• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sebagian besar mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 berada pada tingkat harga diri yang sedang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menilai dirinya sebagai seseorang yang memiliki kekuatan, merasa diri berarti, mampu menaati peraturan yang berlaku, dan cukup memiliki kemampuan dalam mengatasi permasalahannya.

2. Sebagian besar mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 berada pada tingkat kompetensi interpersonal yang sedang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, baik dengan teman, dosen, maupun dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara harga diri dengan kompetensi interpersonal pada mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 dan variabel harga diri memberikan pengaruh sebesar 50,8% terhadap variabel kompetensi interpersonal. Hal ini menunjukkan

100

bahwa harga diri cukup memiliki peranan penting dan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kompetensi interpersonal. Sehingga, semakin tinggi harga diri yang dimiliki oleh mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009, maka semakin tinggi pula kompetensi interpersonal yang dimilikinya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah harga diri yang dimiliki oleh mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009, maka semakin rendah pula kompetensi interpersonal yang dimilikinya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diperoleh, maka peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa yang memiliki harga diri yang sedang dan rendah, harus berusaha untuk merubah cara pandang atau penilaian mengenai diri sendiri menjadi positif, sehingga selalu merasa yakin dalam melakukan sesuatu maupun dalam menghadapi permasalahan yang terjadi. Selain itu, harus berusaha untuk berani berbicara kepada Dosen Pembimbing Akademik apabila merasa kesulitan dalam menghadapi suatu masalah, sehingga mahasiswa tersebut dapat terbantu dalam menemukan cara-cara yang tepat dalam mengatasi permasalahannya. Mahasiswa juga harus berani untuk mengungkapkan potensi atau bakat yang dimilikinya baik kepada Dosen Pembimbing Akademik maupun

kepada teman-temannya agar mahasiswa tersebut dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

b. Mahasiswa yang memiliki kompetensi interpersonal yang sedang dan rendah, sebaiknya harus berusaha untuk dapat melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan kampus, misalnya mengikuti organisasi-organisasi yang ada di kampus dan mengikuti kegiatan-kegiatannya. Hal ini memberikan kesempatan yang lebih luas bagi mahasiswa tersebut untuk dapat menjalin hubungan interpersonal secara efektif dengan teman-teman di kampusnya.

2. Bagi Pihak Jurusan

Pihak jurusan dapat membantu mahasiwa untuk meningkatkan harga diri dan kompetensi interpersonal mahasiswanya, yaitu dengan cara: a. Mendorong keberanian mahasiswa untuk bicara kepada Dosen

Pembimbing Akademik, baik mengenai potensi yang dimilikinya, minatnya, maupun mengenai masalah-masalah yang sedang dihadapinya. Dengan hal ini, diharapkan Dosen Pembimbing Akademik dapat membantu mahasiswa untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapinya dan dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.

b. Dosen Pembimbing Akademik dapat memberikan dukungan kepada mahasiswa untuk meraih prestasi di kampus dan selalu menghargai usaha yang telah dilakukan oleh mahasiswa. Selain itu, Dosen

102

Pembimbing Akademik juga dapat memberikan penerimaan yang baik kepada mahasiswa agar mahasiswa merasa nyaman dan tidak segan untuk mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapinya.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Ada beberapa hal yang dapat dijadikan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya, yaitu:

a. Hasil penelitian ini terbatas pada populasi tempat penelitian dilakukan, sehingga dapat dilakukan penelitian lagi dengan ruang lingkup yang lebih luas atau dengan karakteristik sampel penelitian yang berbeda. Selain itu, dapat dilakukan penelitian lagi dengan melihat faktor-faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap kompetensi interpersonal, seperti faktor kepribadian, kematangan, konsep diri, hubungan dengan orangtua, interaksi dengan teman sebaya, aktivitas, dan partisipasi sosial.

b. Instrumen penelitian yang telah ada dapat diperbaiki atau dikembangkan kembali sesuai dengan fokus penelitian.

c. Alat pengumpulan data pada penelitian ini hanya menggunakan kuesioner saja, sehingga belum dapat mengungkap harga diri dan kompetensi interpersonal secara mendalam. Oleh karena itu, perlu digunakan metode tambahan seperti wawancara agar dapat memperoleh hasil dan pembahasan yang lebih mendalam.

103

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mighwar, M. (2006). Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia.

Alsa, A. (2004). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Alwisol. (2007). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2009). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, R.A., & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh Jilid I. Alih Bahasa: Ratna Djuwita, dkk. Jakarta: Erlangga.

Buhrmester, dkk. (1988). “Five Domains of Interpersonal Competence”. Journal of Personality and Social Psychology. 55, (6), 991-1008. Jurnal tersedia di situs https://umdrive.memphis.edu [02 Februari 2011].

Bungin, B. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik, serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Bungin, B. (2008). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Burn, R.B. (1993). Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku. Alih bahasa: Eddy. Jakarta: Arcan.

Chaplin, J. P. (2004). Kamus Lengkap Psikologi. Alih Bahasa: Kartini Kartono. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Coopersmith, S. (1967). The Antecedents of Self Esteem. San Francisco: Freeman & Company.

104

Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dina, Y. S. (2010). Hubungan antara Penerimaan Diri dengan Kompetensi Interpersonal pada Remaja Panti Asuhan. Skripsi Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi tersedia di situs http://etd.eprints.ums.ac.id [02 Februari 2011].

Elcamila, F. N. (2008). Hubungan Self Esteem dengan Relasi Interpersonal pada Penyandang Tunarungu Usia Dewasa Dini di Lembaga Deaf ‘n Dumb Bandung. Skripsi Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung. Bandung: tidak diterbitkan.

Ghufron, M. N & Risnawita S. R. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hartanti. (2006). Hubungan antara Konsep Diri dengan Kompetensi Interpersonal pada Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Diponegoro (UKM UNDIP). Skripsi Sarjana pada Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Skripsi tersedia di situs http://eprints.undip.ac.id [02 Februari 2011].

Hasan, I. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hurlock, B. E. (1997). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Alih Bahasa: Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.

Ihsan, H. (2009). Metode Skala Psikologi. Diktat UPI: Tidak Diterbitkan.

Mansur. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Minium, dkk. (1993). Statistical Reasoning in Psychology and Education. Kanada: John Wiley & Sons, Inc.

Nashori, F. (2008). Psikologi Sosial Islami. Bandung: PT Refika Aditama.

Prasetyo, B. & Jannah, L. M. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Pikunas, J. (1969). Human Development: A Science of Growth. New York: McGraw-Hill Book Company.

Safaria, T. (2005). Interpersonal Intelligence. Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Yogyakarta: Amara Books.

Santoso, S. (1999). SPSS Mengolah Data Statistika Secara Profesional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Alih Bahasa: Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharnan. (2005). Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.

Yusuf, S. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S., & Sugandhi, N. M. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Dokumen terkait