• Tidak ada hasil yang ditemukan

Trend Tata Hijau pada Lanskap Area Permainan Lapangan Golf Klub Golf Bogor Raya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Trend Tata Hijau pada Lanskap Area Permainan Lapangan Golf Klub Golf Bogor Raya"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

TREND

TATA HIJAU PADA LANSKAP AREA PERMAINAN

LAPANGAN GOLF KLUB GOLF BOGOR RAYA

FARIZ HARINDRA SYAM

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Trend Tata Hijau pada Lanskap Area Permainan Lapangan Golf Klub Golf Bogor Raya” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

Fariz Harindra Syam

(4)

Lapangan Golf Klub Golf Bogor Raya. Dibimbing oleh NIZAR NASRULLAH.

Penataan tanaman merupakan hal yang penting dalam suatu lanskap lapangan golf, untuk menambah keindahan dan fungsi-fungsi tanaman untuk menambah kenyamanan pengguna lapangan golf. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui trend tata hijau pada tiap unit lanskap lapangan golf Klub Golf Bogor Raya (KGBR) yang ditunjukkan oleh jenis tanaman dan penataan tanaman. Tujuan penelitian ini juga untuk menyusun rekomendasi tata hijau pada lanskap lapangan golf KGBR. Untuk melihat jenis-jenis tanaman yang banyak digunakan pada KGBR tanaman-tanaman yang ada pada area permainan dihitung nilai frekuensi, kelimpahan, dan dominansi spesies, dan indeks keragaman spesies. Aspek fungsi dan estetika penataan tanaman dianalisis dengan cara membandingkan kondisi yang ada di lapangan dengan kriteria ideal yang didapat dari studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan, tanaman dengan nilai dominansi, frekuensi, dan kelimpahan tertinggi pada sebagian besar area studi adalah tanaman rumput bermuda (Cynodon dactylon). Hal ini disebabkan oleh penggunaan rumput tersebut sebagai alas lapangan permainan golf. Trend tata hijau pada KGBR adalah desain dengan konsep arboretum, yang dapat terlihat dari pemilihan tanaman yang kebanyakan dengan tipe pohon. Indeks keragaman jenis pohon dan semak pada sebagian area studi tergolong sedang, sedangkan indeks keragaman jenis tanaman penutup tanah pada sebagian besar area studi tergolong rendah. Area studi dengan indeks keragaman jenis pohon tertinggi terdapat pada area hole 10 dengan nilai 2,98. Aspek fungsional tanaman pada sebagian besar area studi tergolong baik dan sangat baik. Fungsi tanaman yang menonjol pada lapangan golf KGBR adalah fungsi tanaman sebagai pembatas (barrier), pembatas visual (screen), peneduh, dan pencegah erosi. Secara umum, penataan tanaman di KGBR pada bagian tee box dan fairway yang menggunakan pohon, semak, dan tanaman penutup tanah dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu tipe menerus, berkelompok, dan kombinasi tipe menerus dan berkelompok. Penataan tanaman pada bagian green dikelompokkan menjadi dua tipe yaitu penataan yang hanya menggunakan formasi pohon dengan tipe menerus dan penataan kombinasi pohon, semak, dan tanaman penutup tanah dengan kombinasi tipe penataan menerus dan berkelompok.

ABSTRACT

FARIZ HARINDRA SYAM. The Trend of Planting Design at Golf Course Landscape in Bogor Raya Golf Club. Supervised by NIZAR NASRULLAH.

(5)

draw up recommendation on the green system of golf course. Diversity of plants on KGBR golf course were observed including value of frequency, value of abundance, dominance of species, and diversity index of plant. The function and aesthetic aspects of the plants was also analyzed by comparing the existing condition with ideal criteria obtained from study of literatures. Results of studies indicated that the plant with highest value of dominance, frequency, and abundance in most of golf course was Bermuda grass (Cynodon dactylon var.

(6)
(7)

TREND

TATA HIJAU PADA LANSKAP AREA PERMAINAN

LAPANGAN GOLF KLUB GOLF BOGOR RAYA

FARIZ HARINDRA SYAM

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Trend Tata Hijau pada Lanskap Area Permainan Lapangan Golf Klub Golf Bogor Raya

Nama : Fariz Harindra Syam NIM : A44080007

Disetujui oleh

Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M. Agr. Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA Ketua Departemen

(10)

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2012 ini ialah penataan tanaman, dengan judul Trend Tata Hijau pada Lanskap Area Permainan Lapangan Golf Klub Golf Bogor Raya.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Nizar Nasrullah, M.Agr sebagai pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Cucu, Bapak Feri, Bapak Ridwan, dan Ibu Enung beserta staf Golf Course Maintenance,Klub Golf Bogor Raya yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2013

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL i

DAFTAR GAMBAR i

DAFTAR LAMPIRAN ii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

Manfaat 2

Kerangka Pikir Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 4

Trend 4

Lanskap Lapangan Golf 4

Tata Hijau 6

Kriteria Fungsi Tanaman 7

Estetika Tanaman Dalam Lanskap 9

METODOLOGI 9

Waktu dan Lokasi penelitian 9

Bahan dan Alat 10

Metode Penelitian 10

KONDISI UMUM 15

Sejarah Perkembangan Klub Golf Bogor Raya 15

Letak Geografis Kawasan 15

Aksesibilitas 16

Geologi dan Tanah 16

Iklim 16

Tata Guna Lahan 17

Elemen Tanaman 19

ANALISIS 20

Diversitas Vegetasi 20

Aspek Fungsi dan Estetika 31

Trend Desain Penanaman 37

REKOMENDASI KONSEP TATA HIJAU 40

SIMPULAN DAN SARAN 42

DAFTAR PUSTAKA 44

LAMPIRAN 45

(12)

DAFTAR TABEL

1. Standar jarak par 5

2. Fungsi tanaman dalam lanskap 6

3. Jenis, bentuk, dan sumber data kondisi umum 10

4. Jenis, bentuk, dan sumber data Tata Hijau 11

5. Kriteria penilaian fungsi tanaman 12

6. Kriteria dan penilaian aspek estetika tanaman 13

7. Matriks area studi dan aspek penilaian 14

8. Data iklim Kota Bogor tahun 2011 17

9. Hubungan jarak par dengan tiap hole permainan 17 10. Jumlah dan jenis tanaman pada tiap hole permainan 19 11. Spesies tanaman dengan nilai kelimpahan tertinggi pada tiap area studi 21 12. Spesies dengan nilai dominansi tertinggi di setiap area studi 24 13. Spesies dengan nilai frekuensi tertinggi di setiap area studi 27 14. Indeks keragaman spesies pada masing-masing area studi 30 15. Pemenuhan kriteria fungsi tanaman sebagai screen pada masing-masing 32

area studi

16. Pemenuhan kriteria fungsi tanaman peneduh pada masing-masing

area studi 33

17. Pemenuhan kriteria fungsi tanaman sebagai pencegah erosi pada

masing-masing area studi 34

18. Pemenuhan kriteria fungsi tanaman pembatas hole permainan pada

masing-masing area studi 35

19. Pemenuhan kriteria estetika pemilihan tanaman pada tiap area studi 36 20. Pemenuhan kriteria pengaturan tanaman pada tiap area studi 37 21. Tipe penataan tanaman pada bagian tee box di masing-masing area 38

studi

22. Tipe penataan tanaman pada bagian fairway di masing-masing area 39 studi

23. Tipe penataan tanaman pada bagian green di masing-masing area 40 studi

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka pikir penelitian 3

2. Lima susunan prototipe dasar untuk lapangan golf 18 lubang 5

3. Lokasi penelitian 9

4. Peta tata guna lahan pada lokasi studi 18

5. Ilustrasi tipe penataan pada Bagian tee box 37

6. Ilustrasi tipe penataan pada bagian fairway 38

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1a. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 1 45 1b. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 2 46 1c. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 3 47 1d. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 4 48 1e. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 5 49 1f. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 6 50 1g. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 7 51 1h. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 8 52 1i. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 9 53 1j. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 10 54 1k. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 11 55 1l. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 12 56 1m. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 13 57 1n. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 14 58 1o. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 15 59 1p. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 16 60 1q. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 17 61 1r. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 18 62 2. Tabel spesies tanaman yang digunakan pada lokasi studi 63

(14)
(15)

Latar Belakang

Rekreasi telah menjadi kebutuhan manusia untuk menghilangkan rasa jenuh dalam menjalani rutinitas kesibukan sehari-harinya. Salah satu pilihan dari kegiatan rekreasi adalah olahraga. Olahraga bertujuan untuk menjaga stamina dan kesehatan tubuh manusia agar tetap bugar untuk menjalani aktvitas sehari-hari. Golf merupakan salah satu olahraga yang tidak hanya dapat menjaga stamina dan kesehatan, tetapi juga dapat menjadi sarana rekreasi bagi pemainnya.

Golf merupakan salah satu bentuk permainan olahraga yang bersifat rekreatif karena pemain dapat menikmati pemandangan alam sekitar lapangan golf saat melakukan permainan. Lapangan golf dengan penataan lanskap sebagai lingkungan alami dapat menjadikan lapangan golf sebagai tempat yang menarik bagi para pemain golf. Lapangan golf merupakan ruang terbuka hijau yang didominasi dengan oleh rumput yang keberadaannya dapat memperbaiki kualitas udara dan mencegah terjadinya erosi. Namun, tidak hanya rumput yang ditanam pada lapangan golf, tetapi juga jenis-jenis tanaman lain dari kelompok pohon, semak, perdu, dan groundcover. Keberadaan tanaman di lapangan golf harus tetap memperhatikan persyaratan fungsional dan estetik yang terkait dengan olahraga golf sehingga keberadaannya tidak mengganggu permainan (Merinda, 2002).

Menurut Beard (1982) keberadaan tanaman pada lapangan golf dapat meningkatkan kualitas lapangan golf. Pemilihan tanaman perlu memperhatikan klsifikasi hortikultur, yaitu syarat tumbuh, toleransi terhadap suhu, air, cahaya, tanah, angin, hama dan penyakit, sifat penyebaran, dan sifat adaptasi. Selain itu pemilihan tanaman juga harus memperhatikan klasifikasi fisik, yaitu fungsi tanaman, ukuran dewasa tanaman, kecepatan tumbuh, sifat, umur, bentuk, tekstur, aroma, dan budidaya. Melalui pemilihan jenis tanaman yang tepat serta penempatan yang baik di lapangan memperlihatkan empat fungsi tanaman, yaitu fungsi secara Arsitektural, estetika, teknik, dan ekonomi (Beard, 1982).

Trend memiliki padanan kata sebagai gaya, model, atau kecenderungan (Echols dan Shadily, 2003). Selain itu, trend juga didefinisikan sebagai suatu fenomena yang populer atau kecenderungan gaya yang digunakan dalam beberapa waktu. Dalam penelitian ini trend diartikan sebagai kecenderungan gaya dalam penataan dan penggunaan jenis tanaman pada lanskap lapangan golf.

Klub Golf Bogor Raya (KGBR) merupakan salah satu lapangan golf yang terletak di Kota Bogor, Jawa Barat. Lapangan golf KGBR terletak pada kompleks permukiman Bogor Lakeside. Lapangan golf KGBR mengusung konsep arboretum. Konsep arboretum yang diterapkan merupakan konsep yang menjadikan lapangan golf KGBR tidak hanya sebagai lapangan permainan golf, tetapi juga sebagai tempat koleksi tanaman. Ciri khas lanskap lapangan golf KGBR salah satunya ditentukan oleh pemilihan spesies vegetasi dan penataannya yang berbeda pada tiap bagian lapangan golf. Perbedaan penggunaan dan penataan vegetasi tersebut menarik untuk dikaji secara mendalam.

(16)

dominansi, frekuensi, fungsi, dan estetika dari vegetasi yang digunakan pada lapangan golf sesuai dengan persyaratan olahraga golf. KGBR dipilih untuk lokasi studi ini karena KGBR telah berstandar internasional dengan 18 hole permainan dan jumlah total par 71. Selain itu, KGBR memiliki penataan lanskap yang menarik untuk dibahas.

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui trend tata hijau pada tiap unit lanskap lapangan golf Klub Golf Bogor Raya (KGBR) yang ditunjukkan oleh jenis tanaman dan penataan tanaman yang digunakan untuk estetika dan fungsi penanaman pada area permainan golf dan pelayanan dalam lapangan golf.

2. Menyusun rekomendasi konsep tata hijau pada lanskap lapangan golf KGBR.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif yang dapat dipertimbangkan oleh pihak pengelola lapangan golf untuk menentukan langkah lebih lanjut dalam proses pengembangan berikutnya.

Kerangka Pikir Penelitian

Lapangan golf memiliki area permainan yang terdiri dari bagian tee box,

(17)

Gambar 1 Kerangka pikir penelitian Lapangan Golf

Area Permainan

Vegetasi pada Masing-Masing Bagian

Keragaman Frekuensi Kelimpahan Dominansi

Diversitas Vegetasi Fungsi Vegetasi Pembatas

Pengarah Peneduh Konservasi

Estetika Vegetasi

Standar Persyaratan lapangan golf

Rekomendasi Tata Hijau

Tee Box Fairway Green Rough

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

Trend

Trend memiliki padanan kata sebagai gaya, model, atau kecenderungan (Echols dan Shadily 2003). Selain itu, trend juga didefinisikan sebagai suatu fenomena yang populer atau kecenderungan gaya yang digunakan dalam beberapa waktu. Dalam penelitian ini, trend diartikan sebagai kecenderungan gaya dalam penataan dan penggunaan jenis tanaman pada lanskap lapangan golf.

Lanskap Lapangan Golf

Area permainan lapangan golf terdiri dari tee, faiway, rough, green, dan

hazard (Muirhead dan Rando, 1994). Tee adalah tempat memulai permainan golf atau suatu area dari hole permainan golf yang khusus disiapkan untuk pemukulan pertama pada setiap hole. Fairway adalah daerah rumput antara tee dan green, merupakan area tempat mendaratnya bola sebelum masuk ke green atau sesudah dari tee. Rough adalah area rumput yang memisahkan hole permainan yang satu dengan hole permainan di sebelahnya atau merupakan area di luar area permainan.

Hazard merupakan suatu rintangan di lapangan golf, dapat berupa bak pasir (bunker) maupun rintangan aliran air (stream).

(19)

Keterangan gambar:

1. Lapangan 18 lubang berjalur tunggal dengan 9 balikan. 2. Lapangan 18 lubang berjalur tunggal menerus.

3. Lapangan 18 lubang berjalur ganda dengan 9 balikan. 4. Lapangan 18 lubang berjalur ganda menerus.

5. Lapangan golf inti dengan 18 lubang.

Gambar 2 Lima susunan prototipe dasar untuk lapangan golf 18 lubang (Muirhead dan Rando 1994)

Panjang dari suatu area permainan ditentukan oleh par, yaitu angka yang dapat diraih oleh seorang pemain golf ahli untuk satu lubang tertentu. Persatuan Golf Amerika Serikat telah menetapkan standar umum untuk par dalam kaitannya dengan jarak (yard) dari satu lubang yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Standar jarak par

Par Pria (yards) Wanita (yards) 3 Sampai 250 Sampai 210

4 250-470 211-400 5 Di atas 470 402-575

6 Di atas 575

(20)

Menurut Beard (1982), keberadaan tanaman pada lapangan golf dapat meningkatkan kualitas lapangan golf. Pemilihan jenis tanaman yang tepat serta penempatan yang baik di lapangan memperlihatkan empat fungsi tanaman, yaitu fungsi secara arsitektural, estetika, teknik, dan ekonomi. Fungsi secara arsitektural meliputi hal-hal berikut: merupakan rintangan alami bagi pemain golf; sebagai kontrol dari garis permainan dalam penempatan bola; mencipta target saat menempatkan bola agar tidak keluar area permainan; merupakan tempat istirahat singkat dalam situasi yang tidak memungkinkan; memperjelas target utama yaitu green; untuk mengarahkan pandangan pemain golf ke daerah green, serta menghalangi sinar matahari sore yang dapat mengganggu pandangan pemain golf; dan merupakan alat penentu jarak alami.

Fungsi secara estetika meliputi sebagai pemecah kemonotonan di sepanjang area permainan; sebagai penghubung dari bentukan-bentukan yang ada di lapangan golf; penekanan pada titik untuk menjadi pusat perhatian; kesan tertentu seperti harmonisasi, kontras, dan sebagainya. Fungsi secara teknik meliputi: mengontrol aliran sirkulasi udara; sebagai pengaman dari pukulan yang tidak terarah; modifikasi lingkungan, seperti memecah arah angin; meningkatkan konservasi alam, seperti kontrol erosi, preservasi habitat flora dan fauna. Fungsi secara ekonomi adalah penghasil produk yang ekonomis seperti kayu bakar, meubel, buah, kompos, dan produk-produk lainnya. jenis produk yang dihasilkan bergantung pada jenis tanaman yang tumbuh sesuai dengan iklim setempat.

Tata Hijau

Tata hijau adalah sesuatu yang terkait dengan kegiatan penataan vegetasi sesuai dengan fungsinya. Vegetasi merupakan bagian dari lanskap yang paling terlihat dan merupakan suatu tolok ukur yang paling sensitif terhadap kondisi suatu lanskap yang tidak terlihat, kecuali oleh pengukuran yang cermat. Keanekaragaman jenis-jenis vegetasi dan distribusinya pada suatu kawasan dipengaruhi oleh berbagai variabel seperti iklim, kondisi air, jenis dan keadaan tanah, serta topografi dan kemiringan lahan.

Tanaman memiliki fungsi dalam lanskap dan secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Tabel 2 menunjukkan fungsi tanaman dalam lanskap menurut Grey dan Deneke (1978), Booth (1983), dan Carpenter et al. (1975).

Tabel 2 Fungsi Tanaman dalam Lanskap

No. Fungsi Tanaman Spesifikasi

1. Perbaikan Iklim 1. Modifikasi suhu[1][2][3]

2. Penghalang angin dan pengontrol pergerakan udara[1][2][3] 3. Pengontrol presipitasi dan kelembaban[1][2][3]

4. Penyaring dan pengkayaan udara[3] 5. Pengontrol radiasi matahari[1][2][3]

2. Bidang Teknik 1. Pengontrol pembuangan air dan pengendali mutu air[1] 2. Pengontrol bising[1][2][3]

3. Penyerap polusi udara[1][3]

4. Pengontrol sinar langsung atau pantulan[1][2] 5. Pengontrol pergerakan[1][2][3]

6. Pengontrol erosi tanah[1][2][3] 3. Bidang Arsitektur 1. Pemersatu area[1][2][3]

(21)

Tabel 2 (Lanjutan)

No. Fungsi Tanaman Spesifikasi

3. Memnegaskan ruang pada luar bangunan[1][2][3] 5. Memperlunak garis arsitektur[1][2]

6. Pembatas ruang terbuka[1][2][3] 7. Sebagai alas pada ruang[3

4. Nilai Estetik 1. Menampilkan keindahan bentuk, warna, dan tekstur[1] 2. Pembingkai pemandangan[1]

3. Pelengkap elemen bangunan[1][2]

4. Pemersatu elemen-elemen lanskap yang berbeda[1][2] 5. Pemberi Aksen[2]

6. Penanda lokasi[2]

5. Habitat Satwa Liar 1. Sebagai tempat tinggal satwa liar[1] 2. Sebagai tempat mencari man satwa liar[1]

Sumber: 1. Grey dan Deneke (1978); 2. Booth (1983); 3. Carpenter et al. (1975) Kriteria Fungsi Tanaman

Terdapat beberapa kriteria tanaman yang harus dipenuhi agar dapat berfungsi dengan baik dalam arsitektur lanskap. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut.

Pengontrol Visual

Tanaman pagar yang mempunyai ketinggian lebih dari 1,8 meter dapat menciptakan suasana pribadi dan agar dapat mengalangi sinar secara efektif, tanaman harus diletakkan pada tempat yang strategis antara sumber sinar dengan area yang dilindungi (Carpenter et al. 1975). Menurut Grey dan Deneke (1978), efektivitas tanaman dalam mengontrol sinar, baik sinar langsung maupun sinar pantulan bergantung pada ukuran tanaman, ketinggian tanaman, dan kepadatan daun.

Pembatas Fisik

Penghalang fisik bagi manusia dan hewan diberikan oleh tanaman yang memiliki ketinggian 0,9-1,8 meter. Tanaman dengan ketinggian lebih dari 1,8 meter selain dapat menciptakan penghalang fisik yang baik, juga dapat digunakan sebagai penontrol visual (Carpenter et al., 1975). Tanaman berduri juga dapat menghalangi pergerakan (Grey dan Deneke, 1978).

Pengontrol Suhu

(22)

Penahan Angin

Tanaman dapat mengontrol angin dengan cara menghalangi, mengarahkan, atau memperkuat angin (Carpenter et al, 1975). Efektivitas penanamannya sebagai pembatas angin ditentukan oleh tinggi tanaman, lebar penanaman, dan kerapatan daun. Grey dan Deneke (1978) menyat bahwa tingkat proteksi suatu area oleh angin tergantung pada tinggi pohon.

Pengontrol Presipitasi dan Kelembaban

Menurut Grey dan Deneke (1987) kriteria tanaman yang dapat menangkap jatuhnya air hujan dan mengontrol perger air ke tanah adalah tanaman berdaun jarum atau berdaun kasar (berambut), pola percabangan horizontal dan tekstur batang yang kasar. Tanaman dapat mengontrol kelembaban dengan melepaskan air ke udara melalui transpirasi. Semakin banyak jumlah daun, jumlah air semakin banyak, dengan demikian kelembaban udara semakin tinggi (Carpenter et al, 1975).

Pengontrol Bising

Efektivitas tanaman dalam mengontrol bising bergantung pada tinggi tanaman, kepadatan daun, dan lebar penanaman. Tanaman yang mempunyai penutupan daun sampai bawah, lebih efektif dalam mengontrol bising. Secara umum vegetasi paling efektif digunakan untuk mengurangi kebisingan dengan frekuensi tinggi yang mengganggu atau berbahaya. Beberapa tanaman dengan lebar 25-5- kaki dapat mengurangi suara bising dengan frekuensi tertinggi antara 10-20 dB, tetapi kurang efektif jika digunakan untuk mereduksi kebisingan dengan frekuensi yang lebih rendah. Penanaman satu jenis tanaman tidak seefektif penanaman beberapa jenis tanaman, karena penanaman satu spesies hanya dapat menangkap suara dengan frekuensi rendah atau tinggi saja, tapi tidak efektif dalam mereduksi suara dalam frekuensi sedang (antara tinggi dan rendah). Tanaman berdaun tebal, cabang dan batang yang besar, penanaman yang rapat, serta cabang-cabang yang ringan mudah bergerak sehingga menimbulkan suara merupakan tanaman yang efektif dalam mengontrol kebisingan. (Grey dan Deneke, 1978)

Pengontrol Polusi Udara

Polusi udara dapat berupa partikel debu atau gas (Grey dan Deneke, 1978). Polutan yang berbentuk partikel dapat ditangkap oleh daun tanaman yang kasar dan berambut secara efektif. Partikel-partikel polutan yang terbawa angin ditangkap oleh cabang dan dedaunan pohon. Kriteria tanaman yang dapat digunakan untuk menyerap polutan berupa gas adalah mempunyai pertumbuhan yang cepat, tumbuh sepanjang tahun, percabangan dan daun yang padat, dan daun yang berambut.

Kontrol Erosi

(23)

Carpenter et al. (1975) menyatakan bahwa perlindungan terbaik terhadap erosi tanah adalah penutupan tanah dengan baik oleh vegetasi, karena tanaman dapat mereduksi pengaruh dari hujan pada tanah dan akarnya membantu menangkap partikel tanah yang dapat tercuci.

Estetika Tanaman dalam Lanskap

Selain memperhatikan fungsi, penggunaan tanaman juga harus diperhatikan dari segi estetikanya yaitu bagian tanaman yang mempunyai keunikan dan keindahan tersendiri pada segi warna, aroma, tekstur, dan bentuk. (Carpenter et al, 1975). Penggabungan dari unsur-unsur perancangan seperti warna, bentuk, garis, tekstur, irama, dapat menciptakan daya tarik estetis pada penanaman di suatu area. Menurut Carpenter et al. (1975), prinsip yang perlu diperhatikan dalam merancang penanaman adalah kesederhanaan, skala, proporsi, keseimbangan, irama, kontras, dan kesatuan yang dapat memberikan nilai keindahan dan menambah kualitas lingkungan.

METODOLOGI

Waktu dan Lokasi Penelitian

Gambar 3. Lokasi Penelitian

(24)

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat secara langsung dari pengukuran pada tapak, sedangkan data sekunder dapat berupa data yang sudah ada dan dipercaya bahwa data tersebut valid adanya. Data sekunder diperoleh dari pemerintah daerah dan pengelola setempat. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kamera, alat ukur, dan Global Positioning System (GPS). Selain itu, alat yang digunakan untuk pengolahan data adalah kertas gambar, pensil gambar, komputer, dan software komputer MS Excel, Adobe Photoshop CS3, serta AutoCAD 2009.

Metode Penelitian

Untuk mengetahui trend tata hijau pada lapangan golf, perlu diamati ragam tanaman yang digunakan dan penataannya pada lapangan golf tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey lapang terhadap tanaman pada lanskap lapangan golf Klub Golf Bogor Raya. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah: diversitas tanaman (Keragaman, Kelimpahan, Frekuensi, dan Dominansi) dan aspek penataan tanaman yang terdiri dari komposisi yang menunjukkan nilai fungsi, dan nilai estetika. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu: Pengumpulan data (inventarisasi), analisis data, dan sintesis yang menghasilkan rekomendasi tata hijau.

Pengumpulan data (Inventarisasi)

Inventarisasi dilakukan untuk mengumpulkan data fisik dan biofisik. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara pengukuran, pemotretan, dan penghitungan. Selain itu dilakukan pengumpulan data sekunder dari sumber-sumber yang berhubungan dengan lokasi dan penelitian ini seperti kantor pengelola setempat, pemerintah dan studi pustaka. Data yang diambil terbagi menjadi data kondisi umum dan data tata hijau. Jenis, bentuk, dan sumber data yang dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Data tata hijau diambil dengan metode transek, yang masing-masing plot berbentuk persegi dengan ukuran 10mx10m. Plot pada bagian tee box dan green berjumlah 3 sampai 5 plot, Sedangkan untuk bagian fairway, plot berjumlah 5 sampai 20 petak (Lampiran 1). Tabel 3 Jenis, bentuk, dan sumber data kondisi umum

No. Jenis Data Parameter Bentuk Data Sumber Data

(25)

Tabel 4 Jenis, bentuk, dan sumber data tata hijau

No. Parameter Bentuk Data Sumber Data 1 Diversitas tanaman Keragaman Primer Lapang

Dominansi Primer Lapang Frekuensi Primer Lapang Kelimpahan Primer Lapang 2 Penataan Fungsi Primer Lapang Estetika Primer Lapang

Pengamatan dan Penilaian

Pengamatan dan penilaian merupakan tahapan evaluasi kondisi tapak dengan cara pengukuran, pemotretan, dan studi literatur. Dilakukan pengamatan dan penilaian terhadap dominansi dan keragaman tiap spesies, aspek fungsi, dan aspek estetika pada lanskap lapangan golf Klub Golf Bogor Raya.

a. Keragaman

Pelaksanaan metode studi meliputi pengamatan lapang dengan cara menginventarisasi jenis-jenis vegetasi yang ada di tapak untuk mengetahui sebaran vegetasi/tanaman.

Nilai keragaman dapat dihitung dengan metode Shanon-Wiener dalam Vitasari (2010) berikut:

H = -∑ Pi ln Pi dengan Pi = Ni/N total

Keterangan:

H = Indeks keragaman Shanon-Wiener

Pi = Jumlah individu suatu spesies/jumlah total seluruh spesies Ni = Jumlah individu spesies i

N total = Jumlah total individu

Nilai perhitungan indeks keragaman (H) tersebut dapat menunjukkan bahwa jika

H<1, keragaman spesies rendah; 1<H<3, keragaman spesies sedang; H>3, keragaman spesies tinggi.

b. Dominansi, frekuensi, dan kelimpahan tanaman

Nilai dominansi vegetasi dapat dihitung dengan rumus

� � � �= � � � � �

� ℎ �

� � � �� � � = � � � � �

(26)

Nilai frekuensi vegetasi dapat dihitung dengan rumus

� �= �ℎ � � � � �

�ℎ ℎ �

� �� � � = � � �

� � � � × 100%

Nilai kelimpahan vegetasi dapat dihitung dengan rumus:

� �ℎ� = �ℎ� � � � �

� ℎ �

� �ℎ� � � = � �ℎ� �

� �ℎ� � � × 100%

b. Aspek Fungsi dan Estetika

Penilaian aspek fungsi dan estetika pada tiap area dilakukan dengan penilaian (skoring) berdasarkan data yang diambil di beberapa bagian pada tapak. Area permainan terdiri dari 18 hole permainan yang seluruhnya dinilai aspek fungsi dan aspek estetika tata hijaunya. Komponen aspek fungsi yang dinilai adalah: Pembatas visual (screen), pembatas hole permainan, kontrol kesilauan, peneduh, dan penahan erosi. Tabel 5 menunjukkan pengelompokan fungsi tanaman menggunakan standar penilaian berupa kriteria.

Tabel 5 Kriteria penilaian fungsi tanaman No. Komponen

Aspek fungsi

Kriteria Penilaian Penilaian

di lapang

a) Pohon, perdu, atau semak >1,5 m b) Tajuk bersinggungan

c) Ditanam berbaris atau membentuk massa d) Massa daun rapat

Jumlah

b) Bentuk tajuk spread/bulat/dome/irregular c) Peletakan sesuai obyek yang dinaungi d) Tajuk bersinggungan

e) Bermassa daun padat f) Percabangan 5m di atas tanah g) Ditanam secara kontinu/teratur

Jumlah total b) Ditanam secara massal c) Penutup tanah/rumput d) Pohon konifer (berdaun jarum) e) Percabangan horizontal f) Kulit batang kasar

Jumlah total

c) Ditanam berbaris atau membentuk massa d) Massa daun rapat

Jumlah total

(27)

Komponen aspek estetika yang dinilai adalah pemilihan tanaman dan pengaturan tanaman yang mengikuti standar kriteria. Komponen aspek estetika pengaturan tanaman terdiri dari beberapa kelompok penilaian yaitu gradasi/repetisi, kesatuan/tema, aksen (kontras/focal point), dan keseimbangan. Kriteria penilaian untuk setiap komponen aspek estetika tanaman tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Kriteria dan penilaian aspek estetika tanaman No. Komponen

Aspek Estetika

Kriteria Penilaian Penilaian

di lapang

a) Bentuk tajuk dan percabangan menarik b) Terdapat variasi warna (batang, daun, bunga,

buah)

c) Tekstur tanaman menarik Jumlah kelompok tanaman pada jarak tertentu b) Terdapat perubahan bentuk untuk tiap

kelompok tanaman pada jarak tertentu c) Terdapat perubahan tekstur untuk tiap

kelompok tanaman pada jarak tertentu Jumlah total

b) Memiliki kesatuan bentuk dengan lingkungan sekitar

c) Memiliki kesatuan warna dengan lingkungan sekitar

d) Dominansi terlihat (terdapat pola/tanaman tertentu yang dapat terekam dengan apik)

Jumlah total c. Aksen (Kontras/Focal point)

a) Memiliki aksen dari segi pengelompokan tanaman secara massal atau individu dengan struktur unik/khas

b) Memiliki aksen dari pengelompokan warna/bentuk/tekstur tertentu dari tanaman

Jumlah total

a) Terciptanya keseimbangan dari komposisi tanaman secara visual baik yang besifat formal (geometrik/simetris) maupun yang informal (organik/asimetrik)

Penilaian dilakukan dengan metode skoring, dengan cara membandingkan kondisi lapang dengan standar penilaian ideal, yaitu sebagai berikut:

1. 4 (empat), jika volume pemenuhan kriteria dari luas area yang diamati adalah >81%;

(28)

3. 2 (dua), jika volume pemenuhan kriteria dari luas area yang diamati adalah 41-60%;

4. 1 (satu), jika volume pemenuhan kriteria dari luas area yang diamati adalah <40%.

Nilai yang telah didapatkan, dihitung sesuai bobot masing-masing kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian dari masing-masing kriteria tersebut dijumlahkan sehingga didapatkan nilai total untuk setiap komponen aspek.

Nilai total yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai ideal atau total maksimum yang dapat diperoleh dari masing-masing komponen lalu diubah ke dalam bentuk persen sehingga total bobot penilaian dapat dikelompokkan kembali menjadi 4 kategori penilaian akhir untuk setiap aspek. Persyaratan pemenuhan kriteria adalah sebagai berikut:

a) Sangat baik, jika pemenuhan kriteria >81% b) Baik, pemenuhan kriteria 61-80%

c) Buruk, jika pemenuhan kriteria 41-60% d) Sangat buruk, jika pemenuhan kriteria <40%

Area pada tapak yang dinilai adalah area permainan lapangan golf pada Klub Golf Bogor Raya. Area permainan terdiri dari 18 lubang permainan yang masing-masing terdiri dari bagian tee box, fairway, green, dan rough. Tabel 7 menunjukkan matriks area studi dan aspek penilaian.

Tabel 7 Matriks area studi dan aspek penilaian

Hole

Peneduh Penahan erosi Estetika

(29)

Analisis Data

Data yang didapat dari inventarisasi, penghitungan dominansi dan keragaman jenis pohon, serta penilaian fungsi dan estetika selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan satu sama lain di setiap lokasi pengambilan data. Analisis tersebut dilakukan untuk mengetahui efektivitas fungsi, keragaman, dan ciri khas penataan dari masing-masing lokasi sehingga dapat ditentukan alternatif perbaikannya.

Sintesis

Tahap akhir dari penelitian ini merupakan tahap menyusun rekomendasi pemilihan dan penataan vegetasi untuk perbaikan aspek fungsi dan estetika tanaman pada lokasi penelitian. Rekomendasi disusun dalam bentuk deskriptif. Rekomendasi ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas vegetasi pada lokasi penelitian berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh sebagai bahan masukan kepada pengelola lokasi penelitian tersebut.

KONDISI UMUM

Sejarah Perkembangan Klub Golf Bogor Raya (KGBR)

Klub Golf Bogor Raya (KGBR) dibuka oleh ASPAC Group dan dikelola oleh PT. Asia Pacific Permai. Pada tahun 2007 PT. Asia Pacific Permai berganti nama menjadi PT. Danau Bogor Raya Development. Padang golf KGBR terdiri atas 18 hole dibangun di atas area seluas + 63,26 ha, dengan bentukan tapak yang berbukit-bukit dan memiliki rintangan berupa bunker (kolam pasir putih) dan

water hazard dirancang oleh desainer dan konsultan teknik internasional diantaranya Graham Mars Golf Design, Australia, Pasifik Golf, Singapore, Bunnag Architect, Thailand, Bensley Design Group, Thailand.

Klub Golf Bogor Raya terbentang di area pemandangan yang sangat eksotik dan alami, mempunyai 71 par untuk setiap tee box. KGBR mempunyai fasilitas, di antaranya club house, driving range, practice putting green, bangunan peneduh, jalur sirkulasi, dan nursery.

Letak Geografis dan Batas Tapak

KGBR terletak di sebelah timur dari pusat Kota Bogor dan sebelah timur Jalan Tol Jagorawi jalur Jakarta-Puncak serta ±50 km dari selatan kota Jakarta. Secara administrasi, lapangan golf ini berada di Desa Sukaraja, kecamatan Kedung Halang, Kabupaten Bogor.

(30)

Batas-batas tapak secara administratif adalah sebagai berikut: a) Dusun Ciater dan Dusun Pabuaran di sebelah timur; b) JalanTol Jagorawi di sebelah barat;

c) Dusun Cikiray di sebelah utara; d) Dusun Pangulaan di sebelah selatan.

Aksesibilitas

KGBR terletak di sebelah timur dari pusat Kota Bogor. Posisinya yang berada di sebelah timur jalan tol Jagorawi dan ±50 km dari selatan kota Jakarta memberikan kemudahan bagi para pengunjung dari kota Jakarta dan Bandung. Jalur-jalur kendaraan untuk mencapai lokasi adalah sebagai berikut:

1. Melalui Jalan Tol Jagorawi dari arah Ciawi (melalui pintu tol Tanah Baru); 2. Melalui Jalan Bogor Baru ke arah Desa Tanah Baru dan Desa Sukaraja;

3. Melalui Baranangsiang, di sisi kanan jalan Tol Jagorawi ke arah Jakarta dan Ciawi;

4. Melalui Ciluar ke arah Tanah Baru dan Desa Sukaraja;

Geologi dan Tanah

Jenis tanah pada tapak adalah latosol coklat dengan pH 4-5. Ciri fisik dari jenis tanah ini adalah bertekstur halus, berdrainase sedang, kadar liat tinggi, gembur, dan berstruktur remah sampai gumpal. Lapisan bawah dari tanah ini tidak tembus air, sedangkan bagian lapisan atas tanah, air terperkolasi dengan cepat sehingga pada kondisi basah lengket dan pada kondisi kering berbongkah-bongkah.

Kemiringan lereng dari bagian selatan hingga ujung utara umumnya homogen, yaitu kurang dari 8%, sedangkan yang lebih terjal terdapat di sepanjang sungai utama. Secara regional tapak ini tersusun oleh pengendapan ulang batuan gunung api muda yang secara umum terdiri atas lempung tufa, pasir tufa, dan endapan lahar yang terlapuk sehingga berubah menjadi lapisan tanah yang cukup tebal.

Iklim

(31)

Tabel 8 Data Iklim Kota Bogor Tahun 2011

Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Bogor

Tata Guna Lahan

Klub Golf Bogor Raya (KGBR) memenuhi standar internasional yang digolongkan dalam kelas I dengan 18 lubang permainan (hole). Desain susunan

hole permainan pada lapangan golf ini adalah perpaduan antara tipe lapangan golf inti pada bagian lubang permainan 1 sampai 9, sedangkan pada lubang permainan 10 sampai 18 menggunakan tipe lapangan berjalur tunggal dengan 9 balikan. Lapangan golf KGBR memiliki total par sebanyak 71 par, dengan panjang total par 6.725 m. Pada lapangan golf KGBR, panjang par dikelompokkan menjadi 3 kelompok par, yaitu par 3 dengan panjang + 300 m, par 4 dengan panjang + 400 m, dan par 5 dengan panjang + 500 m. Tabel 9 menunjukkan jumlah par dan nomor hole.

Tabel 9 Hubungan jumlah par dengan hole permainan

Jumlah Par Nomor hole

3 3, 7, 11, 15, 17

4 2, 4, 5, 6, 9, 10, 13, 14, 18

5 1, 8, 12, 16.

Sumber: Pengamatan di lapangan

Fasilitas penunjang permainan yang ada pada lapangan golf KGBR antara lain adalah practice putting green, driving range, club house, gedung pemeliharaan, dan pembibitan tanaman (Nursery). Practice putting green

merupakan tempat latihan untuk memasukkan bola kedalam lubang. Fasilitas

practice putting green ini terletak di dekat hole 10. Driving range merupakan fasilitas untuk berlatih pukulan awal untuk memulai permainan. Fasilitas driving range ini hanya terdiri dari tee box dan fairway yang terletak diantara hole 1 dan

hole 18. Lapangan golf KGBR memiliki sistem pembuangan air (drainase) menggunakan gorong-gorong atau catch basin yang terlihat seperti lubang diatas tanah, kemudian dialiri lewat pipa bawah tanah dan bermuara pada danau dan sungai buatan pada sekitar area permainan. Untuk penyiraman tanaman pada lapangan golf KGBR, digunakan sprinkler yang sudah diatur otomatis. Sumber air untuk sprinkler ini adalah air danau atau sungai buatan yang dialirkan ke sprinkler

(32)
(33)

Elemen Tanaman

Elemen tanaman yang terdapat pada lokasi studi adalah sebagai berikut: 1. pohon yang berfungsi sebagai peneduh, pembatas hole permainan, pengatur iklim mikro, pencegah erosi, dan penambah nilai estetika;

2. semak dan perdu yang berfungsi sebagai pembatas visual, pengarah pada

pathway, pencegah erosi, dan pemberi nilai estetika;

3. tanaman penutup tanah (groundcover) yang berfungsi sebagai penambah nilai estetika;

4. rumput sebagai elemen alas pada lapangan golf dan juga sebagai penahan erosi dan penambah nilai estetika;

Tabel 10 menunjukkan jumlah dan jenis tanaman pada tiap hole permainan di lokasi studi. Lampiran 2 menunjukkan jenis tanaman yang ada pada KGBR. Tabel 10 Jumlah dan jenis tanaman pada tiap hole permainan

Lokasi Hole

Tipe Tanaman

Pohon Semak/Perdu Tanaman Penutup

Tanah

10 Individu 293 926 12 225

(34)

Tabel 10 (Lanjutan)

Lokasi Hole

Tipe Tanaman

Pohon Semak/Perdu Tanaman Penutup Tanah

16 Individu 329 503 9 625

Spesies 25 7 5

17 Individu 99 702 18 775

Spesies 13 8 5

18 Individu 73 782 17 987

Spesies 11 10 5

ANALISIS

Diversitas Vegetasi

Kelimpahan Vegetasi

Kelimpahan merupakan jumlah individu suatu spesies per luas wilayah pengamatan. Jika semakin tinggi nilai kelimpahan suatu spesies maka jumlah spesies tersebut semakin banyak dijumpai pada tapak. Perhitungan kelimpahan vegetasi juga menunjukkan bahwa nilai kelimpahan tertinggi pada sebagian besar area studi adalah rumput bermuda (Cynodon dactylon) dari varietas tifway dan tifdwarf. Penggunaan rumput menjadi tinggi karena rumput digunakan sebagai alas pada lanskap lapangan golf. Pada lapangan golf KGBR rumput bermuda dengan varietas tifway digunakan pada tiga bagian lapangan yaitu pada bagian tee box, fairway, dan rough, sedangkan pada bagian green digunakan rumput bermuda dari varietas tifdwarf.

Jenis pohon yang memiliki nilai kelimpahan tertinggi di sebagian besar area studi adalah pohon palem putri (Veitchia merilii) yang dipakai pada empat hole permainan. Keempat hole permainan tersebut adalah hole 2, 4, 5, dan 10. Pada hole 2 tanaman palem putri memiliki nilai kelimpahan relatif 0,01% untuk bagian tee box dan 0,007% untuk bagian green. Pada area studi hole 4, nilai kelimpahan relatif pohon palem putri adalah 0,003% untuk bagian fairway dan 0,005% pada bagian green. Pada area studi hole 5, nilai kelimpahan relatif palem putri adalah 0,004%. Pada area studi hole 10, palem putri memiliki nilai kelimpahan relatif sebesar 0,007%.

(35)

Tabel 11 Spesies dengan nilai kelimpahan relatif tertinggi di setiap area studi Lokasi Pohon Semak/Perdu Groundcover

Nama % Nama % Nama %

Green Erythrina crista-galli

Green Veitchia merilii 0,007 Duranta repens

Tee Box Pinus merkusii 0,01 Hibiscus rosa-sinensis

Green Pinus merkusii 0,01 Bougainvillea spectabilis

Tee Box Lagerstormia loudonii

Tee Box Chrysalidocarpus lutescens

(36)

Tabel 11 (Lanjutan)

Lokasi Pohon Semak/perdu Groundcover Nama % Nama % Nama % Hole

8

Tee Box Mangifera indica 0,007 Pseudoranthemum reticulatum

Green Areca cathecu 0,01 Pseudoranthemum reticulatum

(37)

Tabel 11 (Lanjutan)

Lokasi Pohon Semak/Perdu Groundcover

Nama % Nama % Nama %

Hole 15

Tee Box Chrysalidocarpus lutescens

Tee Box Polyalthia longifolia

Tee Box Roystonea regia 0,001 Duranta repens

Hasil perhitungan dominansi menunjukkan bahwa spesies yang memiliki nilai dominansi tertinggi di sebagian besar area studi adalah jenis rumput bermuda (Cynodon dactylon) dari varietas tifway dan tifdwarf. Penggunaan rumput menjadi dominan karena fungsi rumput sebagai alas permainan pada lanskap lapangan golf.

Jenis pohon yang memiliki nilai dominansi tertinggi di sebagian besar area studi adalah pohon sempur (Dillenia philipinensis), Bungur (Lagerstormia loudonii), Pinus (Pinus merkusii), dan Sawit (Elaeis guineensis) yang masing-masing dipakai pada empat hole permainan. Pohon sempur dipakai sebagai penaung pada empat buah tee box yaitu tee box hole 1 (4,0%), tee box hole 5 (6,2%), penaung pada pathwaytee box hole 9 (12,9%), dan penaung pada tee box hole 14 (20,7%). Pohon bungur digunakan pada empat rough di fairway hole 2 (20,2%) dan hole 18 (9,1%), serta penaung di bagian green hole 4 (10,4%) dan

hole 16 (14,9%). Penggunaan pohon pinus menjadi dominan pada hole 3, karena digunakan sebagai tanaman pembatas pandang (screen) pada tee box (22,2%),

fairway (32,9%), dan green (18,2%). Selain itu pohon ini juga digunakan sebagai

(38)

hole 17 (9,9%). Tanaman semak yang memiliki nilai dominansi tertinggi pada sebagian besar area studi adalah jenis tanaman pangkas kuning (Duranta repens) yang digunakan sebagai tanaman pembatas pada lima hole permainan yaitu bagian

green hole 2 (1,9%), bagian tee box hole 5 (1,1%), bagian green hole 7 (0,8%), bagian tee box hole 17 (0,6%), dan bagian tee box hole 18 (0,9%). Tanaman semak berikutnya adalah Melati kuning (Pseudoranthemum reticulatum) yang digunakan sebagai tanaman pembatas (border) pada tiga hole permainan yaitu bagian tee boxhole 1 (0,9%), bagian tee boxhole 8 (2,4%), dan bagian greenhole

9 (2,7%). %). Nilai dominansi keseluruhan tanaman terdapat pada lampiran 3. Tabel 12 Spesies dengan nilai dominansi relatif tertinggi di setiap area studi

Lokasi Hole Pohon Semak/Perdu Groundcover Nama % Nama % Nama %

2 Tee Box Veitchia merilii 4,8 Bougainvillea spectabilis

(39)

Tabel 12 (lanjutan).

Lokasi Pohon Semak/Perdu Groundcover Nama % Nama % Nama %

(40)

Tabel 12 (Lanjutan).

Lokasi Pohon Semak/Perdu Groundcover Nama % Nama % Nama %

Hasil perhitungan frekuensi menunjukkan bahwa spesies yang memiliki nilai frekuensi tertinggi pada sebagian besar area studi adalah jenis rumput bermuda (Cynodon dactylon) varietas tifway dan tifdwarf. Frekuensi penggunaan rumput menjadi tinggi karena rumput digunakan sebagai alas pada lanskap lapangan golf. Rumput bermuda (Cynodon dactylon) varietas tifdwarf memiliki frekuensi yang tinggi karena pada bagian green lapangan golf membutuhkan rumput yang memiliki tekstur lebih halus.

Jenis pohon dengan nilai frekuensi tertinggi pada sebagian besar area studi adalah pohon pinus (Pinus merkusii) dan palem putri (Veitchia merilii) yang masing-masing dipakai pada empat lokasi studi. Pohon pinus digunakan sebagai

(41)

frekuensi 16,7%. Palem putri digunakan pada tee box hole 2 (5,3%), fairway hole

10 (9,3%) dan green hole 10 (7,1%), serta fariway hole 11 (14,3%). Jenis tanaman semak yang memiliki nilai frekuensi tertinggi pada sebagian besar area studi adalah jenis tanaman pangkas kuning (Duranta repens). Tanaman ini digunakan pada lima hole permainan yaitu bagian green hole 2 (7,7%), tee box hole 5 (8%),

green hole 7 (8,3%), tee box hole 17 (6,2%), dan tee box hole 18 (8,3%). Nilai frekuensi keseluruhan tanaman terdapat pada lampiran 3.

Tabel 13 Spesies dengan nilai frekuensi relatif tertinggi di setiap area studi Lokasi Pohon Semak/Perdu Groundcover

Nama % Nama % Nama %

Tee Box Veitchia merilii 5,3 Bougainvillea spectabilis

Tee Box Pinus merkusii 14,3 Hibiscus rosa-sinensis

Green Pinus merkusii 6,2 Bougainvillea spectabilis

(42)

Tabel 13 (Lanjutan)

Lokasi Pohon Semak/perdu Groundcover

Nama % Nama % Nama %

Hole 7

Tee Box Livistona chinensis

Tee Box Mangifera indica 6,7 Pseudoranthemum reticulatum

Green Areca cathecu 18,7 Pseudoranthemum reticulatum

Tee Box Callistemon citrinus

17,6 Cyperus papyrus 11,8 Cynodon dactylon

(43)

Tabel 13 (Lanjutan)

Lokasi Pohon Semak/Perdu Groundcover

Nama % Nama % Nama %

Tee Box Chrysalidocarpus lutescens

23,5 Hibiscus rosa-sinensis

Tee Box Polyalthia longifolia

6,2 Duranta repens 6,2 Cynodon dactylon

38,5

Fairway Latania loddigessi 16,7 Acalypa macrophylla

(44)

Tabel 14 Indeks keragaman spesies pada masing-masing area studi

Lokasi Tipe Tanaman H Kategori

Hole 1 Pohon 2,65 Sedang

Semak/Perdu 1,76 Sedang

Tanaman Penutup Tanah 0,31 Rendah

Hole 2 Pohon 2,41 Sedang

Semak 2,06 Sedang

Tanaman Penutup Tanah 0,65 Rendah

Hole 3 Pohon 1,36 Sedang

Semak/Perdu 1,70 Sedang

Tanaman Penutup Tanah 0,69 Rendah

Hole 4 Pohon 2,74 Sedang

Semak/Perdu 1,65 Sedang

Tanaman Penutup Tanah 0,71 Rendah

Hole 5 Pohon 2,20 Sedang

Semak/Perdu 0,88 Rendah

Tanaman Penutup Tanah 0,13 Rendah

Hole 6 Pohon 1,85 Sedang

Semak/Perdu 1,12 Sedang

Tanaman Penutup Tanah 0,79 Rendah

Hole 7 Pohon 1,44 Sedang

Semak/Perdu 1,39 Sedang

Tanaman Penutup Tanah 0,76 Rendah

Hole 8 Pohon 2,09 Sedang

Semak/Perdu 0,44 Rendah

Tanaman Penutup Tanah 0,72 Rendah

Hole 9 Pohon 1,29 Sedang

Semak/Perdu 2,07 Sedang

Tanaman Penutup Tanah 0,76 Rendah

Hole 10 Pohon 2,98 Sedang

Semak/Perdu 0,99 Rendah

Tanaman Penutup Tanah 0,62 Rendah

Hole 11 Pohon 2,45 Sedang

Semak/Perdu 0,77 Rendah

Tanaman Penutup Tanah 0,65 Rendah

Hole 12 Pohon 2,56 Sedang

Semak/Perdu 2,05 Sedang

Tanaman Penutup Tanah 0,70 Rendah

Hole 13 Pohon 2,64 Sedang

Semak/Perdu 0,61 Rendah

Tanaman Penutup Tanah 0,54 Rendah

Hole 14 Pohon 2,54 Sedang

Semak/Perdu 1,05 Sedang

Tanaman Penutup Tanah 0,61 Rendah

Hole 15 Pohon 2,24 Sedang

Semak/Perdu 2,02 Sedang

Tanaman Penutup Tanah 0,67 Rendah

Hole 16 Pohon 2,73 Sedang

Semak/Perdu 1,75 Sedang

Tanaman Penutup Tanah 0,67 Rendah

Hole 17 Pohon 2,39 Sedang

Semak/Perdu 1,58 Sedang

Tanaman Penutup Tanah 0,75 Rendah

Hole 18 Pohon 1,97 Sedang

Semak/Perdu 1,88 Sedang

(45)

Aspek Fungsi dan Estetika

Penilaian Aspek Fungsi

Penggunaan tanaman yang baik tidak hanya mengutamakan nilai keindahan semata, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek fungsi tanaman agar dapat mengoptimalkan penggunaan tanaman tersebut untuk kenyamanan dan keamanan pengguna tapak. Booth (1983) menyatakan bahwa selain pentingnya kualitas visual material tanaman, diperlukan juga pengetahuan tentang fungsi dan penggunaan tanaman yang tepat agar tanaman tersebut dapat digunakan secara optimal pada lingkungan luar.

a. Pembatas visual

Fungsi tanaman sebagai pembatas visual (screen) dibutuhkan pada lapangan golf karena untuk membatasi pandangan pemain ke arah pemandangan yang buruk (bad view) dan mengarahkan pandangan pemain langsung ke arah

green. Selain itu fungsi tanaman sebagai pembatas visual juga dapat menghalau cahaya matahari yang mengganggu penglihatan pemain saat akan memukul bola (Beard 1982). Pemenuhan kriteria fungsi tanaman sebagai pembatas visual pada area hole 1 tergolong baik dengan pemenuhan kriteria 77,5%. Fungsi pembatas visual ini diperlukan pada area hole 1 karena letak hole permainan yang bersentuhan dengan hole 16. Pada area permainan hole 2, pemenuhan kriteria tanaman sebagai pembatas visual tergolong buruk yaitu sebesar 60%. Pembatas visual dibutuhkan pada area hole ini, karena pada area ini berdekatan dengan bangunan-bangunan perumahan. Pada area permainan hole 3, pemenuhan kriteria fungsi tanaman sebagai pembatas visual tergolong sangat baik, yaitu sebesar 90%. Fungsi tanaman sebagai pembatas visual dibutuhkan pada area ini karena area ini bersentuhan dengan akses jalan permukiman. Pemenuhan kriteria fungsi tanaman sebagai pembatas visual pada area permainan hole 4 tergolong baik, yaitu sebesar 67,5%. Fungsi tanaman sebagai pembatas visual dibutuhkan pada area ini karena letak area ini berdekatan dengan maintenance building yang apabila tidak ditutupi maka akan menimbulkan bad view.

Area permainan hole 5, 6, 8, dan 9 dengan desain lapangan golf inti menyebabkan keempat hole tersebut memiliki letak yang berdekatan sehingga dibutuhkan pembatas fisik untuk menghalangi pandangan pemain agar tidak terganggu dengan pemain lain yang ada pada hole yang ada di sebelahnya. Pemenuhan kriteria pada hole 5 dan hole 6 tergolong baik yaitu 65% pada hole 5 dan 75% pada hole 6. Sedangkan pemenuhan kriteria fungsi tanaman sebagai pembatas visual pada area hole 8 dan hole 9 tergolong sangat baik yaitu 85% pada kedua area tersebut. Area permainan hole 7 membutuhkan fungsi tanaman sebagai pembatas visual karena area ini bersentuhan dengan hole 4 dan hole 6. Pemenuhan kriteria fungsi tanaman sebagai pembatas visual pada hole 7 tergolong baik, yaitu sebesar 65 %.

(46)

dibutuhkan fungsi tanaman pembatas visual karena letak area yang bersebelahan. Pemenuhan kriteria fungsi tanaman pembatas visual pada area hole 12 dan 15 tergolong sangat baik dengan angka pemenuhan kriteria sebesar 85% untuk hole

12 dan 82,5 pada hole 15.

Area permainan hole 13 dan hole 14 membutuhkan fungsi tanaman pembatas visual karena letak hole yang bersebelahan dan berdekatan dengan akses jalan permukiman. Pemenuhan kriteria fungsi tanaman pada kedua hole tersebut tergolong sangat baik dengan angka pemenuhan kriteria sebesar 92,5% di kedua area tersebut. Area hole 16 membutuhkan fungsi tanaman pembatas visual karena letak area hole ini bersebelahan dengan hole 1. Pemenuhan kriteria fungsi tanaman pembatas visual pada area hole 16 tergolong sangat baik dengan angka pemenuhan kriteria sebesar 85%. Pemenuhan kriteria fungsi tanaman pembatas visual pada hole 17 tergolong sangat baik yaitu sebesar 85%. Pada hole 18, pemenuhan kriteria fungsi tanaman pembatas visual tergolong baik, yaitu sebesar 77,5%. Tabel 15 menunjukkan pemenuhan nilai kriteria fungsi tanaman pembatas visual (screen) pada masing-masing area studi.

Tabel 15 Pemenuhan kriteria fungsi tanaman pembatas visual pada masing-masing area studi

Lokasi Pemenuhan kriteria (%) Kategori

Hole 1 77,5 Baik

(47)

tanaman peneduh pada masing-masing hole permainan dapat dilihat pada Tabel 16.

Secara umum, pemenuhan kriteria fungsi tanaman sebagai peneduh pada keseluruhan area permainan KGBR tergolong dalam kategori Sangat baik yaitu dengan nilai rata-rata 81,9%. Terdapat delapan area permainan yang memiliki kategori pemenuhan kriteria yang baik yaitu hole 1, 3, 6, 7, 12, 13, 17, dan 18. Hal tersebut dipengaruhi oleh tanaman pohon pada delapan area tersebut sebagian besar memiliki tipe tajuk bulat, kubah, dan menyebar (spread). Selain itu peletakan tanaman tersebut cukup sesuai dengan objek yang ingin dinaungi. Tabel 16 Pemenuhan kriteria fungsi tanaman peneduh pada masing-masing area

studi

Lokasi Pemenuhan kriteria (%) Kategori

Hole 1 80 Baik

Hole 2 82,5 Sangat Baik

Hole 3 80 Baik

Hole 4 87,5 Sangat Baik

Hole 5 82,5 Sangat Baik

Hole 6 77,5 Baik

Hole 7 75 Baik

Hole 8 82,5 Sangat Baik

Hole 9 87,5 Sangat Baik

Hole 10 85 Sangat Baik

Hole 11 87,5 Sangat Baik

Hole 12 75 Baik

Hole 13 77,5 Baik

Hole 14 82,6 Sangat Baik

Hole 15 90 Sangat Baik

Hole 16 87,5 Sangat Baik

Hole 17 77,5 Baik

Hole 18 77,5 Baik

Selain delapan area hole permainan yang memiliki kategori baik, terdapat juga sepuluh area permainan yang memiliki kategori pemenuhan kriteria peneduh yang sangat baik. Area permainan tersebut adalah area hole 2, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 14, 15, dan 16. Hal tersebut dipengaruhi oleh jenis tanaman pohon pada area hole tersebut sebagian besar memiliki tinggi sedang (<15 m) dan bermassa daun padat. Selain itu, sebagian besar tanaman pohon tersebut memiliki tajuk berbentuk bulat, kubah, dan menyebar (spread), serta peletakannya cukup sesuai dengan objek yang ingin dinaungi.

c. Pencegah Erosi

Mengingat kondisi lapangan golf yang direkayasa sehingga sedikit bergelombang, fungsi penahan erosi dibutuhkan pada setiap area pada tapak untuk mencegah terjadinya pengikisan tanah oleh air. Tanaman dapat mengurangi erosi tanah yang disebabkan oleh air dengan cara menghalangi air hujan yang jatuh langsung ke tanah, menahan tanah dengan akar, dan menambah penyerapan air kedalam tanah dengan bantuan bahan organik (Grey dan Deneke 1978).

(48)

konifer atau berdaun jarum dapat menahan air hujan 40% pada tajuk pohon. Hal tersebut lebih efektif dibandingkan pohon yang tidak berdaun jarum yang menahan air hujan di tajuk sebesar 20% dari air hujan (Grey dan Deneke 1978). Selain itu, Grey dan Deneke (1978) juga mengemukakan percabangan pohon yang horizontal dan permukaan batang pohon yang kasar dapat lebih efektif menahan air hujan agar tidak langsung jatuh ke tanah dan mengurangi erosi tanah yang disebabkan oleh air hujan. Pemenuhan kriteria fungsi tanaman pencegah erosi pada masing-masing area di lokasi studi dapat dilihat pada Tabel 17.

Secara keseluruhan, pada area permainan lapangan golf KGBR memiliki kategori pemenuhan kriteria fungsi tanaman sebagai pencegah erosi yang baik dengan nilai rata-rata pemenuhan kriteria 80,5%. Terdapat tujuh lokasi hole permainan yang memiliki pemenuhan kriteria dengan kategori sangat baik. Area tersebut adalah area hole 1, 3, 5, 13, 14, 15, dan 16. Area hole tersebut dapat dikategorikan sangat baik karena selain penutupan rumput yang merata, tanaman pohon yang ditanam sebagian besar memiliki percabangan yang horizontal dan memiliki tekstur batang yang kasar. Selain itu pada beberapa hole seperti hole 3 dan hole 14 banyak ditanami dengan pohon berdaun jarun atau konifer yaitu pohon Pinus (Pinus merkusii) dan Cemara gunung (Araucaria cunninghamii). Tabel 17 Pemenuhan kriteria fungsi tanaman sebagai pemcegah erosi pada

masing-masing area studi

Lokasi Pemenuhan kriteria (%) Kategori

Hole 1 87,5 Sangat Baik

Hole 2 75 Baik

Hole 3 100 Sangat Baik

Hole 4 78,7 Baik

Hole 5 87,5 Sangat Baik

Hole 6 75 Baik

Hole 13 82,5 Sangat Baik

Hole 14 82,5 Sangat Baik

Hole 15 82,5 Sangat Baik

Hole 16 82,5 Sangat Baik

Hole 17 78,7 Baik

Hole 18 78,7 Baik

d. Pembatas Lintasan Permainan (Barrier)

(49)

di pinggir jurang atau sungai. Tabel 18 menunjukkan pemenuhan kriteria fungsi tanaman pembatas lintasan permainan pada masing-masing area studi.

Tabel 18 Pemenuhan kriteria fungsi tanaman pembatas lintasan permainan pada masing-masing area studi

Lokasi Pemenuhan kriteria (%) Kategori

Hole 1 81,3 Sangat Baik

Hole 2 62,5 Baik

Hole 3 87,5 Sangat Baik

Hole 4 68,7 Baik

Hole 5 62,5 Baik

Hole 6 75 Baik

Hole 7 62,5 Baik

Hole 8 87,5 Sangat Baik

Hole 9 87,5 Sangat Baik

Hole 10 87,5 SangatBaik

Hole 11 81,3 Sangat Baik

Hole 12 87,5 Sangat Baik

Hole 13 93,7 Sangat Baik

Hole 14 93,7 Sangat Baik

Hole 15 81,3 Sangat Baik

Hole 16 87,5 Sangat Baik

Hole 17 87,5 Sangat Baik

Hole 18 81,3 Sangat Baik

Secara keseluruhan pemenuhan kriteria tanaman sebagai pembatas pada area permainan lapangan golf KGBR dikategorikan baik dengan nilai pemenuhan kriteria 80,9%. Terdapat lima area hole permainan yang memiliki pemenuhan kriteria yang dikategorikan baik. Area tersebut adalah hole 2, 4, 5, 6, dan 7, dengan nilai pemenuhan kriteria berturut-turut 62,5%, 68,7%, 62,5%, 75%, dan 62,5%. Hal ini dipengaruhi oleh tinggi tanaman pada area-area tersebut lebih dari 1,8 meter dan memiliki massa daun yang kurang rapat. Tetapi tanaman pada area tersebut masih ditanam secara berbaris atau missal dan memiliki tajuk yang bersinggunan.

Penilaian Aspek Estetika

(50)

percabangan tanaman yang menarik, ukuran tanaman yang skalatis, warna tanaman yang bervariatif, dan tekstur tanaman yang menarik.

Tabel 19 Pemenuhan kriteria estetika pemilihan tanaman pada tiap area studi

Lokasi Pemenuhan kriteria Kategori

Hole 1 75 Baik

Hole 2 62,5 Baik

Hole 3 62,5 Baik

Hole 4 68,7 Baik

Hole 5 81,3 Sangat Baik

Hole 6 75 Baik

Hole 7 81,3 Sangat Baik

Hole 8 62,5 Baik

Penilaian estetika pengaturan tanaman pada tiap area studi terdiri dari empat aspek penilaian yaitu Gradasi/repetisi, Kesatuan tema, Aksentuasi, dan keseimbangan. Pemenuhan kriteria estetika pengaturan tanaman untuk aspek gradasi/repetisi tertinggi terdapat pada hole 6 dan hole 10 yaitu sebesar 83,3%. Hal tersebut disebabkan perubahan warna, bentuk, dan tekstur yang tinggi di kedua hole tersebut. Kesatuan tema yang tertinggi terdapat pada hole 7 yaitu sebesar 93,7%. Hal ini disebabkan hole 7 memilki tema pemilihan tanaman yang dominan terlihat jelas yaitu tanaman palem-paleman dan juga memiliki kesatuan warna serta bentuk yang tinggi. Aksentuasi tertinggi terdapat pada hole 4, 6, 12, dan 14 yaitu sebesar 87,5%. Hal ini disebabkan pengelompokan jenis tanaman dan pengelompokan bentuk tanaman yang tinggi pada keempat hole tersebut. Tabel 20. memperlihatkan pemenuhan kriteria pengaturan tanaman pada tiap area studi. Sedangkan Lampiran 2 menampilkan pola penataan tanaman pada setiap hole permainan.

Tabel 20 Pemenuhan kriteria pengaturan tanaman pada tiap area studi Lokasi

Hole

(51)

Tabel 20 (Lanjutan)

Lokasi Hole Pemenuhan Kriteria Pengaturan Tanaman (%) Gradasi/repetisi Kesatuan

Trend Desain Penanaman

Klub Golf Bogor Raya pada dasarnya ingin menawarkan konsep “Garden Golf Course” dimana lapangan golf ini ditanami semak dan perdu dengan beraneka warna. Hal tersebut bertujuan untuk memecah kemonotonan dari penggunaan rumput yang dominan. Secara keseluruhan, pada area studi lanskap lapangan golf KGBR memiliki konsep penanaman berupa taman koleksi tanaman berkayu dan pohon atau “arboretum”. Konsep ini dapat terlihat dari keragaman spesies pohon yang tergolong sedang (1<H<3) dengan nilai rata-rata indeks keragaman jenis pohon sebesar 2,26.

Penggunaan tanaman semak/perdu dan tanaman penutup tanah lebih banyak berada pada bagian tee box dan green pada masing-masing area studi. Hal ini disebabkan pemain lebih banyak berhenti pada kedua bagian tersebut. Sedangkan untuk bagian fairway lebih banyak digunakan tanaman tipe pohon yang digunakan sebagai peneduh saat pemain barada di fairway dan sebagai rintangan permainan. Untuk trend desain penanaman pada masing-masing area studi, dikelompokkan menjadi tipe tertentu berdasarkan kemiripan penataan tanaman pada lanskapnya.

Tee Box

Secara umum, penanaman pada bagian tee box di masing-masing area studi dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe penataan. Tipe 1 adalah tee box

(52)

2 (Gambar 5). Tabel 21 menunjukkan nomor hole area studi dengan tipe penataan

tee box masing-masing.

Tabel 21 Tipe Penataan tanaman pada Bagian Tee Box di Masing-masing Area Studi

Tipe penataaan Lokasi hole

Tipe 1 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12

Tipe 2 16, 18

Tipe 3 4, 13, 14, 15, 17

Gambar 5. Ilustrasi tipe penataan pada bagian tee box

Fairway

Secara umum, penanaman pada bagian fairway di masing-masing area studi dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe penataan. Tipe 1 adalah fairway

(53)

fairway. Tabel 22. menunjukkan nomor hole area studi dengan tipe penataan masing-masing fairway.

Tabel 22 Tipe Penataan tanaman pada Bagian Fairway di Masing-masing Area Studi

Tipe penataaan Lokasi hole

Tipe 1 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 14, 15, 16, 17

Tipe 2 10

Tipe 3 12, 13, 18

Gambar 6. Ilustrasi tipe tenataan pada bagian fairway

Green

(54)

berbaris di sekeliling green yang dibelakangnya ditanami dengan kombinasi tanaman semak/perdu dan pohon yang membentuk foundation planting. Penataan tipe 2 adalah green yang di sekelilingnya hanya ditanami pohon yang berbaris mengikuti pola green. Barisan pohon pada penataan tipe 2 ini dapat berlapis-lapis atau hanya sebaris. Gambar 7 menunjukkan ilustrasi tipe penataan pada bagian

Green. Tabel 23. menunjukkan nomor hole area studi dengan tipe penataan masing-masing green.

Tabel 23. Tipe Penataan tanaman pada Bagian Green di Masing-masing Area Studi

Tipe penataaan Lokasi hole

Tipe 1 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 12, 14, 15, 18, Tipe 2 8, 9, 10, 11, 13, 16, 17

Gambar 7. Ilustrasi tipe penataan pada bagian green

REKOMENDASI KONSEP TATA HIJAU

Gambar

Gambar 1 Kerangka pikir penelitian
Gambar 2 Lima susunan prototipe dasar untuk lapangan golf 18 lubang (Muirhead
Gambar 3. Lokasi Penelitian
Tabel 3 Jenis, bentuk, dan sumber data kondisi umum
+7

Referensi

Dokumen terkait