• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh 0% –19,99% Sangat lemah 20% –39,99% Lemah 40% –59,99% Sedang 60% –79,99% Kuat 80% –100% Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2010:184) 3.3.4 Pengujian Hipotesis

Langkah terakhir dari analisis data adalah pengujian hipotesis. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan harus menggunakan uji statistika yang tepat. Hipotesis penelitian akan diuji dengan mendeskripsikan hasil analisis regresi linier.

Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis pengaruh yang diajukan harus dicari terlebih dahulu dulu dari thitung dan dibandingkan dengan nilai dari ttabel , dengan taraf kesalahan 5% atau sebesar 0,05 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta uji satu pihak yaitu pihak kanan. Untuk mencari nilai thitung menggunakan rumus tstudent yaitu:

2 1 2 r n r t    Sugiyono (2009:250) Keterangan:

r =Koefisien korelasi product moment

t =Distribusi student dengan derajat kebebasan dk = n – 2 n =Banyaknya sampel

Kriteria pengambilan keputusan pengujian hipotesis secara statistik dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis menurut Sugiyono (2009:188) adalah sebagai berikut:

1. Jika thitung > ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

2. Jika thitung ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

Secara statistik hipotesis yang akan diuji berada pada taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) (n-2) serta pada uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut: HO:ρ < 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara physical evidence yang terdiri atas facility design, equipment, employee dress, signage dan

guarantees terhadap keputusan menggunakan maskapai Batavia Air

tujuan Jakarta – Padang oleh penggunadi UPI, UNPAD dan ITB.

Ha:ρ ≥ 0, artinya terdapat pengaruh antara program physical evidence yang terdiri dari facility design, equipment, employee dress, signage dan

guarantees terhadap keputusan menggunakan maskapai Batavia Air

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisa deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan regresi sederhana antara physical evidence dan keputusan menggunakan, maka berdasarkan penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Gambaran dari pelaksanaan physical evidence maskapai Batavia Air dengan rute penerbangan Jakarta-Padang dapat dilihat dari dimensi-dimensi yang terdiri dari :

facility design, equipment, signage, guarantee, dan employee dress memperoleh

nilai tinggi Hal ini menunjukan bahwa physical evidence yang dilaksanakan dengan baik oleh Batavia Air, terutama pada dimensi facility design merupakan keunggulan dari Maskapai Batavia Air yang menjadi daya tarik bagi konsumen untuk menggunakan layanan penerbangan dari Batavia Air dan menjadi pembeda antara maskapai Batavia Air dan penerbangan lainnya.

2. Gambaran keputusan menggunakan maskapai Batavia Air dapat dijelaskan melalui pemilihan jasa, pemilihan merek, pemilihan saluran distribusi, waktu pembelian, jumlah pembelian dan metode pembayaran yang merupakan dimensi yang mempengaruhi dalam keputusan menggunakan Maskapai Batavia Air. Dimensi pemilihan saluran distribusi dinilai paling tinggi hal ini menunjukan bahwa konsep keputusan menggunakan lebih mengarah kepada perilaku pelanggan yang lebih memilih untuk mudah mendapatkan tiket, kenyamanan dalam pemesanan tiket dan kemudahan menemukan lokasi penjualan tiket.

dilakukan maskapai Batavia Air maka akan semakin tinggi pula Keputusan Menggunakan Maskapai Batavia Air.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai program physical evidence terhadap keputusan menggunakan yaitu:

1. Pelaksanaan physical evidence telah terbukti mampu diterapkan dengan baik pada maskapai Batavia Air, namun masih ada beberapa penilaian pengguna jasa penerbangan terhadap physical evidence maskapai Penerbangan Batavia Air yang dinilai kurang yaitu employee dress, disebabkan karena pengguna maskapai Batavia Air merasa pakaian yang digunakan pramugari masih kurang rapi dimata pengguna maskapai Batavia Air

a. Disain interior pesawat hendaknya dibenahi dan didesain lebih nyaman dan lega bagi para penumpang

b. Toilet pesawat hendaknya diberikan petunjuk penggunaan yang baik dan benar agar meningkatkan kesadaran penumpang untuk menjaga kebersihan selama penerbangan berlangsung.

c. Maskapai Batavia Air hendaknya melakukan peremajaan pesawat kerena akan memberikan kepercayaan lebih kalau Batavia Air menggunakan armada yang baru.

d. Kenyamanan kursi penumpang hendaknya lebih ditingkatkan karena kepuasan penumpang dalam menggunakan maskapai Batavia Air tentu pada saat penerbangan berlangsung, yang penumpang harus nyaman juga duduk dikursi

e. Logo maskapai Batavia Air ternyata kurang menarik bagi responden dan hendaknya memberikan kesan kalau secara sekilas logo yang digunakan merupakan gambaran dari perusahaan dan dapat dicerna oleh semua kalangan. f. Konsumen dalam memilih sarana transportasi udara tentunya dengan pertimbangan kecepatan dan ketepatan waktu akan tetapi maskapai Batavia Air untuk tujuan Jakarta-Padang sering terjadi masalah dengan ketepataan waktu penerbangan.

g. Pakaian yang digunakan pramugari hendaknya mempunyai standar yang tetap dan seragam karena sebagian pramugari sering menggunakan pakain yang terlalu kecil sehingga kesannya kurang sopan bagi responden

2. Physical evidence terbukti mampu mempengaruhi keputusan menggunakan pengguna

untuk menggunakan maskapai Batavia Air, namun masih ada beberapa penilaian pengguna maskapai Batavia terhadap minat keputusan menggunakan, yaitu niat dalam memilih jasa dan jumlah pembelian. Redahnya keinginan untuk memilih dan pertimbangan jumlah pembelian menggunakan maskapai Batavia Air . Oleh karena itu Maskapai Batavia Air perlu lebih mempromosikan layanan jasa mereka kepada masyarakat karena dibandingkan maskapai penerbangan lainnya maskapai Batavia Air sangat jarang melakukan promosi.

a. Konsumen sangat tidak mempertimbangkan untuk menggunakan Maskapai Batavia Air karena kurangnya promosi dan event marketing sehingga kurang dikenal dibandingkan maskapai lainnya.

udara hendaknya Pihak Batavia Air harus mambangun brand image dan membangun kepercayaan terhadap merek penerbangan Batavia Air.

c. Kemudahan lokasi pembelian tiket hendaknya Batavia Air harus lebih selektif dalam mendistribusikannya kepada konsumen agar lebih dekat dengan konsumen.

3. Sebagai bahan rekomendasi bagi para peneliti selanjutnya pada maskapai Batavia Air para peneliti dapat mengangkat beberapa kekurangan permasalahan mengenai service

quality, communicability, dan marketing event, low cost carrier dan Salah satu

kendala yaitu rendahnya minat pengguna Maskapai Batavia Air. Perusahaan perlu mengubah persepsi pelanggan melalui strategi promosi dan peningkatan kualitas dan jaminan kepada konsumen sehingga Batavia Air memiliki image yang kuat di benak konsumen yang dapat menciptakan persepsi masyarakat trust to fly itu benar-benar maskapai Batavia Air.

Dokumen terkait