tercapai 79,50 persen, hal ini dikarenakan :
1. Realisasi Belanja Honorarium Pengelola Keuangan, Barang Daerah, dan Sistem Informasi ASNpada kegiatan Penguatan Pelayanan RS Haji Surabayatercapai sebesar 33,48 % dikarenakan besarnya honor pengelola keuangan yang diberikan sesuai dengan besarnya anggaran yang dikelola.
2. Realisasi Belanja Honorarium Pegawai BLUD Non PNStercapai sebesar 86,46%
dikarenakan adanya pegawai BLUD yang diterima menjadi CPNS.
3. Realisasi Belanja Alat Tulis Kantor sebesar 79,77 %, karena sebagian kegiatan dilakukan dengan daring, sehingga tidak membutuhkan pengadaan alat tulis kantor.
4. Realisasi Belanja Peralatan dan Perlengkapan Rumah Tangga Pakai Habis sebesar 81,41%, karena selama pandemi Covid-19 sebagian besar kegiatan dilakukan secara daring melalui zoom.
5. Realisasi Belanja Peralatan dan Perlengkapan Operasional Pakai Habisterealisasi sebesar 75,85 %karena adanya efisiensi anggaran dan stock persediaan masih mencukupi sampai akhir tahun 2020.
6. Realisasi Belanja bahan makanan/ sembako terealisasi sebesar 64,25 % dikarenakan adanya bantuan dari masyarakat/ pihak ketiga berupa ekstra fooding untuk tenaga kesehatan di RS Haji selama pandemi covid-19 ini.
7. Realisasi Belanja Telepon/Faksimili sebesar 49,40 % hal ini karena adanya penurunan biaya telepon karena membatasi penggunaan telepon keluar kecuali untuk kepentingan pelayanan.
8. Realisasi BelanjaListrik sebesar 42,55 % hal ini karena anggaran disediakan untuk antisipasi adanya kenaikan tariff dasar listrik namun realisasi anggaran yang tersedia sebelumnya sudah mencukupi.
9. Realisasi Belanja Multimedia sebesar 73,93 % karena anggaran disediakan untuk antisipasi adanya kenaikan tarif namun realisasi anggaran yang tersedia sebelumnya sudah mencukupi.
10. Realisasi Belanja Jasa Paket dan Pengiriman sebesar 24,85 % dikarenakan pengiriman jasa paket dan pengiriman disesuaikan dengan kebutuhan tahun 2020 yang tidak terlalu banyak.
51
11. Realisasi Belanja Sertifikasi dan kalibrasi terealisasi sebesar 18,60% dapat dijelaskansebagai berikut :
a. Belanja sertifikasi alat kedokteran tidak bisa melaksanakan kalibrasi dikarenakan banyak petugas BPFK Surabaya terkonfirmasi positif COVID 19,
b. Belanja sertifikasi untuk pelatihan dikarenakan selama Pandemi Covid-19 sebagian besar kegiatan pelatihan tidak membutuhkan sertifikasi
12. Realisasi Belanja Jasa Pengelolaan Darah meningkat melebihi anggaran, sebesar 100,82 % karena kenaikan permintaan darah adanya pandemi covid-19.
13. Realisasi Belanja Jasa Dokumentasi dan Publikasi sebesar 57,06 % karena adanya penurunan target pendapatan dan tidak tercapainya target pendapatan, maka untuk belanja jasa dokumentasi dan publikasi yang menjadi prioritas utama untuk kegiatan terhadap pelayanan publik.
14. Realisasi Belanja Jasa Perijinan dan Administrasi sebesar 22,81 karena sebagian besar kegiatan jasa perijinan dan administrasi mulai bulan Agustus 2020 dialihkan menggunakan dana Subsidi.
15. Realisasi Belanja Dokumentasi dan Publikasi sebesar 31,27% karena kegiatan Publikasi Karya Ilmiah ditiadakan dikarenakan situasi Pandemi Covid-19.
16. Realisasi Belanja Jasa Dekorasi sebesar 72,39 % dikarenakan adanya banyak kegiatan ceremony rumah sakit dilaksanakan dengan daring selama pandemi covid 19, sehingga kebutuhan dekorasi berkurang.
17. Realisasi Belanja Jasa Laundry sebesar 81,01% karena pelaksanaan sesuai kebutuhan dan menurunnya jumlah pasien.
18. Realisasi Belanja Jasa Pelayanan Badan Layanan Umum Daerah sebesar 82,79 % dikarenakan anggaran disediakan sesuai dengan target pendapatan, namun
Jasa pelayanan yang diberikan berbanding lurus dengan jumlah realisasi pendapatan.
19. Realisasi Biaya Pengelolaan Sampah sebesar 87,97disebabkan adanya anggaran disediakan untuk antisipasi adanya kenaikan tarif namun realisasi anggaran yang tersedia sebelumnya sudah mencukupi..
20. Realisasi Belanja Jasa Narasumber/ Tenaga Ahli sebesar 75,20% karena sebagian kegiatan dilakukan secara daring dan dimampatkan kegiatannya tidak sesuai rencana awal.
21. Realisasi Belanja Iuran Jaminan Kesehatan/ Kecelakaan Kerja/ Kematian sebesar 74,36%, sesuai dengan kebutuhan dan tagihan dari BPJS Ketenagakerjaan selain itu karena adanya pegawai BLUD Non PNS yang iuran keanggotaannya mengikuti suami/
istri.
52
22. Realisasi Belanja Pemeriksaan Kesehatan dan Pengobatan sebesar 85,82% dikarenakan anggaran disediakan untuk pemeriksaan pegawai sesuai paket
pemeriksaan, namun ada pegawai dengan usia tertentu dapat lebih kecil dari paket pemeriksaan.
23. Realisasi Belanja Cetak dan/ atau Penggandaan sebesar 87,71% dikarenakan kegiatan banyak yang dilakukan secara daring, sehingga cetak dan penggandaan dokumen berkurang..
24. Realisasi Belanja Sewa gedung/ kantor/ tempat tidak terealisasi karena yang tadinya merencakan untuk sewa lahan parkir, namun masih mencukupi sehingga tidak menyewa lahan parkir.
25. Belanja sewa sarana Mobilitas Darat terealisasi sebesar 77,60%karena secara kas belum terealisasi dikarenakan untuk sewa tanggal 15-31, meskipun realisasi tercapai 100%.
26. Belanja makanan dan minuman pasien/ penghuni panti/ penghuni asrama terealisasi sebesar 52%, karena kebutuhan makanan dan minuman sesuai dengan jumlah pasien (pasien ranap menurun selama tahun 2020).
27. Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah terealisasi sebesar 74,17%, hal ini disebabkan karena perjalanan dibatasi selama Pandemi Covid-19 dikarenakan ada peraturan PSBB.
28. Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah terealisasi sebesar 21,67% karena selain pembatasan perjalanan karena PSBB, juga karena dialihkan ke anggaran Subsidi.
29. Realisasi Belanja Beasiswa Tugas Belajar S2 sebesar 50% dikarenakanPpegawai yang menempuh S2 sudah menyelesaikan pendidikan.
30. Realisasi Belanja Kursus Singkat/Pelatihan/Bimbingan Teknis sebesar 71,10% dikarenakan selama Pandemi Covid-19 sebagian besar kegiatan dilakukan
secara daring
31. Realisasi Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin sebesar 57,85% dikarenakan Selama pandemi COVID 19 belanja Pemeliharaan dan Mesin difokuskan untuk kegiatan yg urgent dan pelayanan pasien
32. Realisasi Belanja Pemeliharaan Pemeliharaan Peralatan dan Mesin sebesar 79,24% dikarenakan selama pandemi COVID 19 belanja Pemeliharaan Jalan, Irigasi, Instalasi dan Jaringan difokuskan untuk kegiatan yg urgent dan pelayanan pasien.
53
33. Realisasi Belanja Jasa Konsultansi Manajemen/Keuangan/Sumber Daya Manusia sebesar 45 % dikarenakan selama Pandemi Covid-19 untuk kegiatan konsultansi dikurangi sehingga kegiatan koordinasi dengan tenaga ahli sudah dilakukan bersama dengan kegiatan konsultasi sehingga belanja jasa narasumber/tenaga ahli diberikan satu kali untuk dua kegiatan.34. Belanja Modal Peralatan dan Mesin BLUD sebesar 39,15 % hal ini dikarenakanadanya efisiensi belanja dan pengalihan ke anggaran subsidi.
E1.a.1.Surplus/defisit– LRA
Surplus (Defisit) merupakan selisih antara pendapatan daerah dengan belanja daerah APBD RSU Haji TA 2020 yang dilaksanakan sebesar Rp.(203.481.976.278,37) dari yang dianggarkan sebesar Rp.(258.140.766.447,37) atau 78,83%.
E1.a.1.Pembiayaan– LRA
Selama Tahun Anggaran 2020 RSU Haji melaksanakan Pengelolaan terhadap penerimaan pembiayaan sebesar Rp. 12.814.898.700,37 merupakan SILPA Tahun Anggaran 2019.
E1.a.2.Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Tahun 2020– LRA
Sisa Lebih Pembiayaan APBD (SiLPA) Tahun Anggaran 2020 dan 2019, dapat dirinci sebagai berikut :
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) APBD Tahun Anggaran 2020 RSU Haji Surabaya sebesar Rp.(190.667.077.578,00) mengalami kenaikan sebesar Rp.(59.146.670.973,37) dibanding tahun anggaran 2019 sebesar Rp.(131.520.406.604,63)
SILPA Tahun 2020 % Bertambah/
(berkurang)
Anggaran Realisasi
SILPA -245.325.867.747,00 -190.667.077.578,00 77,72 54.658.790.169,00 Jumlah -245.325.867.747,00 -190.667.077.578,00 77,72 54.658.790.169,00