BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Rekomendasi
1. Peilaku kepemimpinan kepala sekolah yang dilihat pada aspek keterampilan berada pada kategori paling rendah dengan alasan bahwa (1) kemampuan komunikasi verbal rendah, (2) belum maksimal dalam mengelola waktu dan stress, (3) belum maksimal dalam mengelola keputusan pribadi, (4) belum bisa mengenali, mendefinisi dan menyelesaikan masalah, (5) belum bisa memoivasi dan mempengaruhi orang lain, (6) mendelegasikan, (7) menentukan tujuan dan mengartikulasikan sebuah visi, (8) kepekaan pribadi, (9) pembentukan tim, dan (10) manajemen konflik.
Dengan rendahnya keterampilan yang dimiliki oleh kepala sekolah akan berdampak kepada (1) kepercayaan bawahan rendah, (2) kinerja tidak
Imam Sibaweh, 2013
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Pada
maksimal, motivasi bawahan lemah, (3) tidak bisa memberikan keteladanan sebagai seorang pemimpin, (4) tidak mampu dalam mengontrol kegiatan. solusi yang bisa ditawarkan adalah hasil dari berbagai risat dikombinasikan kedalam empat kategori keterampilan kepemimpinan, yaitu : (1) hubungan partisipatif dan hubungan manusia (komunikasi yang mendukung dan membangun tim), (2) daya saing dan kontrol (contohnya asertif, kekuasaan dan pengaruh), (3) inovasi dan kewirausaahaan (contohnya penyelesaian masalah secara kreatif), (4) mempertahankan urutan dan rasionalitas (contohnya manajemen waktu dan membuat keputusan yang rasional)
2. Iklim sekolah pada aspek standar disiplin terendah dengan alasan peneliti menganalisis bahwa yang dimaksud dengan standar disiplin bagi seluruh personil sekolah adalah regulasi yang tidak jelas didalam sebuah lembaga pendidikan dan cara yang tidak tepat dalam mendisiplinkan individu anggota organisasi.
Dampak yang akan terjadi adalah (1) sistem sekolah semrawut, (2) tumpang tindih pekerjaan, (3) tidak menghargai posisi, (4) tidak memahami tugas dan fungsinya serta tanggung jawabnya, (5) saling mengandalkan, (6) tidak ada pengawasan secara terpadu.
Solusi yang bisa ditawarkan adalah (1) kesesuaian antara tugas dan fungsi dari potensi yang dimiliki oleh unsur sekolah, (2) tanggung jawab dari posisi yang dimiliki oleh unsur sekolah, (3) aturan yang jelas, (4) penghargaan terhadap personil sekolah yang berprestasi, (5) kejelasan struktur sekolah
dari semua pihak termasuk kepala sekolah dan orang tua siswa serta pemerintah, (7) kepemimpinan yang bisa diteladani oleh seluruh anggota personil sekolah.
3. Mutu sekolah dilihat dari aspek output pendidikan terendah dibandingkan dengan yang lainnya dengan alasan (1) motivasi belajar siswa rendah karena lebih ditekankan kepada prestasi akademik dan nonakademik siswa, (2) kinerja mengajar guru rendah, (3) pengawasan kepala sekolah rendah.
dampak dari output rendah adalah; (1) prestasi akademik dan non akademik rendah, (2) kepercayaan publik kepada sekolah rendah, (3) sekolah tidak memiliki rasa percaya diri.
Solusinya adalah (1) regulasi harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab, (2) adanya komitmen bersama dalam menjaga output, (3) motivasi yang tinggi dari semua komponen, (4) meningkatkan kompetensi baik dari kepala sekolah, guru, dan siswa.
4. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap mutu sekolah menjadi sebuah keharusan yang harus dibangun secara bersama-sama, terutama untuk meningkatkan aspek keterampilan, aspek standar disiplin, dan aspek output sehingga dengan sinergisnya perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah dapat meningkatkan mutu sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Akdon dan Hadi, S (2004) Aplikasi Statistika dan metode Penelitian untuk
Administrasi & mananjemen. Cirebon: Dewa Ruci
Aqib, Z. (2011) Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak
Bangsa. Bandung:Yrama Widya
Arcaro, (2007). Dimensi dalam Mutu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Rineka Cipta
Bungin.B (2010) Metode Penelitian Kuantitatif komunikasi, ekonomi, dan
kebijakan publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta: Prenada
Media Group
Danim, Sudarwan. (2007). Visi Baru manajemen sekolah dari unit birokrasi
ke lembaga akademik. Jakarta: Bumi Aksara
Engkoswara & Komariah (2010) Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Field, Andy (2000) Discovering Statistic Using SPSS for Windows Advanced
Techniques for the Beginnir. London : Sage Publication
Hadis & Nurhayati (2010). Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Penerbit AlfaBeta
Hasibuan, Melayu. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia; Peranan
Pemimpin dan Fasilitator. Jakarta: Haji Masagung
Hersey, Blanchard (1982) Manajemen Perilaku Organisasi: Pendayagunaan
Sumber Daya Manusia Edisi Keempat, Alih Bahasa Agus Dharma.
Jakarta:Erlangga
Hoffman, et.al (2009). On Improving School Climate: Reducing Reliance on
Rewards and Punishment. Dalam International Journal Of Whole Schooling.[Online] Vol.5(3). Tersedia:
http://www.wholeschooling.net/Journal_of_Whole_Schooling/ articles/5-1%20Hoffman.pdf [17 Juni 2012]
Kemendiknas (Sindo, 26 Agustus 2010) berita mengenai Mutu Pendidikan Nasional
Luthans.Fred (2006) Perilaku Organisasi Edisi Sepuluh, Alih bahasa Vivin Andika dkk. Yogyakarta:Andi
Masaong.K dan Tilome A. (2011) Kepemimpinan Berbasis Multiple Intelligence (Sinergi Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual untuk Meraih Kesuksesan yang Gemilang). Bandung: Alfabeta
Nawawi, Hadari. (2005). Administrasi Personal Untuk Peningkatan
Produktivitas Kerja. Jakarta : CV. Haji Masagung
Nazir, Moh (2003) Metode Penelitian. Gahlia: Jakarta PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Razik.ATaher & Swanson.D.Austin (1995) Fundamental Concept of Educational
Leadership and Management. New Jersey:Prentice-Hall Inc.
Robbins S & Judge.T (2008) Perilaku Organisasi :Edisi 12 (Alih bahasa.Angelica.D, dkk). Jakarta: Salemba Empat
Sagala, S. (2010). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan. Cetakan keempat. Bandung: Alfabeta
Sagala, Syaiful (2008). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Cirebon: Alfabeta
Sallis, E. (2010). Total Quality Management In Education manajemen mutu
pendidikan.(Alih bahasa. Riyadi, Fahrurrozi). London: Routledge.
Salusu. (2002). Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisms Publik dan
Soetopo H,(2012). Perilaku Organisasi teori dan praktik dibidang pendidikan: Malang: Remaja Rosdakarya
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujatno.A dan Muladi (2011) Traktat Etis Kepemimpinan Nasional dan
Indeks Kepemimpinan Nasional Indonesia. Jakarta. RMBOOKS
Sulistyastuti.D dan Purwanto.E (2011) Metode Penelitian Kuantitatif Untuk
Administrasi Publik dan Masalah-Masalah Sosial. Yogyakarta: Gaya
Media.
Tilaar, Nugroho (2009). Kebijakan pendidikan pengantar unuk memahami
kebijakan pendidikan dan kebijakan sebagai kebijakan publik.Pustaka
Pelajar
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanl Usman. Husnaini (2009). Manjemen Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Wahab, A. A. (2008). AnatomiOrganisasi dan kepemimpinan kependidikan Bandung: CV Alfabeta.
Wahyu, Ariani, Dorothea (2003) Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif. Jakarta: Ghalia Indonesia
Wahyudi (2012) Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar. Bandung:Alfabeta.
Williams, Chuck (2000). Management, Ohio: South-Western College Publishing Winardi, J. (2007). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Yukl. G (2005) Kepemimpinan Dalam Organisasi edisi ke V (Alih Bahasa) Budi