• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KERUSAKAN MANGROVEAKIBAT AKTIVITAS PENDUDUK DI PESISIR KOTA CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KERUSAKAN MANGROVEAKIBAT AKTIVITAS PENDUDUK DI PESISIR KOTA CIREBON."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KERUSAKAN MANGROVE DI PESISIR

KOTA CIREBON

SKRIPSI

Diajukan Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana (S1) Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh: Ari Luqman

0901354

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Analisis Kerusakan Mangrove Akibat

Aktivitas Penduduk Di Pesisir Kota

Cirebon

Oleh Ari Luqman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ari Luqman 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

ARI LUQMAN

ANALISIS KERUSAKAN MANGROVE AKIBAT AKTIVITAS

PENDUDUK DI PESISIRKOTA CIREBON

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEHPEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. Dr. WanjatKastolani, M.Pd NIP. 19620512 198703 1 002

Pembimbing II

IwanSetiawan, S.Pd, M.Si NIP. 19710604 199903 1 002

Mengetahui

KetuaJurusanPendidikanGeografi FPIPS UPI BANDUNG

(4)

Skripsi ini telah diujikan pada tanggal 26 Juni 2013

Dengan panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua : Dekan FPIPS UPI

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 002

2. Sekretaris : Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

Dr. Hj. EponNingrum, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001

3. Penguji : Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS NIP. 19600121 198503 2 001

Drs. H. Wahyu Eridiana, M.Si NIP. 19550505 198601 1 001

(5)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Kerusakan Mangrove Di Pesisir Kota Cirebon” ini sepenuhnya sebuah karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmiahan yang berlaku dalam masyarakat keilmiahan. Atas pernyataan ini, saya siap bertangggungjawab atas resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmiahan dalam karya saya ini, atau ada mengklaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2013

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran IlahiRaabi, segalapujibagi Allah SWT yang senantiasamemberikanRahmatsertaHidayah-Nyakepada penulis. Shalawatserta Salam semogatetapterlimpahcurahkepadaJunjunanNabiBesarkita, Nabi Muhammad Saw, kepadakeluarganya, para sahabatnya, sertakepadakitaselakuumatnya. Amiin.

Skripsi ini berjudul “Analisis Kerusakan Mangrove Di Pesisir Kota Cirebon”. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana (S1) jurusan pendidikan geografi.

Skripsi ini disusun sebagai muara dari semua ilmu yang telah penulis dapatkan baik selama di perkuliahan maupun pengalaman di luar perkuliahan, sehingga penulis berharap dapat memberikan yang terbaik dalam penyusunan skripsi ini. Hikmah yang penulis dapatkan dalam penyusunan skripsi ini semoga menjadi bekal untuk menghadapi masa depan khususnya dalam memahami lingkungan sebagai sumber belajar.

Penulis menyadari dengan kerendahan hati bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis telah berupaya melakukan yang terbaik menurut penulis. Kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan sehingga dapat berguna bagi penulis khusunya dan bagi khalayak pembaca umumnya.

Tidak ada kesuksesan yang final, tidak ada kegagalan yang total, yang terpenting adalah usaha dan do‟a. Demikian yang ini penulis sampaikan sebagai pengantar.

Bandung, Juni 2013

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Begitu banyak bantuan yang telah diterima penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini, dengan bangga penulis menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Ibu dan Bapak tercinta yang telah memberikan kasih sayang dan keikhlasan do‟a telah memotivasi dan membimbing penulis. Serta Adik-adik yang selalu memberikan semangat.

2. Bapak Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah membantu, memotivasi, mendorong, dan memberikan nasehat yang sangat bermanfaat dalam proses penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Iwan Setiawan, S.Pd, M.Si, selaku pembimbing II yang telah membantu, memotivasi, mendorong, dan memberikan nasehat secara intensif yang sangat bermanfaat dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS-UPI sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bimbingan dan semangat dari awal hingga dapat menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Geogarfi.

5. Seluruh dosen dan staf tata usaha Jurusan Pendidikan Geogarfi FPIPS-UPI yang telah memperkaya penulis dengan ilmu dan pengalaman. Terimakasih. 6. Terima kasihterkhusus atas pengorbanan Dwi Y. Handayani yang selalu

berbagi ilmu dan pengalamannya serta memberikan semangat dan motivasi yang besar, semoga kita senantiasa diridhoi Allah SWT dalam langkah kita. 7. Sahabat-sahabatku, Afriyanto Wicaksono, Asri Nurhafsari, S.Pd, Rian Adi

Putra, Meike Triyurinda, S.S, buat penulis “semua begitu bararti sobat!”. Terimakasih kebersamaan „suka-duka‟, perhatian, kerjasama, dan motivasinya selama ini. browan-browati perjalanan masih panjang, langkahkan kaki dengan TEGAP, railah cita-citamu, selamat berjuang!!!. 8. Rekan-rekan Geografi semua angkatan khususnya angkatan 2009. Kita

berikan yang terbaik untuk Geografi!.

(8)

ABSTRACT

ANALYSIS OF DAMAGE MANGROVE CAUSED RESIDENT ACTIVITIES IN COASTAL CIREBON CITY

By: Ari Luqman (0901354)

Supervised by: Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd and Iwan Setiawan, S.Pd, M.Si

Large mangrove areas in the northern part of West Java is not offset by the sustainable management of mangrove areas, consequently the condition of mangroves in Cirebon City is destroyed. Cirebon city has a coastline of 7 KM with morphology and topography of the beach experiencing erosion / coastal erosion, seawater intrusion, degradation, and land arising. fungction of the coastal environment that have Decrease cause mangrove areas are treatment experience in excess of capability for regeneration, land conversion from land arise Become residental. This research aims for charted the condition of mangroves in Coastal City of Cirebon on the year 2013, analyze factor of cause of damage to mangroves by the caused by the resident activity, and analyze participation of residents against the mangroves in Coastal City of Cirebon.

The method used in this research is descriptive method. Data collection techniques used in this research is the the field observations interviews and a literature review. this research was begin with divides the research location using the plot at each of mangrove zonation based on purposive sampling method using the square with size (5x5) m2 roomates amount 24 pieces or 8 transects with a distance of 0-5 m, 10-15 m, and 20-25 m from the coastal line. The next stage, the field survey to collect the data and indentify mangrove species, observation was conducted to Determine the by the caused of damage mangroves, and interviews to know resident participation in the management of mangroves.

This research showed that there are species of Avicennia marina mangrove which grew and spread naturally, and Rhizopora mucronata which grew out of rehab. Mangrove area in coastal cirebon city was decreased wide of about 10% every year with conditions that do not form a mangrove region as a whole or scattered. Factors mangrove damage the caused by the activities resident of the coastal city of Cirebon such as conversion to residential, conversion to ponds, timber extraction, catching animals, and pollution. Participation of residents of the low against mangrove conservation so that causing mangrove damage in coastal city of Cirebon. The government should give attention and policy direction for the consevation of mangroves and resident residents are asked to raise concern and consciousness over the preservation of the environment around the mangroves. Cooperation between the residents and the local government needs to be improved to further develop the condition and preservation of mangrove coastal city of Cirebon.

(9)

ABSTRAK

ANALISIS KERUSAKAN MANGROVEAKIBAT AKTIVITAS PENDUDUK DI PESISIR KOTA CIREBON

Oleh : Ari Luqman (0901354)

Dibawah bimbingan : Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd dan Iwan Setiawan, S.Pd, M.Si

Luas kawasan mangrove di Jawa Barat bagian utara tidak diimbangi oleh pengelolaan kawasan mengrove secara berkelanjutan akibatnya kondisi mangrove di Kota Cirebon mengelami kerusakan. Kota Cirebon memiliki garis pantai sepanjang 7 KM dengan morfologi dan topografi pantai yang mengalami abrasi/erosi pantai, intrusi air laut, degradasi dan tanah timbul. Selain itu, seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan pembangunan di Kota Cirebon, maka fungsi lingkungan pantai telah menurun yang menyebabkan kawasan mangrove mengalami perlakuan yang melebihi kemapuan untuk mengadakan permudaan, pengalihan penggunaan lahan dari tanah timbul menjadi pemukiman.Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kondisi mangrove di Pesisir Kota Cirebon pada tahun 2013, menganalisis faktor penyebab kerusakan mangrove akibat aktivitas penduduk, dan menganalisis partisipasi penduduk terhadap mangrove di Pesisir Kota Cirebon.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi lapangan, wawancara dan tinjauan literatur.Penelitian ini diawali membagi lokasi penelitian menggunakan plotpada setiap zonasi mangrove berdasarkan purposivesampling dengan metode kuadratmenggunakan ukuran (5x5) m2 yang berjumlah 24 buah atau 8 transek dengan jarak 0-5 m, 10-15 m, dan 20-25 m dari garis pantai. Tahapselanjutnya survey lapangan dilakukan pendataan dan mengindentifikasi jenis spesies mangrove, observasidilakukan untuk mengetahui adanya faktor penyebab kerusakan mangrove, dan wawancaradilakukan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan mangrove.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat jenis mangrove

Avicenniamarina yang tumbuh dan tersebar secara alami dan

Rhizoporamucronata yang tumbuh dari rehabilitasi. Luas kawasan mangrove di Pesisir Kota Cirebon mengalami penurunan luas sekitar 10% per tahun dengan kondisi mangrove yang tidak membentuk kawasan mangrove secara utuh atau terpencar-pencar. Faktor kerusakan mangrove terjadi akibat aktivitas pendudukdi Pesisir Kota Cirebon seperti konversi lahan mangrove untuk pemukiman, konversi lahan mangrove untuk tambak, pengambilan kayu, penangkapan fauna, dan pencemaran. Partisipasi penduduk terhadap pelestarian mangrove rendah sehingga menyebabkan kerusakan mangrove di Pesisir Kota Cirebon. Pemerintah seharusnya memberikan perhatian dan arahan kebijakan untuk pelestarian mangrove dan penduduk dituntut untuk meningkatkan keperdulian dan kesadaran akan pelestarian lingkungan sekitar mangrove. Kerjasama antara penduduk dengan pemerintah setempat perlu ditingkatkan untuk lebih mengembangkan kondisi dan pelestarian mangrove di Pesisir Kota Cirebon.

(10)

DAFTAR ISI

E. Definisi Operasional ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 A. Definisi Mangrove ... 7

B. Fungsi Mangrove ... 8

C. Zonasi Mangrove ... 10

D. Jenis-Jenis Mangrove ... 11

E. Pengelolaan Mangrove Rasional ... 31

F. Kerusakan Mangrove ... 34

G. Partisipasi Masyarakat ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 41 A. Metode Penelitian ... 41

B. Variabel Penelitian ... 41

C. Desain Penelitian ... 42

D. Populasi dan Sampel ... 45

1. Populasi ... 45

2. Sampel ... 46

E. Instrumen Penelitian ... 49

F. Teknik Pengumpulan Data ... 50

G. Teknik Pengelolaan Data dan Analisis Data ... 50

1. Teknik Pengelolaan Data ... 50

2. Teknik Analisis Data ... 51

(11)

BAB IV PEMBAHASAN ... 54

A. Lokasi Penelitian ... 54

1. Luas dan Letak ... 54

2. Iklim dan Cuaca ... 55

3. Topografi ... 55

4. Geologi dan Geomorfologi ... 57

5. Tanah ... 57

6. Hidrologi ... 57

B. Kondisi Mangrove ... 62

1. Jenis Mangrove ... 62

2. Luas Mangrove ... 63

3. Kerapatan Mangrove ... 63

4. Ketinggian Mangrove ... 64

C. Faktor Kerusakan Mangrove ... 69

1. Konversi untuk Pemukiman ... 69

2. Konversi untuk Tambak ... 71

3. Pengambilan Kayu ... 72

4. Penangkapan Fauna ... 74

5. Pencemaran ... 75

D. Partisipasi Penduduk ... 80

1. Partisipasi Bentuk Harta/Banda ... 81

2. Partisipasi Bentuk Tenaga ... 83

3. Partisipasi Bentuk Keterampilan ... 84

4. Partisipasi Bentuk Buah Pikiran/Ide ... 86

5. Partisipasi Bentuk Sosial ... 88

E. Implikasi terhadap Pembelajaran Geografi di Sekolah ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Rekomendasi ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96

LAMPIRAN ... 100

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.01. Luas dan Sebaran Kawasan Mangrove Di Jawa Barat ... 2

3.01. Variable Penelitian ... 42

3.02. Populasi Penelitian ... 46

3.03. Kriteria untuk Analisis persentase ... 52

4.01. Kondisi Mangrove Di Kota Cirebon ... 64

4.02. Faktor Konversi untuk Pemukiman ... 70

4.03. Faktor Konversi untuk Tambak ... 71

4.04. Faktor Pengambilan Kayu ... 73

4.05. Faktor Penangkapan Fauna ... 74

4.06. Faktor Pencemaran ... 76

4.07. Tingkat Kerusakan Mangrove (Observasi Lapangan) ... 78

4.08. Tingkat Kerusakan Mangrove (Wawancara) ... 79

4.09. Partisipasi Harta/Benda ... 82

4.10. Partisipasi Tenaga ... 83

4.11. Partisipasi Keterampilan ... 84

4.12. Partisipasi Buah Pikiran/Ide... 86

4.13. Partisipasi Sosial ... 88

4.14. Tingkat Partisipasi Masyarakat ... 90

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.01. Aegiceras corniculatum... 12

2.02. Avicennia officinalis ... 12

2.03. Aegiceras floridum... 13

2.04. Heritiera littorali... 14

2.05. Bruguiera gymnorrhiza... 14

2.06. Bruguiera cylindrica... 16

2.07. Avicennia alba... 17

2.08. Avicennia marina... 17

2.09. Avicennia lanata... 18

2.10. Rhizophora apiculata... 19

2.11. Phemphis acidula... 20

2.12. Xylocarpus moluccensis... 20

2.13. Lumnitzera littorea... 21

2.14. Xylocarpus rumphii... 22

2.15. Ceriops tagal... 22

2.16. Bruguiera sexangula... 23

2.17. Sonneratia caseolaris... 24

2.18. Ceriops decandra... 25

2.19. Sonneratia alba... 25

2.20. Rhizophora mucronata... 26

2.21. Bruguiera parviflora... 27

2.22. Excoecaria agallocha... 28

2.23. Xylocarpus granatum... 29

2.24. Nypa fruticans... 30

2,25. Osbornia octodont... 31

2.26. multiple-use pengelolaan mangrove di pesisir (kusuma, 2009) ... 33

3.01. Peta Lokasi Penelitian... 44

3.02. Alur Penelitian... 53

4.01. Peta Kemiringan Lereng Pesisir Kota Cirebon ... 56

(14)

4.03. Jenis mangrove Di Pesisir Kota Cirebon ... 62

4.04. Peta Jenis Mangrove Kota Cirebon ... 65

4.05. Kondisi Mangrove Di Pesisir Kota Cirebon ... 66

4.06. Peta KetinggianMangrove Kota Cirebon ... 68

4.07. Diagram Faktor Konversi untuk Pemukiman ... 70

4.08. Diagram Faktor Konversi untuk Tambak ... 72

4.09. Diagram Faktor Pengambilan Kayu ... 74

4.10. Diagram Faktor Penangkapan Fauna ... 75

4.11. Diagram Faktor Pencemaran... 77

4.12. Diagram Tingkat Kerusakan Mangrove(Observasi Lapangan) ... 79

4.13. Diagram Tingkat Kerusakan Mangrove (Wawancara) ... 80

4.14. DiagramHarta/Benda... 82

4.15. Diagram Tenaga ... 84

4.16. Diagram PartisipasiKeterampilan ... 86

4.17. Diagram Partisipasi Buah Pikiran/Ide... 87

4.18. Diagram Partisipasi Sosial ... 89

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Dokumentasi ... 100

Penebangan Pohon Mangrov ... 101

Pemburuan Fauna di Kasawan Mangrove... 101

Fauna yang Diperoleh di Kawasan Mangrove... 102

Sedimentasi dan Abrasi Pantai... 102

Pencemaran (Sampah) yang Menyangkut di Pohon Mangrove 1 ... 103

Pencemaran (Sampah) yang Menyangkut di Pohon Mangrove 2 ... 103

Pencemaran (Sampah) yang Menyangkut di Pohon Mangrove 3 ... 104

Pencemaran (Sampah) yang Menyangkut di Pohon Mangrove 4 ... 104

Pedoman Obsevasi... 105

Daftar Checklist... 106

Pedoman Wawancara... 107

Surat Keputusan Dekan FPIPS UPI... 110

Lembar Bimbingan Penulisan Skripsi (Pembimbing I)... 113

Lembar Bimbingan Penulisan Skripsi (Pembimbing II)... 105

Surat Persetujuan Penelitian dari Dinas Kelautan, Perikanan, ... 109

Peternakan, dan Pertanian Kota Cirebon Surat Rekomendasi Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan ... 110

Politik Dalam Negeri Kota Cirebon Permohonan Izin Penelitian dari Universitas Pendidikan Indonesia ... 111

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan mangrove dunia sebagian besar di daerah tropis, termasuk di Indonesia. Luas hutan mangrove di Indonesia pada tahun 2005 mencapai 3,062,300 ha atau 19% dari luas hutan mangrove di dunia dan yang terbesar di dunia melebihi Australia (10%) dan Brazil (7%). Di Asia sendiri luas hutan mangrove Indoesia berjumlah sekitar 49% dari total hutan mangrove di Asia yang diikuti oleh Malaysia (10%) dan Myanmar (9%) (FAO, 2007). Menurut Rusila Noor, dkk. (1999) Indonesia merupakan negara yang mempunyai luas hutan mangrove terluas didunia dengan keragaman hayati terbesar didunia dan struktur paling bervariasi didunia.

Menurut Gunarto (2000) mangrove tumbuh subur di daerah muara sungai atau estuari yang merupakan daerah tujuan akhir dari partikel-partikel organik ataupun endapan lumpur yang terbawa dari daerah hulu akibar adanya erosi. Kesuburan daerah ini juga ditentukan oleh adanya pasang surut yang mentransportasi nutrient. Nybakken (1992) berpendapat hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Hutan mangrove terdiri atas 12 genus tumbuhan berbunga : Avicennie, Sonneratia, Rhyzophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lummitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus (Indriyanto, 2006).

(17)

2

Keunikan lainya adalah fungsi mengrove sebagai sumber penghasilan masyarakat pesisir yang dapat dikembangkan sebagai wisata, pertanian / pertambakan, dan sebagai bahan baku arang dan kayu bakar akibatnya hutan mangrove saat ini telah mengalami degradasi. Hutan mangrove yang terdegradasi akan mengganggu keseimbangan ekosistem mangrove sehingga fungsi alaminya terganggu.

Berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (2008) berdasarkan Direktorat Jendral Rehabilitas Lahan dan Perhutanan Sosial (Dirjen RLPS)luas hutan mangrove di Indonesia pada tahun 1999 diperkirakan mencapai 8.204.840,32 hektar dengan kondisi baik 2.548.209,42 hektar dan 6.656.630,9hektar dalam keadaan rusak sedang dan rusak parah. Menurut Dinas Kelutan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat (2008), luas hutan mangrove di Jawa Barat saat ini mencapai 38,834 Ha dimana 48,7 % (18,902 Ha) dalam keadaan rusak. Pada Tabel 1.01. tentang luas dan sebaran hutan mangrove di Jawa Barat.

Tabel 1.01. Luas dan Sebaran Kawasan Mangrove Di Jawa Barat

N 38.834,10 4.846,78 9.655,66 18.902,26 5.530,30 1.993,17

(18)

3

karakteristik Laut Jawa yang relatif tenang, landal, serta jenis pantai yang berlumpur, sehingga wilayah ini sangat untuk tumbuhnya dan kembangnya mangrove.

Luas kawasan mangrove di Jawa Barat bagian utara tidak diimbangi oleh pengelolaan kawasan mengrove secara berkelanjutan akibatnya kondisi mangrove tersebut mengelami kerusakan terutama di Kota Cirebon yang mencapai luas 10 Ha serta 5 Ha dalam keadaan rehabilitasi dari 20 Ha luas keseluruhan kawasan mangrove di Kota Cirebon.

Data BAPEDA Kota Cirebon menyebutkan bahwa penggunaan lahan Kota Cirebon pada tahun 2009 terdapat penggunaan lahan mangrove memiliki luas 3,17 Ha atau 0,08 % dari luas Kota Cirebon. Penggunaan mangrove ini sendiri dalam kondisi tidak terbangun artinya tidak ada perkembangan atau pengelolaan mangrove tersebut.

Kota Cirebon yang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Barat bagian timur dan memiliki garis pantai sepanjang 7 KM dengan morfologi dan topografi pantai yang mengalami abrasi/erosi pantai, intrusi air laut, degradasi dan terdapat juga tanah timbul. Maka dari itu, fungsi mangrove khususnya fungsi sebagai penahan abrasi dan penahan sedimentasi.

Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan pembangunan, maka fungsi lingkungan pantai di beberapa daerah telah menurun atau rusak dimana banyaknya kepentingan yang menyebabkan kawasan mangrove mengalami perlakuan yang melebihi kemapuan untuk mengadakan permudaan, pengalihan penggunaan lahan dari tanah timbul menjadi pemukiman. Selain itu, kurang adanya usaha yang signifikan dalam melakukan rehabilitasi mangrove yang telah mengalami kerusakan.

(19)

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dikemukakan persoalan yang

menjadi sasaran penelitian ini, yaitu : “Bagaimana Kerusakan Mangrove Akibat

Aktivitas Penduduk di Pesisir Kota Cirebon”.Berdasarkanrumusan masalah dalam penelitian ini lebih ditekankan kepada hal-hal yang menyangkut :

1. Bagaimanakahkondisi mangrove di Pesisir Kota Cirebonpada tahun 2013 berdasarkan jenis, luas, ketinggian, dan kerapatan?

2. Apakah yang menjadifaktor penyebab kerusakan mangrove akibat aktivitas penduduk di Pesisir Kota Cirebon?

3. Bagaimanakah partisipasi penduduk terhadap mangrove di Pesisir Kota Cirebon?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Memetakan kondisi mangrove di Pesisir Kota Cirebon pada tahun 2013. 2. Menganalisisfaktor penyebab kerusakan mangrove akibat aktivitas penduduk

di Pesisir Kota Cirebon.

3. Menganalisis partisipasi penduduk terhadap mangrove di Pesisir Kota Cirebon.

D. Manfaat Penelitian

Dilakukannya penelitian ini, penulis mengharapkan agar bermanfaat bagi semua pihak. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, diantaranya:

1. Penelitian ini untuk mengetahuan kondisi mangrove di Pesisir Kota Cirebon pada tahun 2013.

2. Menganalisis dan menentukan arah kebijakan Pemerintah setempat dalam mengurangi tingkat kerusakan mangrove di Pesisir Kota Cirebon.

(20)

5

4. Sebagai bahan/referensi untuk penelitian selanjutnya.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterepretasikan penelitian yang berjudul Analisis Kerusanakan Mangrove di Pesisir Kota Cirebon, maka penulis akan menjabarkan definisi operasional penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Analisis

Analisis adalah suatu proses penilaian sumber daya untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi akan memberikan informasi dan/atau arahan penggunaan sesuai dengan keperluan. Analisis dalam penelitian ini barati mengkaji atau membahas serta mendeskripsikan kerusakan mangrove di Pesisir Kota Cirebon.

2. Kondisi Mangrove

Kondisi mangrove adalah sebuah pernyataan yang menggambarkan dan dapat menganalisa suatu keadaan mangrove sehingga dapat mengambil keputusan berdasarkan hasil kondisi yang telah diseleksi dan menyimpulkan kategori.

3. Kerusakan Mangrove Akibat Aktivitas Penduduk

Ekosistem mangrove yang rusak ketika mangrove tersebut tidak dapat menjalankan fungsi mangrove dengan baik lagi akibat aktivitas penduduk yang meliputi korversi untuk pemukiman, konversi untuk tambak, pengambilan kayu, penangkapan fauna, dan percemaran.Kerusakan dalam penelitian ini menggambarkan tingkat kerusakan mangrove di Pesisir Kota Cirebonoleh penduduk dalam kategori tinggi jika kerusakan mangrove pada pesentase 70 – 100 % kerusakan mangrove, kategori sedang jika terdapat kerusakan pada persentase 31 – 69 % kerusakan mangrve, dan kategori rendah jika kerusakan terjadi pada persentase 0 -30 % terdapat kerusakan mangrove.

4. Partisipasi Penduduk

(21)

6

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pemecahan terhadap berbagai permasalahan penelitian. Metode diperlukan agar tujuan penelitian dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan menggunakan metode penelitian, peneliti akan dihadapkan pada sebuah strategi, proses dan pendekatan dalam karakteristik dari data yang diperlukan.

Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan Menambahkan bahwa penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk menentukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau masalah, dengan tujuan mencari pemecahan terhadap malasah tersebut (Tika, 2005). Jadi metode penelitian merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan terlebih dahulu.

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitiandeskriptif dengan cara mengumpulkan data melalui wawancara, pengamatan (observasi), dan tinjauan literatur.Dengan menggunakan metode deskriptif ini, diharapkan dapat mengungkap kondis kawasan mangrove, faktor kerusakan mangrove, dan partisipasi masyarakat serta untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai penelitian ini.

Untuk memperoleh data tersebut, secara langsung diamati dan dicek sehingga penelitian ini dapat mencari hubungan gejala atau fakta tentang keadaan umum mengenai kawasan mengrove di Pantai Kota Cirebon.

B. Variabel Penelitian

(23)

42

pada dasarnya adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti sehingga diperoleh data atau informasi tentang hal yang terkait dalam penelitian, kemudian ditarik kesimpulan.

Adapun variabel dalam penelitian ini diturunkan dari rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Kondisi mangrove pada tahun 2013 yang meliputi jenis mangrove, luas mangrove, kerapatan mangrove, danketinggian mangrove.

2. Faktor penyebab kerusakan mangrove akibat aktivitas pendudukyang meliputi korversi untuk pemukiman, konversi untuk tambak, pengambilan kayu, penangkapan fauna, dan percemaran,

3. Partisipasi Masyarakat yang meliputi tingkat partisipasi masyarakat (tinggi, rendah, dan rendah).Tingkat partisipasi penduduk dikemukakan berdasarkan bentuk partisipasi penduduk dalam pelestarian mangrove di Kota Cirebon dapat dibedakan menjadi 5 bentuk yaitu partisipasi uang, partisipasi tenaga, partisipasi keterampilan, partisipasi buah pikiran / ide, dan partisipasi sosial.

Tabel 3.01.Variable Penelitian No Variabel Penelitian Indikator

1. Kondisi Mangrove pada tahun 2013

Faktor Kerusakan Mangrove Akibat Aktivitas Penduduk

• Konversi untuk Pemukiman • Konversi untuk Tambak • Pengambilan Kayu • Penangkapan Fauna • Pencemaran

(24)

43

• Partisipasi Buah Pikiran / Ide • Partisipasi Sosial

C. Desain Penelitian

Penelitian ini diawali dengan melakukan survey pendahuluan dengan melakukan pengamatan terhadap kondisi lokasi penelitian dan melakukan wawancara dengan nelayan setempat mengenai masalah dan kondisi mangrove di Pesisir Kota Cirebon. Selain itu.

Tahap selanjutnya adalah pra-penelitian. Tahap ini bertujuan untuk memperkirakan lokasi yang cukup representatif untuk melakukan penelitian. Dalam tahap pra-penelitian ini membagi lokasi penelitian menggunakan plot. Plot ditempatkan pada setiap zona berdasarkan purposive sampling dengan metode kuadrat. Metode kuadrat adalah persegi dengan berbagai ukuran dari 10 m2 sampai 100 m2 (Fachrul, 2007). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan ukuran (5x5) m2 yang berjumlah 24 buah atau 8 transek. Menurut Fachrul (2007 : 40) metode transek adalah jalur sempit melintang pada lahan yang akan diperajari atau diselidiki dengan tujuan mengetahui hubungan perubahan vegetasi dan perubahan lingkungan atau untuk mengetahui jenis vegetasi yang ada di suatu lahan secara tepat. Masing-masing transek terdiri atas 3 metode kuadrat pada jarak 0-5 meter, 10-15 meter, dan 20-25 meter dari garis pantai.

Tahan penelitian ini menggunakan analisi citra yang dilanjutkan survey lapangan, observasi dan wawancara. Analisi citra untuk mencari luas dan kerapatan mangrove sedangkan survey lapangan dilakukan dengan obesevasi pada mangrove melalui plot metode kuadrat dan wawancara kepada pihak yang terkait.

(25)

44

(26)

45

Observasi dilakukan untuk mengetahui adanya faktor penyebab kerusakan mangrove antara lain konversi untuk pemukiman, konversi untuk tambak, pengambilan kayu, penangkapan fauna, pertambangan, pencemaran, sedimentasi, bencana alam, dan perubahan iklim. Sedangkan wawancara dilakukan untuk mengetahu bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan mangrove.

Selanjutnya tahap analisis, teknik analisis yang dalam penelitian ini menggunakan statistika deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistika yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagai adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2012).

Analisis data yang digunakan tidak terbatas pada teknik pengelolaan datanya seperti pada pengecekan data dan tabulasi. Namun hasil analisis disajikan dalam bentuk angka pesentase yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam bentuk suatu uraian.

D. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

(27)

46

a. Populasi wilayah yaitu seluruh Kawasan Mangrove di 4 Kelurahan yang terletak di Pesisir Kota Cirebon yang memiliki luas wilayah sebesar 8,53 km2. b. Populasi manusia dalam penelitian ini yaitu sebagian penduduk yang bertempat tinggal di kota Cirebon di tiga Kecamatan yang berjumlah 73.157 jiwa (2011).Secara rinci populasi dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 3.02.

Tabel 3.02. Populasi Penelitian

No. Kecamatan Kelurahan

Luas

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Cirebon, 2011

2. Sampel

(28)

47

Pada sampel responden berupa masyarakat disekitar kawasan mangrove dimana dalam teknik pengambilan proposional random sampling atau pengambilan yang dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan.

Jumlah sampel dari penelitian ini seluruhnya diperolah dengan menggunakan formula Dixon dan B.Leach (Tika, 2005) adalah sebagai berikut :

Menentukan persentase karakteristik (P)

Z : Convidence level atau tingkat kepercayaan 95% besarnya 1,96. V : Variabititas, diperoleh dari hasil sebelumnya.

c : Conviden limit atau batas kepercayaan, besarnya 10.

(29)

48

Menentukan jumlah sampel yang dikoreksi (dibetulkan) dengan rumusan :

�′= 1 +

� Keterangan :

N’ : Jumlah sampel yang telah dikoreksi

n : Jumlah sampel yang dihitung dalam rumus sebelumnya N : Jumlah populasi / yang menjadi populasi

�′= harus dicari dalam penelitian yaitu sebanyak 71 responden. Pada sampel ini akan disebarkan secara sampel aksidental. Sampel aksidentalini merupakan sampel yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada (Nasution, 1987).

Pada sampel ini akan disebarkan secara proporsional berdasarkan jumlah kepala keluarga di lokasi penelitian menjadi sampel penelitian, digunakan perhitungan yang dikemukakan oleh Soepono dalam Latipah (Apriyani, 2012), teknik ini digunakan karena jumlahresponden di kelurahan lokasi penelitian sampelnya tidak sama dan mengambil pada kelurahan yang mempunyai ekosistem mangrove. Adapun perhitungan yang digunakan yaitu :

�= � 1

� �

N : Jumlah sampel KK tiap kelurahan P1 : Jumlah populasi KK tiap kelurahan

P : Jumlah populasi KK keseluruhan kelurahan sampel N : Jumlah seluruh sampel

(30)

49

Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Alat

- Global Positioning System (GPS) - Kompas

- Komputer dengan spesifikasi Intel®Core TM Duo Processor T2450, 14,1” WXGA, RAM 2,5 GB.

(31)

50

- Tali raffia (1000 meter) - Tongkat kayu

- Alat Pemotong b. Bahan

- Peta Rupa Bumi

- Data statistik Kota Cirebon Dalam Angka - Data Monografi Kelurahan

- Data persebaran dan pengelolaan mangrove Kota Cirebon

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan survai lapangan baik melalui observasi lapangan ataupun wawancara.

Obeservasi lapangan merupakan teknik pengamatan secara langsung terhadap gejala, fenomena, dan fakta yang ada di daerah penelitian. Obeservasi lapangan ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar checklist. Daftar cek (checklist) adalah daftar berisi nama objek atau fenomena-fenomena yang akan diteliti atau diamati (Tika, 2005). Daftar cek akan mempermudahkan penelitian untuk mengumpulkan data mengenai kondisi mangrove berupa jenis, kerapan, luas, dan ketinggian serta mengetahui faktor kerusakan mangrove berupa konversi untuk pemukiman, konversi untuk tambak, pengambilan kayu, penangkapan fauna, pertambangan, pencemaran, sedimentasi, bencana alam, dan perubahan iklim.

Wawancara (Tika, 2005) merupakan metode pengumpulan data dengan tanya jawab yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Pada penelitian ini wawancara dilakukan kepada masyrakat yang berada disekitar mangrove. Adapun data diperoleh dari wawancara ini guna mengetahui bentuk partisipasi masyarakat.

(32)

51

adalah institusi yang membawahi beberapa bidang yang terkait dengan pengelolaan manrove.

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengolaan Data

Langkah yang akan dilakukan peneliti dalam pengelolaan data hasil penelitian sitematik. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data adalah sebagai berikut:

a. Memeriksa perolehan data yang terdapat pada instrumen penelitian dengan mengecek kelengkapan jawaban responden, pada tahap ini dilakukan pengecekan instrumen dalam pengisian instrumen yang telah disebar.

b. Editing data, untuk pengecekan data yang telah dikumpulkan telah cukup baik dan selanjutnya data akan diolah lebih lanjut.

c. Coding, usaha mengklasifikasi data, penggolongan data berdasarkan kriteria yang ditentukan sesuai dengan yang diharapkan.

d. Tabulasi, data berdasarkan klasifikasi yang dibuat sesuai dengan langkah sebelumnya yang diharapkan sesuai, maka selanjutnya akan melakukan proses penyusunan dan analisis data.

2. Teknik Analisis Data

Meneurut Sugiyono (2012 : 89) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

(33)

52

perhitungan persentase. Perhitungan ini merupakan teknik statistik sederhana dengan rumus sebagai berikut :

P = �

�+ 100%

Keterangan

P = besarnya persentase hasil panel F = frekensi jawaban

N = jumlah seluruh responden

Angka dalam perhitungan merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, baik jawaban dalam bentuk pilihan ganda maupun dalam bentuk uraian.

Dalam statistika, secara teknik tidak ada uji signifikasi dan tidak ada taraf kesalahan karena penelitian tidak bermaksud membuat generalisasi (Sugiyono : 2012). Adapun pandangan menurut Hasan dalam siregar (2011 : 222) analisis deskriptif ini menggunakan satu variabel atau lebih tapi bersifat mandiri, oleh karena itu analisis ini tidak berbentuk perbandingan atau hubungan.

Sedangkan untuk penafsiran dari perhitungan, menggunakan parameter yang dikemukakan oleh Santoso dalam Sugianto (2009 : 34) dengan parameter seperti yang tercantum pada tabel 3.03.

Tabel 3.03. Kriteria untuk Analisis persentase

(34)
(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian mengenai Analisis Kerusakan Mangrove di Pesisir Kota Cirebon, pada akhirnya penulis akan menjabarkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Kondisi mangrove di Pesisir Kota Cirebon berdasarkan penelitian ditemukan 2 jenis spesies mangrove yaitu Avicennia marina danRhizopora mucronata. Spesies Avicennia marina tumbuh dan menyebar secara alami di kelurahan Kasepuhan dan Pergambiran, sedangkan spesies Rhizopora mucronata tumbuh di Kelurahan Kesenden dan Kelurahan Kebonbaru yang tumbuh akibat rehabilitasi mangrove yang dilakukan Pemerintah Kota Cirebon. Luas ekosistem mangrove di Pesisir Kota Cirebon sudah mengalami penurunan luas diperkirakan sekitar 10% per tahun, dengan analisis yang dilakukan melalui citra satelit 2013 yang luas semula 20 ha (Dinas Keluatan, Perikanan, Perternakan, dan Pertanian Kota Cirebon, 2008) menjadi 11 ha dengan kondisimangrove yang tidak membentuk kawasan mangrove secara utuhatau terpencar-pencar. Dimana kondisi rapat ditemukan di Kelurahan Kesepuhan (Kesunean Selatan)dan Kelurahan Pegambiran dengan ketinggian mangrove 0

– 4 meter, ditemukan juga kondisi jarang ditemukan di Kelurahan Kesenden dan Kelurahan Kebon baru yang masing-masing memiliki ketinggian 0 – 1 meter, serta kondisi jarang ditemukan di Kelurahan Kesepuhan (Kesunean Tengah) dan Kelurahan Pegambiran (Samping Utara PPN Jawanan) dengan ketinggian beragam sekitar 0 – 4 meter.

(36)

94

tidak terdapat di semua garis pantai atau 62,5% dari garis pantai Kota Cirebon sudah beralih fungsi untuk aktivitas masyarakat seperti pemukiman, jalan, dan tambak. Faktor penangkapan fauna dan pengambilan kayu salah satu penyumbang kerusakan mangrove akibat kegiatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat dan keamanan dari binatang buas yang berada di dekat lahan mangrove, serta penebangan kayu untuk urug-urug/penimbunan dalam membuka lahan pemukiman atau tambak.Faktor pencemaran hasil kegiatan masyarakat seperti limbah perkotaan, limbah cair pemukiman dan indrustri yang terbawaoleh sungai yang berada di Kota Cirebon.

3. Partisipasi pendudukPesisir Kota Cirebon masih rendah terhadap pelestarian mangrove, baik partisipasi dalam bentukdana/barang, tenaga, keterampilan, buah pikiran / ide, dan sosial. Hal ini disebabkan oleh pendudukdi Pesisir Kota Cirebon sebagian besar masih hidup dibawah taraf hidup layak sehinggasulit memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.Rendahnyapengetahuan pendudukdan ketidakpedulian penduduksetempat terhadap mangrove sehingga penduduktidak pernah mengikuti rapat dan seminar/forum/sosialisasi yang diadakan oleh pemerintah setempat. Halini mengakibatkan kerusakan mangrove di Pesisir Kota Cirebon.

B. Rekomendasi

Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian mengenai Analisis Kerusakan Mangrove di Pesisir Kota Cirebon, pada akhirnya penulis akan memberi rekomendasi dan semoga bermanfaat baik pihak-pihak terkait dalam penelitian ini sebagai berikut.

(37)

95

secara menyeluruh yang dapat merangsang kesadaran penduduktentang pentingnya fungsi mangrove untuk lingkungan sekitarnya.

2. Penduduk dituntut lebih meningkatkan keperdulian dan kesadaram akan pelestarian lingkungan sekitar, terutama mangrove dimana pendudukadalah salah satu yang memiliki andil besar dalam pelestarian hutan mangrove di Pesisir Kota Cirebon. Hal ini sekecil apapun bentuknya, penduduksangat membantu dalam pelestarian hutan mangrove jika dilakukan bersama-sama dengan penduduklainnya.

3. Kerjasama antarapendudukdengan pemerintah setempat perlu ditingkatkan untuk lebih mengembangkan kondisi dan pelestarian mangrove di Pesisir Kota Cirebon. Terutama dalam pemeriharaan mangrove dan penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah setempat (Dinas Kelautan, Perikanan, Perternakan, dan Pertanian Kota Cirebon) maupun LSM atau Pokja setempat agar pendudukmemiliki pemahaman yang lebih luas mengenai manfaat dan fungsi mangrove.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, Rini. (2012). Partisipasi Masyarakat Dalam Pelestarian Hutan Mangrove

Di Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu.

Bandung : Universitas Pendidika Indonesia.

Bakri.(2009). Analisis Vegetasi Dan Pendungaan Cadangan Karbon Tersimpan pada Pohon di Hutan Taman Wisata Alam Taman Eden Desa Sionggang Utara

Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir. Medan : Universitas

Sumatran Utara.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kota Cirebon. (2009). Laporan Akhir, Pekerjaan : Penyusunan Rencana Induk (Master Plan) Pengelolaan Kawasan Pesisir Pantai (Estuaria) Kota Cirebon Tahun Anggaran 2008. Cirebon : Bappeda Kota Cirebon.

Bengen, D.G. (2000). Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan – Institut Pertanian Bogor. Bogor, Indonesia.

BPLHD Provinsi Jawa Barat. (2009). Penyusunan Pedoman Pengelolaan Mangrove

sebagai Pendukung Pokja Mangrove Daerah. Bandung : Tidak Diterbitkan.

BPS Kota Cirebon. (2012). Kota Cirebon Dalam Angka 2011. Cirebon : BadanPusatStatistik Kota Cirebon.

Dahuri, R. (2003). Keanekaragaman Hayati Laut Aset Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Dash, Madhab C., and Satya Prakash dash. (2009). Fundametal of Ecologi 3rd Edition. Tata McGraw HLL.

DinasKelautandanPerikananProvinsiJawa Barat.2008.

Dinas Kelautan, Perikanan, Perternakan, dan, Pertanian Kota Cirebon. 2008. Fachrul, Melati Ferianita. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Jakarta : PT. Bumi

(39)

97

FAO. (2007). The World’s Mangroves 1980-2005. Forest Resources Assesment Working Paper No.153. Food and Agriculture Organization of The United

Nations. Rome : FAO.

FAO. (2003). Status and Trends in Mangrove Area Extent Worldwide. By Wilkie, M.L. and Fortuna, S. Forest Resources Assesment Working Paper No.63.

Food and Agriculture Organization of The United Nations. Rome : FAO. FAO. (2003). Mangrove : Distribution and Extent. http.//www.fao.org/forestry/site/ Gunarto dan A. Hanafi. (2000). Pengembangan Budi Daya Ikan dan Kepiting Bakau

dalam Kawasan Mangrove. Jurnal Penelitian dan Penegmbangan Pertanian 19

(1) : 33-38.

Indriyanto. (2006). Ekologi Hutan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Indonesia Public Health Cornes (2013). Seputar Bakteri Coliform dan e Coli.

(

http://helpingpeopleideas.com/publichealth/index.php/2011/11/coli-dan-coliform/)

Kementrian Lingkungan Hidup. (2008). Status Lingkungan Hidup Indonesia 2007. Jakarta : Kementrian Negara Lingkungan Hidup RI.

Kentari, rahma bening. (2011). Analisis Fungsi hutan Mangrove di Kecamatan Blanakan – Kabupaten Subang. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. Kordi K, Guhufran H. (2012). Ekosistem Mangrove, Potensi, Fungsi, dan

Pengelolaan. Jakarta : Rineka Cipta.

Kusmana, Cecep. (2009). Pengelolaan Sistem Mangrove Secara Terpadu. Bandung : Workshop Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Jawa Barat di Hotel

Khatulistiwa – Jatinangor, 18 Agustus 2009.

Kusmana, dkk. (2008). Manual of Mangrove Silviculture in Indonesia. Jakarta : KOICA.

(40)

98

pelaksanaan rehabilitasi mangrove di Quality Hotel Jalan Somba Opu No. 235 Makasar, 13 Juni 2007.

Kusmana, C,Onrizal, dan Sudarmaji. (2003). Jenis-Jenis Pohon Mangrove di Teluk Bintuni Papua. Bogor : Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor dan PT Bintuni Utama Murni.

Lapitah, M. (2009). Efektifitas Hutan Mangrove di Kawasan Laguna Segaraanakan. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI.

Kustanti, Asihing. (2011). Manajemen Hutan Mangrove. Bogor : IPB Press. Mangrove Centre Swadaya (2013). Mangrove Cirebon.

(

http://pokmaswasmicil.blogspot.com/2012/01/mangrove-centre-swadaya.html?m=1)

Nasution, S. (1987). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Bandung : Jemmars Bandung.

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Alih bahasa oleh M. Eidman., Koesoebiono., D.G. Bengen., M. Hutomo., S. Sukardjo. PT.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, Indonesia.

Onrizal. (2002). Evaluasi Kerusakan Kawasan Mangrove dan Alternatif

Rehabilitasinya di Jawa Barat dan Banten. Univesitas Sumantra Utara : Perpustakaan Online

Pemerintah Kota Cirebon. (2010). Data dan Analisa. Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kota Cirebon Tahun 2010-2030.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (http://www.presidenri.go.id) Rugayah, widjaj, E.A. dan Praptiwi. (2004). Pedoman Pengumpulan Data

Keanekaragaman Flora. Bogor : Pusat Penelitian Biologi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Rusila Noor, Y.M. Khazali, dan I N.N. Suryadiputra. (1990). Panduan Pengenalan

(41)

99

SNM (Strategi Nasional Mangrove). (2003). Strategi Nasional Pengelolaan Mangrove di Indonesia (draft revisi); Buku II : Mangrove di Indonesia. Jakarta : Kementrian Negara Lingkungan Hidup.

Siregar, Syofian. (2011). Stratistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta : Rajawali Pers. Soemartono. (2002). Kontribusi Perguruguruan Tinggi dalam Rehabilitasi dan

Pengembangan Huta Mangrove. Workshop Rehabilitasi Mangrove Tingkat

Nasional : Yogyakarta 24-25 September 2002.

Soerianegara, I dan Andry Indrawan. (2005). Ekologi Hutan Indonesia. Bogor : Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Sugianto, G. (2009). Partisipasi Masyarakat Dalam Mengatasi Pencemaran Ci

Kapundung Di Kecamatan Coblong Kota Bandung. Bandung : Universita

Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kulitatif. Bandung : Alfabeta. Suharsimi, arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Yogyakarta : Rineka Cipta.

Sumaatmaja, N. (1997). Metode Pengajaran Geografi. Jakarta : Bumi Aksara. Sumaatmadja, N. (2003). Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan

Hidup. Bandung : Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Tajuk, Pembahasan Mengenai Topik Aktual Keanakaragaman Hayati. (2000).

Kerusakan Lingkungan Mengancam Keanekaragaman Hayati. Diperoleh

onlline (http://indonesiaforest.webs.com/ancam_bio.pdf)

Tika, Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara. _______. (____). Hutan Bakau (Mangrove). Diperoleh online

(http://www.indonesia.wetlands.org/Infolahanbasah/SpesiesMangrove/tabid/2

Gambar

Tabel Halaman
Gambar Halaman
Tabel 1.01. Luas dan Sebaran Kawasan Mangrove Di Jawa Barat
Tabel 3.01.Variable Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selain faktor laju pertumbuhan penduduk, terdapat faktor-faktor lain yang memengaruhi perubahan luas alih fungsi lahan di

Hasil dari penelitian ini adalah secara simultan variabel upah, pertumbuhan ekonomi, inflasi dan tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap penduduk bekerja

Hal menarik lainnya adalah kecamatan yang paling sering mengalami kejadian banjir adalah kecamatan yang berada di Surabaya Barat dengan laju pertumbuhan penduduk

Menurut Rachmawati (2015), tingkat perubahan lahan yang disertai dengan tingkat laju pertumbuhan penduduk yang menyebabkan peningkatan jumlah penduduk dan berakibat

Pada kedua lokasi tersebut tumbuh berbagai macam jenis mangrove, akan tetapi di kawasan Pantai Mangunharjo memiliki tingkat pertumbuhan mangrove yang lebih baik

Maka, masalah yang berkaitan dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk, aspek kependudukan berwawasan gender pada urban area di Kota Serang, dan meningkatnya

tingkat pertumbuhan tanaman pohon, pancang, dan semai pada lokasi penelitian di kawasan pesisir Kota Banda Aceh berdasarkan tingkat pertumbuhan mangrove yang

Maka, masalah yang berkaitan dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk, aspek kependudukan berwawasan gender pada urban area di Kota Serang, dan meningkatnya pencemaran lingkungan