• Tidak ada hasil yang ditemukan

REGULASI BIDANG PENGANGGARAN

Dalam dokumen Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat (Halaman 69-73)

4.3

T

ahun 2020 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan dan ujian berat bagi APBN, karena pada tahun ini APBN kita dihadapkan pada situasi tidak normal dalam menghadapi pandemi COVID 19. Tantangan dimaksud berkaitan dengan kebutuhan pendanaan yang harus dipenuhi melalui refocusing, simplifikasi bisnis proses yang dapat mendorong kecepatan dan efektifitas proses penganggaran, serta penyederhanaan regulasi penganggaran. Hal tersebut merupakan tambahan tantangan yang harus direspon, selain persoalan klasik yang dihadapi seperti fiscal space yang relatif masih terbatas, mandatory spending yang besar, perumusan output outcome yang yang belum mencerminkan real work, belanja operasional yang boros dan adanya kebutuhan pembiayaan untuk program prioritas.

Tantangan tersebut, tentunya menjadi faktor pendorong untuk terus dilakukannya berbagai inovasi melalui reformasi di bidang perencanaan penganggaran yang diharapkan akan menghasilkan APBN yang efisien dengan berbasis hasil dan manfaat.

Dengan pertimbangan tersebut, maka guna melanjutkan proses reformasi dibidang perencanaan dan penganggaran serta dalam rangka menghadapi tantangan persoalan

penganggaran dalam rangka penanganan pandemi Covid, pada tahun 2020 telah dilaksanakan berbagai penyempurnaan regulasi penganggaran serta mulai digulirkannya ide redesain sistem perencanaan penganggaran. Konsep redesain sendiri ditargetkan mulai digunakan untuk penyusunan perencanaan penganggaran tahun 2022, dan secara substansial banyak perubahan yang dilakukan pada perumusan informasi kinerja dari level program sampai dengan output.

Beberapa regulasi yang dilakukan penyempurnaan untuk keperluan di atas antara lain :

1. Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Keuangan No. S-375/

MK.02/2020 dan Menteri PPN/Kepala Bappenas No. 308/M.PPN/D.8/

PPN.04.03/05/2020 tentang Restrukturisasi Program Kementerian Lembaga tertanggal 8 Mei 2020, Surat Bersama ini memuat daftar program hasil redesain program untuk seluruh kementerian /Lembaga 2. Surat Bersama Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor S-122/MK.02/2020 dan B.517/M.PPN/D8/PP.0403/05/2020 tanggal 24 Juni 2020 tentang Pedoman Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran. SEB ini menjadi pedoman Kementerian keuangan, Kementerian Perencanaan dan Kementerian/Lembaga dalam melakukan redesain informasi kinerja yang digunakan dalam perencanaan dan penganggaran

3. Peraturan Direktur Jenderal Anggaran Nomor 5/AG/2020 tentang tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Dan Penelaahan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

4. PMK No.93/PMK.02/2020 Tentang Perubahan Atas PMK No.60/

PMK.02/2020 Tentang Persetujuan Kontrak Tahun Jamak Ke Menteri Keuangan. perubahan yang diatur dalam PMK ini adalah perubahan kontrak dari kontrak tahunan ke kontrak tahun jamak.

5. PMK tentang Tata Cara Perencanaan, Penelaahan, Dan Penetapan Alokasi Anggaran Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara, Dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Bendahara Umum Negara PMK tentang Tata Cara Perencanaan, Penelaahan, Dan Penetapan Alokasi Anggaran BA BUN, Dan Pengesahan DIPA BUN merupakan dasar hukum bagi Pengguna Anggaran BUN, Pembantu

Pengguna Anggaran BUN, Kuasa Pengguna Anggaran BUN, dan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah K/L dalam proses perencanaan dan/atau penyusunan RKA BUN sampai dengan pengesahan DIPA BUN. Pengaturan dalam PMK ini terus dilakukan penyesuaian sesuai dengan perubahan kebijakan penganggaran.

Pada tahun 2020, diperlukan adanya penyempurnaan ketentuan dalam PMK ini,sebagai berikut:

a. diperlukan payung hukum untuk penyusunan Program dalam perencanaan penganggaran BA BUN dapat bersifat lintas;

b. diperlukan payung hukum bahwa dalam dokumen perencanaan, penelaahan, dan penetapan alokasi anggaran BA BUN, dan pengesahan DIPA BUN dapat ditandatangani secara elektronik oleh masing-masing pihak sesuai kewenangannya; dan

c. diperlukan payung hukum petunjuk teknis dalam proses perencanaan, penelaahan, dan penetapan alokasi anggaran BA BUN dan pengesahan DIPA BUN, dapat diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Anggaran.

Menjawab tuntutan kebutuhan tersebut, dilakukan perubahan pada PMK No. 193/PMK.02/2017 dengan penyesuaian substansi antara lain terkait : Program BA BUN dapat bersifat lintas, tanda tangan elektronik, dan Pengaturan mengenai petunjuk teknis dalam proses perencanaan, penelaahan, dan penetapan alokasi anggaran BA BUN dan pengesahan DIPA BUN, dapat diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Anggaran. Perubahan dimaksud ditetapkan dalam PMK No.91/PMK.02/2020.

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 185/PMK.02/2020 tentang Pengelolaan Anggaran Dalam Rangka Penanganan Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID- 19) Dan/Atau Program Pemulihan Ekonomi Nasional.

Penyusunan PMK 185/2020 ini dimaksudkan untuk menjaga akuntabilitas dan meningkatkan fleksibilitas penggunaan anggaran dalam rangka penanganan pandemi Coronavirus Disease 2019 dan/atau program pemulihan ekonomi nasional.

Selain itu juga dalam rangka meningkatkan fleksibilitas dan

khususnya memberikan landasan untuk melakukan perubahan atau merinci lebih lanjut anggaran belanja pemerintah yang telah ditetapkan sebelumnya.

7. PMK mengenai Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2020 PMK mengenai Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2020 digunakan sebagai dasar hukum dan pedoman bagi Kementerian/

Lembaga dalam mengajukan usulan revisi anggaran serta bagi DJA dan DJPB dalam memproses dan menyelesaikan usulan revisi anggaran pada tahun anggaran 2020.

Beberapa penyempurnaan dilakukan terhadap ketentuan mengenai tata cara revisi anggaran TA 2020 sebagai akibat dari:

a. Amanat Peraturan Perundang-undangan, yaitu UU APBN, Perpres Rincian APBN, serta PERPPU Nomor 1 Tahun 2020;

b. Penyesuaian dengan kebijakan penanganan COVID-19 dan/atau Program PEN;

c. Masukan dari unit-unit terkait dan evaluasi atas implementasi ketentuan mengenai tata cara revisi anggaran tahun anggaran sebelumnya.

Menindaklanjuti hal tersebut, telah diterbitkan PMK Nomor 206/

PMK.02/2019 yang kemudian diganti dengan PMK Nomor 39/

PMK.02/2020 dan terakhir diubah dengan PMK Nomor 117/

PMK.02/2020. Beberapa pengaturan baru yang diatur di dalam PMK mengenai Tata Cara Revisi Anggaran adalah sebagai berikut:

a. Pergeseran anggaran antar-Program antarbagian anggaran dalam rangka penyelesaian restrukturisasi Kementerian/Lembaga;

b. Pergeseran anggaran antar-Program dalam 1 (satu) bagian anggaran untuk penanggulangan bencana alam;

c. Pergeseran anggaran belanja yang dibiayai dari PNBP antar satuan kerja antar Program dalam 1 (satu) bagian anggaran;

d. Pergeseran pagu anggaran antar unit organisasi, antara fungsi, dan/atau antarProgram dalam rangka penanganan pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan;

anggaran untuk pembentukan dan/atau pengubahan Kementerian Negara/Lembaga berkaitan dengan kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan untuk penanganan pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan; dan

f. Pergeseran anggaran antar keperluan dalam Bagian Anggaran 999.08 termasuk pergeseran anggaran dari Bagian Anggaran 999.08 (Bendahara Umum Negara Pengelola Belanja Lainnya) untuk pemberian bantuan dan/atau hibah kepada pemerintah daerah dalam rangka penanganan pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau kebijakan stimulus fiskal dalam rangka mengurangi dampak ekonomi.

Selain itu, dalam rangka simplifikasi proses bisnis revisi anggaran dan penyesuaian dengan kebijakan terkini di bidang penganggaran, telah dilakukan penyempurnaan ketentuan tata cara revisi anggaran TA 2020 mengenai:

a. Simplifikasi mekanisme dan percepatan waktu penyelesaian revisi DIPA K/L yang sebelumnya paling lambat 2 (dua) hari setelah penelaahan dan dokumen lengkap, menjadi dua hari sejak usul revisi DIPA diterima;

b. Simplifikasi mekanisme dan percepatan waktu penyelesaian revisi DIPA K/L setelah SP-SABA ditetapkan, anggaran terkait dengan pergeseran anggaran dari Bagian Anggaran 999.08 paling lambat 1 (satu) hari sejak usul revisi DIPA diterima (sebelumnya tidak diatur mengenai batas waktu);

c. Surat hasil reviu APIP K/L dapat disampaikan secara bersamaan dengan surat usulan penggunaan anggaran atau menyusul dan tidak menghambat dalam proses penetapan DIPA; dan

d. Dalam hal kegiatan yang alokasi biayanya berasal dari persetujuan Menteri Keuangan atas pergeseran anggaran dari BA 999.08 ke BA K/L akan dilakukan perubahan, usul revisi DIPA K/L-nya tidak perlu mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan lagi namun cukup disampaikan ke Direktorat Jenderal Anggaran dengan tembusan ke Menteri Keuangan.

e. Perbaikan mekanisme penyelesaian revisi DIPA BUN, yang sebelumnya termasuk pergeseran anggaran dari BA BUN ke BA K/L, dikoreksi bahwa revisi DIPA BUN mencakup pergeseran anggaran antar sub bagian anggaran dalam BA BUN, dengan waktu penyelesaian 5 (lima) hari kerja.

8. Peraturan Direktur Jenderal Anggaran mengenai Petunjuk Teknis Tata Cara Revisi Perdirjen sebagaimana dimaksud hakikatnya merupakan pedoman teknis mengenai revisi anggaran yang menjadi kewenangan dari DJA, PPA, dan KPA. Perdirjen dimaksud ditetapkan dengan nomor PER-2/AG/2020, dan kemudian digantikan dengan pedoman yang lebih lengkap melalui PER-3/AG/2020. Selanjutnya dalam rangka percepatan dan simplifikasi penyelesaian usul revisi anggaran yang menjadi kewenangan DJA terutama revisi anggaran yang berkaitan dengan penanganan Coronavirus Disease (COVID-19) dan/atau Program Pemulihan Ekonomi Nasional, diterbitkan Perdirjen Anggaran perubahan dengan nomor PER-7/

AG/2020 yang digantikan dengan PER-8/AG/2020.

Beberapa penyempurnaan dan simplifikasi ketentuan dalam Perdirjen mengenai petunjuk teknis revisi anggaran TA 2020 yang menjadi kewenangan DJA, PPA, dan KPA adalah:

a. Simplifikasi mekanisme dan percepatan waktu penyelesaian revisi anggaran terkait dengan pergeseran pagu anggaran antar unit organisasi, antara fungsi, dan/atau antar Program dalam rangka penanganan pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan/

atau menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan;

b. Simplifikasi mekanisme dan percepatan waktu penyelesaian revisi anggaran terkait dengan pergeseran anggaran dari Bagian Anggaran 999.08 (BA BUN Pengelola Belanja Lainnya) ke bagian anggaran Kementerian/Lembaga;

c. Penegasan atas revisi anggaran yang membutuhkan Reviu APIP K/L serta perubahan mekanisme penelaahan menjadi secara online atas revisi anggaran untuk BA BUN yang menjadi kewenangan DJA.

d. Fleksibilitas ketentuan revisi DIPA K/L yang berasal dari pergeseran anggaran BA BUN ke BA K/L dari yang semula harus mendapat persetujuan Menteri Keuangan terlebih dahulu, dapat disampaikan ke Direktorat Jenderal Anggaran tanpa persetujuan Menteri Keuangan terlebih dahulu.

e. Penegasan ketentuan mengenai pergeseran anggaran antar-program untuk beberapa substansi yang sesuai dengan UU APBN maupun Perpres Rincian APBN menjadi kewenangan Pemerintah, tidak perlu mendapat persetujuan DPR.

f. Belanja pegawai/belanja operasional dapat digeser untuk digunakan membiayai belanja non-operasional dalam rangka penanganan COVID-19 sepanjang tidak mengakibatkan pagu minus belanja pegawai.

9. PMK tentang Tata Cara Penggunaan dan Pergeseran Anggaran pada Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Pengelolaan Belanja Lainnya (BA 999.08) Pemerintah perlu menyesuaikan ketentuan dan simplifikasi regulasi yang sebelumnya diatur di dalam PMK No.208/

PMK.02/2017 tentang Tata Cara Penggunaan dan Pergeseran Anggaran pada Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Pengelolaan Belanja Lainnya (BA 999.08) untuk menyesuaikan kondisi perekonomian negara dalam menghadapi pandemi COVID 19.

Beberapa penyempurnaan dan simplifikasi dilakukan dengan menerbitkan PMK No.217/PMK.02/2020 Tata Cara Penggunaan dan Pergeseran Anggaran pada Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Pengelolaan Belanja Lainnya (BA 999.08) sebagai berikut:

a. Usulan penggunaan anggaran BA BUN 999.08 dapat diajukan oleh Pejabat Eselon I atas nama Menteri/Pimpinan Lembaga;

b. Usulan penggunaan anggaran BA BUN 999.08 dapat ditelaah oleh DJA setelah mendapat disposisi dari Menteri Keuangan atau menerima tembusan surat dari menteri/pimpinan Lembaga pengusul;

c. Perbaikan rumusan mengenai proses penelaahan usulan penggunaan anggaran BA BUN 999.08, contoh Penelaahan dilakukan melalui telepon, media percakapan online, video

revisi dapat disampaikan menyusul setelah dilakukan proses penelaahan;

d. Simplifikasi kriteria penggunaan BA 999.08 jenis belanja lain-lain pos cadangan keperluan mendesak;

e. Pengaturan batas waktu penyelesaian revisi yang dibedakan menjadi 2 (dua) kriteria yaitu: 7 (tujuh) hari setelah usulan diterima untuk Program PEN dan 10 (sepuluh) hari kerja setelah usulan diterima untuk Program Non-PEN;

f. Penambahan pengaturan mengenai proses penelaahan usulan penggunaan anggaran BA BUN 999.08 yang berkaitan dengan Program PEN;

g. Laporan Hasil Reviu APIP K/L (final) dapat disampaikan sampai dengan ditetapkannya revisi atas DIPA K/L berkenan. Dalam hal Laporan Hasil K/L belum diterima, DIPA dapat diterbitkan; dan Penambahan pengaturan mengenai tindak lanjut dalam hal nilai anggaran yang tercantum pada Laporan Hasil Reviu APIP K/L (final) berbeda dari nilai anggaran yang tercantum pada DIPA K/L yang telah ditetapkan.

2

Dalam dokumen Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat (Halaman 69-73)

Dokumen terkait