AKUNTABILITAS KINERJABAB III
NO. PERMASALAHAN SOLUSI
III.3 REALISASI ANGGARAN
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung pada Tahun Anggaran 2017 mendapat pagu anggaran untuk Rp.35.860.072.445,- (Tiga Puluh
Lima Milyar Depalan Ratus Enam Puluh Juta Tujuh Puluh Dua Ribu Empat Ratus Empat Puluh Lima Rupiah) dengan prosentase realisasi sebesar (77,28%).
Anggaran belanja langsung tersebut terdiri dari belanja rutin Perangkat Daerah sebesar Rp.3.634.090.219,- (Tiga Milyar Enam Ratus Tiga Puluh Empat Juta
Sembilan Puluh Ribu Dua Ratus Sembilan Belas) dan anggaran belanja program
sebesar Rp.32.225.982.226,- (Tiga Puluh Dua Milyar Dua Ratus Dua Puluh Lima
Juta Sembilan Ratus Delapan Puluh Dua Ribu Dua Ratus Dua Puluh Enam Rupiah), dari jumlah anggaran teresbut terdapat anggaran kegiatan yang
bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sebesar Rp.470.000.000,- (Empat Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah). Adapun rincian pagu anggaran dan realisasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian pada tahun anggaran 2017 dapat dilihat pada Tabel Realisasi Keuangan ini :
Tabel 3.16
Realisasi Anggaran Tahun 2017
No. NAMA KEGIATAN/JENIS BELANJA ANGGARAN (Rp)
REALISASI
(Rp) %
I. BELANJA LANGSUNG
1 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 2.276.913.469,00 2.014.614.735,00 88,48
1.1 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber
Daya Air dan Listrik 75.000.000,00 21.712.364,00 28,95
1.2 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 120.000.000,00 110.071.000,00 91,73 1.3 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja 25.000.000,00 20.387.600,00 81,55 1.4 Penyediaan Alat Tulis Kantor 90.000.000,00 89.874.600,00 99,86 1.5 Penyediaan Barang Cetakan dan
Penggandaan 157.198.469,00 154.679.000,00 98,40
1.6 Penyediaan Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan Bangunan Kantor 6.500.000,00 6.500.000,00 100,00 1.7 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan
Kantor 450.000.000,00 434.165.760,00 96,48
1.8 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan
Perundang-undangan 17.875.000,00 17.875.000,00 100,00
No. NAMA KEGIATAN/JENIS BELANJA ANGGARAN (Rp)
REALISASI
(Rp) %
1.10 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke
Luar Daerah 100.000.000,00 99.885.611,00 99,89
1.11 Penyediaan Tenaga Pendukung
Administrasi Teknis dan Perkantoran 765.700.000,00 674.340.000,00 88,07 1.12 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke
Dalam Daerah 50.000.000,00 43.145.000,00 86,29
2 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 940.850.000,00 612.073.627,00 65,06
2.2 Pengadaan kendaraan dinas / operasional 220.000.000,00 192.770.000,00 87,62
2.3 Pemeliharaan Rutin/Berkala gedung kantor 350.000.000,00 119.531.500,00 34,15
2.4 Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan
dinas / operasional 250.000.000,00 193.523.127,00 77,41
2.5 Rehabilitasi sedang / berat rumah gedung
kantor 120.850.000,00 106.249.000,00 87,92
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 322.776.750,00 321.946.450,00 99,74
3.1 Pengadaan Pakaian Dinas beserta
Perlengkapannya 110.408.500,00 110.078.600,00 99,70
3.2 Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan 102.540.000,00 102.221.000,00 99,69
3.3 Pengadaan pakaian khusus hari-hari
tertentu 109.828.250,00 109.646.850,00 99,83
4 Program peningkatan kapasitas sumber
daya aparatur 15.000.000,00 6.045.000,00 40,30
4.1 Sosialisasi peraturan perundang-undangan 15.000.000,00 6.045.000,00 40,30
5
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
78.550.000,00 68.823.000,00 87,62
5.1 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan
Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD 50.000.000,00 43.100.000,00 86,20 5.2 Penyusunan Laporan Keuangan
semesteran 6.500.000,00 6.249.000,00 96,14
5.3 Penyusunan Pelaporan Prognosis
Realisasi Anggaran 5.800.000,00 3.624.000,00 62,48
5.4 Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir
Tahun 6.500.000,00 6.500.000,00 100,00
5.5 Penyusunan Administrasi Kepegawaian
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
No. NAMA KEGIATAN/JENIS BELANJA ANGGARAN (Rp)
REALISASI
(Rp) %
PERDAGANGAN
9 Program Perlindungan Konsumen dan
Pengamanan Perdagangan 854.218.000,00 803.867.625,00 94,11
9.1 Operasional dan pengembangan UPT
kemetrologian daerah 704.218.000,00 657.155.625,00 93,32
9.2
Pengumpulan Informasi Hasil Tembakau yang Dilekati Pita Cukai di Peredaran atau Tempat Penjualan Eceran ( DBHCHT )
150.000.000,00 146.712.000,00 97,81
10 Program Peningkatan dan
Pengembangan Ekspor 205.000.000,00 204.670.000,00 99,84
10.1 Pelatihan Ekspor bagi IKM, UMKM dan
Koperasi 60.000.000,00 59.730.000,00 99,55
10.2 Koordinasi program pengembangan ekspor
dengan instansi terkait/asosiasi/pengusaha 55.000.000,00 55.000.000,00 100,00
10.3 Sosialisasi kebijakan penyederhanaan
prosedur dan dokumen eksport dan import 30.000.000,00 30.000.000,00 100,00
10.4 Pengembangan data base informasi
potensi unggulan 60.000.000,00 59.940.000,00 99,90
11 Program Peningkatan Efisiensi
Perdagangan Dalam Negeri 25.309.709.226,00 18.202.133.987,00 71,92
11.1 Penyempurnaan perangkat peraturan,
kebijakan dan pelaksanaan operasional 80.000.000,00 79.203.637,00 99,00 11.2 Kemudahan perijinan pengembangan
usaha 80.000.000,00 56.860.000,00 71,08
11.3 Pengembangan pasar dan distribusi
barang/produk 24.439.709.226,00 17.364.453.850,00 71,05
11.4 Pengembangan kelembagaan kerjasama
kemitraan 200.000.000,00 198.938.000,00 99,47
11.5 Peningkatan sistem dan jaringan informasi
perdagangan 350.000.000,00 348.599.500,00 99,60
11.6 Sosialisasi peningkatan penggunaan
produk dalam negeri 60.000.000,00 60.000.000,00 100,00
11.7 Pengembangan Distribusi dan Promosi
Barang/produk 100.000.000,00 94.079.000,00 94,08
12 Program Pembinaan Pedagang Kakilima
dan Asongan 454.000.000,00 332.682.500,00 73,28
12.1 Penyuluhan peningkatan disiplin pedagang
No. NAMA KEGIATAN/JENIS BELANJA ANGGARAN (Rp)
REALISASI
(Rp) %
12.2 Penataan tempat berusaha bagi pedagang
kakilima dan asongan 125.000.000,00 18.210.000,00 14,57
23.3 Pengawasan mutu dagangan pedagang
kakilima dan asongan 80.000.000,00 72.874.500,00 91,09
INDUSTRI
13 Program Peningkatan Kapasitas Iptek
Sistim Produksi 2.340.000.000,00 2.199.112.420,00 93,98
13.1 Pengembangan sistem inovasi teknologi
industri 215.000.000,00 210.460.000,00 97,89
13.2 Penguatan kemampuan industri berbasis
teknologi 315.000.000,00 289.323.000,00 91,85
13.3 Pengembangan industri kreatif berbasis
fashion 1.037.000.000,00 963.088.745,00 92,87
13.4 Pengembangan industri kreatif berbasis
kerajinan 668.000.000,00 659.882.675,00 98,78
13.6 Pemberian merek bagi IKM Tekstil dan
Produk Tekstil 75.000.000,00 46.459.150,00 61,95
13.7 Sosialisasi Merek bagi IKM Tekstil dan
Produk Tekstil 30.000.000,00 29.898.850,00 99,66
14 Program Pengembangan Industri Kecil
dan Menengah 798.000.000,00 752.822.611,00 94,34
14.1 Pembinaan Industri Kecil dan Menengah
dalam memperkuat jaringan klaster industri 478.000.000,00 446.042.700,00 93,31
14.3
Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia pada Usaha Industri Hasil Tembakau Skala Kecil ( DBHCHT )
320.000.000,00 306.779.911,00 95,87
15 Program Peningkatan Kemampuan
Teknologi Industri 2.102.250.000,00 2.051.523.661,00 97,59
15.1 Pembinaan kemampuan teknologi industri 1.072.000.000,00 1.053.927.024,00 98,31
15.2 Pengembangan dan pelayanan teknologi
industri 670.000.000,00 641.072.000,00 95,68
15.3 Perluasan penerapan standar produk
industri manufaktur 50.000.000,00 50.000.000,00 100,00
15.4 Peningkatan Kemampuan Teknologi
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
No. NAMA KEGIATAN/JENIS BELANJA ANGGARAN (Rp)
REALISASI
(Rp) %
ENERGI
05.17
Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan
162.805.000,00 142.008.265,00 87,23
Monitoring evaluasi dan pelaporan panas
bumi 162.805.000,00 142.008.265,00 87,23
JUMLAH BELANJA LANGSUNG 35.860.072.445,00 27.712.323.881,00 77,28
Melihat data tabel diatas pada tahun 2017 Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabpaten Bandung memiliki anggaran sebesar Rp. 35.860.072.455,00,- (Tiga Puluh Lima
Milyar Delapan Ratus Enam Puluh Juta Tujuh Puluh Dua Ribu Emat Ratus Empat Puluh Empat Rupiah) yang terealisasi sebesar Rp. 27.721.323.881,00,- (Dua Puluh Tujuh Milyar Dua Belas Juta Rupiah Tiga Ratus Tiga uluh Dua Ribu Delapan Ratus Depaln Puluh Satu Rupiah) dengan persentase sebesar 77,28%. Capaian realiasi yang kurang dari 80%
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya :
1. Kegiatan Pengembangan pasar dan distribusi barang/produk terdapat anggaran sebesar Rp. 12.531.750.000,00,- untuk pembelian lahan Pasar Soreang blok A dengan luas 4.250 m2 dan blok B dengan luas 3.345 m2 tidak dapat terealisasi secara keseluruhan dikarenakan pada blok B dengan luas 3.345 m2 terdapat 4 bangunan hanya 2 bangunan yang bersedia untuk dijual dengan kesepakatan harga yang telah ditetapkan melalui appraisal. Sedangkan 2 bangunan lagi tidak menemukan kesepakatan sehingga tidak dapat dibebaskan lahan dan bangunanya.
2. Pada program peningkatan sarana dan prasarana aparatur persentase realisasi angggaranya hanya mencapai 65,06% dikarenakan pada kegiatan pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor anggaran untuk pemeliharaan kantor UPT Kemetrologian tidak dapat direalisasikan dikarenakan asset gedung kantor UPT Kemetrologian belum diserahkan di Provinsi Jawa Barat ke Pemerintah Kabupaten Bandung sampai saat ini, padahal berdasarkan peraturan seharusnya harus segera diserahkan, mengingat kewenangan urusan kemetrologian berdasarkan Undang-undang No 23 Tahun 2014 kewenangan kemetrologian diserahkan dari pemerintah Provinsi ke Kabupaten/Kota.
IV.I. KESIMPULAN
Pengukuran dan evaluasi kinerja terhadap program dan kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sangat diperlukan, hal ini guna mengetahui tingkat keberhasilan yang telah dicapai dan sekaligus memberikan laporan pertanggungjawaban terhadap publik pada umumnya dan kepada pimpinan pada khususnya.
Berdasarkan pengukuran pencapaian kinerja sasaran dan kinerja kegiatan yang telah dilakukan, bahwa Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung sudah berupaya dengan optimal dan telah dapat berhasil melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Terlihat dari prosentase tingkat pencapaian target sasaran dengan nilai antara 80% sampai dengan 100 %.
Gambar 4.1 LaporanCapaian Kinerja
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan dan pencapaian kinerja sasaran dan kinerja kegiatan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung yang dihadapi antara lain adalah :
PENUTUP
BAB IV
1. Kegiatan usaha industri kecil pada umumnya masih menggunakan teknologi yang relatif sederhana sehingga produk yang dihasilkan masih belum dapat bersaing dengan produk dari luar negeri;
2. High Cost Economic yang disebabkan oleh regulasi yang kurang menguntungkan Industri Dalam Negeri seperti ketidakpastian hukum, pungli dan pajak ekspor.
3. Infrastruktur belum memadai, kenaikan Upah Buruh (UMK), kenaikan TDL, dan ketidak pastian pasokan energi;
4. Masih rendahnya kesadaran para pelaku usaha di bidang tertib hukum dan tertib niaga, sehingga masih sering terjadi pelanggaran dilapangan terutama dalam hal tertib ukur, penjulan produk illegal dan produk olahan makanan yang membahayakan kesehatan;
5. Masih lemahnya pengawasan dan pengendalian produk impor serta safeguard yang jarang digunakan;
6. Pola pikir konsumen yang lebih cederung ke produk impor; 7. Masih kurangnya diversifikasi tujuan ekspor;
8. Kurangnya Ketersediaan akses data produk dan negara tujuan ekspor; 9. Stabilitas harga bahan pokok dan panjangnya rantai distribusi;
10. Masih rendahnya tingkat kesadaran para pedagang kaki lima di bidang ketertiban, kebersihan dan retribusi;
11. Kurang tersedianya lokasi penampungan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang strategis dan refresentatif;
12. Permasalahan lain yang dihadapi usaha kecil, yaitu adanya liberalisasi perdagangan, seperti pemberlakuan ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) yang secara efektif telah berlaku tahun 2010. Kondisi ini akan lebih berat dihadapi UMKM Indonesia pada saat diberlakukannya ASEAN
Community (MEA). Oleh karena itu, dalam upaya memperkuat UMKM
sebagai fundamental ekonomi nasional, perlu kiranya diciptakan iklim investasi domestik yang kondusif dalam upaya penguatan pasar dalam negeri agar UMKM dapat menjadi penyangga (buffer) perekonomian nasional.
Langkah-langkah kedepan yang harus dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung dalam upaya memperbaiki kinerja dan menghadapi tantangan ke depan, antara lain :
1. Pembangunan industri-industri pendukung yang mengolah bahan baku dalam kuantitas, kualitas dan harga yang bersaing.
2. Memacu pertumbuhan industri yang menggunakan bahan baku lokal guna menekan impor dan mencegah defisit neraca perdagangan serta bersinergi dengan semua stakeholders dalam menyukseskan program hilirisasi industri yang tengah diupayakan pemerintah utamanya produk agro.
3. Melakukan pembinaan dan pengembangan Industri Kecil dan Menengah secara berkelanjutan.
4. Menyelesaikan segera permasalahan yang menghambat daya saing industri manufaktur seperti infrastruktur, regulasi yang membuat high cost economic, Upah Buruh, kenaikan TDL, dll.
5. Membuat standarisasi/SNI diberlakukan dengan ketat/law enforcement harus ditegakkan serta Perusahaan yang tingkat kandungan dalam negerinya tinggi harus diberi apresiasi/insentif;
6. Ketersediaan informasi dan kebijakan impor yang kondusif dalam rangka pengendalian impor serta memperketat pengawasan impor di Kabupaten Bandung.
Dengan tersusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung ini, diharapkan dapat memberikan gambaran Kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung kepada pihak-pihak terkait baik sebagai stakeholders ataupun pihak lain yang telah mengambil bagian dengan berpartisipasi aktif untuk membangun Kabupaten Bandung.