• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROSES MORFOLOGIS DAN

2.1. morfologis verba bahasa jepang

2.1.4. Reduplikasi

Ramlan dalam Hasibuan (2003:16) mengemukakan bahwa proses perulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak.

Dalam bahasa Jepang, onomatope juga merupakan unsur yang mengalami proses ulangan (Tsujimura dalam Hasibuan; 2003: 16).

Onomatope atau disebut juga dalam bahasa Jepang giseigo merupakan kelas kata tambahan atau fukushi. Situmorang(2007:42) membagi onomatope menjadi tiga, yaitu:

1. Onomatope yang merupakan peniruan bunyi binatang

2. Onomatope yang merupakan ungkapan perasaan ketika melihat suatu benda

3. Onomatope peniruan bunyi yang ditimbulkan suara alam

2.2. Verba Bahasa Jepang

2.2.1. Pengertian Verba Bahasa Jepang

Situmorang (2007:8) mengatakan bahwa verba 「動詞 ‘doushi’」adalah salah

satu kelas kata dalam bahasa Jepang, sama dengan adjektiva – i dan adjektiva – na menjadi salah satu jenis yoogen. Yoogen yaitu kelas kata yang dapat mengalami perubahan dan dapat menjadi prediket ( Sudjianto, 2004 : 148 ). Verba 「動詞

arti “bergerak”, sedangkan 「詞=し、ことば」 memiliki arti “kata”, sehingga 「動

詞’doushi’」 berarti kata yang bermakna gerakan (Situmorang 2007:8).

2.2.2. Ciri-ciri Verba Bahasa Jepang dan Jenis Verba

Situmorang (2007 : 8), mengatakan bahwa doushi memiliki ciri-ciri : 1.Dapat berdiri sendiri.

2.Berkonjugasi dan mengalami perubahan bentuk.

3.Bermakna suatu kegiatan, keberadaan, atau perubahan keadaan. 4.Dapat menjadi prediket dalam kalimat.

Situmorang (2007:9-10) juga mengatakan verba bahasa Jepang dari bentuk konjugasinya dapat di bagi tiga jenis, yaitu:

1.「五段動詞 ‘godandoushi’

「五段動詞 ‘godandoushi’」adalah doushi golongan pertama. Jenis verba ini

mengenal lima macam perubahan dalam konjugasinya. Contohnya /asob-/ + /-u/ + /-toki/

/asob-/+/-a /+ /-nai/ /asob-/+/-e /+ /-masu/ /asob-/+/-i /+ /-masu/

「五段動詞 ‘godandoushi’」 memiliki proses 「音便活用 ‘onbinkatsuyou’

atau perubahan lafal. Perubahan lafal dalam konjugasi tergantung pada akhiran 「語

‘gobi’」yang dimiliki kta tersebut, misalnya berakhiran /–u/, tsu/, ru/, ku/,

Kozumi dalam situmorang (2007: 9) mengatakan bahwa 「 五 段 動 詞

‘godandoushi’ 」adalah verba konsonan. Maksudnya bahwa kata dasar verba

golongan pertama selalu di akhiri oleh bunyi konsonan. Jadi yang mengalami perubahan atau konjugasi menurut koizumi adalah ‘gobi’ atau akhiran yang menyikuti kata dasar tersebut saja. Contohnya:

/Kak-/ = /kaita/, /kaite/ /Tor-/ = /totta/, /totte/ /Oyog-/ = /oyoida/, /oyoide/ /Tatt-/ = /tatta/, /tatte/ /Shin-/ = /shinda/, /shinde/

Bagian yang tidak berubah tersebut disebut dengan 「語幹’gokan’」dan bagian

yang berubah disebut dengan 「語尾’gobi’」. Penambahan bunyi i, n, t, disebut 「音

便活用 ‘onbinkatsuyou’」atau perubahan bunyi.

2.「一段動詞’ichidandoushi’

「一段動詞’ichidandoushi’」atau golongan ke dua adalah verba yang hanya

mengenal satu jenis konjugasi. Koizumi dalam Situmorang (2007: 10) mengatakan bahwa 「 一 段 動 詞’ichidandoushi’」adalah verba vokal, karena kata dasarnya

diakhiri oleh bunyi vokal. Jenis verba ini adalah ber ‘gobi’ ‘/-iru/’dan ‘/-eru/’. Contoh /Oki+ru/ = /okita/, /oki te/

/Tabe+ru/ = /tabeta/, /tabete/

3.「カ変動詞’kahendoushi’」dan「サ変動詞’sahendoushi’

「カ変動詞’kahendoushi’」dan「サ変動詞’sahendoushi’」di sebut verba

khusus. Disebut verba khusus karena perubahannya tidak beraturan. Verba ini hanya ada dua, yaitu ‘kuru’ dan ’suru’. Contohnya

/Ku-ru/ = /kita/, /kite/, /konai/ /Su-ru/ = /shita/, /shite/, /shinai/

2.2.3. Konjugasi Verba Bahasa Jepang

Perubahan bentuk kata verba, adjektiva dan kopula disebut konjugasi (活用),

Secara garis besar konjugasi verba bahasa Jepang dibagi menjadi enam (Sutedi 2003:47-48):

a. ’Mizenkei’ (未 然 形), yaitu perubahan bentuk verba yang di dalamnya mencakup bentuk menyangkal (bentuk NAI), bentuk maksud (bentuk OU/YOU), bentuk pasif (RERU) dan bentuk menyuruh (bentuk SERU).

b. ’ R e n y o u k e i ’ (連 用 形) , y a i t u p e r u b a h a n b e n t u k v e r b a y a n g mencakup bentuk sopan (bentuk MASU), bentuk sambung (bentuk TE), dan bentuk lampau (bentuk TA).

c. `Shuushikei’ (終 止 形)yaitu verba bentuk kamus atau yang digunakan di akhir kalimat.

d. ’Rentaikei’ (連 体 形)yaitu verba (bentuk kamus) yang digunakan sebagai modifikator.

pengandaian(bentuk BA).

f. ’Meireikei’ (命 令 形) yaitu perubahan verba kedalam bentuk perintah. Dari bentuk konjugasi di atas, Situmorang (2007:13-25) membagi lagi ke dalam beberapa bagian

1. 「使役 ‘Shieki’」 bentuk menyuruh 2. 「受身 ‘Ukemi’」 bentuk pasif

3. 「可能 ‘Kanou’」 verba menyatakan dapat 4. 「尊敬 ‘Sonkei’」 bentuk hormat

5. 「打消 ‘Uchikeshi’」 verba bentuk menyangkal atau menidakkan 6. 「丁寧 ’teinei’」makna sopan dalam verba

7. 「推量 ‘Suiryou’」 menyatakan bentuk niat 8. 「過去 ‘Kako’」 menyatakan bentuk lampau

9. 「希望 ‘Kibou’」 menyatakan bentuk harapan atau keinginan

Jika analisis morfem mengacu kepada penggunaan huruf Jepang (hiragana dan kanji) yang merupakan suatu silabis atau suku kata, akan lain hasilnya di banding dengan mengacu pada huruf alphabet.

Machida dan Momiyama dalam Sutedi (2003: 50) berpendapat bahwa analisis morfem jika mengacu pada huruf alphabet akan semakin jelas. Huruf alphabet yang dimaksud yaitu menggunakan system Jepang (nihon-shiki) atau system kunrei, bukan mengacu kepada system Hepburn.

Dari jenis-jenis perubahan di atas , shuushikei dan rentaikei kedua-duanya merupakan verba bentuk kamus, yaitu bentuk yang tercantum dalam kamus. Perbedaannya shuushikei digunakan diakhir kalimat atau sebagai predikat, sedangkan rentaikei berfungsi untuk menerangkan nomina yang mengikutinya (sutedi 2003:

48-49).

Perubahan verba ke d a l a m b e n t u k T E d a n T A ya n g m e n g a l a m i p r o s e s ` o n b i n ' <euphony>, ‘onbin’ adalah perubahan fonem atau bunyi karena pengaruh bunyi yang mengapitnya. Untuk verba kelompok I bisa diklasifikasikan seperti berikut.(Sutedi 2003:53-54)

a. Sokuonbin (促 音 便) yaku terjadi pada ren-youkei (bentuk M A S U ) d a r i v e r b a ya n g m o r f e m k e d u a n y a b e r u p a suku kata {i, ri, ti} serta {ki}. Atau ji ka bermul a dari verb a bentuk kamus, setiap verba yang berakhiran suara/huruf U, TSU, RU (う、つ、る) serta KU (く) pada verba iku <pergi> akan berubah menjadi TTE (って).

b . I-o n b i n (イ 音 便) ya j t u t e rj adi p a d a r en - you k ei (b en t u k MASU) dari verba yang morfem ke duanya berupa suku kata {ki, gi} menjadi {ite, ide}. Atau jika bermula dari verba bentuk kamus, setiap verba yang berakhiran bunyi/huruf KU, GU (く,ぐ ) berubah menjadi ITE, IDE (いて、いで).

c . H a t s u o n b i n t e r j a d i p a d a r e n - y o u k e i ( b e n t u k M A S U ) dari verba yang morfem ke duanya berupa suku kata { mi, ni, bi} menjadi {nde}. Atau jika bermula dari verba bentuk kamus, setiap verba yang berakhiran bunyi/huruf MU, NU, BU ( む、ぬ、ぶ) berubah menjadi NDE (んで).

Dokumen terkait