• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekomendasi Alternatif Kebijakan Pengembangan Benih Padi Hibrida Berdasarkan hasil dari analisis yang dilakukan terhadap karakteristik yang

4. Keputusan, yaitu :

6.7 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Pengembangan Benih Padi Hibrida Berdasarkan hasil dari analisis yang dilakukan terhadap karakteristik yang

dimiliki petani, motivasi petani terhadap benih, tingkat kepentingan atribut benih padi, tingkat kinerja atribut benih padi, sikap petani dan kepuasan petani terhadap benih padi hibrida varietas Intani 2 maka sebaiknya perlu membuat suatu rekomendasi alternatif strategi kebijakan untuk petani, produsen benih, dan pihak pemerintah.

66 Adapun rekomendasi alternatif strategi kebijakan yang diperuntukan bagi petani sebagai konsumen ialah sebagai berikut:

1. Sebaiknya para petani mencoba untuk mau merubah pola pikir dan juga mencoba untuk mau menerima teknologi budidaya yang baru dengan cara meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petani mengenai teknik dari budidaya padi hibrida, seperti selalu hadir dalam kegiatan penyuluhan atau pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun produsen benih.

2. Selanjutnya ialah memberikan dorongan kepada petani agar termotivasi untuk mencoba serta menanam kembali benih padi hibrida dengan cara melalui diskusi yang interaktif antara petani, pemerintah dan pihak swasta.

Disamping itu, sebagai produsen ataupun penyedia benih padi seharusnya lebih baik lagi didalam melakukan pengembangan dan pemasaran produknya, sehingga perlu pola pikir yang lebih maju dan kreatif agar kedepannya dapat memperbaiki kinerja dari atribut-atibut yang dianggap kurang baik oleh para petani. Beberapa rekomendasi alternatif strategi kebijakan yang sebaiknya dilakukan oleh PT BISI sebagai produsen yaitu:

1. Mengenai atribut produk diantaranya produktivitas dan ketahanan hama penyakit. Produsen melalui pemulia tanamannya diharapkan mampu untuk mencari solusi yang menyebabkan produktivitas benih tersebut rendah dan rentan terhadap hama penyakit.

2. Terdapatnya harga benih yang sangat mahal, ada baiknya apabila perusahaan dapat bersaing dari segi kualitas benih yang sebanding dengan harganya, sehingga tidak mengecewakan petani.

3. Selaku produsen harus mampu meningkatkan ketersediaan benih padi hibrida varietas Intani 2 di tingkat pasar atau kios-kios pertanian sehingga akan mempermudah petani dalam memperoleh benih tersebut.

4. Segi promosi, perusahaan harus melakukan pemasaran secara langsung di tingkat petani melalui kerjasama dengan pemerintah dan khususnya dengan gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang berada di tempat target penanaman. Hal ini akan mempermudah membuka tingkat pemahaman para petani

67 sehingga lambat laun petani akan lebih yakin terhadap kinerja yang dihasilkan dari atribut-atribut yang melekat pada benih padi hibrida varietas Intani 2.

Adapun rekomendasi alternatif strategi kebijakan yang terakhir ialah ditujukan kepada pihak pemerintah selaku penentu kebijakan. Pemerintah memiliki peran yang berarti dalam suatu keberhasilan pertanian khususnya untuk pengembangan benih padi hibrida di tingkat petani. Pemerintah harus mampu berlaku adil didalam membuat kebijakan yang dimana dapat memberikan manfaat dan keuntungan bagi semua pihak. Terdapat beberapa rekomendasi alternatif strategi kebijakan yang perlu dilakukan oleh pihak pemerintah diantaranya :

1. Sebagai suatu upaya untuk mensejahterakan petani maka pemerintah harus lebih aktif untuk mendukung serta membuat suatu kegiatan ataupun program kerja yang dapat meningkatkan pengembangan serta penyebaran benih padi hibrida di Indonesia dan khususnya di Kabupaten Bogor. Demikian juga dengan penyuluhan harus dilaksanakan secara intesif dari awal hingga pasca panen, sehingga nantinya akan mengetahui bagaimana kondisi yang sebenarnya terjadi.

2. Dalam hal pengadaan benih padi hibrida maka pemerintah harus meningkatkan kerjasama dengan para produsen benih. Memilih benih yang sesuai dengan kondisi wilayah yang menjadi target penanaman dan sesuai dengan harapan serta keinginan petani. Artinya setiap kebijakan tidak bertolak belakang dengan sikap petani sebagai pengguna benih padi.

3. Pemerintah melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) harus semakin semangat untuk menghasilkan atau membuat benih padi yang lebih berkualitas serta dapat memperbaiki ataupun meningkatkan benih padi yang sudah ada sebelumnya menjadi lebih baik dan unggul.

68 VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil analisis terhadap karakteristik petani yaitu petani yang menjadi responden didominasi oleh kaum pria usia lebih dari 42 tahun yang sudah menikah dengan tingkat pendidikan terakhir ialah SD atau sederajat. Sebagian besar usahatani padi dijadikan sebagai suatu pekerjaan utama dan memiliki penghasilan antara Rp 500.000 – Rp 999.999 yang diperoleh dari pekerjaan sampingan yaitu petani pemandu lapang, berdagang, berternak, pemungut rongsokan, buruh atau kuli bangunan, dan supir lepas untuk mobil atau motor. Namun, sebagian besar petani adalah penggarap atau menyewa dengan luas lahan sawah yang relatif sempit yaitu kurang dari 0,5 Ha serta memiliki banyak pengalaman dalam ushatani padi sekitar 11 hingga 20 tahun. Pada umumnya budidaya padi dilakukan sebanyak 2 kali dalam setahun dengan pola tanam ialah padi secara terus menerus. Rata-rata produktivitas padi konvensional yang dihasilkan secara umum ialah 5,29 ton/ha dengan rata-rata harga gabah kering panen (GKP) adalah Rp 2.400/kg. Adapun varietas yang paling sering ditanam ialah varietas Ciherang.

2. Berdasarkan hasil penelitian sebesar 50,90 persen petani tidak termotivasi untuk menanam kembali benih padi hibrida varietas Intani 2 yang diperoleh dari penilaian petani terhadap beberapa indikator kebutuhan. Petani menilai bahwa tidak setuju benih padi hibrida varietas Intani 2 memberikan hasil panen yang lebih tinggi (83,72 persen), tidak setuju dapat meningkatkan pemenuhan hidup keluarga (88,37 persen), tidak setuju memperoleh keuntungan yang tinggi (88,37 persen), tidak setuju memiliki waktu panen yang lebih cepat (51,16 persen), tidak setuju memiliki kualitas padi yang lebih baik (88,37 persen), tidak setuju memiliki kemudahan di dalam penggunaan benih padi hibrida (46,51 persen), setuju bahwa para petani menanam benih padi hibrida varietas Intani 2 hanya sekedar mengikuti petani lainnya (62,79 persen), setuju hanya sekedar untuk mengikuti anjuran pemerintah (74,42

69 persen), dan setuju hanya ingin mendapat pengalaman dari keunggulan teknologi budidaya padi hibrida (62,79 persen).

3. Para petani mempunyai sikap yang lebih menyukai terhadap benih padi inbrida varietas Ciherang dibanding dengan benih padi hibrida varietas Intani 2. Sikap tersebut didukung beberapa alasan yaitu diantaranya :

a. Berdasarkan hasil dari menganalisis kepentingan terhadap sembilan atribut benih padi maka terdapat atribut yang paling utama dan dianggap paling penting oleh para petani responden yaitu produktivitas, harga jual gabah (GKP), harga benih, ketersedian benih, ketahanan terhadap hama penyakit, dan pemasaran hasil panen.

b. Hasil analisis tingkat kinerja menunjukkan bahwa benih padi hibrida varietas Intani 2 memiliki beberapa atribut yang dianggap sangat kurang baik kinerjanya. Adapun atribut tersebut ialah produktivitas rendah, ketahanan terhadap hama penyakit dalam kategori rentan, ketersediaan benih yang sangat sulit, dan harga benih yang sangat mahal. Kemudian atibut yang dianggap biasa atau netral ialah pemasaran hasil panen, tahan rebah tanaman, rasa nasi, dan harga jual gabah (GKP). Sedangkan yang memiliki tingkat kinerja yang dianggap baik hanya satu yaitu benih padi yang bersertifikat.

c. Hasil perhitungan analisis model sikap multiatribut fishbein menyatakan bahwa benih padi hibrida varietas Intani 2 (-7,59) memiliki skor lebih rendah dari pada benih padi inbrida varietas Ciherang (9,88). Maksud dari skor tersebut ialah para petani responden kurang menyukai benih padi hibrida varietas Intani 2 dan lebih menyukai benih padi inbrida varietas Ciherang. Sehingga benih padi inbrida varietas Ciherang dianggap lebih mampu dalam memenuhi harapan dan keinginan dari para petani.

d. Hasil perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) pada benih padi hibrida varietas Intani 2 memperoleh skor sebesar 49,59 persen yang dianggap termasuk dalam kategori biasa atau netral. Sedangakan CSI pada benih padi inbrida varietas Ciherang ialah 75,87 persen atau termasuk dalam kategori puas.

70 7.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa saran yang dapat direkomendasikan diantaranya :

1. Produsen melalui pemulia tanamannya diharapkan mampu untuk mencari solusi yang menyebabkan benih padi hibrida varietas Intani 2 memiliki produktivitas rendah dan rentan terhadap virus tungro serta hama keong. Produsen sebaiknya memperbaiki kinerja pada benih tersebut agar menghasilkan benih padi hibrida yang lebih unggul dari sebelumnya, sehingga akan diminati oleh para petani.

2. Harga jual benih yang sangat mahal (Rp 50.000/kg), sebaiknya perusahaan (PT BISI) dapat bersaing dari segi kualitas benih yang sebanding dengan harganya, sehingga tidak mengecewakan para petani.

3. Selaku produsen benih harus mampu meningkatkan ketersediaan benih padi hibrida varietas Intani 2, dengan mendistribusikannya di tingkat pasar atau kios-kios pertanian sehingga akan mempermudah petani dalam memperoleh benih padi tersebut.

4. Para peneliti ataupun pemulia tanaman yang berasal dari pihak swasta maupun pemerintah harus memproduksi benih padi hibrida yang memiliki produktivitas tinggi, dan tahan terhadap hama serta penyakit.

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN PETANI