• Tidak ada hasil yang ditemukan

REALISASI PERJANJIAN KINERJA (PK)

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

REALISASI PERJANJIAN KINERJA (PK)

Provinsi/Kabupaten/Kota Kabupaten Bangka Selatan Tahun Anggaran 2020

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

(1) (2) (3) (4) (5)

Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman

URUSAN PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

1. Cakupan Rumah Layak Huni (%) 94,08 91,86 97,64

2. Persentase luasan permukiman kumuh (%) 14,51 77,05 29,19%

3. Persentase Penduduk yang terlayani sistem air limbah yang

memadai (%) 96,02 13,29 13,84

Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup

URUSAN LINGKUNGAN HIDUP

1. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 74,41 75,67 101,69

2. Ketaatan terhadap Dokumen AMDAL/UPL/UKL (%) 100 93,33 93,33

3. Persentase Ruang Terbuka Hijau (%) 45,30 45,70 100,88

4. Cakupan Pengelolaan Sampah (%) 88,15 71,33 80,92

36 III.2 ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2020

Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Lingkungan Hidup dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Lingkungan Hidup beserta target dan capaian realisasinya dirinci sebagai berikut:

a. Analisis capaian Kinerja untuk Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman

No Indikator Kinerja Realisasi 2019

Target Realisasi

URUSAN PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN 1 Cakupan Rumah

Layak Huni (%) 91,86% 94,08 91,86 97,64 96,59 95,10

Konsep rumah layak huni dilihat dari beberapa indikator seperti, kualitas dari jenis atap, lantai, dan dinding dari rumah, yaitu rumah yang dimiliki dan ditempati adalah rumah yang memenuhi kondisi sebagai berikut :

a. Tidak permanen dan / atau rusak;

b. Atap bukan dibuat dari bahan yang mudah rusak/lapuk seperti ijuk, dsb c. Dinding permanen, bukan papan, bambu atau sebagainya

d. Lantai bukan tanah/semen dalam kondisi rusak

Pada tahun 2020 berdasarkan Database Perumahan Permukiman Bidang Perumahan dan Kawasasan Permukiman mendapatkan data 4.816 rumah yang tidak memenuhi kriteria layak huni, jumlah ini dibandingan dengan data tahun 2019 mengalami peningkatan dimana pada tahun 2019 sebanyak 4.396 rumah yang tidak memenuhi kriteria layak huni berdasarkan kriteria fisik bangunan, kesehatan bangunan (sanitasi) dan kecukupan luas bangunan per kapita.

Peningkatan ini juga sejalan dengan peningkatan jumlah rumah di Kabupaten Bangka Selatan.

37 Pada tahun 2020, jumlah rumah di Kabupaten Bangka Selatan sebanyak 59.102 rumah (sumber Kecamatan Dalam Angka 2020 dan Database Perumahan Permukiman), sehingga didapatkan persentase rumah layak huni di Kabupaten Bangka Selatan = 59.102 – 4.816 = 54.286 rumah layak huni. Sehingga cakupan rumah layak huni pada Tahun 2020 adalah 54.286 /59.102 x 100% = 91,86%.

Sementara persentase Rumah Tidak Layak Huni yakni 4.816/59.102 x 100%=

8.140%. Realisasi tahun 2020 sama dengan realisasi 2019 yakni 91,86%. Hal ini dapat terjadi karena peningkatan rumah yang tidak memenuhi kriteria layak huni seiring dengan peningkatan jumlah rumah di Kabupaten Bangka selatan.

Persentase capaian kinerja untuk Cakupan Rumah Layak Huni tahun 2020 yakni 97,64%. Jika dibandingkan dengan pencapaian target reviu renstra sebesar 94,08 %, cakupan rumah layak huni tahun 2020 kurang mencapai target yang ditetapkan. Hal yang menjadi penyebab tidak tercapainya target kinerja tersebut antara lain adanya penyesuaian kriteria rumah layak huni, pada angka penyumbang rumah tidak layak huni terbesar berada pada rumah-rumah swadaya, akan tetapi kewenangan Kabupaten lebih kepada fasilitasi, kecuali terkait bencana alam dan kompensasi akibat pembangunan sedangkan untuk pendanaan konstruksi perumahan swadaya menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi dan Pusat. Selain itu peran pemerintah desa dan kelurahan, RT, RW serta kerjasama dari pemilik rumah sangat diperlukan dalam mendapatkan informasi terkait data rumah tidak layak huni yang akurat dan tertib administrasi sebagai bahan usulan penganggaran. Untuk internal Dinas, keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia (pegawai) menjadi hambatan terbesar dalam pencapaian target kinerja tersebut.

Capaian kinerja tahun sampai dengan 2020 terhadap target akhir Renstra 2021 (%) masih mencapai 95,10% dimana target akhir renstra untuk Cakupan Rumah Layak Huni di Kabupaten Bangka Selatan yakni 96,59%. Namun capaian kinerja sudah sangat baik yakni dalam rentang 91-100%. Capaian kinerja ini diharapakan dapat mencapai target akhir Renstra tahun 2021 dengan cara penyesuaian kriteria rumah layak huni dengan dukungan Pemerintah Pusat dan

38 Provinsi serta peran pemerintah desa dengan anggaran dan sumber daya manusia yang ditingkatkan.

No Indikator

URUSAN PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

2

Luas kawasan permukiman kumuh di Bangka selatan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bangka Selatan No.188.45/252/BP3MD/2014 tanggal 16 September 2014, dengan luasan total 40,89 Hektar terdiri dari 5 kawasan yaitu :

 Kawasan Tanjung Ketapang Kec. Toboali 4,5 Ha

 Kawasan Sukadamai Kec. Toboli 12,93 Ha

 Kawasan Sadai 2,41 Ha

 Kawasan Perkampungan Nelayan Permis 14,08 Ha

 Kawasan Batu Betumpang 6.97 Ha

Kawasan permukiman kumuh ditetapkan dengan kriteria bahwa kawasan tersebut mempunyai layanan sanitasi buruk, infrastruktur dasar permukiman seperti jalan dan drainase permukiman buruk.

Penanganan kawasan kumuh dari tahun ke tahun terus dioptimalkan.

Penanganan kawasan permukiman kumuh tahun 2016 seluas 1,43 Hektar. Pada Tahun 2017 bertambah penanganannya menjadi 4.2 Ha. Pada tahun 2019 penanganan kawasan kumuh bertambah menjadi 9,2 ha. Tahun 2020 diberikan bantuan peningkatan kualitas rumah secara Swadaya di Kelurahan Tanjung Ketapang yakni 50 unit rumah untuk meningkatkan kualitas rumah layak huni.

Hal ini mengurangi luasan permukiman kumuh sebanyak 1 Ha.

Tahun 2020 penanganan kawasan kumuh yang dilakukan sebanyak 1 ha, sehingga penanganan kawasan kumuh bertambah menjadi sebanyak 10,2 Ha

39 dari total jumlah permukiman kumuh seluas 40,89 Ha. Penanganan Permukiman Kumuh sampai dengan tahun 2020 yakni berjumlah 10,2 Ha dengan demikian persentase penanganan Permukiman kumuh yakni 10,2 Ha/ 40,89 Ha x 100%

diperoleh sebesar 24,95 %.

Tahun 2020 masih terdapat pekerjaan rumah untuk menangani 30,69 Ha kawasan kumuh dari total 40,89 Ha, pada akhir tahun 2020 luasan kawasan kumuh yaitu 30,69 Ha/40,89 Ha x 100% sebesar 75,05 %. Indikator Persentase luasan permukiman kumuh merupakan indikator yang decreasing artinya semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja. Hasil realisasi tahun 2020 hanya mengalami penurunan sedikit dari tahun 2019 yakni realisasi tahun 2019 77,50%.

Hasil capaian Persentase luasan permukiman kumuh masih belum mencapai target reviu Renstra yakni 14,51%. Sehingga jika dibandingkan dengan target reviu Renstra, ditargetkan luasan kawasan kumuh ditargetkan berkurang menjadi 14,51%, maka capaian kinerja tahun 2020 baru mencapai 29,19% yang mana dikategorikan masih sangat rendah. Hal tersebut disebabkan bahwa pelaksanaan penanganan kawasan kumuh belum tersinkronisasi dengan baik antara OPD pelaksana penanganan kawasan kumuh. Seluruh komponen penanganan kumuh dilaksanakan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perhubungan, sehingga Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Lingkungan Hidup hanya melakukan inventarisasi data, dan juga Penanganan permukiman kumuh yang menjadi wewenang kabupaten yakni jumlah seluruh luasan permukiman kumuh dibawah 10 Ha yang telah ditetapkan oleh Bupati dan jumlah seluruh luasan permukiman kumuh diatas 10 Ha menjadi wewenang Provinsi. Penyebab lain tidak tercapainya realisasi kinerja sesuai dengan target yang diharapkan disebabkan karena situasi kondisi pandemik dimana pemerintah melaksanaan kebijakan refocusing dan realokasi anggaran pemerintah baik APBN mapun APBD sehingga tidak tersedianya anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai target yang ingin dicapai.

Hasil capaian ini bila ditinjau dengan target akhir Renstra 2021 masih sangat jauh yakni target akhir Renstra luasan permukiman kumuh yaitu 0,00 dimana

40 realisasi tahun 2020 yakni 75,05%. Sehingga capaian kinerja untuk target akhir Renstra masih 25,95%. Untuk mencapai target akhir Renstra sangat diharapkan tersedianya anggaran pemerintah untuk melaksanakan kegiatan program ini, dimana tahun 2020 dana untuk kegiatan program mengalami refocusing dan realokasi sehingga dana yang dianggarkan terpangkas.

Berikut ini persentase dari luasan permukiman kumuh dibawah 10 Ha yang tertangani hingga akhir tahun pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) terhadap total luasan permukiman kumuh dibawah 10 Ha yang telah di tetapkan dalam surat keputusan Bupati tahun 2020 4,50/13.88 x 100% = 32,42%. Luas Kawasan kumuh di Kabupaten Bangka Selatan tahun 2020 yakni:

No Kecamatan Lokasi Nama Desa/Kel

Tahun 2020 jumlah luasan Permukiman Kumuh yang tertangani yakni luasan permukiman kumuh dibawah 10 Ha yakni 4,50 Ha. Sehingga didapatkan persentase sebesar 32,42% luasan Permukiman Kumuh yang sudah tertangani.

Persentase luasan permukiman kumuh dibawah 10 Ha yang belum tertangani yakni 67,58%.

URUSAN PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Dokumen terkait