• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBINAAN NILAI KEMANDIRIAN SISWA DI SMP – ISLAM TERPADU AS SYIFA BOARDING SCHOOL SUBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBINAAN NILAI KEMANDIRIAN SISWA DI SMP – ISLAM TERPADU AS SYIFA BOARDING SCHOOL SUBANG."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………...…... i

KATA PENGANTAR ………..…….. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. iv

DAFTAR ISI ………...……… vii

DAFTAR TABEL ………... xi

DAFTAR GAMBAR ………...……...… xii

DAFTAR GRAFIK ………...…… xiii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah ……….…..….. 6

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Manfaat Penelitian ... 7

E. Asumsi Penelitian ……… 8

F. Hipotesis Penelitian ………..……….……….. 9

G.Metode Penelitian ……… 9

H.Lokasi dan Sampel Penelitian .……….. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA MENGENAI HARGA DIRI DAN KOMPETENSI INTERPERSONAL USIA REMAJA AKHIR A.Konsep Harga Diri ………...…. 11

1. Definisi Harga Diri ……….. 11

2. Sumber-sumber Harga Diri ………..……… 13

3. Tingkatan Harga Diri ………..………. 14

(2)

viii

B.Konsep Kompetensi Interpersonal ... 19

1. Definisi Kompetensi Interpersonal ……...………...………. 19

2. Aspek-aspek Kompetensi Interpersonal ... 21

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Interpersonal .... 23

C.Konsep Remaja Akhir………..……….. 26

1. Batasan Usia Remaja Akhir………..……… 26

2. Ciri-ciri Masa Remaja Akhir ………...………….…...…. 27

3. Tugas Perkembangan Remaja Akhir ……...……….…... 30

D.Hubungan antara Harga Diri dengan Kompetensi Interpersonal …. 31 E. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan Terkait dengan Harga diri dan Kompetensi Interpersonal pada Remaja Akhir ……...………. 33

F. Kerangka Berpikir …………..……….. 34

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ………..……….………. 38

B.Variabel Penelitian ……… 39

C.Definisi Operasional Variabel ………... 39

1. Harga Diri ………...……. 39

2. Kompetensi Interpersonal …..………..… 40

D.Populasi dan Sampel Penelitian ..……….………..………….…….. 42

1. Populasi Penelitian………...………. 42

2. Sampel Penelitian…………...………...……… 42

E. Instrumen Penelitian ……….. 43

1. Instrumen Harga Diri ………...……… 44

2. Instrumen Kompetensi Interpersonal ………...……… 45

3. Pengisian dan Penskoran Instrumen …...……… 47

F. Uji Validitas, Analisis Item, dan Uji Reliabilitas ..……… 49

1. Uji Validitas ……….……...……..………... 49

2. Analisis Item ……… 50

3. Uji Reliabilitas ………...……….. 55

(3)

ix

H.Pengolahan Data ………...………....… 58

1. Hipotesis Penelitian ...………...……… 58

2. Teknik Analisis ……… 59

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ……...………...….… 64

1. Tahap Persiapan …….………..………… 64

2. Tahap Pelaksanaan ….………..……… 65

3. Tahap Pengolahan Data ………...… 66

4. Tahap Penyelesaian ...………...………...… 66

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ….……..……….……. 67

1. Profil Harga Diri Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 ………. 67

2. Profil Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 ………. 72

3. Hubungan antara Harga Diri dengan Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 ……….. 77

B.Pembahasan …..….……..……….……. 80

1. Profil Harga Diri Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009……….………. 81

2. Profil Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 ………. 87

3. Hubungan antara Harga Diri dengan Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 ……….. 95

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ………...……….………... 99

B. Rekomendasi ……….……….. 100

(4)

x

LAMPIRAN ………... 106

A. Instrumen Penelitian ………... 107

B. Hasil Penelitian ………... 125

C. Dokumen Penelitian ………...…… 161

(5)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-kisi Instrumen Harga Diri (Sebelum Uji Coba) ………... 45

3.2 Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Interpersonal (Sebelum Uji Coba) …... 46

3.3 Kriteria Penskoran Instrumen ……….. 48

3.4 Hasil Analisis Item Instrumen Harga Diri ………...……… 52

3.5 Hasil Analisis Item Instrumen Kompetensi Interpersonal ………...…… 53

3.6 Tabel Interpretasi Koefisien Reliabilitas ………. 56

3.7 Reliability Statistics Instrumen Harga Diri ……….. 56

3.8 Reliability Statistics Instrumen Kompetensi Interpersonal ……….. 57

3.9 Kategorisasi Data ………. 58

3.10 Kriteria Uji Normalitas ……… 60

3.11 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi …………. 63

4.1 Descriptive Statistic Variabel Harga Diri ……… 68

4.2 Profil Harga Diri Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 ………. 68

4.3 Profil Harga Diri Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 Berdasarkan Sumber-Sumber Harga Diri ……….. 70

4.4 Descriptive Statistic Variabel Kompetensi Interpersonal ……….…….. 72

4.5 Profil Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 ………...………. 73

4.6 Profil Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 Berdasarkan Aspek-Aspek Kompetensi Interpersonal .. 74

4.7 Korelasi antara Harga Diri dengan Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 ……… 77

4.8 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ………...… 78

(6)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(7)

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Profil Harga Diri Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan

2009 ... 69 4.2 Profil Harga Diri Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan

2009 Berdasarkan Sumber-Sumber Harga Diri ... 70 4.3 Profil Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI

Angkatan 2009 ...73 4.4 Profil Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia tidak akan bisa tahan untuk hidup sendiri di dunia ini. Hal ini menuntut manusia agar selalu berusaha untuk melakukan interaksi sosial dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Sehingga, manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Abraham Maslow (Alwisol, 2008) yang mengatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan dimiliki dan dicintai (belongingness/love needs). Kebutuhan ini mendorong manusia untuk memiliki hubungan yang hangat dan akrab dalam menjalin hubungan sosial dengan orang lain.

Kemampuan untuk menjalin hubungan sosial dengan orang lain berkembang baik pada masa remaja. Hal tersebut terjadi karena social cognition pada masa remaja berkembang, sehingga remaja mengalami

(9)

Hubungan interpersonal yang terjalin antara satu individu dengan individu yang lainnya dapat memberikan dampak positif bagi individu yang melakukan hubungan sosial tersebut. Beberapa dampak positif hubungan interpersonal adalah dapat memberikan dorongan kepada individu untuk memiliki rasa empati, dapat memberikan dukungan kepada orang lain, dan dapat memahami harapan-harapan orang lain (Bungin, 2008).

Hubungan interpersonal yang efektif dapat terjalin dengan baik apabila masing-masing individu memiliki kemampuan-kemampuan dalam membina hubungan interpersonal. Kemampuan-kemampuan tersebut secara khusus disebut sebagai kompetensi interpersonal. Menurut Duane Buhrmester, dkk. (1988), kompetensi interpersonal adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk membina hubungan yang baik dan efektif dengan orang lain. Kompetensi interpersonal tersebut meliputi kemampuan individu dalam berinisiatif, kemampuan untuk menyangkal pernyataan negatif, kemampuan untuk bersikap terbuka, kemampuan memberikan dukungan emosional, dan kemampuan dalam mengatasi konflik (Buhrmester, dkk., 1988).

(10)

3

Keberhasilan dalam membina hubungan interpersonal tidak terlepas dari penilaian diri individu dalam memandang dirinya sendiri. Menurut James (Baron & Byrne, 2004), penilaian pribadi individu terhadap dirinya sendiri dinamakan dengan harga diri. Stanley Coopersmith (1967) mendifinisikan harga diri dengan evaluasi yang dibuat dan dipertahankan oleh individu dalam memandang dirinya sendiri yang diekspresikan melalui sikap menerima atau menolak dan menunjukkan besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, dan keberhargaan dirinya sendiri. Hal ini mengartikan bahwa harga diri berkaitan dengan suatu keadaan dimana individu mengetahui keadaan dirinya sendiri yang mencakup sifat-sifatnya, sikap-sikapnya, kemampuan-kemampuannya, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan dirinya sendiri. Sehingga, individu tersebut dapat memahami kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirinya.

Harga diri yang tinggi perlu dimiliki oleh seorang remaja. Hal ini mengingat adanya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada remaja yang menimbulkan berbagai perubahan yang terjadi. Sehingga, remaja dihadapkan pada banyak permasalahan yang sangat kompleks. Hurlock (1980) mengemukakan bahwa permasalahan yang sering terjadi pada masa remaja berkaitan dengan perubahan fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Bahkan dalam budaya Amerika, masa remaja dipandang sebagai masa “strom & stress”, frustrasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan

(11)

dengan memiliki harga diri yang tinggi, diharapkan remaja dapat menghadapi masalah-masalahnya tersebut dengan baik agar dapat mencapai kebahagiaan dalam kehidupannya.

Menurut Branden (Ghufron & Risnawita, 2010), individu yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung mampu melawan suatu kekalahan, kegagalan dan keputusasaan; cenderung lebih berambisi; lebih kreatif dalam pekerjaan; dan memiliki kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain. Berdasarkan hal ini, dapat dikatakan bahwa harga diri yang dimiliki oleh seorang individu dapat mempengaruhi pada kemampuan seseorang dalam menjalin hubungan interpersonal.

Penelitian yang dilakukan oleh Faya Noorhalia Elcamila (2008) menunjukkan bahwa harga diri memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan relasi interpersonal. Penelitian lain dilakukan oleh Yulia Sudhar Dina (2010) dan Hartanti (2006). Meskipun penelitiannya tidak mengkaji harga diri dengan kompetensi interpersonal secara khusus, akan tetapi salah satu variabel yang ditelitinya merupakan hal yang berhubungan dengan harga diri, yaitu penerimaan diri dan konsep diri. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara penerimaan diri dan konsep diri dengan kompetensi interpersonal.

(12)

5

perkembangan remaja akhir adalah mampu mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan menjalin hubungan dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individu maupun secara kelompok. Namun pada kenyataannya, tidak semua remaja akhir dapat menjalin hubungan interpersonal dengan baik dan efektif, tidak terkecuali pada remaja akhir yang berstatus sebagai mahasiswa. Masalah yang dialami mahasiswa sangat beragam, baik dalam hal masalah pribadi, akademik, maupun sosialnya. Apalagi jika ditambah dengan adanya lingkungan yang tidak baik. Kondisi seperti ini dapat memberikan dampak negatif bagi perkembangan remaja, sehingga dapat menimbulkan kehidupan yang tidak nyaman.

(13)

Kesenjangan pada fenomena di atas, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Harga Diri dengan

Kompetensi Interpersonal Usia Remaja Akhir”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Kompetensi interpersonal yang dimiliki oleh individu erat kaitannya dengan bagaimana cara individu memandang dirinya sendiri secara positif, baik kelebihannya maupun kekurangannya (harga diri). Dengan demikian, harga diri yang dimiliki oleh individu cenderung dapat mempengaruhi pada kemampuannya dalam menjalin hubungan interpersonal (kompetensi interpersonal). Dalam tugas perkembangannya, remaja dituntut agar mampu menjalin hubungan interpersonal yang baik. Akan tetapi, beberapa mahasiswa jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009 yang merupakan remaja akhir ada yang masih merasa kurang mampu dalam menjalin hubungan interpersonal dengan baik, karena merasa kurang mampu untuk memulai interaksi dengan orang lain, merasa malu, serta kaku saat berhadapan dengan orang lain. Sehingga, cenderung berusaha untuk menghindari interaksi sosial. Ada juga yang merasa kurang mampu dalam menjalin hubungan interpersonal dengan baik, padahal dirinya merasa cukup percaya diri saat berhadapan dengan orang lain.

(14)

7

1. Bagaimana profil harga diri mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009?

2. Bagaimana profil kompetensi interpersonal mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009?

3. Apakah terdapat hubungan antara harga diri dengan kompetensi interpersonal mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui profil harga diri mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009.

2. Mengetahui profil kompetensi interpersonal mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009.

3. Mengetahui hubungan antara harga diri dengan kompetensi interpersonal mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan, diantaranya:

(15)

b. Menambah sumber keilmuan yang berkaitan dengan kemampuan dalam menjalin hubungan interpersonal (kompetensi interpersonal) yang erat kaitannya dengan kehidupan sosial pada bidang Psikologi Sosial.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak jurusan Psikologi FIP UPI mengenai hubungan harga diri dengan kompetensi interpersonal mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009, yang nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak jurusan Psikologi untuk dapat memfasilitasi mahasiswanya agar dapat meningkatkan harga dirinya dengan baik dan kompetensi interpersonal dengan baik pula.

E. Asumsi Penelitian

Beberapa anggapan dasar yang melandasi dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Harga diri yang dimiliki oleh setiap individu berada pada tingkat yang berbeda-beda, yaitu ada individu yang memiliki harga diri tinggi, harga diri sedang, dan harga diri rendah (Coopersmith, 1967).

(16)

9

3. Kompetensi interpersonal yang dimiliki individu dapat menciptakan dan membina hubungan interpersonal yang baik dan memuaskan dengan orang lain (Nashori, 2008).

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Terdapat hubungan yang positif antara harga diri dengan kompetensi interpersonal pada mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009.”

G. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kuantitatif Non Eksperimental. Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mendapatkan data sejauh mana hubungan harga diri dengan kompetensi interpersonal pada mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui atau mengukur seberapa besar tingkat hubungan antar variabel (Alsa, 2004).

H. Lokasi dan Sampel Penelitian

(17)
(18)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti suatu populasi atau sampel tertentu yang meliputi pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dan analisis data menggunakan penghitungan-penghitungan statistik yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008). Dengan demikian, peneliti dituntut untuk menggunakan angka dan perhitungan-perhitungan statistik dalam pengumpulan data, penafsiran data, dan penampilan hasil penelitiannya.

(19)

B. Variabel Penelitian

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah harga diri sebagai variabel bebas (independent variable) dan kompetensi interpersonal sebagai variabel terikat (dependent variable).

C. Definisi Operasional Variabel

1. Harga Diri

Secara operasional, harga diri dalam penelitian ini mengacu pada sumber-sumber harga diri yang dikemukakan oleh Stanley Coopersmith (1967: 38). Sumber-sumber harga diri tersebut terdiri dari empat sumber harga diri, yaitu kekuatan (power), keberartian (significance), kebajikan (virtue), dan kemampuan (competence).

a. Kekuatan (power), yaitu kemampuan mahasiswa untuk dapat mempengaruhi dan mengontrol tingkah laku orang lain. Adapun indikator power pada penelitian ini adalah: 1) mampu mengatur dan mengontrol tingkah laku orang lain; 2) adanya pengakuan dan rasa hormat dari orang lain; dan 3) mengontrol perilaku sendiri.

(20)

40

c. Kebajikan (virtue), yaitu kepatuhan mahasiswa dalam mengikuti standar moral dan etika. Indikator virtue pada penelitian ini adalah: (1) menaati etika dan norma yang berlaku di masyarakat; dan (2) melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa.

d. Kemampuan (competence), yaitu kemampuan mahasiswa untuk sukses dalam memenuhi tuntutan prestasi. Adapun indikator competence pada penelitian ini adalah: (1) mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik; (2) mampu menghadapi situasi sosial; (3) mampu berprestasi; (4) mampu menyelesaikan masalah sendiri; dan (5) mampu mengambil keputusan sendiri.

2. Kompetensi Interpersonal

Secara operasional, kompetensi interpersonal dalam penelitian ini mengacu pada aspek-aspek kompetensi interpersonal yang dikemukakan oleh Duane Buhrmester, dkk (1988). Aspek-aspek kompetensi interpersonal tersebut terdiri dari lima aspek kompetensi interpersonal, yaitu kemampuan berinisiatif (initiative), kemampuan menyangkal pernyataan negatif (negative assertion), kemampuan bersikap terbuka (disclosure), kemampuan memberi dukungan emosional (emotional support), dan kemampuan mengatasi konflik (conflict management).

(21)

penciptaan hubungan yang baru dengan orang lain dan mempertahankan hubungan yang telah dibina. Adapun indikator initiative pada penelitian ini adalah: (1) mampu menjalin hubungan

baru dengan orang lain; dan (2) mampu mempertahankan hubungan pertemanan yang telah dibina.

b. Kemampuan menyangkal pernyataan negatif (negative assertion), yaitu kemampuan mahasiswa untuk mempertahankan diri dari tuduhan yang tidak benar, menolak permintaan-permintaan yang tidak masuk akal, dan kemampuan untuk meminta pertolongan. Pada penelitian ini, indikator negative assertion adalah: (1) mampu mempertahankan diri dari tuduhan yang tidak benar; (2) mampu menolak permintaan yang tidak baik, dan (3) meminta dan memberikan bantuan.

c. Kemampuan bersikap terbuka (disclosure), yaitu kemampuan mahasiswa dalam mengungkapkan diri kepada orang lain. Adapun indikator disclosure pada penelitian ini adalah: (1) mampu mengungkapkan ide-ide, pendapat, minat, perasaan, dan pengalaman; dan (2) mampu menunjukkan keterbukaan dalam hubungan sosial. d. Kemampuan memberi dukungan emosional (emotional support), yaitu

(22)

42

e. Kemampuan mengatasi konflik (conflict management), yaitu cara atau strategi mahasiswa dalam menyelesaikan pertentangan dengan orang lain. Pada penelitian ini, indikator conflict management adalah: (1) mampu menyelesaikan pertentangan dengan orang lain; dan (2) mampu merespon secara positif isyarat penyelesaian konflik dari orang lain.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Angkatan 2009 yang berjumlah 118 orang. Hal ini dipertimbangkan karena mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009 tergolong masa remaja akhir, yaitu berada pada rentang usia 18-21 tahun. Dimana pada masa ini, remaja lebih tertuju pada kehidupan sosial. Hal ini sesuai dengan tugas perkembangannya yang dituntut untuk mampu menjalin hubungan yang baik dengan individu yang lainnya.

2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel penelitian dalam penelitian ini menggunakan suatu rumus dalm menentukan besaran sampel, yaitu rumus Slovin.

(23)

Keterangan:

n = Besaran sampel N = Besaran populasi

e = Nilai kritis (nilai ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel)

Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin dengan mengambil taraf kesalahan sebesar 5%, diperoleh besaran sampel penelitian sebanyak 91,12. Jika angka 91,12 tersebut dibulatkan, maka menjadi 91. Dengan demikian, sampel penelitian dalam penelitian ini sebanyak 91 orang.

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probability Sampling dengan teknik Simple Random Sampling. Hal ini dilakukan karena anggota populasi dianggap homogen.

Simple Random Sampling merupakan teknik pengambilan anggota sampel

dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2011: 82).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam instrumen, yaitu instrumen harga diri dan instrumen kompetensi interpersonal. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa kuesioner dengan

=

(24)

44

menggunakan angket. Angket adalah serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis yang disusun secara sistematis kemudian diberikan kepada responden untuk dijawabnya (Bungin, 2010).

Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008: 134). Adapun sifat item-item pernyataan pada instrumen harga diri dan instrumen kompetensi interpersonal dibuat bervariasi, mulai dari yang bersifat favorable sampai dengan yang bersifat unfavorable. Favorable menunjukkan pada pernyataan yang mencerminkan perilaku yang sesuai dengan perilaku yang diukur, sedangkan unfavorable menunjukkan pada pernyataan yang bertolak belakang dengan perilaku yang diukur (Ihsan, 2009).

1. Instrumen Harga Diri

Instrumen untuk mengukur harga diri mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 adalah instrumen yang disusun oleh peneliti berdasarkan sumber-sumber harga diri dari Stanley Coopersmith (1967) dengan nilai reliabilitas sebesar 0,864. Instrumen harga diri ini berupa angket yang berisi pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan harga diri. Angket ini berjumlah 59 item pernyataan yang terdiri dari 31 item pernyataan yang favorable dan 28 item pernyataan yang unfavorable.

(25)

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Harga Diri

DIMENSI INDIKATOR NO. ITEM JUMLAH

F UF rasa hormat dari orang lain

6 7, 8, 9, 10 5

• Mentaati etika dan norma yang berlaku di

(26)

46

kompetensi interpersonal. Selain itu, angket ini berjumlah 65 item pernyataan yang terdiri dari 37 item pernyataan yang favorable dan 28 item pernyataan yang unfavorable.

Kisi-kisi instrumen kompetensi interpersonal sebelum dilakukan uji coba, dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Interpersonal (Sebelum Uji Coba)

DIMENSI INDIKATOR NO. ITEM JUMLAH

(27)

4. Kemampuan

3. Pengisian dan Penskoran Instrumen

a. Pengisian Instrumen

Pengisian instrumen harga diri dan instrumen kompetensi interpersonal dilakukan dengan meminta sampel penelitian untuk mengisi angket yang telah dibuat oleh peneliti yang telah diuji validitas serta reliabilitasnya. Sampel penelitian dapat memberikan jawaban dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu dari lima pilihan jawaban pada kolom jawaban yang tersedia di samping masing-masing item pernyataannya. Lima pilihan jawaban yang dimaksud adalah Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Ragu-ragu (R), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

(28)

48

jawaban dalam pengisian kedua angket ini tidak mengandung pengertian benar atau salah, karena pernyataan yang diberikan hanya untuk mengetahui pikiran, perasaan, dan perilaku sampel penelitian. Dengan demikian, sampel penelitian diharuskan untuk mengisi kedua angket tersebut sesuai dengan keadaan dirinya sendiri. Selain itu, peneliti juga memberikan himbauan agar dapat mengisi angket dengan teliti supaya tidak ada satu item pernyataan pun yang terlewatkan.

b.Penskoran Instrumen

Penskoran instrumen pada setiap item pernyataan dalam instrumen harga diri dan instrumen kompetensi interpersonal yang menjadi jawaban sampel penelitian, memiliki nilai tersendiri dengan diberi bobot nilai yang bergerak dari angka 1 sampai 5. Kriteria penskoran instrumen dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kriteria Penskoran Instrumen

Pilihan Jawaban Skor Item

Favorable (+)

Skor Item Unfavorable (-)

Sangat Sesuai (SS) 5 1

Sesuai (S) 4 2

Ragu-ragu (R) 3 3

Tidak Sesuai (TS) 2 4

(29)

F. Uji Validitas, Analisis Item, dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen dalam melakukan fungsi pengukurannya (Azwar, 2009: 173). Sehingga, uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen yang dibuat dapat menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, sehingga dapat memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2008: 173). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan uji validitas isi.

Validitas isi menunjukkan sejauhmana item-item dalam sebuah instrumen dapat mencakup isi yang hendak diukur dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran yang dilakukan melalui analisis rasional atau melalui professional judgment (Azwar, 2009: 175). Pengujian validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat oleh peneliti kepada beberapa orang ahli (professional judgment). Dalam hal ini, para ahli tersebut diminta untuk mengoreksi dan

(30)

50

Pengujian validitas isi dalam penelitian ini dilakukan oleh empat professional judgment, yaitu Dr. Ipah Saripah, M.Pd., Imas Diana

Afrilia, M.Pd., Helli Ihsan, M.Si., dan Dr. Titin Kartini, M.Si. Adapun hasil judgment instrumen tersebut adalah sebagai berikut: 1) Beberapa item pernyataan sudah memadai dan dapat digunakan. 2) Beberapa item pernyataan dapat digunakan, namun redaksinya perlu

diperbaiki.

3) Beberapa item pernyataan ada yang dihapus atau dihilangkan.

2. Analisis Item

(31)

Indonesia angkatan 2009 dari berbagai jurusan, yaitu sebanyak 34 mahasiswa.

Setelah dilakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan analisis item untuk melihat sejauhmana kedua instrumen tersebut dapat mengungkap variabel yang hendak diukur. Analisis item dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total item (Azwar, 2007: 59). Untuk mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total item tersebut, dapat dicari koefisien korelasi dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment dan perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS version 17.0 for Windows.

Adapun rumus korelasi Pearson Product Moment yang dikutip dari Edward W. Minium, dkk (1993: 154), adalah sebagai berikut:

Keterangan:

r

= Koefisien korelasi Pearson Product Moment n = Jumlah sampel

X = Skor item Y = Skor total

= Rata-rata skor item = Rata-rata skor total Sx = Deviasi standar skor item

Sy = Deviasi standar total

(32)

52

Suatu item dikatakan valid apabila item tersebut memiliki koefisien korelasi r ≥ 0.30 (Sugiyono, 2008: 179).

1) Analisis Item Instrumen Harga Diri

Berdasarkan hasil analisis item yang telah dilakukan terhadap 59 item pernyataan dalam instrumen harga diri dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa ada 42 item yang valid dan 17 item yang tidak valid. Secara lebih rinci, item-item tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4

Hasil Analisis Item Instrumen Harga Diri

Dimensi Indikator Item Valid Item Tidak Valid

(33)

d. Mampu

2) Analisis Item Instrumen Kompetensi Interpersonal

Berdasarkan hasil analisis item yang telah dilakukan terhadap 65 item pernyataan dalam instrumen kompetensi interpersonal dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0 diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa 36 item yang valid dan 29 item yang tidak valid. Secara lebih rinci, item-item tersebut dapat dilihat dalam tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5

Hasil Analisis Item Instrumen Kompetensi Interpersonal

Dimensi Indikator Item Valid Item Tidak Valid

(34)

54

(35)

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Arikunto, 2006: 178). Selanjutnya, suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut dapat digunakan beberapa kali akan memperoleh hasil pengukuran yang sama (Arikunto, 2006: 178). Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach dan perhitungannya menggunakan bantuan software SPSS version 17.0 for Windows.

Adapun rumus Alpha Cronbach yang dikutip dari Saifuddin Azwar (2009) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

= Koefisien reliabilitas Alpha

s² dan s² = Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2

s² = Varians skor skala

Dalam menafsirkan tinggi rendahnya koefisien reliabilitas suatu instrumen, dapat dilihat dari koefisien reliabilitas suatu instrumen yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu instrumen mendekati angka 1,00, maka semakin tinggi pula reliabilitasnya. Sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitas suatu instrumen mendekati angka 0, maka semakin rendah pula reliabilitasnya (Azwar, 2009: 83).

(36)

56

a. Reliabilitas Instrumen Harga Diri

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap instrumen harga diri dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0, diperoleh indeks reliabilitas yang mendekati angka

1,00 yaitu sebesar 0,910. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen harga diri reliabel dan dapat dipergunakan dalam penelitian ini. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen harga diri dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.7

Reliability Statistics Instrumen Harga Diri

Cronbach's Alpha N of Items

.910 42

b.Reliabilitas Instrumen Kompetensi Interpersonal

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap instrumen harga diri dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0, diperoleh indeks reliabilitas yang mendekati angka

(37)

diri reliabel dan dapat dipergunakan dalam penelitian ini. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen kompetensi interpersonal dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.8

Reliability Statistics Instrumen Kompetensi Interpersonal

Cronbach's Alpha N of Items

.831 36

G. Kategorisasi Data

Kategorisasi data dilakukan untuk mengelompokkan sampel penelitian ke dalam beberapa kelompok. Hal ini bertujuan untuk melihat gambaran umum sampel penelitian. Pengkategorisasian ini dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kategorisasi data harga diri dan kategorisasi data kompetensi interpersonal.

(38)

58

Tabel 3.9 Kategorisasi Data

Kategori Rentang

Tinggi T > ! + 1" Sedang ! − 1" ≤ T ≤ ! + 1" Rendah T < ! − 1"

(Ihsan, 2009: 74) Keterangan:

T = Skor T subjek ! = Rata-rata baku

" = Deviasi standar baku

H. Pengolahan Data

1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara harga diri dengan kompetensi interpersonal pada mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009.

Ho : ≥ = 0

Ha : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara harga diri dengan kompetensi interpersonal pada mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009.

Ha : ≥≠ 0

(39)

2. Teknik Analisis

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh sampel penelitian atau sumber data yang lain terkumpul (Sugiyono, 2008: 207). Tahapan analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang terkumpul. Hal ini dapat menjadi syarat dalam menentukan jenis pengolahan statistik apa yang akan digunakan. Jika hasil uji normalitas menunjukkan data berdistribusi normal, maka teknik statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, yang berarti kesimpulan hasil penelitian berlaku bagi seluruh subjek penelitian. Sedangkan jika distribusi datanya tidak normal, maka teknik statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik, yang berarti kesimpulan hasil penelitian hanya berlaku bagi sampel penelitian.

(40)

60

Kriteria uji normalitas dapat dilihat pada tebel 3.10 berikut ini. Tabel 3.10

Kriteria Uji Normalitas

Kriteria

Nilai Probabilitas > 0,05 Distribusi Normal Nilai Probabilitas < 0,05 Distribusi Tidak Normal

(Santoso, 1999: 102)

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa Asymp. Sig (2-tailed) untuk data harga diri sebesar 0,528 dan untuk data kompetensi interpersonal sebesar 0,831. Hasil Asymp. Sig. (2-tailed) kedua data tersebut jauh lebih besar dari 0,05, yaitu 0,528 > 0,05 dan 0,831 > 0,05. Sehingga, variabel harga diri dan kompetensi interpersonal berdistribusi normal. Dengan demikian, teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik parametris. Statistik parametris dapat digunakan untuk data yang berdistribusi normal dan juga dapat digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio (Sugiyono, 2008: 210-211).

b. Uji Linieritas

(41)

tergantung (kompetensi interpersonal) dengan membentuk garis linear. Untuk mengetahui linear atau tidak, kriterianya adalah apabila koefisien F hitung lebih besar dari harga F tabel, maka hipotesis nol ditolak atau koefisien arah regresi tidak berarti atau tidak linear dan hipotesis alternatif diterima, yang berarti koefisien arah regresi berarti atau linear (Sugiyono, 2010).

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan software SPSS version 17.0 for Windows, diperoleh F hitung sebesar

92,020 dengan angka signifikan 0,000. Untuk nilai F tabel dengan nilai df pembilang = 1, df penyebut = 89, dan sampel penelitian sebanyak 91 mahasiswa, maka nilai F tabel adalah sebesar 3,96. Dengan demikian,

F

hitung

> F

tabel, yaitu 92,020 > 3,96, maka hal ini menunjukkan bahwa

variabel harga diri dengan kompetensi interpersonal bersifat linear atau mengikuti garis lurus. Terpenuhinya kedua asumsi di atas (uji normalitas dan uji linearitas) menunjukkan bahwa teknik korelasi Pearson Product Moment dapat digunakan untuk memprediksi hubungan antara kedua variabel penelitian.

c. Uji Korelasi

(42)

62

linier. Korelasi Product Moment digunakan untuk hipotesis asosiatif (hubungan) dengan data yang berbentuk interval (Sugiyono, 2008: 254). Uji korelasi ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS version 17.0 for Windows.

Adapun rumus korelasi Pearson Product Moment yang dikutip dari Edward W. Minium, dkk (1993: 154), adalah sebagai berikut:

Keterangan:

r

= Koefisien korelasi Pearson Product Moment

n = Jumlah sampel

X = Skor total variabel X (Harga Diri)

Y = Skor total variabel Y (Kompetensi Interpersonal) = Rata-rata skor total variabel X (Harga Diri)

= Rata-rata skor total variabel Y (Kompetensi Interpersonal) Sx = Deviasi standar variabel X (Harga Diri)

Sy = Deviasi standar variabel Y (Kompetensi Interpersonal)

Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = +1 artinya korelasinya positif.

Setelah diketahui koefisien korelasi dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment, maka langkah selanjutnya adalah

(43)

menginterpretasikan koefisien korelasi. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi yang dikutip dari Sugiyono (2008: 257) dapat dilihat pada tabel 3.11.

Tabel 3.11

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

d. Uji Signifikansi

Uji signifikansi dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah hubungan antara harga diri dengan kompetensi interpersonal pada mahasiswa Jurusan Pskologi FIP UPI Angkatan 2009 tersebut signifikan atau tidak. Pada penelitian ini, uji signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan antara r hitung (yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan korelasi Product Moment) dengan nilai r pada tabel

Product Moment. Apabila

r

hitung > rtabel, maka dapat dikatakan bahwa

koefisien korelasi tersebut signifikan, yang berarti bahwa H0 ditolak dan

Ha diterima (Sugiyono, 2008: 258). Dengan demikian, koefisien

(44)

64

e. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui besarnya sumbangan atau besarnya pengaruh sebuah variabel bebas terhadap variabel terikat (Hasan, 2002). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah harga diri dan yang menjadi variabel terikat adalah kompetensi interpersonal. Uji koefisien determinasi ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0. Adapun rumus koefisien determinasi yang dikutip dari Hasan (2002), adalah sebagai berikut:

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi (koefisien penentu) KK = Koefisien korelasi

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini dapat diuraikan ke dalam beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Mencari fenomena di lapangan yang akan dijadikan sebagai latar

belakang penelitian.

b. Menyusun proposal penelitian dan mengkonsultasikannya kepada dosen

(45)

c. Mengajukan proposal penelitian kepada Dewan Bimbingan Skripsi untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan.

d. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi

kepada Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.

e. Membuat surat izin penelitian dan kemudian diserahkan kepada lembaga yang menaungi sampel penelitian.

f. Membuat instrumen penelitian berdasarkan landasan teori yang digunakan.

g. Melakukan judgment instrumen kepada empat orang professional

judgment.

h. Melakukan uji coba instrumen untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas instrumen.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengecek kelengkapan angket yang akan disebarkan kepada sampel penelitian.

b. Melakukan penyebaran angket untuk mendapatkan data mengenai harga diri dan kompetensi interpersonal.

(46)

66

3. Tahap Pengolahan Data

a. Melakukan verifikasi data dengan mengecek kelengkapan jumlah angket yang terkumpul dan kelengkapan pengisian angket yang telah diisi.

b. Melakukan penskoran data berdasarkan kategorisasi skor yang telah dibuat dan ditetapkan.

c. Merekap semua data yang diperoleh dan kemudian melakukan analisis data dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0.

4. Tahap Penyelesaian

(47)

99

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sebagian besar mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 berada pada tingkat harga diri yang sedang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menilai dirinya sebagai seseorang yang memiliki kekuatan, merasa diri berarti, mampu menaati peraturan yang berlaku, dan cukup memiliki kemampuan dalam mengatasi permasalahannya.

2. Sebagian besar mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 berada pada tingkat kompetensi interpersonal yang sedang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, baik dengan teman, dosen, maupun dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.

(48)

100

bahwa harga diri cukup memiliki peranan penting dan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kompetensi interpersonal. Sehingga, semakin tinggi harga diri yang dimiliki oleh mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009, maka semakin tinggi pula kompetensi interpersonal yang dimilikinya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah harga diri yang dimiliki oleh mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009, maka semakin rendah pula kompetensi interpersonal yang dimilikinya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diperoleh, maka peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

(49)

kepada teman-temannya agar mahasiswa tersebut dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

b. Mahasiswa yang memiliki kompetensi interpersonal yang sedang dan rendah, sebaiknya harus berusaha untuk dapat melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan kampus, misalnya mengikuti organisasi-organisasi yang ada di kampus dan mengikuti kegiatan-kegiatannya. Hal ini memberikan kesempatan yang lebih luas bagi mahasiswa tersebut untuk dapat menjalin hubungan interpersonal secara efektif dengan teman-teman di kampusnya.

2. Bagi Pihak Jurusan

Pihak jurusan dapat membantu mahasiwa untuk meningkatkan harga diri dan kompetensi interpersonal mahasiswanya, yaitu dengan cara: a. Mendorong keberanian mahasiswa untuk bicara kepada Dosen

Pembimbing Akademik, baik mengenai potensi yang dimilikinya, minatnya, maupun mengenai masalah-masalah yang sedang dihadapinya. Dengan hal ini, diharapkan Dosen Pembimbing Akademik dapat membantu mahasiswa untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapinya dan dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.

(50)

102

Pembimbing Akademik juga dapat memberikan penerimaan yang baik kepada mahasiswa agar mahasiswa merasa nyaman dan tidak segan untuk mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapinya.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Ada beberapa hal yang dapat dijadikan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya, yaitu:

a. Hasil penelitian ini terbatas pada populasi tempat penelitian dilakukan, sehingga dapat dilakukan penelitian lagi dengan ruang lingkup yang lebih luas atau dengan karakteristik sampel penelitian yang berbeda. Selain itu, dapat dilakukan penelitian lagi dengan melihat faktor-faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap kompetensi interpersonal, seperti faktor kepribadian, kematangan, konsep diri, hubungan dengan orangtua, interaksi dengan teman sebaya, aktivitas, dan partisipasi sosial.

b. Instrumen penelitian yang telah ada dapat diperbaiki atau dikembangkan kembali sesuai dengan fokus penelitian.

(51)

103

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mighwar, M. (2006). Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia.

Alsa, A. (2004). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Alwisol. (2007). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2009). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, R.A., & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh Jilid I. Alih Bahasa: Ratna Djuwita, dkk. Jakarta: Erlangga.

Buhrmester, dkk. (1988). “Five Domains of Interpersonal Competence”. Journal of Personality and Social Psychology. 55, (6), 991-1008. Jurnal tersedia di situs https://umdrive.memphis.edu [02 Februari 2011].

Bungin, B. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik, serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Bungin, B. (2008). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Burn, R.B. (1993). Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku. Alih bahasa: Eddy. Jakarta: Arcan.

Chaplin, J. P. (2004). Kamus Lengkap Psikologi. Alih Bahasa: Kartini Kartono. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

(52)

104

Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dina, Y. S. (2010). Hubungan antara Penerimaan Diri dengan Kompetensi Interpersonal pada Remaja Panti Asuhan. Skripsi Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi tersedia di situs http://etd.eprints.ums.ac.id [02 Februari 2011].

Elcamila, F. N. (2008). Hubungan Self Esteem dengan Relasi Interpersonal pada Penyandang Tunarungu Usia Dewasa Dini di Lembaga Deaf ‘n Dumb Bandung. Skripsi Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung. Bandung: tidak diterbitkan.

Ghufron, M. N & Risnawita S. R. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hartanti. (2006). Hubungan antara Konsep Diri dengan Kompetensi Interpersonal pada Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Diponegoro (UKM UNDIP). Skripsi Sarjana pada Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Skripsi tersedia di situs http://eprints.undip.ac.id [02 Februari 2011].

Hasan, I. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hurlock, B. E. (1997). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Alih Bahasa: Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.

Ihsan, H. (2009). Metode Skala Psikologi. Diktat UPI: Tidak Diterbitkan.

Mansur. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Minium, dkk. (1993). Statistical Reasoning in Psychology and Education. Kanada: John Wiley & Sons, Inc.

Nashori, F. (2008). Psikologi Sosial Islami. Bandung: PT Refika Aditama.

(53)

Pikunas, J. (1969). Human Development: A Science of Growth. New York: McGraw-Hill Book Company.

Safaria, T. (2005). Interpersonal Intelligence. Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Yogyakarta: Amara Books.

Santoso, S. (1999). SPSS Mengolah Data Statistika Secara Profesional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Alih Bahasa: Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharnan. (2005). Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.

Yusuf, S. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel
Gambar
Grafik
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Harga Diri
+7

Referensi

Dokumen terkait

7 Hasil penelitian sesuai dengan teori, bahwa peran keluarga dalam menanggulangi kenakalan remaja di ukur melalui kuesioner yang di sebarkan, hasil peran

Untuk mengetahui distribusi tekanan dan kecepatan aliran fluida di dalam rumah pompa yang dioperasikan sebagai turbin.. Dapat mengetahui bentuk – bentuk (tampilan

lebih baik, jika dilihat dari debt ratio semakin kecil risiko pemberian pinjaman tetapi dilihat dari the debt equty ratio semakin besar resiko pemilik modal,

Tabel 2 memperlihatkan bahwa berat brangkasan tanaman kubis bunga dengan pemberian komposisi rumen sapi sebesar 400 g/polybag berbeda sangat nyata dengan

Runoilijan synti on runoilemisessa eksistoinnin sijaan, mutta runoilijaa ei Anti-Climacuksen mukaan edes ole syytä vaatia tilille epätotuudesta tai valehtelusta,

Robot lengan dapat diandalkan dalam mengangkat benda-benda dari yang ringan hingga yang berat karena sistem robot lengan umumnya memiliki struktur mekanik yang

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) dalam ransum hingga 6% dari total konsentrat tidak mempengaruhi konsumsi

Jika Ibu Rossi membeli lima tangkai bunga Anggrek dan lima buah pot bunga, maka ia harus membayar ….. Sistem pertidaksamaan untuk daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini