• Tidak ada hasil yang ditemukan

Realisasi Anggaran BPS Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2015

AKUNTABILITAS KINERJA

1. Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilaksanakan setiap Semester atau 2 kali pada bulan Maret dan September yaitu data yang disiapkan untuk menyusun indikator Kesejahteraan

3.5. Realisasi Anggaran BPS Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2015

Dalam uraian lain disajikan pula akuntabilitas keuangan yang menggambarkan realisasi anggaran serta kendala yang terjadi.

Tabel 5. Realisasi Anggaran BPS Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2015

No Program Pagu 2015

Realisasi s/d Desember 2015

(1) (2) (3) (5)

1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas-tugas Lainnya BPS

Rp. 3.855.023.000 Rp. 3.750.604.693 (97,69 %)

2 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPS

Rp. 662.880.000 Rp. 640.633.577 (96,76 %)

3 Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik

Pagu Awal

Self Blocking

Pagu Dikurang Self Blocking

Rp. 4.149.728.000 Rp. 1.072.779.000 Rp. 3.076.949.000 Rp. 2.936.855.740 (71,14 %) Rp. 2.936.855.740 (95,43 %) JUMLAH

Pagu dikurangi Self Blocking

Rp. 8.667.631.000 Rp. 7.594.852.000 Rp. 7.238.094.010 (84,91%) Rp. 7.238.094.010 (95,30 %)

Realisasi anggaran BPS Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2015 secara total berdasarkan penyerapan dan pagu anggaran hanya mencapai 84,91 persen. Hal tersebut karena dari jumlah pagu

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Tahun 2015 31 anggaran yang ada terdapat Rp. 1.072.779.000,- yang masuk dalam Self Blocking (anggaran yang tidak boleh digunakan karena penghematan anggaran berdasarkan kebijakan Kementerian Keuangan). Self Blocking tersebut di ambil dari Anggaran Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik, sehingga pagu anggaran sebenarnya dari program ini hanyalah sebesar Rp. 3.076.949.000,- dan realisasi anggaran yang terserap dari program ini adalah sebesar 95,43 persen.

Penyerapan anggaran tersebut diatas sangat mendukung pencapaian kinerja BPS Kabupaten KUtai Kartanegara hingga mampu mencapai 99,78 persen.

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Tahun 2015 32 BAB IV

PENUTUP

4.1 Tinjauan Umum

Akuntabilitas kinerja Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan perwujudan kewajiban BPS untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan/atau kegagalan pelaksanaan misi BPS dalam mencapai tujuan dan sasaran, merupakan penjabaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPS sebagaimana dituangkan dalam Rencana strategis tahun 2015 - 2019, yang terdiri dari 3 (tiga) program.

Pencapaian visi BPS sebagai Pelopor data statistik terpercaya untuk semua, dicerminkan dari keberhasilannya menyediakan data statistik yang obyective, up to date, reliable, complete, dan on time, serta user friendly. Data statistik BPS ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan jangka pendek, menengah dan jangka panjang bagi keperluan pemerintah, dunia swasta, dan masyarakat.

Hasil evaluasi atas pelaksanaan fungsi dan tugas BPS menyimpulkan bahwa secara umum pencapaian kinerja dan akuntabilitas BPS menunjukkan tingkat keberhasilan yang sangat nyata (significant results). Kesimpulan ini tercermin dari angka rata-rata pencapaian kinerja sasaran sebesar 99,78 persen selama tahun 2015. Tingkat pencapaian kinerja tersebut mengindikasikan bahwa pelaksanaan kegiatan yang dilakukan BPS telah sesuai program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana strategis dan sekaligus telah mampu memenuhi misi BPS.

4.2 Permasalahan dan Kendala Utama

Meskipun pelaksanaan program kegiatan sudah sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, namun masih ditemukan permasalahan yang memerlukan beberapa langkah perbaikan. Beberapa penyebab atau kendala yang mengakibatkan tidak tercapainya target sasaran dan tujuan yang ditetapkan, adalah:

a. Kebutuhan data dan informasi oleh berbagai konsumen data dirasakan semakin cepat (bulanan, triwulanan, semesteran) dan luas cakupannya. Pada beberapa data yang bersifat strategis, seperti : perkembangan kinerja ekonomi, tingkat pengangguran dan penyerapan tenaga kerja berbagai sektor kegiatan, tingkat kemiskinan, indeks pembangunan manusia serta jenis dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Tahun 2015 33 motif kriminilitas dan kerawanan sosial, dibutuhkan penyajian sedini mungkin dan mampu mencakup wilayah terkecil (small area statistics).

b. Terbatasnya waktu pengumpulan data dan faktor kesulitan lapangan untuk memperoleh data merupakan dampak dari perkembangan kehidupan sosial ekonomi di seluruh Indonesia pada akhir-akhir ini. Namun Hal tersebut tidak membuat patah semangat terhadap perolehan data dari lapangan untuk memenuhi pencapaian target yang telah disepakati . Khusus pada data usaha/perusahaan, seperti pada sektor konstruksi, pertambangan, dan sektor-sektor lainnya. Persentase pemasukan data dari lapangan masih belum memenuhi harapan selama tahun 2015. Kondisi demikian telah menjadi catatan penting pimpinan dan stakeholders BPS, Sampai dengan saat ini pemasukan data usaha/perusahaan semakin memprihatinkan sehingga diperlukan terobosan dan usaha yang serius untuk meningkatkan pemasukannya, dan ketepatan waktu penyajiannya.

Konsistensi data, baik antar data maupun antar waktu, masih banyak dianggap oleh sebagian konsumen data BPS perlu lebih diperhatikan. Temuan lapangan oleh pihak pengguna data dan pengamatan serta analisis data oleh mereka penting untuk disikapi secara profesional oleh BPS dan jajarannya sampai tingkat daerah, termasuk alasan dan pejelasannya.

c. Cepatnya perkembangan teknologi informasi di luar (external factor) masih belum diimbangi dengan ketersediaan SDM yang berkualitas sehingga selalu tertinggal untuk dapat menyesuaikan adanya perkembangan teknologi tersebut

d. Masih terbatasnya sarana pengolahan dan software untuk mempercepat proses pengolahan dan penyajian data statistik yang semakin beragam dan meningkat intensitasnya.

e. Dengan adanya perkembangan iklim kenegaraan kita dari masa sentralisasi menjadi desentralisasi, otonomi dan keterbukaan, tingkat kesadaran masyarakat umum terhadap kegiatan statistik relatif semakin rendah, sehingga akan mempengaruhi kelancaran pelaksanaan kegiatan statistik secara keseluruhan. Misalnya kurang adanya sikap kooperatif dari responden dalam memberikan informasi yang dibutuhkan terutama pada perusahaan-perusahaan yang berskala besar.

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Tahun 2015 34 a. Mengoptimalkan sumber daya manusia dengan melakukan peningkatan kemampuan staf

dengan mengikutkan pada pelatihan dan seminar. Disamping itu perlu memberi kesempatan tugas belajar pada jalur formal seperti melanjutkan pendidikan jenjang S1, S2 dan S3 guna peningkatan mutu.

b. Menambah dan melakukan perbaikan sarana dan prasarana, agar dapat dicapai hasil yang lebih optimal.

c. Menyempurnakan mekanisme pengajuan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Rencana Kerja Fisik (RKF), antara lain melakukan pembahasan substansial secara intern di tingkat eselon II sehingga di tingkat eselon I sudah dapat disusun RKA berdasarkan prioritas, urgensi, dan pembiayaan.

d. Mempercepat pencairan anggaran agar tepat waktu sehingga tidak menghambat kegiatan-kegiatan statistik.

e. Mengoptimalkan kualitas pelayanan kepada konsumen, antara lain melakukan sinkronisasi dan ketepatan waktu dari setiap unit kerja terkait sebagai produsen data dan publikasi.

Meningkatkan mutu dan kuantitas pemasyarakatan informasi statistik, agar informasi statistik yang dihasilkan dapat lebih menyeluruh, lengkap dan akurat sehingga tepat untuk dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan penting.

35

Lampiran 1.

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK

Dokumen terkait