• Tidak ada hasil yang ditemukan

Realisasi Perjanjian Kinerja Triwulan Kedua 2020

Dalam dokumen KINERJA B-06 RAN IAN (Halaman 5-0)

BAB I PENDAHULUAN

I.2 Realisasi Perjanjian Kinerja Triwulan Kedua 2020

Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2020, capaian Balai Besar Veteriner Wates selama triwulan kedua adalah sebagai berikut :

Tabel 3 Realisasi Perjanjian Kinerja Triwulan keduaTahun 2020

N

o Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

Realisasi % 2020 B-06

1 Meningkatnya Kua-litas Layanan Pu-blik BBVet Wates

1 Indeks

2 Meningkatnya Luas Wilayah yang Ter-bebas dari Penyakit Menular Strategis

BAB II

PELAKSANAAN KINERJA TRIWULAN II

II.1 Meningkatannya Kualitas Layanan Publik Terhadap Layanan Balai Besar Veteriner Wates

Sejak tahun 2018, dalam Perjanjian Kinerja BBVet Wates dimasukan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai Besar Veteriner sebagai salah satu indikator kinerjanya. Indeks Kepuasan Masyarakat menjadi satu komponen penting sebagai parameter deteksi kinerja UPT yang bersangkutan.

Target capaian di tahun 2020 adalah nilai 3,5 skala Likert Indeks Kepuasan Masyarakat. Penilaian IKM berdasarkan kepada empat parameter, yaitu Nilai Persepsi, Nilai Interval IKM, Nilai Interval Konversi IKM dan Nilai Mutu Pelayanan seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini. Pada tahun 2018 dasar penilaian IKM di BBVet Wates menggunakan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 78/Permentan/OT.140/8/2013, sedangkan mulai tahun 2019 dasar penilaian IKM menggunakan Permenpan RB No. 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Umum Penyusunan Survey Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik yang memiliki perbedaan pada parameter penilaian dan jumlah unsur-unsur pelayanan yang dinilai.

Tabel 4 Parameter Penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat Tahun 2020 NILAI

PERSEPSI

NILAI INTERVAL IKM

NILAI INTERVAL

KONVERSI IKM MUTU PELAYANAN 1 1,0000 – 2,5996 25,00 – 64,97 D Tidak Baik 2 2,6000 – 3,0640 65,00 – 76,60 C Kurang Baik 3 3,0640 – 3,5320 76,61 – 88,30 B Baik

4 3,5320 – 4,0000 88,31 – 100,00 A Sangat Baik

IKM adalah faktor dan aspek yang dijadikan pengukuran kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik. IKM dimaksudkan sebagai acuan bagi BBVet Wates untuk mengetahui tingkat kinerja secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik selanjutnya bagi masyarakat. Dalam peningkatan kualitas pelayanan, diprioritaskan pada unsur yang mempunyai nilai paling rendah, sedangkan unsur yang mempunyai nilai cukup tinggi harus tetap dipertahankan.

Unsur-unsur pelayanan yang dinilai berdasarkan Permenpan RB Nomor 14 tahun 2017 terdiri atas 9 unsur yaitu Kesesuaian persyaratan pelayanan dengan jenis pelayanannya (U1), Kemudahan prosedur pelayanan (U2), Kecepatan waktu dalam memberikan pelayanan (U3), Kewajaran biaya/tarif dalam pelayanan (U4), Kesesuaian produk pelayanan antara yang tercantum dalam standar pelayanan dengan hasil yang diberikan (U5), Kompetensi / kemampuan petugas dalam pelayanan (U6), Perilaku petugas dalam pelayanan terkait kesopanan dan keramahan (U7), Kualitas sarana dan prasarana (U8), Penanganan pengaduan pengguna layanan (U9).

Realisasi penilaian IKM sampai dengan bulan Juni 2020 telah terkumpul sebanyak 67 responden yang terdiri dari pegawai swasta (2,98%), wiraswasta / usahawan (31,34%), Pelajar / Mahasiswa (10,44%), Petani / Peternak (47,76%) dan lain-lain (7,46%). Berdasarkan hasil perhitungan nilai SKM Balai Besar Veteriner Wates untuk semester/periode 1 diperoleh nilai 3,461 yang dikonversikan adalah 86,522 yang berartimutu pelayanan “B” sehingga Balai Besar Veteriner Wates memiliki Kinerja Unit Pelayanan “B”. Sementara itu, unsur yang mendapat nilai tertinggi adalah U9 yaitu penanganan pengaduan pengguna layanan (0,429) dan yang mendapat nilai terendah yaitu U4 yaitu kewajaran biaya/tarif dalam pelayanan (0,358).

II.2 Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat II.2.1 Pengamatan dan Identifikasi Penyakit Hewan

Target tahunan kegiatan Pengamatan dan Identifikasi Penyakit Hewan adalah sejumlah 36.803 sampel, yang dibagi dalam 4 kegiatan yaitu (1) Penyidikan dan pengujian penyakit viral dengan jumlah target 18.002 sampel; (2) Penyidikan dan pengujian penyakit bakterial dengan target sejumlah 11.601; (3) Penyidikan dan pengujian penyakit parasiter dengan jumlah target 2.403 sampel; serta (4) Penyidikan dan pengujian penyakit hewan lainnya dengan target 4.770 sampel.

Sampai dengan triwulan kedua telah dilakukan surveilans kelapangan dan didapatkan sampel sejumlah 5.469 sampel sampai dengan akhir Juni 2020. Dengan demikian secara persentase target triwulan kedua untuk pengamatan dan identifikasi penyakit hewan telah tercapai 14,86% dari seluruh target tahunan. Pencapaian itu masih jauh berada dibawah target pada semester I yaitu 39,8% untuk ditarget tahunan. Apabila dibandingkan

dengan target triwulan dua yaitu sejumlah 14.648 sampel didapatkan hasil capaian sejumlah 37,34%. Penyebab yang dapat dianalisis dari belum tercapainya target jumlah sampel ini karena adanya kasus pandemi coronavirus di Indonesia pada Bulan Maret 2020 yang mengakibatkan berhentinya kegiatan lapangan (surveilans) akibat pembatasan perjalanan keluar kota untuk surveilans.

Pada Kegiatan Penyidikan dan Identifikasi Penyakit Hewan ini mengalami revisi RKA-KL dengan total anggaran Rp. 8.363.189.000,-dengan serapan anggaran sebesar Rp. 3.820.606.021,- dengan prosentase sejumlah 45,68%. Dibandingkan dengan target serapan anggaran triwulan kedua tahun 2020 yaitu sejumlah 56,25% diketahui bahwa realisasi serapan untuk kegiatan Penyidikan dan Pengujian Penyakit hewan masih cukup jauh dari target realisasi serapan anggaran.

Perincian masing-masing output penyusun kegiatan Pengamatan dan Identifikasi Penyakit Hewan adalah sebagai berikut:

II.2.1.a Penyidikan dan Pengujian Penyakit Rabies

Kegiatan penyidikan dan pengujian penyakit Rabies pada triwulan kedua telah terkumpul sampel sebanyak 66 (22%), dari total sampel 300. Jika dibandingkan dengan target realisasi sampel triwulan kedua sejumlah 39,8%, didapatkan realisasi sampel yang belum memenuhi target realisasi sampel triwulan kedua.

Serapan anggaran untuk kegiatan Penyidikan dan Pengujian Penyakit Rabies pada triwulan kedua tahun 2020 telah tercapai sejumlah Rp. 58.685.000,- dari anggaran sejumlah Rp. 72.735.000,-dengan persentase sejumlah 80,68%. Serapan anggaran pada kegiatan ini sudah melebihi dari target serapan anggaran triwulan kedua yaitu 56,25%, karena pembelian bahan uji untuk pengujian sampel sudah terealisasi sehingga siap untuk melakukan pengujian sampel rabies dari lapangan.

II.2.1.b Penyidikan dan Pengujian Penyakit Avian Influenza

Kegiatan penyidikan dan pengujian penyakit Avian Influenza terdiri dari 4 sub output yaitu :

1. Surveillen Kompartemen Bebas Penyakit AI pada Breeding Farm Unggas TA. 2020

2. Survei Penyakit Avian Influenza di Pasar Unggas Hidup (Live Bird Market) Wilayah kerja BBVet Wates TA.2020

3. Surveillance Penyakit AI di Pedagang Unggas Hidup TA. 2020;

4. Monitoring Virus Avian Influenza pada Hewan TA. 2020;

Kegiatan penyidikan dan pengujian penyakit Avian Influenza pada triwulan kedua telah terkumpul sampel sejumlah 1.244 (25,57%) dari total sampel 4.864. Jika dibandingkan dengan target realisasi sampel triwulan kedua sejumlah 39,8%, didapatkan realisasi sampel yang belum memenuhi target realisasi sampel triwulan kedua. Pada Triwulan kedua ini Monitoring Virus Influenza pada tahun 2020 belum melakukan pengambilan sampel dilapangan. Sehingga didapatkan hasil yang masih belum memenuhi target triwulan kedua. Sebagai salah satu penyebab belum optimalnya serapan adalah adanya hambatan dalam pelaksanaan kegiatan lapangan selama Bulan Maret 2020, disebabkan adanya pembatasan perjalanan sebagai akibat penyebaran penyakit Pandemi coronavirus di Indonesia.

Serapan anggaran untuk kegiatan Penyidikan dan Pengujian Penyakit Avian Influenza pada triwulan kedua tahun 2020 telah

tercapai sejumlah Rp. 130.037.600,- dari total anggaran Rp. 577.098.000,- atau secara persentase sejumlah 22,53%.

Dibandingkan dengan target serapan Perjanjian Kinerja (PK) anggaran triwulan kedua tahun 2020 yaitu sejumlah 56,25%

didapatkan hasil yang masih belum memenuhi target triwulan kedua. Hal ini dikarenakan ada Penanggung Jawab kegiatan yang belum melakukan pengajuan bahan uji ke bagian pengadaan dan ada pengadaan bahan uji yang belum selesai kontrak sehingga belum terbayar.

II.2.1.c Penyidikan dan Pengujian Penyakit Brucellosis

Kegiatan Penyidikan dan pengujian penyakit Brucellosis pada triwulan kedua terkumpul sampel sejumlah 634 (8,48%), dari total target sampel sebanyak 7.500. Pada Triwulan Kedua ini tidak terdapat penambahan jumlah sampel dan masih jauh dibawah dari target realisasi sampel tahunan sebesar 39,8%. Penyebab yang dapat dianalisis dari belum tercapainya target jumlah sampel ini

karena adanya kasus pandemi coronavirus di Indonesia pada Bulan Maret 2020 yang mengakibatkan berhentinya kegiatan lapangan (surveilans) akibat pembatasan perjalanan keluar kota untuk surveilans.

Serapan anggaran untuk kegiatan penyidikan dan pengujian penyakit Brucellosis adalah sejumlah Rp. 183.788.550,- dari target sejumlah Rp. 260.277.000,- atau tercapai 70,6%. Jika dibandingkan dengan target serapan anggaran triwulan kedua sejumlah 56,25%

didapatkan realisasi serapan yang sudah melebihi dari target serapan anggaran triwulan kedua, karena pembelian bahan uji untuk pengujian sampel sudah terealisasi sehingga siap untuk melakukan pengujian sampel untuk uji brucellosis.

II.2.1.d Penyidikan dan Pengujian Penyakit Anthrax

Kegiatan penyidikan dan pengujian penyakit Anthrax pada triwulan kedua telah terkumpul sampel sebanyak 185 (24%), dari total sampel 768. Pada Triwulan Kedua ini tidak terdapat penambahan jumlah sampel dan masih jauh dibawah dari target realisasi sampel tahunan sebesar 39,8%, dikarenakan adanya kasus pandemi coronavirus di Indonesia pada Bulan Maret 2020 yang mengakibatkan berhentinya kegiatan lapangan (surveilans) akibat pembatasan perjalanan keluar kota untuk surveilans.

Serapan anggaran untuk kegiatan Penyidikan dan Pengujian Penyakit Anthrax pada triwulan kedua tahun 2020 telah tercapai sejumlah Rp. 137.559.994,- dari total jumlah anggaran sebesar Rp. 187.050.000,- dengan persentase sejumlah 73,54% dan sudah melebihi dari target serapan anggaran triwulan kedua yaitu 56,25%, karena pembelian bahan uji untuk pengujian sampel sudah terealisasi sehingga siap untuk melakukan pengujian sampel untuk uji Anthrak.

II.2.1.e Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hog Cholera

Kegiatan penyidikan dan pengujian penyakit Hog Cholera pada triwulan kedua telah terkumpul sampel sebanyak 100 (12,43%), dari total target sampel 804. Pada Triwulan kedua ini tidak terjadi penambahan jumlah sampel dan masih jauh dibawah target

pandemi coronavirus di Indonesia pada Bulan Maret 2020 yang mengakibatkan berhentinya kegiatan lapangan (surveilans) akibat pembatasan perjalanan keluar kota untuk surveilans.

II.2.1.f Penyidikan dan Pengujian Penyakit Viral

Kegiatan penyidikan dan pengujian penyakit Viral terdiri dari 4 sub output yaitu:

1. Monitoring Kesehatan Semen dan Embrio,

2. Pengamatan Kesehatan Hewan UPT Perbibitan Ternak Wilker BBVet Wates,

3. Surveilans Penyakit African Swine Fever (ASF) di wilayah kerja;

4. Monitoring kesehatan ayam Kegiatan Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera;

Pada triwulan kedua telah terkumpul sampel sebanyak 578 (4,8%), dari total target sampel 12.034. Sampai dengan Triwulan kedua ini kegiatan Monitoring kesehatan ayam Kegiatan Bedah Kemiskinan Rakyat dan Surveillen Penyakit ASF di wilayah kerja belum dilaksanakan dikarenakan adanya kasus pandemi coronavirus di Indonesia pada Bulan Maret 2020 yang mengakibatkan berhentinya kegiatan lapangan (surveilans) akibat pembatasan perjalanan keluar kota untuk surveilans.

Serapan anggaran untuk kegiatan Penyidikan dan Pengujian Penyakit Viral pada triwulan keduatahun 2020 telah tercapai sejumlah Rp. 1.792.845.494,- dari total anggaran kegiatan sejumlah Rp. 3.769.142.000,- dengan persentase sejumlah 47,56%. Serapan anggaran ini masih berada dibawah dari target triwulan kedua yaitu 56,25%. Hal ini dikarenakan ada Penanggung Jawab kegiatan yang belum melakukan pengajuan bahan uji ke bagian pengadaan dan ada pengadaan bahan uji yang belum selesai kontrak sehingga belum terbayar.

II.2.1.g Penyidikan dan Pengujian Penyakit Bakterial

Kegiatan penyidikan dan pengujian penyakit Bakterial terdiri dari 3 sub output yaitu:

1. Surveilan Salmonellosis pada Ayam Ras Petelur,

2. Monitoring Mycoplasmosis pada Ayam Layer di Jawa tengah 3. Surveilan Keamanan Pakan dan Bahan Pakan.

Pada triwulan kedua telah terkumpul sampel sebanyak 599 (17,9%), dari total target sampel sebanyak 3.333. Pada Triwulan kedua ini tidak terjadi penambahan jumlah sampel dan Surveilan Salmonellosis pada Ayam Ras Petelur serta Surveilan Keamanan Pakan dan Bahan Pakan belum dilaksanakan dikarenakan adanya kasus pandemi coronavirus di Indonesia pada Bulan Maret 2020 yang mengakibatkan berhentinya kegiatan lapangan (surveilans) akibat pembatasan perjalanan keluar kota untuk surveilans.

Serapan anggaran untuk kegiatan Penyidikan dan Pengujian Penyakit Bakterial pada triwulan kedua tahun 2020 telah tercapai sejumlah Rp. 1.030.688.833,- dari anggaran total sejumlah Rp. 2.640.128.000,- dengan persentase sejumlah 39,04%. Serapan anggaran ini masih berada dibawah dari target triwulan kedua yaitu 56,25% dikarenakan pembelian bahan uji belum terealisasi dimana pembelian bahan uji dilakukan secara bertahap.

II.2.1.h Penyidikan dan Pengujian Penyakit Parasiter

Kegiatan penyidikan dan pengujian penyakit Parasiter yaitu pada surveillen pengamatan keswan di wilayah sumber bibit . Pada triwulan kedua telah terkumpul sampel sebanyak 212 (8,72%), dari total target sampel sebanyak 2.430. Pada Triwulan kedua ini tidak terjadi penambahan jumlah sampel dikarenakan adanya kasus pandemi coronavirus di Indonesia pada Bulan Maret 2020 yang mengakibatkan berhentinya kegiatan lapangan (surveilans) akibat pembatasan perjalanan keluar kota untuk surveilans.

Serapan anggaran untuk kegiatan Penyidikan dan Pengujian Penyakit Parasiter pada triwulan kedua tahun 2020 telah tercapai sejumlah Rp. 248.848.350,- dari total anggaran yang dialokasikan sejumlah Rp. 370.009.000,- dengan persentase sejumlah 67,25%

dan sudah melebihi dari target triwulan kedua yaitu 56,25%, karena pembelian bahan uji untuk pengujian sampel sudah terealisasi sehingga siap untuk melakukan pengujian sampel.

II.2.1.i Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan Lainnya

Kegiatan Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan lainnya terdiri dari output Desain Biosecurity di UPT perbibitan dan Wilayah

Encephalopaty (BSE) pada Sapi, Kegiatan Penyidikan kasus

Penyakit Hewan di Wilayah KerjaBBVet Wates.

Target kegiatan selama tahun 2020 untuk Kegiatan Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan Lainnya adalah 4.770 sampel. Realisasi kegiatan sampai berakhirnya triwulan kedua tahun 2020 adalah sejumlah 1.338 sampel. Capaian selama triwulan kedua adalah 28,05%. Pada kegiatan ini hanya terjadi penambahan sampel pada kegiatan surveillen penyakit BSE yaitu sebanyak 15 sampel. Adanya kasus pandemi coronavirus di Indonesia pada Bulan Maret 2020 mengakibatkan berhentinya kegiatan lapangan (surveilans) akibat pembatasan perjalanan keluar kota untuk surveilans.

Realisasi serapan anggaran untuk kegiatan penyidikan dan pengujian Penyakit Hewan Lainnya adalah Rp. 238.152.200,- dari total anggaran Rp. 440.350.000,- atau tercapai 54,08%, realisasi dari pembelian bahan uji sampel.

II.2.2. Kelembagaan Veteriner

Kegiatan kelembagaan Veteriner pada tahun 2020 ditargetkan sejumlah 1 kegiatan dengan realisasi anggaran sejumlah Rp. 656.760.600,-dari alokasi anggaran sejumlah Rp. 1.449.859.000,-dengan persentase sebesar 45,29%. Realisasi sub output kegiatan Kelembagaan Veteriner yang telah dilaksanakan sampai dengan triwulan kedua tahun 2020 yaitu :

1. Bimbingan Teknis Puskeswan tahun 2020;

2. Rapat Koordinasi PHMS tahun 2020;

3. Pengadaan Makanan Hewan Percobaan BBVet Wates;

4. Pengadaan perlengkapan kandang hewan percobaan;

5. Pengelolaan lahan untuk HMT di IKHP;

6. Belanja honor output kegiatan;

7. Pembinaan Laboratorium Type B dan C;

8. Rapat Koordinasi Teknis Nasional;

9. Pertemuan NRCC;

10. Rakornas Kementerian Pertanian.

Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan capaian serapan adalah kecepatan pelaksanaan dua kegiatan yaitu Rapat Koordinasi PHMS dan

Bimbingan Teknis Puskeswan yang dilaksanakan di awal tahun (Bulan Februari) sebelum munculnya pembatasan karena pandemi (wabah) coronavirus.

II.3 Peningkatan Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal)

Kegiatan Peningkatan Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan yang ASUH selama triwulan kedua tahun 2020 dilaksanakan dengan Pengawasan Mutu dan Keamanan Produk yaitu Monitoring dan Surveilans Produk Hewan serta Dukungan Advokasi dan Penerapan Kesejahteraan Hewan yaitu Pembinaan Kesrawan.

Rincian hasil pelaksanaan kegiatan di triwulan kedua 2020 adalah sebagai berikut:

II.3.1 Pengawasan Mutu dan Keamanan Produk

Kegiatan monitoring dan surveilans produk hewan didukung oleh sub output yaitu (1) Monitoring penyakit zoonosis dan monitoring antimikrobial resisten (AMR) dan (2) monitoring dan surveilans residu dan cemaran mikroba pada produk asal hewan.

Selama triwulan kedua tahun 2020, untuk kegiatan monitoring dan surveilans pengawasan mutu dan keamanan produk belum melaksanakan kegiatan lapangan. Pada awalnya di rencanakan di mulai kegiatan surveilans di Bulan Maret 2020, tetapi dikarenakan ada pembatasan kegiatan karena pandemi corona virus, akhirnya kegiatan surveilans diundur menunggu situasi dan kondisi menjadi lebih kondusif.

Untuk realisasi serapan anggaran kegiatan Pengawasan Mutu dan Keamanan Produk sampai selesai triwulan kedua tahun 2020 telah terealisasi Rp. 346.207.900,- dari jumlah target Rp. 785.000.000- dengan persentase capaian sejumlah 44%, yaitu dengan pengadaan bahan uji yang sudah terealisasi.

II.3.2. Dukungan Teknis Peningkatan Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan yang ASUH

Sub Output penyusun kegiatan ini adalah Dukungan Advokasi dan Penerapan Kesejahteraan Hewan yaitu Pembinaan Kesrawan. Pelaksanaan kegiatan ini adalah Pelatihan Komisi Etik Penggunaan Hewan dalam

serapan anggaran untuk kegiatan Pembinaan Kesrawan adalah sebesar Rp. 33.537.300,- dari total anggaran Rp. 33.537.300,-atau secara persentase sejumlah 100%. Dengan demikian maka disimpulkan kegiatan Pembinaan Kesrawan telah dapat terlaksana dengan realisasi 100%.

II.4 Serapan Anggaran Triwulan Kedua 2020

Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan di triwulan kedua 2020 diamati dari tiga komponen utama kegiatan yaitu (1) Pengadaan bahan uji, (2) Pengambilan sampel dan (3) Pemetaan dan Pelaporan Kegiatan. Juga dengan pelaksanaan Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan.

Realisasi keseluruhan serapan anggaran kegiatan triwulan kedua 2020 adalah Rp. 10.390.179.897,- dari total anggaran tahun 2020 sejumlah Rp. 21.027.668.000,- atau dalam jumlah persentase 49,41%. Pencapaian serapan anggaran yang belum memenuhi target serapan anggaran triwulan kedua 2020 sebesar 56,25% ini disebabkan beberapa faktor yang dapat diamati yaitu:

1. Berhentinya surveilans oleh karena adanya pembatasan perjalanan dan aktifitas akibat pandemi virus corona di Indonesia, sehingga uang perjalanan belum bisa terealisasi.

2. Pengadaan bahan uji masih dalam proses kontrak sehingga belum bisa dibayar.

3. Ada beberapa penanggungjawab kegiatan yang belum melakukan pengajuan pengadaan bahan uji ke tim pengadaan.

4. Langkanya beberapa bahan kimia dan peralatan habis pakai (masker, virus transport media, alkohol, swab polyester, reagenmolekuler).

Untuk selanjutnya direncanakan di triwulan ketiga tahun 2020 dengan situasi new normal mulai dapat melaksanakan kegiatan lapangan dengan beberapa modifikasi sesuai dengan protokol Kesehatan pandemi Covid-19 sehingga kegiatan yang tertunda dapat segera dilaksanakan.

BAB III KESIMPULAN

Capaian target perjanjian kinerja BBVet Wates Tahun Anggaran 2020 hingga akhir Bulan Juni 2020 dari 4 indikator tercapai dua indikator yaitu mencapai target dengan kriteria “baik’ yaitu Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas Layanan Publik BBVet Wates dan Kelembagaan Veteriner dan satu indikator belum mencapai target yaitu 37,34% untuk kegiatan Pengamatan dan Identifikasi Penyakit Hewan, serta satu indikator masih belum terlaksana yaitu Pengawasan Mutu dan Keamanan Produk (0%).

Untuk target serapan anggaran telah tercapai 49,41% yang walaupun belum sesuai dengan target serapan anggaran triwulan kedua tahun 2020 yaitu 56,25%.

Untuk selanjutnya di triwulan ketiga direncanakan peningkatan serapan anggaran dari pengadaan bahan uji, perjalanan surveillen dan kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Peternakan.

Dalam dokumen KINERJA B-06 RAN IAN (Halaman 5-0)

Dokumen terkait