• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Berkaitan

3. Red Flags

Menurut Montgomery (2002) dalam Suartana (2009), ada fenomena segitiga kecurangan (fraud triangle). Tekanan yaitu intensif yang mendorong orang melakukan kecurangan karena tuntutan gaya hidup, ketidakberdayaan dalam hal keuangan, mencoba-coba untuk mengalahkan sistem dan ketidakpuasan kerja menurut Salman (2005) dalam Novian (2012).

Red flags, sangat erat kaitannya dengan fenomena kecurangan. Terdapat beberapa kategori untuk mengidentifikasi Red Flags dalam mendeteksi kecurangan yang dirangkum menjadi lima kategori sebagai berikut:

a. Pemberitahuan atau peringatan b. Dokumen yang mencurigakan

c. Informasi mengenai seseorang yang mencurigakan

d. Kegiatan yang dilakukan oleh personal tetapi mencurigakan e. Informasi dari berbagai pihak

Menurut Association of Certified Fraud Examiners dalam Karyono (2013:100), terdapat beberapa macam karakteristik red flag, yaitu diantaranya:

28 a. Red flags kecurangan yang dilakukan manajemen puncak:

1) Adanya keengganan untuk memberikan informasi kepada auditor 2) Terjadinya perselisihan dengan auditor

3) Terdapat pengambilan keputusan yang didominasi oleh

sekelompok individu

4) Kurangnya tanggung jawab organisasi yang jelas 5) Adanya sistem pengendalian internal yang lemah

6) Staf akuntannya lemah dalam keahlian sebagai akuntan dan tidak berpengalaman

7) Jumlah rekening cek yang berlebihan

8) Adanya konflik kepentingan, nepotisme dan pelanggaran tugas 9) Kompensasi program yang tidak proporsional

10)Transaksi keuangan yang tidak masuk akal b. Red flags kecurangan yang dilakukan oleh karyawan:

1) Adanya perubahan gaya hidup karyawan tersebut 2) Adanya masalah hutang

3) Kurangnya pemisahan tugas di area yang potensial 4) Adanya penolakan dalam mengambil cuti

5) Adanya perubahan tingkah laku

6) Tingginya tingkat penggantian pekerja terutama di bagian yang berpotensi timbul tindak kecurangan

29 c. Red flags kecurangan untuk faktor yang mempengaruhi kurangnya

lingkungan kerja yang positif dan dapat mendorong motif tindak kecurangan:

1) Persepsi ketidakadilan dalam organisasi 2) Loyalitas rendah terhadap organisasi

3) Bersifat manajemen otokratis daripaa manajemen partisipatif 4) Terdapat anggaran yang tidak masuk akal di dalam suatu

manajemen

5) Takut menyampaikan berita buruk untuk manajemen maupun supervisor

6) Kurangnya tanggung jawab organisasi yang jelas d. Red flags kecurangan pada pendanaan atau pembiayaan

1) Perubahan yang signifikan pada operasi dan rasio laba sebelumnya guna memperoleh pendanaan atau pembiayaan

2) Mengadopsi suatu perubahan prinsip akuntansi dasar atau merevisi estimasi akuntansi periode sebelumnya untuk memperoleh pendanaan atau pembiayaan

3) Peningkatan kas dalam jangka pendek dan penurunan piutang pada saat penjualan sedang meningkat untuk mencari pendanaan atau pembiayaan yang baru

4) Penundaan pengeluaran bulanan, triwulan atau laporan keuangan tahunan periode sebelumnya untuk mencari pendanaan atau pembiayaan yang baru.

30 e. Red flags kecurangan pada produksi

1) Produksi yang tinggi namun tidak sesuai dengan permintaan pasar dan adanya penundaan pesanan

2) Banyaknya produk sisa atau produk cacat atau banyak bahan baku yang hilang

3) Penempatan kembali fisik barang jadi di dalam area produksi di luar suatu periode waktu yang layak

4) Akses yang tidak terbatas pada dokumen pengirim dan ke gudang penyimpanan bagi personel yang tidak terkait produksi

5) Kelemahan dalam prosedur pisah batas (cut off) persediaan

6) Tingkat perputaran persediaan barang jadi yang tidak ada korelasinya dengan siklus operasional

f. Red flags kecurangan pada pendapatan

1) Penurunan tidak normal pada penjualan, padahal biaya pengiriman cukup tinggi, jam kerja yang tinggi atau industri yang sedang naik tajam

2) Perputaran piutang dagang yang rendah

3) Peningkatan yang signifikan dalam penyisihan piutang tak tertagih pada kondisi ekonomi yang positif

g. Red flags kecurangan pada pembelian

1) Perubahan signifikan dalam rata-rata permintaan pembelian di antara pembeli dalam kondisi normal

31 2) Tidak dihitung nomor pesanan atau hilangnya catatan pesanan

pembelian

3) Terdapat pembelian yang tidak konsisten dengan kategori yang terindikasi pada periode sebelumnya atau oleh rencana operasi atau hilangnya pesanan pembelian

h. Red flags kecurangan pada hutang dagang

1) Terdapat banyak alamat penjual produk yang sama yang tidak sesuai dengan alamat yang telah disetujui

2) Pembayaran yang tidak biasa atau tingginya pembayaran rutin dalam kondisi rendahnya volume pembelian

3) Hilangnya cek atau akses yang tidak mudah blanko cek ke mesin penyiapan cek

4) Pembayaran tunai untuk kewajiban yang tidak dicatat dan biaya rutin ketika semua pembelanjaan yang direncanakan harus terlebih dahulu dibuat voucher pembayaran

Red flags merupakan signal yang harus dideteksi oleh auditor dalam mengaudit laporan keuangan (Novian, 2012). Dalam mendeteksi red flags ini auditor harus memiliki keahlian dalam mendeteksi dan menaksir risiko yang ada. Dikatakan Vicky, Hoffman, Morgan dan Patton (1996, dalam Hegazy 2010) bahwa penggunaan red flags pada pendeteksian kecurangan ketika sesuatu hal dicurigai dan ditetapkan sebagai salah satu tanda (red flags), maka tanda ini dapat membantu auditor untuk lebih memfokuskan kinerja mereka dalam melakukan penaksiran risiko kecurangan.

32 MenurutMoyes et al., (2006), disebutkan bahwa dalam laporan audit keuangan menurut SAS No.99 mengharuskan auditor eksternal mengunakan efektivitas red flags untuk mendeteksi adanya kecurangan yang merupakan temuan audit. Namun, timbulnya tanda-tanda kecurangan atau red flagsini, tidak selalu mengindikasikan adanya tindak kecuangan yang terjadi dalam perusahaan, tetapi red flags biasanya selalu muncul pada tiap kasus kecurangan yang terjadi, sehingga dapat menjadi tanda peringatan bahwa kecurangan terjadi (Amrizal, 2004).

Menurut Amrizal (2004), red flags merupakan karakteristik personal pribadi yang tergantung dari suatu kondisi personal tersebut. Berdasarkan SAS No. 99, kemampuan untuk menyadari ataupun mengenali red flags adalah sebuah hal penting bukan hanya untuk akuntan publik tetapi untuk seluruh auditor eksternal maupun internal yang bekerja di semua sektor publik. Bila ada satu hal yang mengindiksikan red flags, seseorang harus mengambil tindakan untuk menginvestigasi kondisi tersebut dan memutuskan apakah terdeteksi temuan audit yang bersifat negatif atau tidak.

Berdasarkan definisi-definisi yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa red flags ialah sebuah tanda atau kondisi yang janggal atau tidak biasa yang merupakan tanda-tanda terjadinya sebuah tindak kecurangan pada sebuah entitas perusahaan. Ketika ada tanda-tanda red flags ini, auditor diharapkan lebih memfokuskan pada tanda-tanda tersebut agar mampu mengungkap bukti pada tanda tersebut guna segera

33 mendeteksi tanda kecurangan yang mungkin terjadi agar tidak mengakibatkan dampak yang berkepanjangan bagi perusahaan.

Dokumen terkait