adalah Rp.1.068.724.000,- dengan realisasi Rp. 938.570.872,- atau 87,82%. Hal ini dikarenakan transport dari peserta daerah dibawah SBM dan ada peserta yang tidak hadir sehingga penyerapan anggaran tidak maksimal.

22 |

5). Pedoman Pelayanan Kesehatan di Puskesmas

 Sasaran Cetakan:

Semua Lintas Program, Lintas Sektor terkait, dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten dan Puskesmas.

 Output:

1. Permenkes 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 2. Permenkes 90 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil.

3. Buku 124 Puskesmas Prioritas Nasional Di Daerah Perbatasan Tahun 2015-2019

4. Profil Keluarga Sehat

5. Buku Panduan Instrumen Pemantauan Puskesmas Yang Memberikan Pelayanan Sesuai Standard

 Keuangan:

Kegiatan telah dilaksanakan dengan total angggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.357.850.000,- dengan realisasi Rp.342.605.000,- atau 95,74%.

23 |

7). Rapat Koordinasi Pusat Daerah (Rakontek) Yankes Primer

 Rapat Koordinasi Pusat Daerah (Rakontek) Yankes Primer hanya di gunakan untuk transport lokal saja, karena kegiatan yang lain di efisiensi.

 Keuangan :

Kegiatan telah dilaksanakan dengan total angggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.995.535.000,- dan terdapat nilai blokir mandiri Rp.995.085.000,- sehingga anggaran yang dapat digunakan adalah Rp.450.000,- dengan realisasi Rp.360.000,- atau 80% dari anggarannya. 8). Penyelenggaraan Penilaian FKTP Berprestasi dalam Rangka Hari Kesehatan

Nasional

 Sasaran Kegiatan: - Puskesmas perkotaan - Puskesmas pedesaan

- Puskesmas terpencil/sangat terpencil - Klinik Pratama

 Output:

Terpilihnya Puskesmas berprestasi tingkat nasional tahun 2016, 9 pemenang yang terdiri dari 3 Puskesmas untuk kategori perkotaan, 3 Puskesmas untuk kategori pedesaan, 3 Puskesmas untuk kategori terpencil/sangat terpencil dan 3 pemenang klinik pertama.

 Keuangan:

Kegiatan telah dilaksanakan dengan total angggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.1.190.968.000,- dan terdapat nilai blokir mandiri Rp.85.400.000,- sehingga anggaran yang dapat digunakan adalah Rp.1.105.568.000,- dengan realisasi Rp. 1.069.391.064,- atau 96,73%.

Seleksi kelengkapan administrasi

Seleksi kelengkapan administrasi Puskesmas kategori perkotaan

Seleksi kelengkapan administrasi Puskesmas kategori perkotaan

24 |

25 |

Penganugerahan FKTP Berprestasi Tahun 2016

Pemenang FKTP Berprestasi Kategori Puskesmas Pedesaan

Pemenang FKTP Berprestasi Kategori Puskesmas Perkotaan

Pemenang FKTP Berprestasi Kategori Puskesmas Terpencil / Sangat Terpencil

Pemenang FKTP Berprestasi Kategori Klinik Pratama

Foto bersama pimpinan Kemenkes dengan para pemenang FKTP Berprestasi dengan tim pakar

26 |

Jumlah Puskesmas yang telah bekerjasama melalui Dinkes dengan

UTD dan RS 3. INDIKATOR KETIGA

Sebagaimana uraian di atas, maka dalam pencapaian sasaran strategis yang menjadi indikator ketiga adalah:

Definisi Operasional :

Puskesmas yang telah bekerjasama melalui Dinas Kesehatan dengan Unit Transfusi Darah dan Rumah Sakit sesuai dengan Permenkes RI Nomor 92 Tahun 2015 dalam rangka rekrutmen dan seleksi donor guna persiapan penyediaan darah bagi ibu hamil, melahirkan dan nifas.

Target :

Sesuai renstra Kementerian Kesehatan 2015 – 2019, target indikator Jumlah Puskesmas yang telah bekerjasama melalui Dinkes dengan UTD dan RS tahun 2016 adalah 1600 Puskesmas

Tabel 5 Target Indikator Jumlah Puskesmas yang telah bekerjasama melalui Dinkes dengan UTD dan RS

INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019

T R T R T T T

Jumlah Puskesmas

yang telah bekerjasama melalui Dinkes dengan UTD dan RS

200 212 1600 1668 3000 4400 5600

Pencapaian indikator tahun 2016 :

Jika dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan, maka realisasi tahun 2016 mencapai 1668 Puskesmas di 79 kabupaten/kota di 10 Provinsi dari 1600 Puskesmas yang ditargetkan (104,25%). Data capaian diperoleh dari Dinas Kesehatan provinsi, Dinas Kesehatan kabupaten/kota, dan Unit Transfusi Darah. Apabila capaian tersebut dibandigkan dengan target akhir tahun rencana strategis (5600 Puskesmas), maka masih diperlukan upaya percepatan pencapaian indikator tersebut. Pencapaian tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2015 meningkat 786,79%. Sedangkan pencapaian tahun 2016 ini dibandingkan target tahun 2019 baru mencapai 29,79%.

27 |

Capaian Jumlah Puskesmas yang telah bekerjasama melalui Dinkes dengan UTD dan RS tahun 2016 ditampilkan pada grafik berikut :

Permasalahan:

Target jumlah Puskesmas yang telah bekerjasama telah tercapai, namun pelaksanaan program di Puskesmas tersebut belum semuanya dapat berjalan optimal karena petugas belum terlatih akibat adanya efisiensi anggaran untuk Pelatihan Pengelolaan Program Kerja Sama antara Puskesmas, UTD dan RS dalam Pelayanan Darah untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu.

Rencana Tindak Lanjut:

 Sosialisasi PMK No. 92 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program kerja Sama antara Puskesmas, UTD dan RS dalam pelayanan darah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu di seluruh provinsi dengan prioritas pada provinsi yang belum mempunyai puskesmas yang telah bekerjasama.

 Melakukan pelatihan Training of Trainer (ToT) pengelolaan program kerja sama antara Puskesmas, UTD dan RS dalam pelayanan darah untuk menurunkan angka kematian ibu untuk menambah jumlah trainer tingkat provinsi yang jumlahnya masih terbatas.

28 |

 Pelatihan pengelolaan program bagi tenaga kesehatan yang diprioritaskan bagi Puskesmas yang telah bekerjasama tetapi belum mendapatkan pelatihan tahun ini akan dianggarkan melalui dana Dekonsentrasi tahun 2017

Dokumen terkait