BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
C. REKOMENDASI
Merujuk kepada kesimpulan dan implikasi penelitian tersebut, maka rekomendasi dirumuskan dan disampaikan kepada pihak-pihak terkait yang memiliki kepentingan dengan hasil penelitian ini, sebagai berikut.
Pertama, mahasiswa Universitas Terbuka selain melaksanakan pembelajaran sambil bekerja, waktu yang digunakan lebih efisien dan dapat mengatur waktu serta cara belajar sesuai keinginan dan karakteristik mahasiswa, dibutuhkan juga ketekunan dan keuletan yang tinggi serta motivasi yang kuat. Selain itu perlu pula lebih aktif dalam mencari informasi mutakhir “distance learning” agar mampu lebih mandiri dan percaya diri manakala berada dalam komunitas belajar yang menuntut keterampilan sosial. Kemandirian perlu terus ditingkatkan dalam hal: (1) dimensi otonomi pribadi perlu dipertahankan dan dikembangkan karena merupakan modal dasar dalam menempuh sistem pendidikan jarak jauh; (2) dimensi tanggung jawab dalam kemandirian belajar pada pendidikan jarak jauh memberi kontribusi tertinggi terhadap keterampilan sosial, sehingga wajib dimiliki dan dikembangkan mahasiswa dengan harapan kontinuitas pendidikan yang ditempuhnya berjalan lancar didasari sikap taat dan patuh atas aturan-aturan yang berlaku; (3) dimensi manajemen diri dalam kemandirian belajar pada pendidikan jarak jauh berpengaruh signifikan terhadap keterampilan sosial, walaupun secara parsial dianggap tidak signifikan, sehingga perlu dikembangkan lebih optimal oleh mahasiswa untuk dapat mengelola sendiri strategi belajarnya sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar mereka; (4) dimensi monitoring diri perlu ditingkatkan dalam rangka memperbaiki hasil belajar dan senantiasa memunculkan inovasi-inovasi belajar; (5) dimensi pendalaman diri perlu dipertajam untuk menggali potensi-potensi diri lebih optimal.
Kedua, lembaga penyelenggara pendidikan jarak jauh seperti Universitas Terbuka, di samping mengembangkan kemampuan dalam mengelola,
memasarkan, dan memanfaatkan jaringan yang ada sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu pula mempertimbangkan perubahan perilaku mahasiswa yang dimotivasi melalui peningkatan berbagai keterampilan termasuk keterampilan sosial. Paradigma lama yang menyatakan bahwa pendidikan jarak jauh terkendala oleh hubungan interaksi antara mahasiswa dengan pihak lain, sudah harus diminimalisir. Keterampilan sosial merupakan kebutuhan manusia yang hakiki, mereka harus mempunyai keterampilan dalam bekerjasama, berkomunikasi, bersikap asertif, dapat berempati terhadap orang lain dan tentu saja dapat mengontrol diri sendiri dalam rangka bersosialisasi dengan orang lain tersebut. Secara rinci rekomendasi tersebut dikemukakan sebagai berikut: (1) dimensi otonomi pribadi dalam kemandirian belajar pada pendidikan jarak jauh berpengaruh signifikan terhadap keterampilan sosial mahasiswa, sehingga perlu dipertahankan dan dikembangkan penyelenggara dalam memberlakukan sistem pendidikan jarak jauh. Dalam pelaksanaannya pihak penyelenggara pendidikan harus memberikan porsi yang lebih besar terhadap mahasiswa untuk dapat menentukan sendiri strategi belajarnya; (2) dimensi tanggung jawab dalam kemandirian belajar pada pendidikan jarak jauh memberi kontribusi tertinggi terhadap keterampilan sosial, oleh karena itu penyelenggara pendidikan hendaknya menekankan kepada mahasiswa bahwa bagi mahasiswa yang sudah bekerja dituntut mempunyai tanggung jawab atas posisi yang diembannya sehingga perlu membagi waktu, tenaga, sikap, dan pikirannya dalam memenuhi tanggung jawab tersebut; (3) dimensi manajemen diri dalam kemandirian belajar pada pendidikan jarak jauh berpengaruh signifikan terhadap keterampilan sosial,
walaupun secara parsial dianggap tidak signifikan, sehingga perlu dikembangkan lebih lanjut penekanannya oleh penyelenggara pendidikan dengan menjelaskan bahwa peristiwa belajar yang optimal terjadi apabila mahasiswa dapat mengelola sendiri strategi belajarnya sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar mereka. Penyelenggara diharapkan menciptakan layanan, sumber atau strategi belajar yang menggiring mahasiswa merasa menginginkan untuk belajar (want to learn); (4) dimensi pemantauan diri dalam kemandirian belajar pada pendidikan jarak jauh berpengaruh signifikan terhadap keterampilan sosial. Oleh karena itu pihak penyelenggara perlu menyediakan bahan ajar yang berkarakter membelajarkan diri mahasiswa lengkap dengan komponen-komponen yang menuntut mahasiswa dapat mengevaluasi diri atas keberhasilan belajarnya; (5) dimensi pendalaman diri dalam kemandirian belajar pada pendidikan jarak jauh perlu dipertahankan karena berpengaruh signifikan terhadap keterampilan sosial mahasiswa. Penyelenggara pendidikan perlu mengemas sajian yang membantu untuk dapat belajar lebih mendalam lagi. Implementasinya antara lain dapat berupa melakukan serangkaian tugas yang disarankan seperti observasi lapangan, studi dokumentasi di perpustakaan, berfokus pada pengalaman, inkuiri menemukan hal baru, atau melalui penelitian yang dikembangkan.
Ketiga, untuk dapat memaksimalkan kinerjanya, lembaga penyelenggara pendidikan jarak jauh, dalam hal ini Universitas Terbuka dapat memperluas jalinan hubungan yang lebih erat lagi dengan perguruan tinggi tatap muka lainnya. Untuk itu, paradigma lama yang terkesan pendidikan jarak jauh diperuntukkan dalam pemerataan pendidikan, sudah harus ditinggalkan. Pada masa ini seiring
pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, antara pendidikan jarak jauh dengan pendidikan tatap muka saling melengkapi. Pendidikan tatap muka menjadi lebih lengkap ketika didukung sistem pembelajaran jarak jauh terutama dalam hal belajar mandiri dan belajar dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi, sebaliknya pendidikan jarak jauh juga menyelenggarakan sistem pembelajaran tatap muka sepanjang diperlukan dalam proses pembelajaran. Atas dasar ini, model dual mode direkomendasikan, karena model ini memberikan penekanan pada interaksi dan komunikasi baik secara tatap muka maupun melalui media, sehingga mutu pendidikan baik secara tatap muka maupun jarak jauh menjadi sama.
Keempat, penelitian ini masih memiliki sejumlah keterbatasan dalam lingkup penelitiannya, sehingga hasil penelitian yang menunjukkan besarnya pengaruh kemandirian belajar terhadap keterampilan sosial sebesar 30.3% menandakan bahwa secara proporsional, faktor lain yang mengintervensi keterampilan sosial masih cukup besar. Fenomena keterampilan sosial tidak hanya disandarkan seluruhnya kepada kemandirian belajar. Sehingga pada konstruk keterampilan sosial jelas masih banyak entitas yang perlu diperhatikan. Memasukkan unsur lain yang diduga dapat mempengaruhi keterampilan sosial, akan lebih memperkecil kesalahan hasil penelitian/bias penelitian dan menghasilkan gambaran keterampilan sosial yang lebih baik. Pada dasarnya perilaku seseorang akan timbul tidak hanya distimulir oleh sikap dari dalam individu tersebut, namun juga ada intervensi faktor lain, seperti faktor luar atau faktor lingkungan. Tentunya dalam hal ini seseorang yang telah memiliki
pengalaman dalam keterampilan sosial akan memiliki nilai keterampilan yang lebih baik. Sehingga dalam penelitian selanjutnya perlu direkomendasikan hal-hal sebagai berikut. (1) Meneliti penelitian yang sama dengan dimensi kemandirian dan keterampilan sosial yang berbeda; (2) Meneliti penelitian yang sama dengan karakteristik sasaran yang berbeda, misalnya mahasiswa secara umum tidak karena sudah menerima Pendidikan IPS; (3) Meneliti penelitian yang sama dengan unit analisis yang berbeda, selain UPBJJ UT Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Andamsari. (2000). Aktivitas Belajar dalam Modul. Jakarta : Depdiknas.
Anwar. (2004). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education) Konsep
dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Banks, James A. (1990). Teaching Strategies for The Social Studies: Inquiry,
Valuing, and Decision Making. Fourth Edition. New York: Longman.
Barr, Robert, James L. Barth and Samuel Shermis. (2003). The Nature Of Social
Studies (Terjemahan oleh Buchari Alma: Hakekat Studi Sosial). Bandung:
Alfabeta.
Bastian, Aulia Reza (2002). Reformasi Pendidikan. Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama.
Boediono. (2000). Pendidikan yang Bermutu Tidak Akan Pernah Lepas dari
Kehadiran Guru yang Bermutu. Bandung: PPPG Tertulis.
Candy, PC. (1991). Self Direction for Life Long Learning. A Comparative
Guide To Theory and Practice. San Fransisco: Jossey Bass Publishers.
Calhoun, James F and Joan Ross A Cocella. (1990). Psikologi tentang
Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang.
Canney, Catherine and Alison Byrne. (2006). Evaluating Circle Time as a
Support to Social Skills Development – Reflections on a Journey in School-Based Research, dalam British Journal of Special Education Vol. 33
No. 1, 2006.
Carr, Jacquelyn B. (1979). Communicating with Myself. A Jurnal. California: The Benjamin/Cummings Publishing Co, Inc.
Cartledge, G and Milburn. (1992). Teaching Social Skill to Children Innovative
Approach. New York: Pergamon Press.
Chaeruman, Uwes A. (2003). Sistem Belajar Mandiri: Dapatkah Diterapkan dalam Pola Pendidikan Konvensional?. Jurnal Teknodik No.13/VII/TEKNODIK/Des.2003.
Chaplin, C.P. (1995). (Penterjemah Kartini Kartono). Kamus Lengkap Ilmu
Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Chaplin, CP. (1995). (Terjemahan Kartini Kartono). Kamus Lengkap Ilmu
Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Creswell, John W. (1994). Research Design: Qualitative & Quantitative
Cronbach, L & Snow R. (1977) Aptitudes and Instructional Methods: A
Handbook for Research on Interaction: New York: Irvington.
Daldjoeni. (1997). Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Alumni. Darsono, Max. (1989). Studi Komparatif Tiga Balikan Belajar sebagai Sarana
Memotivasi Belajar Mandiri. Disertasi IKIP Bandung. Tidak diterbitkan.
Delors, Jaques, et.al. (1996). Learning: The Treasure Within. Unesco Publishing/The Australian National Commision for Unesco.
Depdiknas. (2002). Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill)
Melalui Pendekatan Broad-Based Education (Draft). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
DePorter, Bobbi and Mike Hernacki (Penterjemah: Alwiyah Abdurrahman). (1992). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan.New York: Dell Publishing.
Dimyati, Muhammad. (1989). Pengajaran Ilmu-ilmu Sosial di Sekolah Bagian
Integral Sistem Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Depdikbud.
Djahiri, Kosasih. (1980). Teknik Klarifikasi Nilai. Jakarta: P3G.
Drever, James (Penterjemah Nancy Simanjuntak). (1997). Kamus Psikologi. Jakarta: Bina Aksara.
Dwi, Bambang. (2002). E-Learning System Berbasis Web sebuah Alternatif
Metode Pembelajaran. Mimbar Penelitian IKIP Bandung No. 2/XXI
Elan. (2005). Upaya Menumbuhkan Keterampilan Sosial. Bandung: UPI.
Ensiklopedi Pendidikan. (1982). Jakarta: Balai Pustaka.
Fraenkel, Jack R (1980). Helping Students Think and Value, Strategies for
Teaching The Social Studies. Second Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Fraenkel, Jack R. (1977). How to Teach About Values: An Analytic Approach. New Jersey: Prentice Hall.
Gall, Meredith D, Joice P. Gall and Walter R. Borg. (2003). Educational
Research: An Introduction. Seventh Edition. Boston: Pearson Education,
Inc.
Garrison, D.R. (1997). Self Directed Learning. Toward a Comprehensive Model. New York: Paper.
Giddens, Anthony and Jonathan Turner. (Penterjemah: Yudi Santoso). 2008.
Goleman, Daniel (1999). Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, Daniel (2007). Social Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Guglielmino, LM and Guglielmino, PJ. (1991). Expanding Your Readiness for
Self Directed Learning. Don Mills Ontario: Organization Design and
Development Inc.
Gujarati, D. (1991). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Hamalik, O. (1993). Sistem dan Prosedur Pengembangan Kurikulum Lembaga
Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Trigenda Karya.
Harjito. (2004). Peran Guru dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran ditinjau
dari Perspektif Pendidikan Progresif. Jakarta: Jurnal Teknodik No.
14/VIII/Teknodik/Juni/2004.
Harseno. (2003). Menuju Kesadaran Diri. Jakarta: Tanpa Penerbit.
Haryono, Anung. (2000). Analisis Masalah Kinerja dan Kebutuhan Pendidikan
dan Latihan, Jakarta : Depdiknas.
Hasan, S. Hamid. (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Ditjen Dikti Depdikbud.
Hasbullah. (2003). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Havigurst, Robert J. (1964). Society and Education. Boston: Allyn and Bacon Inc.
Hermana, Somantrie. (2005). Pengetahuan Sosial dan Ilmu-ilmu Sosial dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Seminar SPS IPS UPI (19-12-2005).
Hernowo. (2004). Self Digesting. Bandung: Mizan Learning Centre. Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Idris, Naswil. (2001). New Educational Media for Open and Distance Learning.
Combination between High Technology and Interactivity. Yogyakarta:
SEAMOLEC.
Jarolimek, John. (1977). Social Studies Competencies and Skills: Learning to
Teach As an Intern. New York: Macmillan Publishing Co., Inc.
Jarolimek. J. and Walter C. Parker. (1972), Social Studies in Elementary
Education. New York: Harper Collins Publishers.
Joyce, Bruce and Marsha Weil with Emily Calhoun (2000). Models of Teaching. Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon.
Kaplan, Robert M & Dennis P. Saccuzzo. (1993). Psycological Testing
Principles, Application, and Iissues, California: Brooks/Cole Publishing
Company, Pasific Group.
Kaufman, Herbert. (1985). The Limits of Organizational Change. Alabama: The University of Alabama Press.
Kerlinger, F.N. (2000) (Terjemahan Simatupang). Asas-asas Penelitian
Behavioral. Yogyakarta: UGM Press.
Knowles, Malcolm Shepherd. (1975). Self Directed Learning: A guide for
learners and teachers. Chicago: Follet.
Kutner, M.H., Nachtsheim dan J. Neter. (2004). Applied Linear Regression
Models. New York: McGraw Hill.
Lipton, Laura and Deborah Hubble (1997). Kemandirian Belajar. (Diterjemahkan dari More Than 50 Ways to Learner-Centered Literacy. USA: SkyLight. Mappiare, Andi. (1983). Psikologi Orang Dewasa bagi Penyesuaian dan
Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Martorella, Peter H. (1985). Elementary Sosial Studies. Developing Reflective,
Competent, and Concerned Citizens. Boston : Little, Brown and Company.
Maryani, E. (2009). Kompilasi Pendidikan Geografi dalam Konteks IPS. (tanpa nama dan tempat penerbit).
Matzin, Ab. Rasid. (2000). ”Masalah-masalah yang Menghalang Pelajar-pelajar Pendidikan Jarak Jauh Universiti Sains Malaysia daripada Menghadiri Kursus Intensif”. The Malaysian Journal of Distance Education 2 (1).
Mc. Clelland, DC., et al. (1953). The Achievement Motive. New York: Appleton- century Crofts, Inc.
Meadow, Mary Jo. (1989). Memahami Orang Lain: Meningkatkan Komunikasi
dan Hubungan Baik dengan Orang Lain. Yogyakarta: Kanisius.
Moore, Michael Grahame. (1997). Handbook of Distance Education: Second Edition. USA: Lawrence Erlbaum Associates.
Nasution, S. (2000). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
National Council for the Sosial Studies (NCSS). (1989). In Search of a Scope
and Sequence for Sosial Studies. Report of the National Council for the
Social Studies: Task Force on Scope and Sequence.
National Council for the Sosial Studies (NCSS). (1994). Curriculum Standards
Pannen, Paulina. (2002). Pengertian Sistem Pendidikan Terbuka dan Jarak
Jauh. Jakarta: Universitas Perbuka.
Perry, W and G. Rumble. (1987). A Short Guide to Distance Education. Cambridge International Extension College.
Pratiknya. (1995). Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Kanisius.
Rakhmat, Jalaluddin. (1984). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Rosda Karya.
Rakhmat, Jalaluddin. (2004). Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosda Karya Sardiman. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sasongko, Rambar Nur. (2001). Pengembangan Nilai-nilai dan Keterampilan
Sosial melalui Model Pembelajaran Aksi Sosial. Disertasi. UPI.
Scott. (1991).”Echivening Social StudiesAffective Aims: Values Empathy and Moral Development” dalam Shaver J.P. (Ed). Handbook of Research on
Social Studies Teaching and Learning. New York: Macmillan.
Senjaya, Sasa Djuarsa. (1999). Pengantar Komunikasi. Jakarta: UT.
Siahaan, sudirman. (2001). Pola penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Jarak Jauh bagi Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: SEAMEO-
SEAMOLEC.
Sindhunata. (2000). Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta:
Singarimbun dan Sofian Effendi. (1990). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.
Sitepu, Nirwana K. (1994). Analisis Jalur, Bandung: Unit Pelayanan Statistika Jurusan Statistika Universitas Padjadjaran.
Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Soedjatmoko. (1986). Dimensi Manusia dalam Pembangunan. Pilihan Karangan. Jakarta: LP3ES.
Soetjipto (Ed.). (1978). Metodologi Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depdikbud.
Spence, Sue and Geoff Shepherd (Ed.). (1983). Developments in Social Skills
Sudirwo. (2002). Kurikulum dan Pembelajaran dalam Rangka Otonomi
Daerah. Bandung: Andira.
Sugilar. (2001). “Kesiapan Belajar Mandiri Peserta Pendidikan Jarak Jauh”.
Jurnal Pendidikan Tinggi Jarak Jauh”. Vol. 1 (2).
Sugiyono. (2005). Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sulaeman, Dadang. (1988). Teknologi/Metodologi Pengajaran, Jakarta : Depdikbud.
Sumaatmadja, Nursid. (1986). Metodologi Pengajaran IPS. Bandung: Alumni. Sunal, Cynthia Szymanski. (2005). Social Studies for The Elementary and
Middle Grades. A Constructivist Approach. Boston: Pearson.
Suparman, Atwi dan Aminudin Zuhairi (2004). Pendidikan Jarak Jauh. Teori
dan Praktek. Jakarta: UT.
Suparno, Paul. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Supriyoko, (2004). Kebijakan Akreditasi Sekolah. Jakarta: BASNAS. Suprijanto. (2007). Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryadi, Ace. (2009). Mewujudkan Masyarakat Pembelajar. Bandung: Widya Aksara Press.
Tilaar, HAR. (2008). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995).
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka-Depdikbud
Tubbs, Stewart L dan Sylvia Moss. (1992). Human Communication: Prinsip-
prinsip Dasar. Bandung: Rosda Karya.
UNESCO. (1996). Learning : The Treasure Within. Bangkok : UNESCO.
Universitas Terbuka. (2003). Cakrawala Pendidikan. E-learning dalam
Universitas Terbuka. (2004). Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. Jakarta: U-T. Universitas Terbuka. (2004). Universitas Terbuka. Dulu, Kini, dan Esok.
Jakarta: UT
Vygotsky, LS. (1978). Mind in Society: The Development of Higher
Psychological Processes. Cambridge,MA: Harvard University Press.
Waney, Max Helly. (1989). Wawasan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depdikbud.
Winecoff, H.L. (Diterjemahkan oleh Abdul Manan). (1995). Pendidikan Nilai:
Konsep dan Model. Malang: IKIP.
Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia.
Wiriaatmadja, Rochiati (2002). Pendidikan Sejarah di Indonesia: Perspektif
Lokal, Nasional, dan Global. Bandung: Historia Utama Press UPI.
Zuhairi, Aminudin. (2001). “Principles of Distance Learning”. Makalah pada
Regional Training on Self-learning Material Development for ASEAN Countries, Jakarta.
Zuhairi, Aminudin. (2004). Perkembangan dan Kontribusi Pendidikan Tinggi
Jarak Jauh dalam Upaya Global Membangun Masyarakat. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Zuhairi, Aminudin dan Atwi Suparman, Moh. Toha Anggoro. (2004). Universitas
Maya (Virtual): Peluang dan Tantangan. Jakarta: Universitas Terbuka.
SUMBER INTERNET:
Abdullah, MH. (2001). Self-directed Learning dalam Eric Digest. (Online). Tersedia:http://www.nwrel.org. (1-10-2008)
Bandura, Albert. (1972). Social Learning Theory. (Online). Tersedia: http://www.unpad.ac.id. (13-4-2009).
Bell, Amy Leigh. (2007). Evaluating Social Skills in Long Term. (Online). Tersedia:http://dspace.wustl.edu/bitstream/Bell+Amy.pdf.
Brigham. (1991).(Online). Self Monitoring. (Online). tersedia:http://en.wikipedia.org/wiki/selfmonitoring. (21-9-2008)
Candy, Philip C. Independent Learning: Some Ideas from Literature. (Online). Tersedia:http://www.brookes.ac.uk/services/ocsd/2_learntch/independent. html). (29-7-2008)
Cartledge and Milburn, (1995); Walker et al., 1995. Educational Research and
Reviews Vol. 1 (3), pp. 143-149, July 2006. (Online). Tersedia: http://
www.academicjournals.org/ERR. (13-4-2008)
Covey, Stephan R. (2004). Seven Habit of Highly Effective People. (Online). Tersedia: http://kesuksesan hidup.com/2009/05/seven-habits-of-highly. effective.people.html.(4-5-2009).
Davis and Forsythe. (1984). Aspek Keterampilan Sosial. (Online). Tersedia:http://e-smartschool.co.id. (11-6-2008)
Dunia Psikologi. (2009). (Online). Tersedia:http://duniapsikologi.com. (3-5-
2009).
Elliot, Roger. (1986). 6 Keys Social Skills. (Online). Tersedia:http://www.self confidence.co.uk/social skills.html
Gagne. (1977). Learning Theori. (Online). Tersedia:http://unpad.ac.id/aderusliana. (23-5-2007).
Goldstein and Pollock. (1988). Social Skills Group Assessment Quetsionnaire. (Online).Tersedia:http://www.users.globalnet.co.uk/~ebdstudy/strategy/gol dsten.htm. (2-5-2008)
Gryna. (1988). Manajemen Mutu. (Online). Tersedia: http://wordpress.com/manajemenmutu/konsep penjaminanmutu. (3-5- 2010).
Guglielmino. (1991). Self Directed Learning Readiness Scale. (Online). Tersedia:http://lppm.ut.ac.id/ptjj.htm. (27-9-2007)
Haryono, Anung dan Abubakar Alatas. (Th). Virtual Learning/Virtual
Classroom sebagai Model Pendidikan Jarak Jauh: Konsep dan
Penerapannya. (Online). Tersedia:
http://www.manto.bravehost.com/modul4.html (2-2-2007)
Hidayanto, Dwi Nugroho. (2001). Belajar Keterampilan Berbasis Keterampilan
Belajar (Learning Skill Based Skill Learning) (Online). Tersedia:
http://www.depdiknas.go.id. (8-10-2008)
Hiemstra (1994). Self-directed Learning. (Online) Tersedia:www.kemandirian belajar (10-09-2008)
Meyer, Katrina A. (2002). Quality in Distance Education. ASHE ERIC Higher Education. Vo. 29 No. 4. (Online). Tersedia:http://www.media.wiley.com. (2-4-2010).
Miarso. (1998). (Online). Otonomi Belajar.
Moore, Michael G. (1997). The Theory of Transactional Distance. (Online). Tersedia:http://www.aged.edu/research/readings/Distance/1997Moore Trans Distance.Pdf. (12-32009).
Prawiradilaga. (2004). Belajar mandiri. (Online). Tersedia:http://education.com/2010/sistembelajarmandiriberbasise.html. (10-4-2010).
Prijosaksono & Roy Sembel. (2003). Aplikasi Manajemen Diri. Jakarta. (Online). Tersedia:http://works.google.co.id/pengertian manajemen diri. (16-5- 2009) Raker Kopertis VII 2009, Surabaya. (Online). Tersedia:http://www.dikti.go.id. (18-5-2009).
Race, Phill. (1994). Kemandirian(Online). Tersedia:http://www.pustekkom.go.id. (23-10-09).
Rashid Azizan & Abdul Razak Habib ( 1995), Pengajaran dalam bilik darjah :
Kaedah dan strategi. Kajang: Masa Enterprise. (Online). Tersedia:
http://uib.no/People/sinia/CSCL/HMM_Constructivism.htm http://members.tripod.com/~azmims/ppbk.html. (3 Pebruari 2007)
Rusfidra: Peranan Pendidikan Tinggi Jarak Jauh untuk Mewujudkan
Knowledge Based Society (Online). Tersedia:
http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/34/peranan_pendidikan_tinggi_jarak_j auh.htm. dikunjungi 8 Des 2006. (5-2-2008)
Sears. (1988). Self Disclosure. (Online). Tersedia:http://selfdisclosure.com. (24-9- 2008).
Sembel(2008).SelfMonitoring.(Online).Tersedia:http://www.sinarharapan.co.id.ht ml. (13-4-2008).
Sherry, L. (1996). Issues in Distance Learning. Dalam International Journal of Educational Telecommunications, Vol. I (4), 337-365. (Online). Tersedia:http://carbon. Cudenver. Edu/-Isherry/pubs/issues.html. (20-1- 2006).
Siswosumarto dan Rahardjo (Online) Tersedia: http://www.pustekkom.go.id/teknodik/t7/7-10.htm. (15-08-2008).
Slamet PH. Pendidikan Kecakapan Hidup: Konsep Dasar (Online). Tersedia: http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/37/pendidikan_kecakapan_hidup.htm). (12-12-2006).
SSIS (Sosial Skills Rating System) Rating Scales (Online). Tersedia: (http://pearsonasses.com/HAIWEB/Cultures.htm (14-9- 2008).
Sudalaimuthu. (2008). (Online). Tersedia: http://www.ignou.ac.in/Theme- 1/Sudalaimuthu.htm(5-9-2008)
Sudrajat, Ahmad (2008). Pendidikan Sepanjang Hayat. (Online). Tersedia: http://www.pendidikan-sepanjang-hayat.wordpress.com. (25-10-2008) Teodoro, Maycoln Leoni Martins.(2005). The Matson Evaluation of Social
Skills. (Online). Tersedia:http://www.sciencedirect.com.(4-1-2008)
Wheeleer, Steve. (1999). Convergent Technologies in distance learning delivery, Tech Trends, Volume 43, Issue 5, November 1999, hal 19) (Online). Tersedia: http://www.studygs.net/indon/disted.htm. (27-9-2008)
Zaenal Fanani: http://www.students.mcneese.edu/zfanan/penelitian.htm. (Online). Tersedia: (15-12-2006)
Zuhairi, Aminudin, Sunu Dwi Anton, Lidwina Sri Ardiasih. (Online). Tersedia: http://www.lppm.ut.ac.id/publikasi/ptjj. (2-4-2010).
Zulfikri: (Online). Tersedia: http://www.geocities.com/jipsumbar(15-12-2006)
http://www.tanggungjawabbelajarmahasiswa.e-learning.gunadarma.ac.id. (20-1- 2009)
http://organisasi.org/arti.definisi.pengertianpengendalian diri-selaras-serasi- seimbang. (2-8-2008)