Tabel di bawah ini menjelaskan perubahan dalam liabilitas Grup yang timbul dari aktivitas pendanaan, yang meliputi perubahan terkait kas dan non-kas. Liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan adalah aktivitas arus kas, atau arus kas masa depan, yang diklasifikasikan dalam laporan arus kas konsolidasian Grup sebagai arus kas dari aktivitas pendanaan.
The table below details changes in the Group’s liabilities arising from financing activities, including both cash and non-cash changes. Liabilities arising from financing activities are those for which cash flows were, or future cash flows will be, classified in the Group’s consolidated statement of cash flows as cash flows from financing activities.
Perubahan Non Kas/ Non-Cash Changes
Arus Kas Penyesuaian
Pendanaan/ selisih kurs/
1 Januari 2020/ Financing Foreign exchange 31 Desember 2020/
January 1, 2020 Cash Flows adjustments December 31, 2020
Utang pihak berelasi non-usaha 59.579.382.099 - (1.866.571.331) 61.445.953.430 Due to a related party Utang subordinasi 133.767.606.000 - (3.149.046.000) 136.916.652.000 Subordinated loans Liabilitas sewa - (968.220.000) 2.809.997.123 1.841.777.123 Lease liabilities
Jumlah 193.346.988.099 (968.220.000) (2.205.620.208) 200.204.382.553 Total
Perubahan Non Kas/ Non-Cash Changes
Arus Kas Penyesuaian
Pendanaan/ selisih kurs/
1 Januari 2019/ Financing Foreign exchange 31 Desember 2019/
January 1, 2019 Cash Flows adjustments December 31, 2019
Utang pihak berelasi non-usaha 61.208.576.635 - (1.629.194.536) 59.579.382.099 Due to a related party Utang subordinasi 138.324.924.000 - (4.557.318.000) 133.767.606.000 Subordinated loans
Jumlah 199.533.500.635 - (6.186.512.536) 193.346.988.099 Total
35. Kelangsungan Usaha 35. Going Concern
Grup melaporkan rugi komprehensif sebesar Rp 17.703.492.958 pada tahun 2020 dan memiliki defisit dan ekuitas negatif masing-masing sebesar Rp 240.045.931.377 dan Rp 185.784.657.319 pada tanggal 31 Desember 2020.
The Group incurred a comprehensive loss of Rp 17,703,492,958 in 2020 and has deficit and capital deficiency amounting to Rp 240,045,931,377 and Rp 185,784,657,319, respectively, as of December 31, 2020.
Efektif 1 September 2020, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengenakan sanksi Larangan Sementara untuk Melakukan Aktivitas di Bursa (suspensi) kepada OSEK, entitas anak, dikarenakan OSEK tidak memenuhi ketentuan minimum nilai Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) yang dipersyaratkan yaitu sebesar Rp 25.000.000.000 dan pada tanggal 10 September 2020, OSEK telah menyampaikan permohonan untuk pengunduran diri secara sukarela sebagai Anggota Bursa Efek Indonesia dan sekaligus menyampaikan rencana pengembalian izin Perantara Pedagang Efek (PPE) dan Penjamin Emisi Efek (PEE) kepada OJK.
Effective September 1, 2020, PT Bursa Efek Indonesia (IDX) has imposed a sanction of Temporary Prohibition from Conducting Activities on the Exchange (suspension) to OSEK, a subsidiary, because OSEK did not meet the minimum requirement for Net Adjusted Working Capital (MKBD), which is amounting to Rp 25,000,000,000. and on September 10, 2020, OSEK has submitted an application for voluntary resignation as a Member of the Indonesia Stock Exchange and a plan to return the Broker-Dealer (PPE) and Underwriter (PEE) licenses to OJK.
Efektif tanggal 19 November 2020, BEI mencabut Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) milik OSEK. Dengan dicabutnya SPAB tersebut maka OSEK tidak diperkenankan lagi melakukan aktivitas perdagangan efek di BEI.
Effective November 19, 2020, IDX revoked the Exchange Membership Approval Letter (SPAB) of OSEK. Accordingly, OSEK is no longer allowed to conduct securities trading activities at IDX.
Pada bulan Mei 2020, PT Onix Investama (OI), entitas anak, telah mengakhiri Perjanjian Kerjasama Pemasaran dengan Thomson Medical Pte. Ltd (Catatan 31b).
In May 2020, PT Onix Investama (OI), a subsidiary, has terminated the Marketing Service Contract with Thomson Medical Pte. Ltd (Note 31b).
MMI, entitas anak, telah menutup operasional Thomson Medical Clinic yang berada di Pacific Place (Klinik Pacific Place) terhitung sejak tanggal 31 Agustus 2018 dan pada tanggal 1 Oktober 2018, MMI menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) dengan PT Berkat Teguh Utama (BTU) terkait dengan rencana penjualan aset tetap dan persediaan farmasi Klinik Pacific Place yang dimiliki MMI kepada BTU (Catatan 31d). Sejak penutupan Klinik Pacific Place, MMI tidak memiliki kegiatan usaha lagi.
MMI has closed the operations of the Thomson Medical Clinic which is located at Pacific Place (Pacific Place Clinic) starting on August 31, 2018 and on October 1, 2018, MMI signed a Memorandum of Understanding with PT Berkat Teguh Utama (BTU) in relation to MMI’s plan to sell its property and equipment and pharmaceutical supplies at Pacific Place Clinic to BTU (Note 31d). Since the closing of the Pacific Place Clinic, MMI has no business activities anymore.
Untuk mengatasi kondisi-kondisi tersebut di atas, manajemen melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
To mitigate the above conditions, the management plans to carry out the following actions:
• Efisiensi biaya-biaya operasional; • Implement cost - efficiency measures; • Melakukan analisa untuk bisnis baru secara
menyeluruh.
• Analyze a new business thoroughly. Manajemen berkeyakinan bahwa langkah-langkah
tersebut di atas dapat dilaksanakan dan dapat memungkinkan Grup untuk meminimalkan dampak ketidakpastian ekonomi dan dapat merealisasikan aset serta memenuhi liabilitasnya.
Management believes that the above plans and actions are achievable and will allow the Group to minimize the impact of economic uncertainty and realize its assets and meet its maturing obligations.
36. Ketidakpastian Kondisi Ekonomi 36. Uncertain Economic Conditions
Perlambatan perekonomian global dan dampak negatif yang terjadi pada pasar finansial utama di dunia yang diakibatkan oleh penyebaran pandemi virus Corona (Covid-19) telah menimbulkan volatilitas yang tinggi pada nilai wajar instrumen keuangan, terhentinya perdagangan, gangguan operasional perusahaan, pasar saham yang tidak stabil, volatilitas nilai tukar mata uang asing dan likuiditas yang ketat pada sektor-sektor ekonomi tertentu di Indonesia, termasuk industri keuangan, yang dapat berkelanjutan dan berdampak terhadap keuangan dan operasional Grup. Kemampuan Indonesia untuk meminimalkan dampak perlambatan perekonomian global terhadap perekonomian nasional sangat tergantung pada tindakan pemberantasan ancaman Covid-19 tersebut, selain kebijakan fiskal dan kebijakan lainnya yang diterapkan oleh Pemerintah. Kebijakan tersebut, termasuk pelaksanaannya dan kejadian yang timbul, berada di luar kontrol Grup.
The global economic slowdown and negative impact on major financial market caused by the pandemic spread of coronavirus (Covid-19) has resulted to increased volatility in the value of financial instruments, trading interruptions, disruptions to operations of companies, unstable stock market, volatility of foreign currency exchange rates and tight liquidity in certain sectors in Indonesia, including the financial industry, which may continue and result to unfavorable financial and operating impact to the Group. Indonesia’s ability to minimize the impact of the global economic slowdown on the country’s economy is largely dependent on the eradication of Covid-19 threat, as well as the fiscal and other measures that are being taken and will be undertaken by the government authorities. These measures, actions and events are beyond the Group’s control.