• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3. 1 Pendekatan Kualitatif dan Metode Action Research

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Bab V ini merupakan kesimpulan dari Tari Zapin Betawi sebagai aktualisasi diri dan interaksi sosial remaja di komunitas shuffle dance. Bab ini akan menguraikan jawaban dari ketiga pertanyaan penelitian yang diajukan.

1. Usia remaja lebih sering menghabiskan waktu dengan teman-teman sebaya, salah satunya yang memiliki kesamaan minat. Minat dapat tumbuh dari pengaruh orang lain, seperti melalu pendidikan. Pendidikan tidak hanya diperoleh dari sekolah tetapi pendidikan dapat diperoleh dari sanggar atau komunitas atau dapat juga disebut pendidikan non formal. Masuknya tari Zapin Betawi di komunitas shuffle dance memberikan pengalaman pendidikan bagi remaja untuk berkreasi dengan mengolah kesenian tradisional setempat namun tetap dapat mempertahankan potensi dasar komunitasnya.

2. Proses kreativitas dalam mengemas tari Zapin Betawi untuk komunitas shuffle dance terbukti meningkatkan aktualisasi remaja untuk lebih mandiri dan mempunyai interaksi sosial yang baik antar sesama karena melalui berkreativitas secara berkelompok dalam bidang seni tari mampu menumbuhkan rasa menghargai pendapat orang lain. Hasil karyanya menghasilkan rasa kebanggaan pada diri sendiri, keluarga, teman maupun lingkungan masyarakat.

3. Proses pembelajaran kreatif-apresiatif yang mengembangkan tari tradisional, tari Zapin Betawi dikolaborasikan dengan tarian yang sedang trend dimasanya terbukti meningkatkan aktualisasi diri remaja dalam memahami proses

111

Pemilasari Wahyu Mairani, 2013

Kreasi Tari Zapin Betawi Dan Shuffle Dance Sebagai Media Interaksi Sosial Dan Aktualisasi Pada Komunitas Shuffle Dance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kreativitas tari dengan unsur-unsur pendukungnya dan meningkatnya kemampuan berinteraksi sosial tidak hanya dengan teman dekatnya saja tetapi orang-orang disekitarnya.

4. Pengemasan tari tradisional yang dilakukan oleh remaja mampu membantu perkembangan tari tradisional agar tetap hidup setiap zaman, karena tanpa pengembangan, tarian tersebut akan mati dan hilang karena tidak adanya penyebarluasan tarian itu sendiri.

5.2Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan penelitian tari Zapin Betawi sebagai aktualisasi diri dan interaksi sosial remaja di komunitas shuffle dance, peneliti dapat merekomendasikan bagi guru tari untuk non pendidikan atau sanggar. Hal ini dapat memberikan kesempatan kepada remaja yang mengikuti komunitas tari agar mereka mendapatkan pengetahuan tentang berkreatifitas dalam mengembangkan atau berkreasi tari dengan cara atau melalui menggali tari tradisional yang dikolaborasikan dengan modern dance asalkan tetap menjaga esensi dari tarian tersebut. Metode ini dapat menjadi acuan alternatif untuk pengajaran pendidikan non formal bahkan pendidikan formal yang menggali unsur tradisional tanpa meninggalkan esensinya yang digabungkan dengan unsur modern dalam penyajiannya.

Penelitian ini hanya berfokus pada proses dan hasil pengemasan tari Zapin Betawi bagi komunitas shuffle dance, sehingga diharapkan untuk penelitian selanjutnya yang diperlukan adalah penerapan metode ini untuk di sekolah formal, dan juga penelitian yang materinya tentang tari Betawi lainnya, karena belum banyak yang meneliti tentang tari-tarian Betawi baik dari segi pendidikan maupun ilmu murni.

112

Pemilasari Wahyu Mairani, 2013

Kreasi Tari Zapin Betawi Dan Shuffle Dance Sebagai Media Interaksi Sosial Dan Aktualisasi Pada Komunitas Shuffle Dance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (1999). Psikologi Sosial, Jakarta: Rineka Cipta.

Alexy, Pedro dan Dewi Hafianti. (2001). Ayo Menari, Jakarta: Grasindo.

Ali, M dan Asrori, M. (2011). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Bumi Aksara.

Anwar. Yesmil dan Adang. (2013). Sosiologi untuk Universitas, Bandung: Refika Aditama.

Baron, R.A. dan Bryne, D. (2003). Psikologi Sosial jilid 1 edisi sepuluh, Jakarta: Erlangga.

Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja, Bogor: Ghalia Indonesia. Dewi, M.S. (2012). Menumbuh Kembangkan Kreativitas Tari Pada Generasi

Muda, Jurnal Forum Indonesia Dance Fetival : Nurturing the Youth’s

Creativity through Contempory, Jakarta : IKJ.

Feist, J. dan Feist, G.J. (2013). Teori Kepribadiaan Teori of Personality, Jakarta : Salemba Humanika

Wayan, I.D., Widaryanto, F.X., dan Suanda, E. (2006). Tari Komunal Buku Pelajaran Kesenian Nusantara untuk Kelas XI, Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.

Hasanudin. A. (2012). Motif Remaja Soreang Dalam Melakukan Kegiatan Olah Raga di Stadion Si-Jatak Harupat Soreang Kabupaten Bandung. Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan

Hawkins, A.M. (2003). Mencipta Lewat Tari Terjemahan Y. Sumandiyo Hadi, Yogyakarta: Manthili.

Hendrowinoto, R.K.S et al. (1998). Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman, Jakarta : Dinas Kebudayaan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Heraini, N. (2012). Makna Nilai Resistensi Dalam Kebudayaan Hip Hop :

Analisis Studi Resepsi Anggota Kelompok Tari Hip Hop Monkiez Terhadap Konsep Resistensi, Tesis pada Universitas Indonesia Jakarta: tidak diterbitkan

113

Pemilasari Wahyu Mairani, 2013

Kreasi Tari Zapin Betawi Dan Shuffle Dance Sebagai Media Interaksi Sosial Dan Aktualisasi Pada Komunitas Shuffle Dance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta: Manthili.

Hurlock, E.B. (2002). Psikologi Perkembangan Suatu Perdekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Hidayat, R. (2005). Wawasan Seni Tari Pengehuan Praktis Bagi Guru Seni Tari, Malang: Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Madya, S. (2009), Penelitian Tindakan Action Research Teori dan Praktik, Bandung: Alfabeta.

Masunah, J., dan Narawati, T. (2003), Seni dan Pendidikan Seni Sebuah Bunga Rampai, Bandung: P4ST UPI.

Mediyawati, N. (2003). Potret Remaja Perkotaan dalam Lupus : Kajian Sosiologi Sastra, Tesis pada Universitas Indonesia Jakarta: tidak diterbitkan

Narawati, T dan Masunah, J. (2010). Meningkatkan Pemahaman Silang Budaya Melalui Pendidikan Seni, Jurnal Quo Vadis Seni Tradisional V. Hal 223-231.

Parani, Y. (2000). Seni Budaya Betawi, Pralokarya Penggalian dan Pengembangannya Dinas Kebudayaan Propinsi DKI, Jakarta.

Permana, R. et al. (2011). Langgam Budaya Betawi, Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Ruchiat, R. et al. (2000). Ikhtisar Kesenian Betawi, Jakarta: Dinas Kebudayaan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Ruchiat, R. et al. (1996). Tari Zafin Betawi, Jakarta: Dinas Kebudayaan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Santoso, S. (2010). Teori – Teori Psikologi Sosial, Bandung: PT. Refika.

Sedyawati, E. (2006). Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Smith, J.A. (2009). Psikologi Kualitatif Panduan Praktis Metode Riset, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Soekanto, S. (2009). Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja, dan Anak. Jakarta: Rineka Cipta.

114

Pemilasari Wahyu Mairani, 2013

Kreasi Tari Zapin Betawi Dan Shuffle Dance Sebagai Media Interaksi Sosial Dan Aktualisasi Pada Komunitas Shuffle Dance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Supriyanto, E. (2012). Kolaborasi dan Akrabnya Perbedaan. Jurnal Forum Indonesian Dance Festival. Jurnal Forum Indonesia Dance Fetival :

Nurturing the Youth’s Creativity through Contempory, Jakarta : IKJ. Suanda, E., dan Sumaryono. (2006). Tari Tontonan : Buku Pelajaran Kesenian

Nusantara, Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.

Syarbaini, S. et al. (2012). Konsep Dasar Sosiologi dan Antropologi Teori dan Aplikasi, Jakarta: Hartomo Media Pustaka.

Yunita, D. (2012). Tari Zapin Betawi (Tinjauan Seni Pertunjukan Perkembangannya. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Jakarta : Universitas Indonesia.

Dokumen terkait