BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
B. Rekomendasi
Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian mengenai Analisis Kerusakan Mangrove di Pesisir Kota Cirebon, pada akhirnya penulis akan memberi rekomendasi dan semoga bermanfaat baik pihak-pihak terkait dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Pemerintah dalam hal ini seharusnya memberikan perhatian dan arahan kebijakan untuk pelestarian mangrove seperti kondisi dan luas mangrove. Pemberian perhatian dan arahakan kepada pendudukPesisir Kota Cirebon dalam pelestarian mangrove. Pemerintah perlu mengadakan program-program
95
secara menyeluruh yang dapat merangsang kesadaran penduduktentang pentingnya fungsi mangrove untuk lingkungan sekitarnya.
2. Penduduk dituntut lebih meningkatkan keperdulian dan kesadaram akan pelestarian lingkungan sekitar, terutama mangrove dimana pendudukadalah salah satu yang memiliki andil besar dalam pelestarian hutan mangrove di Pesisir Kota Cirebon. Hal ini sekecil apapun bentuknya, penduduksangat membantu dalam pelestarian hutan mangrove jika dilakukan bersama-sama dengan penduduklainnya.
3. Kerjasama antarapendudukdengan pemerintah setempat perlu ditingkatkan untuk lebih mengembangkan kondisi dan pelestarian mangrove di Pesisir Kota Cirebon. Terutama dalam pemeriharaan mangrove dan penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah setempat (Dinas Kelautan, Perikanan, Perternakan, dan Pertanian Kota Cirebon) maupun LSM atau Pokja setempat agar pendudukmemiliki pemahaman yang lebih luas mengenai manfaat dan fungsi mangrove.
4. Bagi rekan-rekan peneliti yang lain yang tertarik untuk meneliti hal yang sama dengan penelitian ini, penulis menyarankan untuk meneliti lebih lanjut hal-hal yang belum tergali dalam penelitian ini. Semoga penelitian ini bisa menjadi rujukan/referensi bagi penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyani, Rini. (2012). Partisipasi Masyarakat Dalam Pelestarian Hutan Mangrove
Di Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu.
Bandung : Universitas Pendidika Indonesia.
Bakri.(2009). Analisis Vegetasi Dan Pendungaan Cadangan Karbon Tersimpan pada Pohon di Hutan Taman Wisata Alam Taman Eden Desa Sionggang Utara
Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir. Medan : Universitas
Sumatran Utara.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kota Cirebon. (2009). Laporan Akhir, Pekerjaan : Penyusunan Rencana Induk (Master Plan) Pengelolaan Kawasan Pesisir Pantai (Estuaria) Kota Cirebon Tahun Anggaran 2008. Cirebon : Bappeda Kota Cirebon.
Bengen, D.G. (2000). Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan – Institut Pertanian Bogor. Bogor, Indonesia.
BPLHD Provinsi Jawa Barat. (2009). Penyusunan Pedoman Pengelolaan Mangrove
sebagai Pendukung Pokja Mangrove Daerah. Bandung : Tidak Diterbitkan.
BPS Kota Cirebon. (2012). Kota Cirebon Dalam Angka 2011. Cirebon : BadanPusatStatistik Kota Cirebon.
Dahuri, R. (2003). Keanekaragaman Hayati Laut Aset Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Dash, Madhab C., and Satya Prakash dash. (2009). Fundametal of Ecologi 3rd Edition. Tata McGraw HLL.
DinasKelautandanPerikananProvinsiJawa Barat.2008.
Dinas Kelautan, Perikanan, Perternakan, dan, Pertanian Kota Cirebon. 2008. Fachrul, Melati Ferianita. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Jakarta : PT. Bumi
97
FAO. (2007). The World’s Mangroves 1980-2005. Forest Resources Assesment Working Paper No.153. Food and Agriculture Organization of The United Nations. Rome : FAO.
FAO. (2003). Status and Trends in Mangrove Area Extent Worldwide. By Wilkie, M.L. and Fortuna, S. Forest Resources Assesment Working Paper No.63. Food and Agriculture Organization of The United Nations. Rome : FAO. FAO. (2003). Mangrove : Distribution and Extent. http.//www.fao.org/forestry/site/ Gunarto dan A. Hanafi. (2000). Pengembangan Budi Daya Ikan dan Kepiting Bakau
dalam Kawasan Mangrove. Jurnal Penelitian dan Penegmbangan Pertanian 19
(1) : 33-38.
Indriyanto. (2006). Ekologi Hutan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Indonesia Public Health Cornes (2013). Seputar Bakteri Coliform dan e Coli.
(http://helpingpeopleideas.com/publichealth/index.php/2011/11/coli-dan-
coliform/)
Kementrian Lingkungan Hidup. (2008). Status Lingkungan Hidup Indonesia 2007. Jakarta : Kementrian Negara Lingkungan Hidup RI.
Kentari, rahma bening. (2011). Analisis Fungsi hutan Mangrove di Kecamatan Blanakan – Kabupaten Subang. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. Kordi K, Guhufran H. (2012). Ekosistem Mangrove, Potensi, Fungsi, dan
Pengelolaan. Jakarta : Rineka Cipta.
Kusmana, Cecep. (2009). Pengelolaan Sistem Mangrove Secara Terpadu. Bandung : Workshop Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Jawa Barat di Hotel
Khatulistiwa – Jatinangor, 18 Agustus 2009.
Kusmana, dkk. (2008). Manual of Mangrove Silviculture in Indonesia. Jakarta : KOICA.
Kusmana, Cecep. (2007). Konsep Pengelolaan Mangrove Yang Rasional. Makasar : dipersentasikan pada kegiatan sosialisasi bimbingan teknik dan pemantauan
98
pelaksanaan rehabilitasi mangrove di Quality Hotel Jalan Somba Opu No. 235 Makasar, 13 Juni 2007.
Kusmana, C,Onrizal, dan Sudarmaji. (2003). Jenis-Jenis Pohon Mangrove di Teluk Bintuni Papua. Bogor : Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor dan PT Bintuni Utama Murni.
Lapitah, M. (2009). Efektifitas Hutan Mangrove di Kawasan Laguna Segaraanakan. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI.
Kustanti, Asihing. (2011). Manajemen Hutan Mangrove. Bogor : IPB Press. Mangrove Centre Swadaya (2013). Mangrove Cirebon.
(http://pokmaswasmicil.blogspot.com/2012/01/mangrove-centre-
swadaya.html?m=1)
Nasution, S. (1987). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Bandung : Jemmars Bandung.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Alih bahasa oleh M. Eidman., Koesoebiono., D.G. Bengen., M. Hutomo., S. Sukardjo. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, Indonesia.
Onrizal. (2002). Evaluasi Kerusakan Kawasan Mangrove dan Alternatif
Rehabilitasinya di Jawa Barat dan Banten. Univesitas Sumantra Utara : Perpustakaan Online
Pemerintah Kota Cirebon. (2010). Data dan Analisa. Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Cirebon Tahun 2010-2030.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (http://www.presidenri.go.id) Rugayah, widjaj, E.A. dan Praptiwi. (2004). Pedoman Pengumpulan Data
Keanekaragaman Flora. Bogor : Pusat Penelitian Biologi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Rusila Noor, Y.M. Khazali, dan I N.N. Suryadiputra. (1990). Panduan Pengenalan
99
SNM (Strategi Nasional Mangrove). (2003). Strategi Nasional Pengelolaan Mangrove di Indonesia (draft revisi); Buku II : Mangrove di Indonesia. Jakarta : Kementrian Negara Lingkungan Hidup.
Siregar, Syofian. (2011). Stratistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta : Rajawali Pers. Soemartono. (2002). Kontribusi Perguruguruan Tinggi dalam Rehabilitasi dan
Pengembangan Huta Mangrove. Workshop Rehabilitasi Mangrove Tingkat
Nasional : Yogyakarta 24-25 September 2002.
Soerianegara, I dan Andry Indrawan. (2005). Ekologi Hutan Indonesia. Bogor : Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Sugianto, G. (2009). Partisipasi Masyarakat Dalam Mengatasi Pencemaran Ci
Kapundung Di Kecamatan Coblong Kota Bandung. Bandung : Universita
Pendidikan Indonesia.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kulitatif. Bandung : Alfabeta. Suharsimi, arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Yogyakarta : Rineka Cipta.
Sumaatmaja, N. (1997). Metode Pengajaran Geografi. Jakarta : Bumi Aksara. Sumaatmadja, N. (2003). Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan
Hidup. Bandung : Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Tajuk, Pembahasan Mengenai Topik Aktual Keanakaragaman Hayati. (2000).
Kerusakan Lingkungan Mengancam Keanekaragaman Hayati. Diperoleh
onlline (http://indonesiaforest.webs.com/ancam_bio.pdf)
Tika, Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara. _______. (____). Hutan Bakau (Mangrove). Diperoleh online
(http://www.indonesia.wetlands.org/Infolahanbasah/SpesiesMangrove/tabid/2