• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

T ahun 2020 merupakan tahun yang sangat menantang bagi Indonesia dan bahkan negara-negara lain di dunia. Pandemi Covid-19 sangat menguras tenaga pemerintah dalam menanggulanginya. Peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sangat dibutuhkan dalam penanganan dampak pandemi tersebut. Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) memiliki peran strategis sebagai pengelola APBN. Peran ini diwujudkan dengan memacu kualitas APBN dari perencanaan, penyusunan, penyesuaian, hingga pelaporan. Upaya penanggulangan pandemi Covid-19 dimulai pada tahun berjalan. Dalam hal ini, APBN perlu dilakukan penyesuaian dan pengawalan yang ketat agar setiap rupiah yang dikeluarkan negara dapat optimal dan efisien memenuhi kebutuhan belanja pemerintah dalam rangka memulihkan Indonesia.

Mengawal Pembangunan Nasional yang Berkelanjutan Menuju Indonesia Maju

DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN KEMENTERIAN KEUANGAN

(3)

9 SAMBUTAN DIRJEN ANGGARAN 12 VISI, MISI, DAN NILAI

14 STRUKTUR ORGANISASI 17 PROFIL PEJABAT

33 ALOKASI ANGGARAN DAN REALISASI 45 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) 53 TRANSFORMASI KELEMBAGAAN

68 PERISTIWA PENTING

87 PROFIL SDM

92 ASSESMENT CENTER

94 PENGELOLAAN MUTASI PEGAWAI 94 JABATAN FUNGSIONAL

95 PENGHARGAAN NON FINANSIAL 100 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

116 TRANSPARANSI ANGGARAN 128 LAPORAN BA BUN

136 REGULASI BIDANG PENGANGGARAN 144 REGULASI BIDANG PNBP 154 HARMONISASI PERATURAN

PENGANGGARAN

166 SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL 169 PERSEPSI INTEGRITAS

171 STRATEGI KOMUNIKASI PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI

180 MANAJEMEN RISIKO 187 KETERBUKAAN INFORMASI

(PPID & KEHUMASAN) 190 PUBLIKASI DIGITAL 196 TRANSPARANSI APBN

DAFTAR ISI

PROFIL DJA 01

TATA KELOLA PEMERINTAHAN KINERJA

PENGANGGARAN SUMBER DAYA

MANUSIA

KILAS KINERJA 02 03 04 05

(4)
(5)

P uji Syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya beragam langkah dan kegiatan Direktorat Jenderal Anggaran dalam menjalankan tugas dan fungsi khususnya selama Tahun 2020

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Anggaran Tahun 2020 ini disusun sebagai salah satu upaya Direktorat Jenderal Anggaran untuk mengabadikan ragam peristiwa penting, kinerja, dan prestasi sepanjang tahun 2020, serta kebijakan dan langkah yang diambil Direktorat Jenderal Anggaran dalam meningkatkan pelayanan kepada stakeholder.

Tahun 2020 merupakan tahun yang cukup menantang. Pandemi Covid-19, membuat sistem kerja yang biasanya sepenuhnya dari kantor (Work From Office), kini dituntut untuk menjadi lebih adaptif yaitu dengan adanya New Thinking of Working (NTOW) dimana pegawai dapat melakukan pekerjaannya dari rumah (Work From Home).

APBN sebagai penopang utama Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bekerja keras penuh untuk memulihkan perekonomian Indonesia, serta merta DIrektorat Jenderal Anggaran selaku pengelola APBN berupaya terus bekerja secara profesional dan optimal dalam memulihkan Indonesia dari pandemi.

Sepanjang tahun 2020, DJA berupaya untuk senantiasa meningkatkan profesionalisme di tengah pandemi Covid-19. Berbagai upaya dilakukan untuk peningkatan internal organisasi dan peningkatan pelayanan eksternal kepada masyarakat. Penerapan Sistem Pengendalian Internal dan penerapan

SAMBUTAN DIRJEN ANGGARAN

1.1

(6)

Manajemen Risiko terus ditingkatkan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pengelolaan risiko di lingkungan DJA. Penggalian inovasi dan partisipasi pegawai dalam memberikan pengembangan ide dan inisiatif dilakukan untuk meningkatkan potensi dan kapasitas organisasi untuk berkinerja tinggi.

Berbagai layanan eksternal kepada masyarakat senantiasa ditingkatkan dengan melaksanakan beragam upaya. Penyediaan sarana dan prasarana permohonan informasi diharapkan dapat memberikan keterbukaan informasi DJA dan memenuhi kebutuhan informasi kepada masyarakat. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penyusunan APBN dilaksanakan dengan berbagai metode kegiatan yang beragam untuk meningkatkan pengetahuan mengenai APBN sehingga dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan nasional.

Penyempurnaan terhadap regulasi terus ditingkatkan untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dan meningkatkan akuntabilitas. Pengembangan terhadap berbagai aplikasi dilakukan seiring dengan berkembangnya teknologi informasi untuk memudahkan pelaksanaan tugas dan berkoordinasi dengan stakeholder.

Harmonisasi terhadap berbagai peraturan lintas sektoral di semua tingkatan juga dilakukan selama tahun 2020 untuk mempercepat proses penetapan pedoman- pedoman pelaksanaan tugas tidak hanya bagi DJA tetapi juga bagi seluruh masyarakat.

Menyambut langkah selanjutnya, koordinasi yang baik serta peran dari seluruh jajaran DJA sangat diharapkan agar dapat bersinergi dengan baik untuk meningkatkan kinerja instansi dan pelayanan kepada masyarakat. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita untuk melanjutkan tugas dan fungsi DJA di masa yang akan datang.

Ditandatangani secara elektronik Isa Rachmartawarta

Visi dan Misi hanya

bisa terwujud dengan implementasi tata

nilai dan perilaku yang kuat di lingkungan

Direktorat Jenderal Anggaran.

(7)

Menjadi pengelola APBN yang profesional dan terpercaya untuk mewujudkan anggaran yang berkualitas, berkelanjutan, berkeadilan, dan tepat sasaran dalam rangka mendukung Visi Kementerian Keuangan “Menjadi Pengelola Keuangan Negara untuk Mewujudkan Perekonomian Indonesia yang Produktif,

Kompetitif, Inklusif, dan Berkeadilan

DJA mendukung Misi Kementerian Keuangan nomor 2 (Mencapai tingkat pendapatan negara yang tinggi melalui pelayanan prima serta pengawasan dan penegakan hukum yang efektif) dan nomor 3 (Memastikan belanja negara yang berkeadilan, efektif, efisien,

dan produktif), dengan:

Menerapkan pengelolaan APBN yang berkualitas untuk mewujudkan kebijakan fiskal yang responsif dan berkelanjutan;

Mewujudkan PNBP yang optimal melalui tata kelola, pengawasan dan pelayanan yang efektif dan akuntabel;

Meningkatkan kualitas sistem, proses, dan sinergi penganggaran untuk mewujudkan belanja negara yang berkeadilan, efektif, efisien,

dan produktif;

Menerapkan proses bisnis inti berbasis digital dan pengelolaan Sumber Daya Manusia yang adaptif sesuai kemajuan teknologi.

VISI, MISI, DAN NILAI

1.2

VISI

MISI

NILAI-NILAI

KEMENTERIAN KEUANGAN

Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip

moral

INTEGRITAS

Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi

PROFESIONALISME

Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk

menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas

SINERGI

Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang dilakukan dengan sepenuh hati, transparan,

cepat, akurat dan aman

PELAYANAN

Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik

KESEMPURNAAN

(8)

• Subdirektorat Analisis Makro dan Pendapatan Negara

• Subdirektorat

Penyusunan Anggaran Belanja Negara I

• Subdirektorat

Penyusunan Anggaran Belanja Negara II

• Subdirektorat

Penyusunan Anggaran Belanja Negara III

• Subdirektorat Penyusunan Pembiayaan

Anggaran Belanja dan Penganggaran Risiko Fiskal

• Subdirektorat Daduktek Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

• Subdirektorat Abid.

Pertanian, Kelautan, dan Kehutanan

• Subdirektorat Abid.

Pekerjaan Umum, Agraria, dan Tata Ruang

• Subdirektorat Abid.

Perhubungan, Kepariwisataan, dan Koperasi dan UMKM

• Subdirektorat Abid.

Keuangan dan Ketenagakerjaan

• Subdirektorat Abid.

Energi, Perindustrian, dan Perdagangan

• Subdirektorat Daduktek Abid.

Perekonomian dan Kemaritiman

• Subdirektorat Abid.

Pendidikan dan Kepemudaan

• Subdirektorat Abid.

Kesejahteraan Sosial dan Kepresidenan

• Subdirektorat Abid.

Agama dan Lembaga Tinggi Negara

• Subdirektorat Abid.

Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

• Subdirektorat Abid.

Kesehatan

• Subdirektorat Daduktek Abid.

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

• Subdirektorat Abid.

Politik

• Subdirektorat Abid.

Hukum

• Subdirektorat Abid.

Pertahanan dan Keamanan

• Subdirektorat Mitra Pembantu Pengguna Anggaran BUN

• Subdirektorat

Penyusunan Rencana Anggaran dan

Laporan Keuangan BA BUN Pengelola BSLB

• Subdirektorat

Daduktek Abid. Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan dan BA BUN

• Subdirektorat Penerimaan SDA Minyak dan Gas Bumi

• Subdirektorat SDA Non Minyak dan Gas Bumi

• Subdirektorat Kekayaan Negara Dipisahkan

• Subdirektorat Potensi dan Pengawasan PNBP SDA dan KND

• Subdirektorat

Peraturan dan Duktek PNBP SDA dan KND

• Subdirektorat Potensi, Penerimaan, dan Pengawasan K/L I

• Subdirektorat Potensi, Penerimaan, dan Pengawasan K/L II

• Subdirektorat Potensi, Penerimaan, dan Pengawasan K/L III

• Subdirektorat

Peraturan dan Duktek PNBP K/L

• Subdirektorat Tranformasi Sistem Penganggaran

• Subdirektorat Standar Biaya

• Subdirektorat Evaluasi Kinerja Penganggaran

• Subdirektorat Teknologi Informasi Penganggaran

• Subdirektorat

Harmonisasi Peraturan Penganggaran K/L I

• Subdirektorat

Harmonisasi Peraturan Penganggaran K/L II

• Subdirektorat

Harmonisasi Peraturan Jaminan Sosial

• Subdirektorat Harmonisasi Penganggaran Remunerasi

• Bagian Organisasi dan Tata Laksana

• Bagian Sumber Daya Manusia

• Bagian Perencanaan dan Keuangan

• Bagian Umum

• Bagian Kepatuhan Internal, Manajemen Risiko, dan Advokasi DIREKTORAT JENDERAL

ANGGARAN

Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara

Direktorat Abid.

Perekonomian dan Kemaritiman

Direktorat Abid.

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Direktorat Abid. Politik, Hukum, Pertahanan, dan

Keamanan dan BA BUN

Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak SDA

dan KND

Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak Kementerian/Lembaga

Direktorat Sistem

Penganggaran Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran

STRUKTUR ORGANISASI

1.3

Sekretariat Direktorat Jenderal

Tenaga Pengkaji PNBP

Kelompok Jabatan

Fungsional Kelompok Jabatan Kelompok Jabatan

Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan

Fungsional Kelompok Jabatan

Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional

(9)

PROFIL PEJABAT DJA

L ahir di Jombang, 30 Desember 1966, Isa Rachmatarwata mengenyam pendidikan di Institut Tekhnologi Bandung Jurusan Ilmu Pasti dan Alam.

Matematika pada tahun 1985-1990. Melanjutkan pendidikan di University of Waterloo, Kanada, dan meraih gelar Master Of Mathematic. Actuarial Science pada tahun 1994.

Memulai karirnya di Kementerian Keuangan di Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan di bagian direktorat Dana Pensiun pada tahun 1991. Pada tahun 2006, beliau menjabat sebagai Kepala Biro Perasuransian di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM LK/

menjadi Otoritas Jasa Keuangan). Pada tahun 2013 beliau menjadi Pegawai Diperbantukan pada Badan Kebijakan Fiskal. Pada tanggal 27 Nopember 2013 dilantik menjadi Staf Ahli Menteri Keuangan bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal, kemudian pada 3 juli 2017 diangkat menjadi Direktur Jenderal Kekayaan Negara. Setelah itu, dipercaya menjadi Direktur Jenderal Anggaran dan dilantik pada 12 Maret 2021.

ISA RACHMATAWARTA

DIREKTUR JENDERAL ANGGARAN

1.4

Contact

Gd. Sutikno Slamet lt. 12, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta 10710

Telp: (021) 3849315 Faks: (021) 3847157

(10)

Lahir di Jakarta pada tanggal 11 Oktober 1963. Gelar insinyur bidang ilmu tanah diraihnya pada tahun 1987 dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan pada tahun 1994 meraih gelar Master of Business Administration dari University of Wisconsin at Whitewater – Amerika Serikat.

Menjabat sebagai Sekretaris DJA terhitung tanggal 21 September 2018 yang bertugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada semua unsur di lingkungan direktorat jenderal.

Lulus dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1995 jurusan teknik sipil. Beliau meraih gelar MBA dari Universitas Nanzan dan gelar doktor dari Universiti Sains Malaysia.

Menjabat sebagai Direktur Penyusunan APBN terhitung mulai tanggal 13 Maret 2020, dengan tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penyusunan APBN.

MARIATUL AINI

SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL

PROFIL

Contact

Gd. Sutikno Slamet lt.11, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta 10710

Telp: (021) 3866117 Faks: (021) 3505118

PROFIL

Contact

Gd. Sutikno Slamet lt.13, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta 10710

Telp: (021) 3505663 Faks: (021) 3505659

ROFIYANTO KURNIAWAN

DIREKTUR PENYUSUNAN APBN

(11)

Lahir di Singaraja pada tanggal 17 Agustus 1965. Alumnus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) tahun 1987 ini, meraih gelar sarjana ekonomi dari Universitas Islam Jakarta pada tahun 1995 dan Master of Science dari University of Colorado pada tahun 2001.

Terhitung mulai tanggal 21 September 2019 diangkat menjadi Direktur Anggaran Bidang Perekonomian dan Kemaritiman, dengan tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang penganggaran belanja pemerintah pusat, sesuai penugasan yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Anggaran.

MADE ARYA WIJAYA

DIREKTUR ANGGARAN BIDANG EKONTIM

PROFIL

Contact

Gd. Sutikno Slamet lt.6, Jl.

Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta 10710

Telp: (021) 3506082 Faks: (021) 3521436

PROFIL

Contact

Gd. Sutikno Slamet lt.8, Jl.

Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta 10710

Telp: (021) 3451028 Faks: (021) 3450430

PURWANTO

DIREKTUR ANGGARAN BIDANG PMK

Lahir di Jakarta pada tanggal 21 April 1969. Gelar sarjana ekonomi diraihnya dari Universitas Jenderal Soedirman pada tahun 1993 dan gelar Master in Economics di bidang Finance and Economics dari University of Nottingham United Kingdom pada tahun 2002.

Terhitung mulai tanggal 24 Maret 2014 diangkat menjadi Direktur Anggaran

Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dengan tugas merumuskan serta

melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang penganggaran belanja

pemerintah pusat, sesuai penugasan yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal

Anggaran.

(12)

Lahir di kota Madiun, Jawa Timur pada tanggal 1 Januari 1966. Meraih gelar sarjana ekonomi pada 1989 dari Universitas Diponegoro. Gelar Pasca Sarjana (Magister Sains) jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan diraihnya dari Universitas Gajah Mada tahun 1997.

Pada tanggal 24 Maret 2014 diangkat menjadi Direktur Anggaran Bidang Polhukhankam BA BUN dengan tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang penganggaran belanja pemerintah pusat, dan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN).

DWI P. HANDAYANI

DIREKTUR ABID. POLHUKHANKAM DAN BA BUN

PROFIL

Contact

Gd. Sutikno Slamet lt.10, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta 10710

Telp: (021) 34525841 Faks: (021) 34525841

PROFIL

Contact

Gd. Sutikno Slamet lt.17, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta 10710

Telp: (021) 3513495 Faks: (021) 3811379

WAWAN SUNARJO

DIREKTUR PNBP K/L

Lahir di kota Mojokerto 8 Agustus 1967. Menyelesaikan pendidikan DIV di BDK pada tahun 1996. Gelar Master of Science diraihnya dari Universitas Birmingham tahun 2001.

Pada tanggal 29 November 2019 diangkat menjadi Direktur Penerimaan Negara

Bukan Pajak Kementerian/Lembaga dengan tugas untuk melaksanakan penyiapan

perumusan kebijakan, standarisasi dan evaluasi di Penerimaan Negara Bukan Pajak

(PNBP) khususnya yang dikelola oleh Kementerian/Lembaga.

(13)

Lahir di Kodya Medan pada tanggal 25 Juni 1970. Alumnus Universitas Sumatera Utara tahun 1996 ini meraih gelar sarjana ekonomi jurusan Akuntansi serta menyelesaikan pendidikan Magister Ekonomi di Universitas Indonesia dan Vrije Universiteit Amsterdam – Belanda pada tahun 2007.

Menjabat sebagai Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam dan Kekayaan Negara yang Dipisahkan terhitung tanggal 29 November 2019 yang memiliki tugas yaitu penyiapan perumusan kebijakan, standarisasi dan evaluasi di Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) khususnya yang Sumber Daya Alam dan Kekayaan Negara yang Dipisahkan.

KURNIA CHAIRI

DIREKTUR PNBP SDA DAN KND

PROFIL

Contact

Gd. Sutikno Slamet lt.18, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta 10710

Telp: (021) 3811379 Faks: (021) 3811379

PROFIL

Contact

Gd. Sutikno Slamet lt.4, Jl.

Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta 10710

Telp: (021) 3868060 Faks: (021) 3868061

LISBON SIRAIT

DIREKTUR SISTEM PENGANGGARAN

Lahir di Bahalat pada tanggal 16 Desember 1966. Gelar Sarjana Ekonomi

diraihnya pada tahun 1990 dari Universitas Sumatera Utara dan pada tahun 2006 meraih gelar Master Ekonomi dari Universitas Indonesia.

Menjabat sebagai Direktur Sistem Penganggaran pada tanggal 5 September 2019,

dengan tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis

di bidang Sistem Penganggaran.

(14)

Lahir di kota Bantul, 22 Januari 1976. Meraih gelar sarjana ekonomi pada 1998 dari Universitas Gadjah Mada. Gelar Master of Science diraihnya dari Universitas Birmingham tahun 2001.

Pada tanggal 21 November 2018 diangkat menjadi Direktur Harmonisasi Peraturan Penganggaran dengan tugas untuk merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang harmonisasi peraturan penganggaran.

DIDIK KUSNAINI

DIREKTUR HPP

PROFIL

Contact

Gd. Sutikno Slamet lt.19, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta 10710

Telp: (021) 3513475 Faks: (021) 3866932

PROFIL

Contact

Gd. Sutikno Slamet lt.15, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta 10710

Telp: (021) 34834604 Faks: (021) 34834604

ANITA ISKANDAR

TENAGA PENGKAJI PNBP

Lahir di Manado pada tanggal 18 Februari 1970. Beliau meraih gelar sarjana sastra perancis dari Universitas Indonesia pada tahun 1994 serta menyelesaikan pendidikan Master Kebijakan Publik di National Graduate Institute for Policy Studies Jepang pada tahun 2004.

Menjabat sebagai tenaga pengkaji PNBP terhitung tanggal 29 November 2019 yang

memiliki tugas untuk melakukan kajian di Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

serta subsidi.

(15)
(16)
(17)

B erdasarkan Surat Menteri Keuangan nomor S-834/MK.01/2018 tanggal 2 November 2018 hal Penyampaian RKA-K/L Pagu Alokasi Anggaran Kementerian Keuangan TA 2019, pagu alokasi DJA sebesar Rp115.737.072.000,-. Dari pagu sebesar tersebut, didistribusikan kepada seluruh unit di lingkungan DJA dengan rincian sebagai berikut:

Rincian

Pagu

Belanja Pegawai

72.950.523.000

Belanja Barang:

54.268.307.000

a. Operasional

14.161.742.000

b. Non Operasional

40.106.565.000

Belanja Modal

26.715.002.000

Total

153.933.832.000

ALOKASI DAN REALISASI

2.1

Indonesia yang

bermutu memerlukan pemerintahan yang

teguh dan bersih.

(18)

Kegiatan unggulan yang dimiliki oleh DJA pada Tahun Anggaran 2020 ada 8 (delapan) yaitu sebagai berikut:

1. Penyusunan Peraturan Turunan UU no.9 Tahun 2018 yang diampu oleh Direktorat PNBP K/L dan Direktorat PNBP SDA KND dengan target output 4 peraturan.

2. Join Program Penerimaan Negara yang diampu oleh Direktorat PNBP SDA KND dengan target output 1 dokumen.

3. Peningkatan kepatuhan instansi pengelola atas regulasi PNBP yang diampu oleh Direktorat PNBP KL dan Direktorat PNBP SDA KND dengan target output 6 dokumen.

4. Penyederhanaan dan penyempurnaan Jenis dan Tarif PNBP yang diampu oleh Direktorat PNBP KL dengan target output 1 kajian.

5. Penyusunan Kajian Tematik APBN yang diampu oleh Direktorat P-APBN dengan target output 1 kajian.

6. Penyusunan Kajian Penganggaran Sektoral Bidang Perekonomian dan Kemaritiman yang diampu oleh Direktorat Abid Ekontim dengan target output 5 kajian.

7. Penyusunan Kajian Penganggaran Sektoral Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang diampu oleh Direktorat Abid PMK dengan target output 5 kajian, dan

Kode Uraian 2020

Pagu Target

1651 Penyusunan Rancangan

APBN 5.634.959.000

1 Rancangan APBN/P dan

Laporan Semester 5.137.083.000 2 Dokumen 2 Analisis/Kajian dan Proyeksi

APBN 497.876.000 2 Dokumen

1653 Pengembangan Sistem

Penganggaran 4.876.106.000

1 Peraturan Bidang Penganggaran

3.609.855.000 9 Peraturan 2 Sistem Informasi Penganggaran 1.266.251.000 2 Sistem Informasi

1654

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Anggaran

127.393.399.000

1 Layanan Dukungan Manajemen

Eselon I 13.566.132.000 1 Layanan

2 Layanan Sarana dan Prasarana Internal

26.715.002.000 1 Layanan 3 Layanan Perkantoran 87.112.265.000 1 Layanan

4251

Pengelolaan PNBP Sumber Daya Alam dan Kekayaan Negara Dipisahkan

3.514.243.000

1

Peraturan Bidang PNBP Sumber Daya Alam dan Kekayaan Negara Dipisahkan

3.514.243.000 3 Peraturan

4252 Pengelolaan PNBP

Kementerian/Lembaga 3.625.516.000

8. Penyusunan Kajian Penganggaran

Sektoral Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, dan BA BUN yang diampu oleh Direktorat Abid Polhukhankam dan BA BUN dengan target output 1 kajian.

Pada bulan April 2020, Presiden RI memerintahkan kepada seluruh Kementerian Lembaga untuk melakukan penghematan belanja dalam rangka refocusing anggaran untuk penanggulangan wabah Coronavirus Disease (Covid-19) melalui Peraturan Presiden RI No 54 Tahun 2020 tanggal 3 April 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2020 serta surat Menteri Keuangan nomor S-302/MK.02/2020 tanggal 15 April 2020 tentang Langkah-langkah Penyesuaian Belanja Kementerian/

Lembaga TA 2020, sehubungan

dengan itu DJA memberikan

kontribusi penghematan anggaran

sebesar Rp31.683.116.000,- sehingga

pagu DJA berkurang menjadi

Rp122.250.716.000,-.

(19)

Kode Uraian 2020

Pagu Target

1 Peraturan Bidang PNBP Kementerian Lembaga

3.502.084.000 6 Peraturan 2 Sistem Informasi PNBP 123.432.000 1 Sistem PNBP

4994

Perencanaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat di Bidang Perekonomian dan Kemaritiman

2.378.564.000

1

Pagu Kementerian/Lembaga Bidang Perekonomian dan Kemaritiman

2.378.564.000 3 Dokumen

4995

Perencanaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat di Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

2.459.510.000

1

Pagu Kementerian/Lembaga Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

2.459.510.000 3 Dokumen

4996

Perencanaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat di Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, dan BA BUN

2.340.105.000

1

Pagu Kementerian/Lembaga Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan

1.271.982.000 3 Dokumen

2

Pagu Bagian Anggaran

Bendahara Umum Negara (BA BUN)

817.212.000 3 Dokumen

3

Rencana Anggaran dan Laporan Keuangan BA BUN (999.07) dan (999.08)

250.911.000 4 Dokumen

5095 Harmonisasi Peraturan Penganggaran 1.711.430.000

1

Rekomendasi Kebijakan Bidang Penganggaran dan Jaminan Sosial

1.711.430.000 55 Rekomendasi

Dalam memudahkan perencanaan kegiatan, koordinasi pelaksanaan, dan monitoring evaluasi kinerja penanganan pandemi Covid-19, alokasi penanganan Covid-19 dikelompokkan dalam klasifikasi akun khusus Covid-19 sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38/

PMK.02/2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Keuangan Negara Untuk Penanganan Pandemi Covid-19 Dan/Atau Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.05/2020 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Belanja Atas Beban Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Dalam Penanganan Pandemi Covid-19, sesuai peraturan tersebut DJA telah mengalokasikan anggaran terkait penanganan Covid-19 sebesar Rp3.720.181.000,- dengan realisasi anggaran Covid-19 sebesar Rp3.696.305.177,- atau sebesar 99,36%. Realisasi anggaran penanganan Covid-19 sebesar 3,12% dari total realisasi anggaran DJA serta sebesar 21,4% dari realisasi belanja barang operasional DJA.

Rincian anggaran penanganan Covid-19 lingkup DJA sebagai berikut:

Kode Uraian Pagu Realisasi SP2D

%

521131

Belanja Barang Operasional Penanganan Pandemi

COVID-19

2.016.580.000 2.016.240.755 99,98

521841

Belanja Barang Persediaan Penanganan Pandemi COVID-19

1.745.000 1.745.000 100,00

522192 Belanja Jasa Penanganan

Pandemi COVID-19 1.504.093.000 1.480.979.422 98,46 532119

Belanja Modal Peralatan dan Mesin Penanganan Pandemi COVID-19

197.763.000 197.340.000 99,79

Jumlah 3.720.181.000 3.696.305.177 99,36

Rincian anggaran penanganan Covid-19 lingkup DJA

(20)

No. Sarana Prasarana Kebutuhan Volume

TA 2020 Kebutuhan

Anggaran Realokasi Anggaran 1 Laptop 671 unit 8.078.257.000 2.954.875.000 2 Lisensi Microsoft

Office 789 unit 4.468.917.000 4.132.042.000

Jumlah 1460 unit 12.547.174.000 7.086.917.000

Selanjutnya pada bulan Juli dan September 2020 dilakukan realokasi anggaran untuk memenuhi kebutuhan pengadaan sarana prasarana pendukung implementasi Flexible Working Space (FWS) di lingkungan DJA antara lain pengadaan laptop dan lisensi Microsoft office. Untuk memenuhi kebutuhan pengadaan sarana prasarana pendukung implementasi FWS tersebut dilakukan realokasi anggaran antar jenis belanja dari belanja barang ke belanja modal dari seluruh unit lingkup DJA sebesar Rp7.086.917.000-, dengan rincian sebagai berikut:

Rincian Realokasi Anggaran Antar Jenis Belanja dari Belanja Barang ke Belanja Modal

Rincian Realisasi Anggaran DJA TA 2020 per Jenis Belanja

Rincian Realisasi Anggaran DJA TA 2020 per Unit

No. Jenis Belanja Pagu Realisasi %

1 Belanja Pegawai 65.320.523.000 61.627.719.540 94,35 2 Belanja Barang 33.864.822.000 33.688.636.868 99,48 3 Belanja Modal 23.065.371.000 23.048.166.891 99,93

Jumlah 122.250.716.000 118.364.523.299 96,82

No. Unit/PPK Pagu Realisasi

%

1

Sekretariat

112.318.758.000 108.527.358.470 96,62 2

Dit. P-APBN

2.321.882.000 2.311.366.500 99,55 3

Dit. Abid.

Ekontim

1.175.460.000 1.156.622.500 98,40 4

Dit. Abid. PMK

737.618.000 737.618.000 100,00

5

Dit. Abid.

Polhukhankam dan BA BUN

587.996.000 587.332.700 99,89

6

Dit. PNBP SDA

dan KND

1.350.796.000 1.342.543.385 99,39 7

Dit. PNB K/L

1.190.228.000 1.184.828.000 99,55 8

Dit. DSP

1.655.334.000 1.609.346.918 97,22

9

Dit. HPP

912.644.000 907.506.826 99,44

Jumlah 122.250.716.000 118.364.523.299 96,82

(21)

Di tahun 2020, terdapat kewajiban bagi unit satuan kerja untuk menjaga capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Presentasi Kualitas Pelaksanaan Anggaran (PKPA) dengan target 95%. Untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan anggaran pada lingkup internal, Kementerian Keuangan sejak tahun 2014 telah menetapkan suatu IKU. IKU dimaksud adalah Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja. IKU tersebut terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan serta kebijakan organisasi. Pada saat ini IKU tersebut kita kenal dengan nama IKU PKPA.

Indikator dan tata cara penghitungan setiap indikator dalam IKU PKPA mengacu pada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang:

1. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang mengatur tentang Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART), dan

2. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian Negara/Lembaga yang mengatur tentang Indikator Kualitas Pelaksanaan Anggaran (IKPA).

Data per 10 Maret 2021

Capaian IKU Presentasi Kualitas Pelaksanaan Anggaran DJA TA 2020 sebesar 98,55. Capaian tersebut berada diatas rata-rata capaian IKU Presentasi Kualitas Pelaksanaan Anggaran Kementerian Keuangan sebesar 97,30. DJA mendapat nilai tertinggi diantara eselon I lain di Kementerian Keuangan.

Perhitungan capaian IKU PKPA sesuai SE-8/MK.1/2020 adalah sebagai berikut:

1. Capaian IKU PKPA untuk triwulan I sampai dengan III mengacu pada capaian IKPA dari Januari sampai dengan triwulan periode pelaporan. Dengan demikian, capaian IKU PKPA untuk triwulan I sampai dengan III sama dengan nilai IKPA yang disajikan pada OM SPAN sesuai dengan periode.

2. Capaian tahunan dihitung sebagai komposit capaian SMART

(22)

Adapun indikator kinerja dan bobot yang digunakan dalam IKPA terdiri dari:

1. Revisi DIPA: rasio antara jumlah revisi DIPA dalam kewenangan pagu tetap terhadap target revisi DIPA secara triwulanan dengan bobot 5,00%.

2. Deviasi Halaman III DIPA: tingkat kesesuaian realisasi anggaran bulanan terhadap perencanaan penarikan dana dengan bobot 5,00%.

3. Pengelolaan UP dan TUP: rasio ketepatan waktu dan IKPA dengan bobot masing-masing sesuai perhitungan unsur kualitas Anggaran Pemerintah Pusat (kementerian/lembaga) pada IKU Kinerja dan Harmonisasi Anggaran Pusat dan Daerah Kemenkeu Wide (dimana tahun 2020 ditetapkan) yaitu SMART 60% dan IKPA 40%.

pertanggungjawaban UP dan terhadap seluruh pertanggungjawaban UP dan TUP dengan bobot 8,00%.

4. Penyampaian LPJ Bendahara: rasio ketepatan waktu penyampaian LPJ oleh Bendahara Pengeluaran terhadap seluruh kewajiban LPJ dengan bobot 5,00%.

5. Penyampaian Data Kontrak: rasio ketepatan waktu penyampaian dokumen ringkasan kontrak terhadap seluruh data kontrak yang didaftarkan ke KPPN dengan bobot 15,00%.

6. Penyelesaian Tagihan: rasio ketepatan waktu penyelesaian tagihan yang bersifat kontraktual (SPM-LS Kontraktual) terhadap seluruh kewajiban penyelesaian tagihan kontraktual yang diajukan ke KPPN dengan bobot 12,00%.

7. Penyerapan Anggaran: rasio antara tingkat penyerapan anggaran terhadap target penyerapan yang ditentukan setiap triwulan dengan bobot 15,00%.

8. Retur Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D): rasio antara jumlah SP2D yang mengalami retur terhadap jumlah SP2D yang telah diterbitkan dengan bobot 5,00%.

9. Penyampaian Renkas (RPD): rasio ketepatan waktu antara penyampaian Renkas (RPD Harian) terhadap seluruh kewajiban Renkas yang diajukan ke KPPN dengan bobot 5,00%.

10. Pengembalian SPM: rasio pengembalian SPM oleh KPPN terhadap seluruh SPM yang diajukan ke KPPN dengan bobot 5,00%.

11. Dispensasi Penyampaian SPM: tingkatan dispensasi SPM yang melebihi batas waktu penyampaian pada akhir tahun anggaran dengan bobot 5,00%.

12. Pagu Minus: rasio pagu minus (realisasi yang melebihi pagunya) terhadap pagu anggaran dengan bobot 5,00%.

13. Konfirmasi Capaian Output: rasio antara jumlah output yang

terkonfirmasi terhadap total output yang dikelola oleh Satker dengan

bobot 10,00%.

(23)

Rencana Strategis

R encana Strategis

(Renstra) DJA Tahun 2020-2024 telah ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Anggaran Nomor KEP 69/

AG/2020 tanggal 29 Agustus 2020.

Penyusunan rencana strategis ini berpedoman pada Rencana Strategis Kementerian Keuangan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020. Selain itu, penyusunan Renstra DJA juga mempertimbangkan berbagai kondisi yang dapat mempengaruhi kebijakan pengelolaan belanja pemerintah pusat dan pengelolaan penerimaan negara bukan pajak (PNBP), sehingga pilihan dan Adapun indikator kinerja dan bobot yang digunakan dalam SMART

terdiri dari:

1. Capaian Keluaran: rasio antara realisasi indikator output dengan target indikator output pada level program dan kegiatan dengan bobot 43,50%.

2. Efisiensi: selisih antara pengeluaran seharusnya dan pengeluaran sebenarnya dengan pengeluaran seharusnya dengan bobot 28,60%.

3. Konsistensi: deviasi antara realisasi anggaran dengan rencana penarikan dana setiap bulan dengan bobot 18,20%.

4. Penyerapan Anggaran: rasio antara realisasi anggaran dengan pagu anggaran dengan bobot 9,70%.

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

2.2

strategi yang dirumuskan dalam Renstra DJA diharapkan mampu menjawab tantangan pengelolaan belanja dan PNBP yang optimal.

Penyusunan Renstra DJA Tahun 2020-2024 mempertimbangkan merebaknya pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia pada awal tahun 2020 yang secara langsung mempengaruhi pengelolaan belanja negara dan PNBP yang kemudian mengakibatkan lambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pandemi Covid-19 yang meluas di berbagai negara memiliki dampak perubahan perilaku pengelolaan belanja pemerintah dan penerimaan negara oleh

1

(24)

2 Kontrak Kinerja Tahun 2020

Komitmen Kinerja Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Keuangan, serta Kontrak Kinerja pejabat eselon I, eselon II, dan eselon III unit vertikal berisikan Peta Strategi yang terdiri dari beberapa Sasaran Strategis (SS) yang dikelompokkan dalam empat perspektif yaitu stakeholders, customers, internal process, dan learning and growth.

seluruh negara termasuk Indonesia. Dalam hal pengelolaan belanja negara, DJA merespon dengan mengeluarkan berbagai produk-produk hukum yang responsif terhadap kebutuhan belanja dalam penanganan Covid-19, melakukan refocusing belanja pemerintah untuk percepatan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Dalam hal penerimaan negara bukan pajak, dengan memperhatikan industri- industri yang sedang terkena dampak Covid-19 dan proses pemulihan pasca Covid-19, DJA merespon dengan mengarahkan kebijakan yang mendukung keberlangsungan dan keberlanjutan industri tersebut.

Seluruh strategi kebijakan tersebut akan diimplementasikan oleh seluruh unit organisasi di lingkungan DJA sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing

Tujuan DJA periode 2020-2024 berfokus pada kelompok tema sebagai berikut:

1. Kebijakan APBN yang berkualitas, berkelanjutan, dan berkeadilan 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak yang optimal

3. Perencanaan Belanja Negara yang efektif, efisien, dan akurat 4. Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan efisien

SS dirumuskan dari visi dan misi organisasi serta tugas dan fungsi utama unit kerja serta mempertimbangkan kondisi terkini organisasi.

Selain itu, perumusan SS maupun IKU pada tahun 2020 juga mengacu dan mempertimbangkan pada Renstra, Renja, mendukung prioritas nasional, program prioritas/unggulan, kegiatan prioritas/unggulan, mendukung inisiatif RBTK atau program transformasi lainnya, dan hasil review pengelolaan kinerja.

Peta strategi DJA tahun 2020 memuat 12 (Dua Belas) Sasaran Strategis (SS) yang terdiri dari:

1. Perencanaan APBN yang berkualitas dalam mendukung pengelolaan keuangan negara yang optimal

2. Kebijakan fiskal yang berkualitas 3. Penerimaan negara yang optimal 4. Belanja Negara yang berkualitas

5. Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif dan efisien.

6. Formulasi kebijakan fiskal dan administratif yang ekspansif produktif dan efisien

7. Pengawasan PNBP yang optimal

8. Sasaran Strategis Pengelolaan anggaran pusat yang berkualitas 9. Sasaran Strategis Pengendalian kualitas pengelolaan keuangan

negara yang berkelanjutan

10. Organisasi dan SDM yang optimal 11. Pengelolaan Keuangan yang optimal

12. Komunikasi publik yang efektif dan sistem informasi yang andal

Pengembangan Sasaran Strategis tersebut dalam Peta Strategi DJA

Tahun 2020 adalah sebagai berikut:

(25)

Pencapaian SS diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU). Kementerian Keuangan telah menetapkan IKU sebagai ukuran kinerja secara formal.

Penyusunan IKU disesuaikan dengan level organisasi atau kewenangan yang dimiliki oleh pejabat yang bersangkutan. Semakin tinggi level organisasi atau kewenangan yang dimiliki pejabat terkait, semakin bersifat outcome atau impact.

Kualitas IKU juga sangat tergantung kepada besarnya coverage IKU terhadap pencapaian SS. Semakin

besar coverage IKU terhadap pencapaian SS, semakin bernilai exact.

Sebaliknya, semakin kecil coverage IKU terhadap pencapaian SS, semakin bersifat activity.

Dari ke 12 SS diatas, kemudian dijabarkan kedalam IKU sebagai berikut:

No Sasaran Program/

Kegiatan Indikator Kinerja Target

Realisasi

1.

Perencanaan APBN yang berkualitas dalam mendukung pengelolaan keuangan negara

yang optimal

1a-CP

Indeks kualitas belanja pemerintah (bidang pendidikan,

kesehatan, dan infrastruktur)

90% 98.64%

1b-CP Nilai kinerja anggaran K/L 75 80.64 1c-CP Persentase realisasi

PNBP 100% 115.10%

1d-N Akurasi perencanaan

APBN 98% 98.22%

2.

Kebijakan fiskal

yang berkualitas 2a-N

Indeks efektivitas peraturan/kebijakan penganggaran

75 81.7

(26)

No Sasaran Program/

Kegiatan Indikator Kinerja Target

Realisasi

3. Penerimaan negara

yang optimal 3a-CP Persentase kepatuhan

atas peraturan PNBP 70% 93.23%

4.

Belanja negara yang

berkualitas 4a-CP

Tingkat implementasi redesign

sistem penganggaran

100% 100%

4b-N

Indeks implementasi penganggaran berbasis kinerja

70 178.35

5.

Birokrasi dan

layanan publik yang agile, efektif, dan efisien

5a-CP

Indeks kepuasan pengguna

layanan

4 (skala

5)

4.25%

6.

Formulasi kebijakan fiskal dan

administratif yang ekspansif,

produktif, dan efisien

6a-CP

Indeks penyelesaian kebijakan/regulasi prioritas

100 111.82%

6b-N

Persentase persetujuan dan

ketepatan waktu dalam rangka

penyusunan rekomendasi harmonisasi peraturan dan

rekomendasi kebijakan di bidang penganggaran

92,00% 107,08%

7.

Pengawasan PNBP

yang optimal 7a-CP

Persentase keberhasilan

pelaksanaan joint program 75,00% 91.45

No Sasaran Program/

Kegiatan Indikator Kinerja Target

Realisasi

8.

Pengelolaan anggaran pusat yang berkualitas

8a-N

Deviasi exercise I-account

3% 1.50%

8b-N

Deviasi proyeksi perencanaan

kas pemerintah pusat

4,75% 3.82%

9.

Pengendalian kualitas pengelolaan keuangan negara yang berkelanjutan

9a-CP

Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah

ditindaklanjuti 89% 89.25%

10.

Organisasi dan SDM yang optimal

10a- CP

Persentase pejabat yang telah

memenuhi standar kompetensi

jabatan

92,48

% 98,19%

10b- CP

Persentase penyelesaian

delayering 100% 100%

10c- CP

Persentase efisiensi belanja

birokrasi

10% 11.40%

10d- CP

Indeks integritas

organisas 95,41 99.15 10d.1-

CP

Tingkat pemenuhan unit kerja

terhadap kriteria ZI WBK/

WBBM

100 110.33

10d.2- CP

Indeks persepsi integritas

90,82 87.96

(27)

No Sasaran Program/

Kegiatan Indikator Kinerja Target

Realisasi

10e-

CP

Persentase penyelesaian

program RBTK 85% 94.44%

10f- CP

Tingkat implementasi learning

organization

75 92.53

11.

Pengelolaan keuangan optimal

11a-CP

Indeks kualitas pelaporan

keuangan 85 85

11b-N Persentase kualitas

pelaksanaan anggaran 95% 95.74%

12.

Komunikasi yang efektif sistem informasi yang andal

12a-CP

Indeks efektifitas komunikasi publik

3,5 (skala

4)

3.75

12b-CP Tingkat penyelesaian

proyek 85 97,46

TRANSFORMASI KELEMBAGAAN

2.3

R eformasi Birokrasi Transformasi Kelembagaan (RBTK) di Kementerian Keuangan terus dilakukan setiap tahunnya, dimulai sejak 2002-2006 (Perode I) berfokus pada Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara, periode II pada tahun 2007-2012 yaitu reformasi birokrasi secara masif melalui 3 pilar reformasi, kemudian di periode III (2013-2016) penetapan dan implementasi cetak biru RBTK, di Periode IV penetapan 20 inisiatif baru dalam rangka penguatan implementasi Program RBTK Kemenkeu.

Kemudian perkembangan Transformasi Digital yang menjadi Inisiatif Strategis (IS) RBTK dari 2019 hingga saat ini.

Secara keseluruhan, capaian Bidang RBTK DJA sampai dengan Triwulan IV TA 2020, on track secara akumulasi maupun trajectory per bidang : 1. Capaian internal DJA sebesar 113% (yaitu 96,2% dari yang

ditargetkan sebesar 85%)

2. Capaian berdasarkan CTO sebesar 112% (yaitu 95,8% dari yang ditargetkan sebesar 85%)

Berikut rincian pencapaian IS berdasarkan masing-masing bidang;

(28)

1

Berdasarkan hasil Leaders Offsite Meeting (LOM) yang diselenggarakan pada tanggal 4 Desember 2020, yang dipimpin oleh Menkeu dan dihadiri oleh seluruh pimpinan Unit Eselon I dengan agenda “Evaluasi Transformasi Digital Kemenkeu, Evaluasi capaian IS RBTK 2020, dan Rekomendasi penguatan IS RBTK 2021”, menghasilkan Rekomendasi IS Rekomendasi IS RBTK DJA TA 2020 yang di-carry over ke tahun 2021 dengan penguatan dan penambahan milestone, meliputi:

1. URAM, Joint Program, Core Tax, dan NLE, dengan penguatan dan eskalasi menuju Reformasi Sistem Administrasi Penerimaan Negara 2. Integrasi Perencanaan dan Penganggaran, melalui penguatan

penajaman serta sinkronisasi program, klarifikasi output dan output dengan APBD

3. Optimalisasi Kebijakan Penganggaran terkait Pengelolaan Program Pensiun, melalui penyelesaian regulasi skema baru

4. New Ways of Working (Peningkatan Kapabilitas SDM internal dan eksternal)

Berikut detail laporan per Bidang TA 2020 dan Next Steps for 2021

Bidang I. Joint Program Optimalisasi Penerimaan

Tujuan Inisiatif:

Mengoptimalkan penerimaan negara melalui penegakan hukum dan perbaikan proses bisnis di bidang pajak, kepabeanan cukai, dan PNBP

Latar Belakang:

1. Optimalisasi penerimaan

menjadi kunci utama pemenuhan sumber anggaran dalam rangka

mendukung kebijakan pembangunan nasional.

2. Terdapat irisan proses bisnis antara DJP - DJBC – DJA (PNBP) yang dapat disinergikan dalam

No.

Inisiatif Strategis

PIC/Owner Capaian

TW I TW II TW III TW IV

1. Joint Program Optimalisasi Penerimaan

Bidang I (Dir. PNBP SDA

dan KND, Dir.

PNBP K/L dan Tenaga Pengkaji

PNBP)

20,83% 54,41% 72,85% 98,25%

2.

Perbaikan

Penganggaran Berbasis Kinerja Dalam Upaya Integrasi Proses Bisnis Perencanaan dan Penganggaran

Bidang II

(Dir. SP) 16,67% 63,88% 97,78% 100%

3.

Optimalisasi kebijakan penganggaran terkait Pengelolaan Program Pensiun

Bidang III

(Dir. HPP) 11,75% 19% 32,50% 79%

4. Penguatan Kerangka Penganggaran Jangka Menengah (KAJM)

Bidang IV

( Dir. PAPBN) 33,33% 48,66% 76,67% 100%

5. Rancangan Redesain Sistem Penganggaran Baru

Bidang V (Dir. Abid Ekontim, Dir.

Abid PMK, dan Dir. Abid Polhukhankam

dan BABUN)

48,33% 83,25% 85% 100%

6.

Peningkatan Kapabilitas SDM, Monev Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Pengembangan Inovasi DJA

Bidang VI

(Sesditjen) 9,88% 34% 55% 100%

TARGET CAPAIAN 11,66% 23,33% 42,14% 85%

TOTAL CAPAIAN 23,47% 41,45% 69,97% 96,29%

CAPAIAN TRBTK DJA TA 2020 113%

(29)

rangka optimalisasi pelayanan, pengawasan, dan penerimaan yang terkait impor, ekspor, cukai dan PNBP

3. Masih terbukanya potensi penerimaan yang dapat digali secara optimal melalui sinergi antara DJP, DJBC , DJA , DJPK, DJPb, DJKN, dan LNSW.

Terobosan:

Joint Program Optimalisasi Penerimaan meliputi program:

1. Kolaborasi dan compatibility business process antar unit melalui scaling up program sinergi DJP- DJBC, menjadi sinergi DJP, DJBC, BKF, DJA, DJPb, DJPK, DJKN, dan LNSW (penerimaan perpajakan, cukai, PNBP, dan pajak belanja pemerintah Pusat dan Daerah), mencakup joint analysis; joint audit;

joint collection; joint investigation;

joint proses bisnis; joint profile;

dan secondment.

2. DJBC, DJP, DJA, DJPb, DJPK, DJKN, dan LNSW akan memiliki data yang lebih komprehensif dari hulu-hilir atas bisnis proses kepabeanan dan cukai maupun perpajakan.

3. Integrated Analysis System DJBC, DJP, DJA, DJPK, DJKN, dan LNSW Pendukung Kesuksesan:

1. Komitmen pimpinan melalui KMK 704/2019 tentang program sinergi;

2. Komitmen pimpinan DJP, DJBC, DJA, DJPK, DJPb, DJKN, dan LNSW dalam implementasi sinergi scale up joint program;

3. Penyelerasan peraturan terkait scale up Joint Program;

4. Alokasi Anggaran dan SDM dedicated unit;

5. Dukungan IT DJBC, DJP, DJA, DJPK, DJKN, DJPb, dan LNSW;

6. Dukungan penyelesaian Unified Revenue Account Management.

(URAM)

Tonggak Pencapaian:

1. Penetapan proses bisnis terintegrasi DJP, DJBC, DJA, DJPB, DJPK, DJKN, dan LNSW

2. Implementasi program scale up sinergi dengan melibatkan unit Eselon I terkait (Joint analisis PNBP sektor minerba/migas/kehutanan/

perikanan)

3. Pengelolaan Akun Penerimaan Terpadu (Unified Revenue Account Management / URAM)

4. Penyusunan Peraturan pelaksanaan UU PNBP

Hasil:

Progres/ Capaian Bidang I sd. Desember 2020 adalah : 98,25% dengan rincian sbb:

1. Milestone penetapan proses bisnis terintegrasi DJP, DJBC, DJA, DJPB, DJPK, DJKN, dan LNSW progresnya telah mencapai 100%

2. Milestone implementasi program scale up sinergi dengan melibatkan unit Eselon I terkait progresnya telah mencapai 100%

3. Milestone pengelolaan Akun Penerimaan Terpadu (Unified Revenue Account Management

/ URAM) 93% - DJBC Lead terkait Single Profile, DJA Supporting Unit

4. Milestone penyusunan Peraturan Pelaksanaan UU

PNBP progresnya telah mencapai 100%

Bidang II. Perbaikan

Penganggaran Berbasis Kinerja Dalam Upaya Integrasi Proses Bisnis Perencanaan Dan

Penganggaran

Tujuan Inisiatif:

Meningkatkan efektivitas dan efisiensi perencanaan dan penganggaran dalam pengelolaan keuangan negara

Latar Belakang:

1. PP No. 17/2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional mengamanatkan pendekatan money follow program dalam penganggaran berbasis kinerja.

2. Nomenklatur dan definisi informasi kinerja dalam RPJMN, dan RKP berbeda dengan Renstra, Renja dan RKA-K/L.

3. Instrumen PBK perlu diatur

kembali sesuai dengan money follow program.

Terobosan:

1. Redesain sistem penganggaran mengenai

restrukturisasi program K/L dalam penyusunan Renja dan RKA-K/L.

2. Integrasi antara data hasil monev ke sistem perencanaan dan penganggaran, dan sebaliknya

3. Memperkuat SAKTI sebagai sistem anggaran tunggal untuk seluruh satker K/L

Pendukung Kesuksesan:

1. Komitmen internal Kemenkeu

2

(30)

3

Hasil:

1. Telah ditetapkan SEB Dirjen Anggaran dan Deputi Pendanaan Pembangunan No S-122/

MK.2/2020 dan B-517/M.PPN/D.8/

PP.04.03/05/2020

2. Telah terbit Perdirjen Anggaran no Per-5/AG/2020 dan telah digunakan untuk pedoman penyusunan dan penelaahan RKAKL Pagu Anggaran dan Alokasi Anggaran.

3. Informasi kinerja hasil RSPP telah digunakan dalam dokumen Renja K/L dan RKA-K/L TA 2021.

4. Telah dilakukan pembahasan evaluasi penerapan RSPP pada Renja dan RKA K/L 2021 untuk penyempurnaan peraturan di Kementerian Keuangan dan Bappenas.

Bidang III. Optimalisasi Kebijakan Penganggaran

terkait Pengelolaan Program Pensiun

Tujuan Inisiatif:

Penyempurnaan Program Pensiun dan THT yang Lebih Efektif dan Efisien

Latar Belakang:

1. Potensi beban APBN yang tinggi dari skema pensiun yang existing (pay as you go):

2. Adanya keterbatasan anggaran.

3. Data menunjukkan belanja pensiun semakin meningkat dari tahun ke tahun.

4. Pengelolaan iuran pensiun yang belum optimal.

5. Berdasarkan perhitungan terakhir tagihan unfunded THT mencapai Rp34 triliun .

6. UU ASN mengindikasikan perlunya reformasi di bidang pengelolaan program pensiun PNS.

7. Amanat UU 12 Tahun 1980 yang memberikan ruang adanya overlapping pemberian pensiun.

Beberapa orang mendapatkan pensiun dari jabatan berbeda.

8. Meningkatnya life expectancy

masyarakat Indonesia.

Terobosan:

1. Pengelolaan Program Pensiun PNS dengan skema

yang mendukung fiscal sustainability.

2. Adanya kebijakan terkait lembaga pengelola, lembaga pendukung dan infrastruktur terkait pengelolaan skema pensiun yang baru (lembaga BUMN di bawah Kementerian Keuangan).

3. Tersedianya Peraturan Perundang-Undangan yang memayungi program pensiun PNS yang baru.

Pendukung Kesuksesan:

1. RPP turunan UU ASN tentang pengelolaan program pensiun.

2. Kesepahaman antara Kementerian Keuangan ,

Kemen-PAN RB, Kemendagri, BKN dan KASN terkait skema pengelolaan pensiun.

2. Change management dan Sosialisasi yang intensif ke K/L

3. Kualitas SDM secara nasional untuk mendukung implementasi PBK (Perencanaan-Penganggaran, Pelaksanaan, dan Monev).

4. Dukungan sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terintegrasi

Tonggak Pencapaian:

1. Penyusunan ketentuan redesain sistem penganggaran mengenai restrukturisasi program K/L dalam penyusunan Renja dan RKA-K/L 2. Pembangunan modul anggaran

SAKTI untuk seluruh satker K/L 3. Perbaikan sistem monev kinerja

anggaran melalui implementasi

Single Budget Monitoring System

sebagai Single Source Of Thruth

untuk monitoring di internal

Kemenkeu

(31)

Tonggak Pencapaian:

1. Penyusunan regulasi program pensiun dan JHT yang baru.

2. Penyusunan regulasi kelembagaan program pensiun dan JHT yang baru

Hasil:

1. Telah dilaksanakan RATAS tanggal 26 Juni 2018, dengan arahan Presiden: (1) Implementasi reformasi program pensiun PNS agar ditetapkan dilaksanakan tahun 2020 dan melalui tahapan yang benar; (2) Membentuk lembaga baru yang merupakan konversi PT Taspen (Persero) menjadi BUMN yang dikendalikan oleh Kemenkeu; (3) Agar melihat kembali kondisi dan kemampuan APBD terkait beban Pemda selaku pemberi kerja yang harus

membayar iuran JP dan JHT.

2. Telah dilaksanakan pembahasan reformasi program pensiun dengan melibatkan Menkeu, Menpan RB, dan Mendagri pada tanggal 13 Januari 2020.

3. Telah disusun perbaikan simulasi tindak lanjut hasil pembahasan antara Menkeu, Menpan RB dan Mendagri dan telah disampaikan laporan ke pimpinan Kemenkeu sebagai bahan Rapat Terbatas lanjutan yang akan dipimpin Presiden.

4. Telah dilakukan PAK awal pokok- pokok draft RPP tentang JP dan JHT.

5. Telah dilaksanakan Uji Publik Reformasi Program Pensiun dalam rangka kesiapan fiskal Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Bidang IV. Penguatan Kerangka Penganggaran Jangka

Menengah (KAJM)

Tujuan Inisiatif:

Meningkatkan akurasi, efektivitas, dan efisiensi penyusunan APBN Jangka Menengah

Latar Belakang:

1. Perlunya penguatan Kerangka Penganggaran Jangka Menengah (KAJM) yang terintegrasi untuk penguatan Performance Based Budgeting melalui tiga pendekatan, yaitu MTFF, MTBF, dan MTEF/KPJM.

2. KAJM dipergunakan untuk

memprediksi dampak kebijakan fiskal yang melewati

tahun rencana (beyond annual budget) dan memiliki keterkaitan erat dengan MTPF 3. Proses perhitungan KAJM

yang dilaksanakan belum terintegrasi antara MTFF, MTBF, MTEF/KPJM, dan MTPF sehingga PBB belum

terimplementasi secara optimal

4. Arahan Menteri Keuangan untuk memperkuat sinergi

4

(32)

5

kebijakan fiskal dan perencanaan/

penganggaran lintas unit Eselon I.

5. Belum terdapat kaitan yang jelas antara KPJM dengan Pagu Indikatif Terobosan:

Penguatan Kerangka Penganggaran Jangka Menengah meliputi ::

1. Kajian Penyempurnaan / Penguatan KAJM (2020);

2. Proses Bisnis untuk KAJM pada APBN 2022 (2021)

3. Desain Kerangka Perencanaan dan Penganggaran Jangka Menengah berbasis PBB (2022)

4. Implementasi Pagu Indikatif – berdasarkan KPJM pada APBN 2023 (2022)

Pendukung Kesuksesan:

1. Komitmen pimpinan akan perlunya penguatan KAJM berbasis PBB;

2. Komitmen pimpinan Kemenkeu dan Bappenas akan Kerangka Perencanaan dan Penganggaran Jangka Menengah yang harus sinkron

3. Penyelerasan regulasi terkait perencanaan dan penganggaran;

4. Alokasi Anggaran dan SDM dedicated unit;

5. Dukungan dari unit-unit lain yang

terkait.

Tonggak Pencapaian:

1. Kajian / Policy Brief Penyempurnaan / Penguatan KAJM

2. Pemetaan Proses Bisnis Hasil:

1. Kajian telah selesai dan akan dipresentasikan kepada Dirjen Anggaran dan para pejabat Eselon II.

Isu utama yang dikaji adalah :

• Perbedaan persepsi para pemangku kepentingan mengenai konsep KAJM

• Adanya komponen KAJM yang tidak dan / atau tidak tepat terkoneksi

• Implementasi KAJM yang belum komprehensif

Untuk tahun 2020 kajian yang dihasilkan lebih menggambarkan kepada gambaran besar permasalahan, gap analysis, serta rekomendasi yang diberikan dengan difokuskan pada perbaikan implementasi KAJM di internal Kemenkeu.

2. Prosis Bisnis yang menggambarkan alur penyusunan KAJM telah selesai untuk level antar unit Eselon I Kemenkeu serta Kemenkeu dan Bappenas

Bidang V. Rancangan Redesain Sistem Penganggaran Baru

Tujuan Inisiatif:

Meningkatkan efektivitas dan efisiensi perencanaan dan penganggaran dalam pengelolaan keuangan Negara.

Latar Belakang:

1. Masih terdapat siklus perencanaan dan penganggaran APBN yang dilakukan secara manual, tidak efisien, dan tidak terintegrasi.

2. Rumusan/nomenklatur program yang ada saat ini belum mencerminkan outcome dan pelaksanaan tusi K/L (program berbasis unit Eselon I).

3. PP No 17/2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional.

4. Perlunya integrasi sistem aplikasi terkait perencanaan

Terobosan:

1. Redesain program belanja K/L (belanja pusat) dan belanja TKDD untuk meningkatkan kinerja program yang lebih koheren

antar UE I dengan impact yang massif.

2. Integrasi sistem aplikasi perencanaan penganggaran

untuk memastikan ketersediaan data yang valid

dalam rangka analisis serta monitoring dan evaluasi.

3. Memperkuat SAKTI sebagai sistem anggaran tunggal di Kemenkeu.

Pendukung Kesuksesan:

1. Komitmen internal Kemenkeu.

2. Change management dan Sosialisasi yang intensif ke K/L

3. Kualitas SDM secara nasional untuk mendukung

implementasi PBK (Perencanaan-Penganggaran,

Pelaksanaan, dan Monev)

4. Dukungan sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terintegrasi.

Tonggak Pencapaian:

1. Rancangan redesain sistem

penganggaran baru khususnya

(33)

6

Bappenas

4. Struktur RSPP K/L (program, kegiatan, KRO, RO) telah

diimplementasikan dalam penyusunan RKA-K/L Pagu

Anggaran dan Pagu Alokasi 2021;

5. Modul anggaran SAKTI telah

diimplementasikan untuk penyelesaian revisi anggaran 2020

dan penyusunan RKA-K/L 2021.

program belanja K/L dan TKDD.

2. Implementasi modul anggaran SAKTI untuk seluruh satker K/L Hasil:

1. Rumusan program telah berbasis outcome, tidak lagi berbasis struktur organisasi;

2. Jumlah Program telah berkurang signifikan;

3. Dari aspek legalitas, rumusan program dan KRO telah ditetapkan dengan surat bersama Kemenkeu-

Bidang VI. Peningkatan Kapabilitas SDM K/L, Membangun Kapabilitas Internal DJA, Monev Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan

Pengembangan Inovasi DJA

Tujuan Inisiatif:

Meningkatkan Kapabilitas SDM DJA dan K/L untuk mendukung peningkatan kualitas penganggaran serta mendorong peningkatan kualitas organisasi menuju birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan efisien

VI.A Peningkatan Kapabilitas SDM K/L

Latar Belakang

1. Rendahnya capaian kinerja K/L mengindikasikan masih perlunya perbaikan

2. Rendahnya kapabilitas penyusunan anggaran di K/L

3. Rendahnya kepatuhan (compliance) K/L terhadap

regulasi dan sistem, termasuk dalam hal implementasi unit reformasi kunci

Tonggak Pencapaian:

1. Menyelenggarakan Diklat Penjenjangan JFAA Kementerian/Lembaga

2. Menyelenggarakan Pelatihan Perencanaan Penganggaran bagi K/L (non JFAA)

3. Menyelenggarakan Budget Learning Center bagi K/L untuk meningkatkan kapasitas penganggaran K/L

Hasil:

1. DJA bekerja sama dengan Pusdiklat AP telah menyelenggarakan:

• Pelatihan penjenjangan JFAA Muda diikuti oleh 8 orang peserta dari K/L dan 18 orang dari DJA (Juli- September).

• Diklat perencanaan penganggaran bagi K/L

sebanyak 2 angkatan (Agustus-September)

2. Kegiatan BLC telah

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelaksanaan PTT rakitan teknologi yang diterapkan adalah perpaduan antara teknologi PTT dengan teknologi petani sehingga varietas yang memberikan keragaan

Adanya pemahaman agama yang lebih baik pada informan setelah menonton video akun Instagram Pemuda Hijrah membuat mereka menjalankan aturan agama sesuai dengan tuntutan syariat

Pulau Bali selain terkenal dengan destinasi wisata yang mendunia, juga terkenal akan kehidupan masyarakatnya yang hidup guyub dan rukun, meskipun terdiri dari

Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara luas ventilasi kamar tidur balita, kepadatan hunian kamar tidur balita, intensitas pencahayaan rumah,

Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar, seperti dikemukakan Depdiknas sebagai berikut: Jika materi pebelajaran yang dipelajarinya bermakna karena sesuai dengan

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur

Melalui hasil analisis SWOT yang didapatkan rancangan perencanaan strategis sistem informasi menggunakan metode ward and peppard dengan harapan hasil yang didapatkan

Dengan SQL Server perancangan aplikasi database dapat dilakukan dengan arsitektur client/server, dimana database terdapat pada komputer pusat yang disebut server, dan