• Tidak ada hasil yang ditemukan

REALISASI PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM

Pembangunan Kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai UUD 1945 dan Undang-Undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. SPM Bidang Kesehatan disusun dengan prinsip-prinsip yaitu :

1.) Diterapkan pada urusan wajib,

2.) Diberlakukan untuk seluruh Daerah Kabupaten/Kota,

3.) Menjamin akses masyarakat mendapat pelayanan dasar tanpa mengorbankan mutu dan mempunyai dampak luas pada masyarakat,

4.) Merupakan pelayanan yang langsung dirasakan masyarakat,

5.) Merupakan prioritas tinggi bagi Pemerintah Daerah karena melindungi hak-hak konstitusional perorangan dan masyarakat,

6.) Berorientasi pada output yang langsung diarasakan masyarakat, 7.) Dilaksanakan secara terus-menerus, terukur dan dapat dikerjakan.

Dengan melaksanakan SPM, maka basis untuk kesejahteraan masyarakat dapat terbangun setidaknya bila semua sasaran minimal dapat terwujud. Di setiap unit kerja di daerah (SKPD, DINAS atau Kantor) dalam menjalankan fungsi dan tugas-tugasnya sudah diberikan koridor berupa TUPOKSI (tugas Pokok dan Fungsi) yang menggambarkan cakupan kegiatan yang harus dijalankan dengan pendanaan yang tertuang dalam APBD. Tidak semua program kegiatan menjadi kegiatan pelayanan yang termasuk dalam SPM.Hanya beberapa kegiatan pokok saja yang merupakan pelayanan dasar yang wajib diberikan sesuai fungsi dan tugas pokoknya dari cakupan kegiatan masing-masing Unit Kerja.

Berikut disampaikan capaian SPM kabupaten Kutai Kartanegara : 1. Pelayanan kesehatan ibu hamil Tahun 2020

No Kab/kota Target Realisasi (%) 1 Kutai Kartanegara 12.187 11.598 95,17

Permasalahan /Hambatan :

a. Masih ada ibu yang tidak kontak ANC dari TW-1

b. Belum terlayani ANC ibu hamil dengan pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan c. Mobilisasi ibu hamil untuk kontak ANC di beberapa tempat dengan tidak terlacak

dipencatatan kohort

d. Tidak adanya kunjungan bimbingan teknis untuk pemamtauan dan pembinaan langsung

e. Kondisi pandemic sehingg dibeberapa zona merah tidak dianjurkan bagi ibu hamil untuk melakukan ANC rutin tanpa ada factor risiko

Solusi/RTL :

a. Menguatkan intensitas penyuluhan konseling serta kunjungan rumah

b. Ketersediaan peralatan dan logistik untuk reagen/stik pemeriksaan laboratorium c. Penguatan konsep kewilayahan dan motivasi kepada ibu hamil

d. Ketersediaan anggaran untuk melakukan bimbingan teknis

e. Melakukan bimbingan kelas ibu hamil dengan menggunakan media WhatsApp Grup 2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin Tahun 2020

No Kab/kota Target Realisasi (%)

1 Kutai Kartanegara 11.633 12.065 103,71

Permasalahan /Hambatan :

a. Faktor budaya yang masih kuat hingga masih ada persalinan oleh tenaga non kesehatan

b. Kurang terpenuhinya fasilitas pelayanan kesehtaan khususnya di desa sehingga persalinan masih dilakukan dirumah

c. Penentuan sasaran ibu bersalin yang didasarkan pada perhitungan statistik tidak sesuai dengan kondisi riil ibu bersalin yang lebih besar sehingga cakupan lebih dari 100% Solusi/RTL :

a. Penguatan Desa Siaga

b. Perencanaan berbasis data dan kebutuhan serta skala prioritas

c. Diperlukan data sasaran pembanding (data dari kelurahan/desa/kecamatan/jika ada desa dengan sasaran yang tidak sesuai

3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir Tahun 2020

No Kab/kota Target Realisasi (%)

1 Kutai Kartanegara 11.079 11.684 105,48

Permasalahan /Hambatan :

a. Masih 3,25% pesalinan ditolong oleh dukun sehingga bayi tidak mendapatkan pelayanan sesuai standar

b. Terdapat 6,8% bayi BBLR yang tidak mendapatkan HB

c. Jumlah sasaran bayi dibawah jumlah riil bayi lahir hidup sehingga cakupan >100%. (Jumlah sasaran bayi 11.684 orang sedangkan data bayi lahir hidup riil sejumlah 12.862 orang.

Solusi/RTL :

a. Meningkatakan kemitraan bidan dan dukun bayi

b. Intensitas pelaksanaan kunjungan rumah ibu nifas dan bayi baru lahir, sehingga ibu yang melahirkan dengan dukun bersalin juga bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. c. Peningkatan kualitas pembelajaran melalui kelas ibu, kualitas pelayanan pada ibu dan

konseling gizi untuk mencegah bayi BBLR.

d. Dalam penghitungan capaian Pelayanan Kesehatan pada Bayi Baru Lahir bisa disandingkan dengan menggunakan data pembanding riil jumlah bayi lahir hidup di akhir tahun

4. Pelayanan kesehatan Balita Tahun 2020

No Kab/kota Target Realisasi (%)

1 Kutai Kartanegara 58.691 28.294 48,21

Permasalahan /Hambatan :

a. Diberlakukannya regulasi dan surat edaran tentang adaptasi kebiasaan baru pada masa pandemi yang berakibat pada tidak berjalannya kegiatan di sebagian besar posyandu dan tidak dianjurkannya balita tanpa keluhan/sakit ke fasilitas pelayanan kesehatan b. Balita dengan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) sebagian besar tidak dibawa oleh orang

tuanya untuk dilakukan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) sebagai salah satu pelayanan yang semestinya didaptkan oleh seorang balita

Solusi/RTL :

a. Melakukan kerjasama dan intensitas komunikasi dengan kader kesehatan sebagai perpanjangan tangan untuk melakukan pemantauan di lapangan

b. Meningkatkan upaya promotif dan edukatif dengan pembuatan leaflet dan media serta cara penyampaian informasi oleh masing-masing Puskesmas untuk di sebarluaskan ke wilayah kerjanya.

5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar Tahun 2020

No Kab/kota Target Realisasi (%)

1 Kutai Kartanegara 29.826 29.198 97,89

Permasalahan /Hambatan :

a. Adanya kebijakan dan himbauan agar tidak melakukan pembelajaran dengan tatap muka sehingga kegiatan penjaringan dan pemeriksaan anak sekolah dilakukan dengan cara online dengan penggunaan aplikasi

b. Tidak semua siswa mempunyai smartphone android untuk bisa mengakses aplikasi yang disampaikan oleh pihak Puskesmas

Solusi/RTL :

a. Melakukan sosialisasi dan kerjasama dengan pihak sekolah untuk melakukan pemantauan pada siswa-siswinya, khususnya bagi anak yang terjaring memiliki masalah kesehatan

b. Melakukan kerjasama dengan pihak sekolah (guru UKS) untuk melakukan pemantauan pada siswa siswi yang tidak tercatat di aplikasi karena kendala jaringan dan ketiadaan smartphone

6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif tahun 2020

No Kab/kota Target Realisasi (%)

1 Kutai Kartanegara 47.946 26.948 56,20

Permasalahan /Hambatan :

a. Sistem pencatatan dan pelaporan (pengolahan data) sangat lemah (simpus sering rusak)

b. Logistik program PTM ( RDT Stik Gula darah dan BHP IVA test ) sering kurang c. Kurangnya tenaga sehingga banyak tugas rangkap dan sering terjadi rotasi petugas

sehingga program tidak maksimal.

d. Masih kurangnya kerjasama lintas Program Solusi/RTL :

a. Melakukan Analisis Beban Kerja terhadap Pegawai DiPuskesmas. b. Pengadaan logistik program PTM (RDT Stik Gula Darah,BHP IVA Test) c. Meningkatkan Kerjasama lintas Program

7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut Tahun 2020

No Kab/kota Target Realisasi (%)

1 Kutai Kartanegara 47.946 26.948 56,20

Permasalahan /Hambatan :

a. Tidak dilaksanakannya kegiatan posyandu lansia di sebagian besar wilayah Puskesmas, terutama pada wilayah dengan zona merah

b. Keengganan lansia dan keluarganya untuk membawa lansia melakukan pemeriksaan pada posyandu lansia yang dibuka, yang dikarenakan kekhawatiran akan paparan COVID-19

c. Di beberapa Puskesmas memiliki keterbatasan tenaga kesehatan dikarenakan kegiatan dalam dan luar gedung terutama kegiatan pelayanan/penanganan kasus COVID-19, serta beberapa tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif

Solusi/RTL :

a. Dilaksanakannya kegiatan pelayanan dengan kunjungan rumah terutama pada lansia risti (usia >70 tahun dan lansia dengan penyakit kronis/berat)

b. Menjalin komunikasi efektif dengan kader posyandu lansia untuk pemantauan jika ada lansia yang mengalami masalah kesehatan

c. Mengefisiensikan tenaga petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Pembantu sebagai pemberi layanan terdekat untuk melakukan pemantauan pada lansia.

8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi Tahun 2020

No Kab/kota Target Realisasi (%)

1 Kutai Kartanegara 226.148 50.213 22,20

Permasalahan /Hambatan :

a. Petugas pelaksana program belum pernah dilatih tentang program PTM

b. Sistem pencatatan dan pelaporan (pengolahan data) sangat lemah (simpus sering rusak) c. Logistik program PTM (Posbindu Kit, RDT dan Reagent) sering kurang

d. Kirangnya tenaga sehingga banyak tugas rangkap dan ering terjadi rotasi petugas sehingga program tidak maksimal

Solusi/RTL :

a. Pelatihan SDM pengelola program PTM puskesmas

b. Pengadaan logistik program PTM (posbindu KIT, RDT dan Reagent) 9. Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Militus Tahun 2020

No Kab/kota Target Realisasi (%)

1 Kutai Kartanegara 14.560 12.000 82,42

Permasalahan /Hambatan :

a. Petugas pelaksana program belum pernah dilatih tentang program PTM b. Keterbatasan logistik untuk pemeriksaan/deketsi dini DM

c. Sistem pencatatan dan pelaporan (pengolahan data) sangat lemah (simpus sering rusak) d. Kurangnya tenaga sehingga banyak tugas rangkap dan sering terjadi rotasi petugas

sehingga program tidak maksimal Solusi/RTL :

a. Pelatihan SDM pengelola program PTM puskesmas

b. Pengadaan logistik program PTM (posbindu KIT, RDT dan Reagent) 10. Pelayanan Kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat Tahun 2020

No Kab/kota Target Realisasi (%)

1 Kutai Kartanegara 766 645 84,20

Permasalahan /Hambatan :

a. Petugas program keswa belum pernah mengikuti pelatihan program kesehatan Jiwa b. Puskesmas sebagian besar tidak mengganggarkan untuk kegiatan kesehatan jiwa c. Keterbatasan obat obatan untuk khusus gangguan jiwa

d. Rujukan ODGJ berat terkendala dengan biaya/jaminan kesehatan (BPJS) Solusi/RTL :

a. Pelatihan SDM bagi petugas kabupaten maupun puskesmas b. Pengadaan obat obatan untuk program kesehatan Jiwa

c. Bantuan advokasi dalam pengurusan BPJS bagi warga kurang mampu dan orang terlantar

11. Pelayanan kesehatan orang dengan TB Tahun 2017

No Kab/kota Target Realisasi (%)

1 Kutai Kartanegara 5.372 2.753 51,25

Permasalahan /Hambatan : a. Adanya pandemic Covid-19

b. Tingginya rotasi petugas program TB di puskesmas sehingga masih banyak petugas TB yang belum dilatih tata laksana TB

c. Berkurangnya kunjungan pelayanan kesehatan karena adanya pandemic Covid-19 sehingga jika ke Puskesmas dengan batuk dikira Covid-19

d. Adanya pengurangan anggaran

e. Ketersediaan logistic khususnya oil emercy Solusi/RTL :

1. Meningkatan penyakit TB dimasa pandemic bahawa batuk TBC bukan termasuk covid-19

2. Usulan kembali petugas agar mengikuti pelatihan tata laksana TB

3. Rencana aggaran TB agar pelaksaan program TB terlaksana dengan baik

12 . Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV 2020

No Kab/kota Target Realisasi (%)

1 Kutai Kartanegara 14.703 13.874 94.36

Permasalahan /Hambatan : a. Pandemi Covid-19

b. Tingginya stigma terkait penyakit HIV sehingga terdapat sasaran yang tidak mau skrining atau pemeriksaan HIV

c. Anggaran dikurangi sehingga program tidak dapat secara maksimal dilaksanakan Solusi/RTL :

a. Peningkatan sosialisasi terkait penyakit HIV b. Usulan anggaran agar tidak ada pengurangan

c. Solusi yg dilakukan selama pandemi covid-19 kami melakukan zoom metting untuk evaluasi program yg dilaksankan pada 3 bulan sekali

BAB III

PENUTUP

Demikian Laporan Penerapan dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan ini dibuat sebagai bentuk Pertanggungjawaban Pelayanan Publik. Dalam melaksanakan SPM yang merupakan bagian dari pelayanan dasar dalam urusan wajib, selain sosialisasi konsep penetapan dan petunjuk teknis pelaksanaannya yang dilakukan, juga diperlukan pemetaan kondisi awal SPM di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, khususnya pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk menentukan penetapan target pencapaian sasaran SPM pada tahun berjalan dan tahun berikutnya hingga memenuhi standar capaian SPM secara nasional, penghitungan rencana pembiayaan untuk sasaran capaian tiap tahunnya, dan mengintegrasikan SPM tersebut ke dalam dokumen perencanaan. Langkah-langkah tersebut merupakan suatu prasyarat agar SPM dapat diterapkan secara utuh untuk kemudian dapat dianggarkan, dilaksanakan, dan dievaluasi pencapaiannya sebagai bahan kajian pelaksanaan pelayanan dasar pada tahun berikutnya.

Dengan tersusunnya laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan evaluasi dalam rangka mengoptimalkan urusan wajib daerah di Bidang Pelayanan Dasar Kesehatan.

Semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Dokumen terkait