• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Pada bab terakhir ini, peneliti akan memaparkan mengenai kesimpulan dan rekomendasi dari penulisan skripsi yang berjudul "Konflik Rusia-Chechnya: Kajian Mengenai Kegagalan Chechnya Melepaskan Diri Dari Rusia Tahun 1991-2003". Kesimpulan tersebut merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis pada bab sebelumnya. Terdapat empat hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu:

Pertama, berdasarkan konsep kekuasaan dan etnisitas latar belakang terjadinya konflik Rusia dan Chechnya menjadi cikal bakal terjadinya perang antara Rusia dan Chechnya pada tahun 1991-2003. Konflik yang melibatkan kedua negara tersebut telah terjadi sejak zaman kekuasaan Imperium Rusia. Terjadinya konflik disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya masa lalu kelam yang dialami oleh rakyat Chechnya. Banyak perlakuan yang tidak manusiawi yang diterima rakyat Chechnya dari pemerintah Rusia, seperti pendeportasian dan pengeksploitasian terhadap tanah air etnis Chechnya. Rusia yang bertindak kejam tidak suka dengan sikap rakyat Chechnya yang melawan Rusia dan menolak penyeragaman sistem pemerintahan dari pusat. Selain itu, Rusia menilai bahwa etnis Chechnya telah mendapat intervensi dari luar dengan masuknya aliran muridisme dan bantuan dari Jerman sehingga Rusia berkewajiban untuk membenarkannya.

Sementara itu, jika dilihat dari konsep geopolitik faktor utama yang melatar belakangi terjadinya konflik Rusia dengan Chechnya adalah sumber daya alam Chechnya yang melimpah. Chechnya yang menjadi pusat pertanian dan sumber minyak kedua Rusia, menjadi kepentingan Rusia di Chechnya. Disamping itu, jika dilihat dari letak geografisnya Chechnya menjadi pintu gerbang Rusia untuk

melihat dunia Eropa Timur dan menjadi jalur utama dilaluinya jaringan pipa minyak Rusia ke laut Kaspia. Hal tersebut, menjadi pertimbangan Rusia untuk tidak melepaskan Chechnya dan mempertahankannya menjadi negara bagian Rusia. Meskipun rakyat Chechnya telah beberapa kali melakukan serangan dalam upaya menuntut kemerdekaan dari Rusia.

Kedua, berdasarkan konsep pembentukan negara pergerakan rakyat Chechnya telah dimulai sejak zaman Imperium Rusia. Namun kembali bergejolak setelah runtuhnya Uni Soviet, Chechnya yang memanfaatkan keadaan tersebut dengan segera mendeklarasikan kemerdekaannya pada bulan November 1991. Dzokhar Dudayev yang menjadi presiden pertama Chechnya berhasil menggulingkan kekuasaan Soviet di Chechnya. Akan tetapi, hal tersebut tidak mendapat pengakuan dari Rusia dan dunia internasional. Kemerdekaan Chechnya ini, justru menjadi titik awal terjadinya perang antara Rusia dan Chechnya. Pada peperangan yang pertama, pasukan Chechnya berhasil menang dan membuat tentara Rusia dipermalukan. Akibatnya permusuhan yang terjadi diantara keduanya menjadi semakin besar, sehingga perang pun terus terjadi. Dalam pergerakannya Chechnya banyak mendapatkan bantuan dari luar, seperti banyaknya mujahidin yang mengobarkan semangat jihad untuk Chechnya seperti Ibn Al-Khattab.

Ketiga, melihat dari konsep perang pemerintah Rusia tidak tinggal diam atas serangan yang dilakukan Chechnya. Mendengar kemerdekaan yang diproklamasikan Chechnya, Rusia segera mengumumankan status bahaya di wilayah tersebut. Presiden Rusia, Boris Yeltsin segera mengambil tindakan terhadap para pejuang Chechnya yang disebutnya sebagai bandit yang ingin menguasai Chechnya. Rusia menggunakan berbagai strategi untuk menghadapi pergerakan dari pasukan Chechnya. Mulai dari jalan peperangan, diplomasi sampai dengan teknik koalisi dengan kelompok oposisi Chechnya. Usaha Rusia untuk meredam pergerakan rakyat Chechnya telah dilakukan sejak imperium Rusia, akan tetapi pergerakan rakyat Chechnya tetap menjadi api dalam sekam bagi Rusia.

Kempat, keberadaan masalah yang melibatkan Rusia dan Chechnya ini ternyata cukup menarik untuk dikaji. Perjalanan panjang yang ditempuh bangsa Chechnya untuk mendapatkan kemerdekaan harus berhenti ketika Rusia berhasil menguasai kembali wilayah tersebut. Ada beberapa fakta dibalik kegagalan Chechnya melepaskan diri dari pemerintahan Rusia. Terdapat kelompok oposisi yang akhirnya mengkhianati Chechnya dan ikut bergabung dengan Rusia. Meskipun kelompok oposisi ini sebelumnya telah diatasi, akan tetapi kelompok tersebut muncul kembali ditengah-tengah perang. Tentara Chechnya yang tidak kuat iman, harus kalah dengan penderitaan yang selama ini dialaminya. Hal ini menyebabkan pasukan Chechnya kekurangan angkatan perang dan harus menghadapi saudaranya sendiri. Banyak diantara para pengkhianat itu menjadi mata-mata dan membocorkan strategi perang Chechnya, akibatnya serangan Chechnya bisa dengan mudah dipatahkan. Selain itu, senjata yang digunakan oleh tentara Chechnya tidak secanggih senjata yang digunakan oleh Rusia. Meskipun Chechnya banyak mendapatkan bantuan dana dari para mujahidin yang membantu.

5.2 Rekomendasi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi pada pembelajaran sejarah di sekolah khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas karena materi ini termasuk dalam materi pembelajaran di sekolah. Materi dari penelitian ini sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) kelas XII yaitu KI:"Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasipengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. ". Serta sesuai dengan KD: "Mengevaluasi perkembangan dan dampak Perang Dingin terhadap kehidupan politik dan ekonomi global".

Melalui penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya pengetahuan mengenai materi sejarah pasca Perang Dingin dalam mata pelajaran sejarah peminatan kelas XII. Dimana KD dan KI membahas mengenai keadaan dunia pasca Perang Dingin dan perubahan politik global yang berdampak pada kehidupan ekonomi negara-negara di dunia. Maka penelitian ini memberikan informasi yang baru di dunia Eropa bagian Timur. Kemudian pada saat ini pendidikan karakter sedang ditekankan kepada siswa, maka penelitian ini dapat diambil manfaatnya terutama dari karakter positif para pemimpin perang Chechnya yang dengan gagah berani melawan kekuasaan yang jauh lebih besar dibanding negaranya. Tidak hanya itu, karakter positif dari para pemimpin Rusia pun dengan sifatnya yang pekerja keras dan cerdik bisa diambil sebagai contoh. Akan tetapi hal-hal negatif yang harus dihindari seperti ambisi yang berlebihan dari kedua pemimpin negara yang kemudian mengorbankan banyak nyawa, cinta tanah air yang cenderung berlebihan dan melakukan ancaman, tindak kekerasan bahkan membunuh orang dan kaum yang tidak berdaya untuk memenuhi impiannya.

Selain itu, skripsi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca, baik untuk para akademisi maupun para pembaca pada umumnya mengenai permasalahan yang terjadi didunia Eropa Timur setelah terjadinya Perang Dingin. Melalui penelitian ini juga, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas mengenai konflik Rusia dan Chechnya dan dapat memperkaya penulisan serta sumber bacaan mengenai konflik Rusia-Chechnya terutama mengenai kegagalan Chechnya melepaskan diri dari Rusia tahun 1991-2003.

Disamping itu, melalui penelitian ini penulis juga memberikan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya dengan landasan berpikir dari hasil penelitian penulis. Setelah perang kedua antara Rusia dan Chechnya, gerakan dari rakyat Chechnya yang menginginkan kemerdekaan terus dilakukan dan Rusia menganggapnya sebagai gerakan terorisme. Selain itu, mengenai manipulasi media masa dan kondisi Chechnya sekarang ini belum terungkap secara mendalam, sehingga penulis merekomendasikan peneliti yang lain untuk mengkajinya.

107

Dokumen terkait