a Koordinasi antar Pemangku Kepentingan;
Seperti dalam masa konstruksi, pada masa pasca konstruksipun koordinasi antar pemangku kepentingan selalu harus dijaga, agar kegiatan yang dilakukan tidak kehilangan arah dan tujuan. Koordinasi antar pemangku kepentingan dalam masa pasca konstruksi dalam rangka melaksanakan evaluasi dan monitoring akan kegiatan pemberdayaan, sehingga jika ada kekuarangan dapat segera diatasi dan diselesaikan. Hal ini tentunya sebagai upaya untuk menghindari konflik yang akan terjadi dan masuknya oknum-oknum yang akan menghambatan pembangunan. b Pemberdayaan Masyarakat;
Pemberdayaan masyarakat masa pasca konstruksi seperti halnya pada masa konstruksi ditujukan pula pada usaha masyarakat yang lebih mandiri lagi, di samping itu juga agar masyarakat dapat menggali potensi mereka sendiri dan akhirnya dapat menemukenali hal-hal yang dapat memberikan kesejahteraan bagi mereka dan selanjutnya dapat berusaha sendiri tanpa mengharap bantuan dari orang dalam rangka mewujudkan pengembangan usaha yang telah dirintisnya.
c. Pendampingan dan Fasilitasi.
Pendampingan yang dilakukan dalam pelaksanaan masa pasca konstruksi diharapkan agar kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat lebih
dioptimalkan dan semakin dapat mensejahterakan masyarakat. Oleh karena itu kelangsungan pendampingan dalam masa pasca konstruksi perlu selalu dijaga sampai pada tahapan masyarakat tersebut dapat betul-betul mandiri. Fasilitasi pada masa pasca konstruksi juga tetap dijaga eksistensinya agar pelaksanaan kegiatan pemberdayaan dapat dilihat hasilnya.
Secara ringkas rekayasa sosial yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 7.5. berikut.
Tabel 7.5. Rekayasa Sosial pada Pembangunan Bendungan Tinalah
No Tahapan Program Uraian
1. Rekayasa Sosial Masa Pra
Konstruksi Pemetaan Sosial;
Social mapping (pemetaan sosial) selain dilakukan untuk menemukenali potensi sumber daya dan modal sosial komuniti, juga dapat dilakukan untuk mengenal stakeholder dalam kaitannya dengan keberadaan dan aktivitas pelaku Community Development
Sosialisasi Sosialisasi pembangunan bendungan atau Bendungan
dilaksanakan agar masyarakat mengetahui sejauh mana kesiapan serta tahapan pembangunan bendungan yang akan dikerjakan. Disamping itu agar masyarakat mengetahui tujuan dan manfaat yang akan diperoleh dengan adanya pembangunan bendungan atau Bendungan tersebut, yang semuanya tentunya bermuara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Inventarisasi Asset Masyarakat Melakukan inventarisasi terhadap asset yang dimiliki oleh
masyarakat sekitar pembangunan bendungan atau Bendungan. Inventarisasi asset yang dimaksud inventarisasi potensi yang ada baik berupa : potensi sumber daya manusia, potensi sumber daya alam, dan potensi sosial budaya masyarakat setempat. Dalam pelaksanaan inventarisasi asset masyarakat juga perlu dilakukan klarifikasi terhadap status kepemilikannya apakah asset tersebut merupakan hak milik pribadi (privat) atau asset tersebut
merupakan hak milik negara (publik).
Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Pelaksanaan pembangunan untuk kepetingan umum, termasuk di
dalamnya kepentingan pembangunan bendungan atau
Bendungan dilakukan melalui musyawarah. Dalam Pasal 1 angka 5 Keppres nomor 55 Tahun 1993 menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan musyawarah adalah proses atau kegiatan saling mendengar dengan sikap saling menerima pendapat dan
No Tahapan Program Uraian Pembentukan Forum Dialog Pemangku
Kepentingan Media komunikasi yang dapat dipergunakan untuk mempertemukan kepentingan pelaksana pembangunan
bendungan atau Bendungan dengan masyarakat, forum ini juga dapat dipergunakan sebagai menyalurkan aspirasi baik
masyarakat maupun perencanaan pembangunan, sehingga dengan adanya forum dialog pemangku kepentingan ini diharapkan kesalahpahaman yang terjadi dapat di atasi
Perencanaan pembangunan sosial Rencana pembangunan yang dilakukan hendaknya mengarah
pada pembangunan sosial. Pembangunan sosial merupakan prasyarat dan indikator kesejahteraan sosial. Pembangunan sosial juga merupakan investasi sosial yang perlu dalam proses
pembangunan manusia;
Pembangunan sosial berorientasi pada peningkatan keberfungsian sosial (social functioning) kelompok-kelompok tidak beruntung (disadvantage groups) yang meliputi fakir miskin, keluarga rentan, wanita rawan sosial ekonomi, dan komunitas adat lokal.
Konsultasi Publik Konsultasi publik untuk pembangunan termasuk pembangunan
bendungan atau Bendungan adalah upaya untuk mewujudkan pembangunan kawasan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan menghimpun aspirasi masyarakat untuk dipakai sebagai bahan rumusan dalam menyusun dasar pijakan dan arah kebijakan pemerintah, dan para pihak. Sehingga publik mempunyai rasa memiliki (self-belonging), bertanggungjawab, kemudahan akses serta dapat ikut memanfaatkan hasil dari pembangunan tersebut.
2. Rekayasa Sosial Masa Konstruksi Koordinasi antar Pemangku Kepentingan Koordinasi yang dilakukan dengan para pemangku kepentingan
(stakeholders) pembangunan bendungan (Bendungan). Koordinasi dilakukan menyeluruh dalam artian ada koordinasi yang sinergis antara pemangku kepentingan utama yang terdiri dari pelaksana pembangunan bendungan atau Bendungan dan masyarakat, kemudian pemangku kepentingan pendukung yang terdiri dari : aparat desa/kecamatan, LSM, Perguruan Tinggi, swasta/Badan Usaha, serta pemangku kebijakan mulai dari pemerintah pusat, DPR, Pemerintah Daerah dan DPRD
No Tahapan Program Uraian
Pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan masyarakat adalah bagian dari paradigma
pembangunan yang memfokuskan perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipiil dari manusia di lingkungannya yakni mulai dari aspek intelektual (Sumber Daya Manusia), aspek material dan fisik, sampai kepada aspek manajerial. Aspek-aspek tersebut bisa jadi dikembangkan menjadi aspek sosial-budaya, ekonomi, politik, keamanan dan lingkungan.
Pendampingan dan Fasilitasi Pendampingan yang dilakukan dalam pelaksanaan masa
konstruksi diharapkan agar kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat berkesinambungan dan dapat mewujudkan target sesuai yang diinginkan para pemangku kepentingan. Dalam pelaksanaan pendampingan perlu difasilitasi dengan berbagai macam
kebutuhan untuk kelancaran kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan sehingga program pemberdayaan yang dilakukan tidak sia-sia dan dapat terwujud
3. Rekayasa Sosial Pasca Konstruksi Koordinasi antar Pemangku Kepentingan koordinasi antar pemangku kepentingan selalu harus dijaga, agar kegiatan yang dilakukan tidak kehilangan arah dan tujuan. Koordinasi antar pemangku kepentingan dalam masa pasca konstruksi dalam rangka melaksanakan evaluasi dan monitoring akan kegiatan pemberdayaan, sehingga jika ada kekuarangan dapat segera diatasi dan diselesaikan
Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan ditujukan pula pada usaha masyarakat yang lebih
mandiri lagi, di samping itu juga agar masyarakat dapat menggali potensi mereka sendiri dan akhirnya dapat menemukenali hal-hal yang dapat memberikan kesejahteraan
Pendampingan dan Fasilitasi Pendampingan yang dilakukan dalam pelaksanaan masa pasca
konstruksi diharapkan agar kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat lebih dioptimalkan dan semakin dapat mensejahterakan masyarakat. Oleh karena itu kelangsungan pendampingan dalam masa pasca konstruksi perlu selalu dijaga sampai pada tahapan masyarakat tersebut dapat betul-betul mandiri. Fasilitasi pada masa pasca konstruksi juga tetap dijaga eksistensinya agar pelaksanaan kegiatan pemberdayaan dapat dilihat hasilnya