• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanaman lanskap harus dapat memberikan fungsi yang tepat pada setiap kebutuhan pada tapak agar mendukung keberlanjutan aktivitas pengguna lanskap tersebut. Fungsi tanaman secara arsitektural penting dalam penataan tanaman dalam lannskap yaitu untuk memenuhi fungsi sebagai pembentuk ruang dalam lanskap seperti pembatas visual (screen), pembatas ruang pengguna, peneduh, dan alas pada lanskap. Penerapan fungsi tanaman dalam lanskap juga harus

memperhatikan aspek estetika tanaman dan penataan tanaman agar pengguna dapat menikmati keberadaan tanaman secara optimal.

Pada suatu lanskap, penerapan fungsi hendaknya memperhatikan kebutuhan fungsi dari lanskap tersebut. Tidak semua fungsi tanaman hatus dipenuhi pada suatu lanskap. Hal tersebut dikarenakan tapak yang bersifat spesifik dan membutuhkan fungsi tanaman yang berbeda-beda dengan derajat pemenuhan yang tidak sama. Pemenuhan hriteria fungsi tanaman juga bergantung kepada kegiatan pemilik tapak atau owner.

Pada area studi hole 1, membutuhkan fungsi tanaman peneduh yang lebih tinggi pada bagian fairway-nya. Hal ini ditujukan agar pemain dapat beristirahat sejenak sambil menunggu giliran memukul. Selain itu tanaman penciri pada hole

1 yaitu Palem kurma (Phoenix dactylifera) perlu ditambahkan jumlahnya karena jumlah dari palem kurma tersebut sedikit sekali dan hanya ditempatkan pada bagian green sehingga keberadaan tanaman tertutupi oleh Pohon damar (Agathis dammara) yang sangat dominan pada bagian fairway. Penggunaan tanaman semak pada area hole 1 sudah cukup baik pada bagian tee box dan green.

Pada area studi hole 2, dibutuhkan penambahan tanaman yang memenuhi kriteria fungsi pembatas visual. Hal ini disebabkan letak area yang berdekatan dengan permukiman dan pada kondisi eksisting, tidak cukup tanaman pembatas visual yang berada pada tapak untuk menutupi pengihatan pemain kearah permukiman tersebut. Hal tersebut dapat dikurangi dengan menambahkan tanaman screen yang memiliki massa daun yang rapat seperti Bambu pagar (Arundinaria pumila) pada bagian tersebut. Pada area studi hole 3 sudah baik dalam fungsi pembatas visual. Lebih baik jika keberadaan barisan Pohon pinus (Pinus merkusii) sebagai tanaman pembatas visual dibantu dengan penggunaan tanaman semak atau perdu yang ditanam di bawah barisan Pohon pinus tersebut. Dalam hal ini tanaman semak yang sebaiknya digunakan adalah tanaman semak dengan kepadatan daun yang massive seperti teh-tehan (Acalypha macrophylla) atau Pangkas Kuning (Duranta Repens). Selain itu penanaman semak atau perdu ini dapat menambah kualitas estetika yaitu menambah aspek gradasi tanaman dalam hal ini gradasi ketinggian tanaman.

Area studi hole 4 membutuhkan screen pada bagian yang berdekatan dengan maintenance building agar menjaga kerahasiaan yang ada dalam bangunan tersebut. Selain itu, juga agar pemain golf tidak melihat bad view yang ada pada bengkel peralatan pengelolaan lapangan golf. Tanaman penciri hole 4 yaitu Palem mongomeri (Veitchia mongomerii) butuh ditambahkan pada bagian fairway dan

tee box, karena keberadaan tanaman tersebut kurang menonjol pada lapangan ini. pada bagian tee box hole 4 keberadaan palem mongomeri ini juga kurang menonjol karena hanya terdapat satu pohon palem mongomerii dan kurang memberikan kontras atau aksen pada bagian tee box karena letaknya yang sedikit di belakang tee box. Pada area studi hole 4 juga perlu penambahan tanaman semak berbunga yang dikombinasikan dengan tanaman penutup tanah pada bagian green

Area studi hole 5 mambutuhkan penambahan tanaman pembatas hole permainan karena pada kondisi eksisting saat ini pembatas antata hole 5 dengan hole 8 yang bersebelahan masih renggang. Penambahan tanaman ini dapat juga kombinasi antara pohon dan semak/perdu agar tercipta pembatas ruang yang relatif lebih baik.

Area studi hole 6 membutuhkan penambahan tanaman dengan fungsi peneduh pada bagian tee box. Hal ini dikarenakan kuranganya tanaman dengan fungsi peneduh pada bagian tee boxhole 6. Selain itu tanaman penciri hole 6 yaitu Pisang kipas (Ravenala madagascariensis) perlu ditambahakan pada bagian green

agar menambah identitas hole menjadi lebih terlihat. Pemilihan dan penataan tanaman pada area hole 7, sudah baik sehingga tidak membutuhkan penambahan fungsi penanaman apapun.

Area studi hole 8 juga membutuhkan penambahan jenis tanaman berbunga dan tanaman dengan warna daun yang selain hijau. Hal ini disebabkan kondisi penanaman saat ini kurang terdapat gradasi warna tanaman pada hole ini. Area studi hole 9 membutuhkan penambahan tanaman dengan fungsi pembatas pada bagian yang berdekatan dengan sungai agar menjaga keamanan pemain golf yang sedang bermain pada hole ini. Pada area studi hole 10 membutuhkan penambahan tanaman penciri hole yaitu Palem botol (Mascarena lagenicaulis). Hal ini dibutuhkan karena tanaman penciri hole 10 ini kurang terlihat dan kurang dominan pada setiap bagian hole 10 yang memiliki keragaman jenis tanaman yang paling tinggi pada lapangan golf Klub Golf Bogor Rsya ini.

Area studi hole 11 membutuhkan penanaman tanaman penciri yaitu pohon sikat botol (Callistemon citrinus) pada bagian green. Karena tanaman penciri ini kurang terlihat dominan pada hole 11. Area studi hole 12 membutuhkan penambahan tanaman pencegah erosi berupa pohon konifer pada bagian tee box

dan fairway yang berdekatan dengan aliran sungai kecil dan danau. Selain itu hole

12 juga membuthkan penambahan tanaman dengan keunikan dan bentuk tajuk, daun, atau bunga untuk menambah keindahan area hole 12. Area studi hole 13 membutuhkan penambahan tanaman penciri hole yaitu palem ekor ikan (Caryota

mitis) pada bagian fairway dan green. Hal ini disebabakan pada kondisi eksisting saat ini tanaman penciri hole tersebut kurang terlihat dominan pada kedua bagian ini. Penanaman pada area hole 14 dan 15 sudah cukup baik sehingga tidak membutuhkan penambahan tanaman apapun pada kedua area ini.

Pada area studi hole 16 membutuhkan penambahan tanaman pembatas visual pada bagian green. Hal ini disebabkan dari bagian green hole 16 dapat terlihat atap bangunan bengkel dan penyimpanan buggy (mobil kendaraan pemain golf) yang membuat bad view bagi pemain golf pada hole ini. Tanaman yang dapat digunakan untuk bagian green hole 16 tersebut adalah tanaman Palem Kuning (Chrysalidocarpus lutescens). Pada area studi hole 17 dan 18, pemilihan dan penataan tanaman sudah cukup baik sehingga tidak dibutuhkan penambahan tanaman pada area ini.

Dokumen terkait