• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan dan implikasi hasil penelitian ini menjadi dasar untuk hadirnya beberapa rekomendasi yang penulis tujukan kepada pihak-pihak terkait rekomendasi ditujukan kepada:

1. Penyelengara pelatihan.

Proses pelatihan hendaknya memperhatikan langkah-langkah pembelajaran, ada delapan langkah yang harus diperhatikan dalam pembelajaran khususnya dalam pelatihan, (1) identifikasi kebutuhan pembelajaran, (2) tujuan pembelajaran (3) kurikulum pembelajaran, (4) materi pembelajaran, (5) metode pembelajaran, (6) media pembelajaran, (7) sarana dan prasarana, (8) evaluasi pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa catatan yang menjadi rekomendasi penulis untuk penyelenggara pelatihan.

161

Pembagian waktu yang ada hendaknya penyelenggara membuat jadwal dan sekenario pelatihan yang bisa dipahami oleh semua pihak, dan didalam skenario pelatihan apabila ada perubahan-perubahan tidak merusak acara secara keseluruhan. Porsi kegiatan dalam pelatihan ini sarat akan materi sehingga waktu untuk praktek sangat kurang, pada saat kunjungan usaha dan praktek lebih terkesan rekreasi asal memenuhi target, sehingga penulis merekomendasikan untuk pengaturan materi dan praktek lebih seimbang lagi.

Konten pelatihan akan lebih baik jika materi difokuskan pada satu bidang khusus misalnya, pelatihan kewirausahaan warung, pelatihan budaya ikan, atau peternakan sapi, karena pelatihan dengan waktu yang 5 hari harus memasukan berbagai macam materi meliputi aspek psikologi, bisnis, keuangan, kesehatan dan lain-lain. Pihak penyelenggara bisa membagi dengan dua waktu misalkan tahap basic pelatihan kewirausahaan dalam tahap motivasi dan mental kesiapan untuk pensiun. Pada tahap dua diberikan pelatihan khusus bidang usaha yang akan di lakukan peserta pelatiha. Tahap ketiga adalah dilakukan coaching atau pendampingan usaha, sehingga peserta pelatihan akan terbimbing dengan baik dari awal sampai mereka mandiri dan berkembang.

Evaluasi pelatihan Muvi Consulting telah melakukan evaluasinya dengan cara membaca dari kesan dan pesan dari pelatihan, dan yang di evaluasi lebih lengkap lagi adalah evalusi untuk pemateri dan instruktur, selain itu juga evaluasi yang lengkap dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan.

Komponen pelatihan terdiri penyelenggara, pemateri dan peserta pelatihan, semua itu adalah merupakan bagian dari komponen proses pelatihan, sehingga semua

komponen itu harus dievaluasi, guna melihat sejauh mana efisiensi waktu dan efektifitas pelatihan terhadap perubahan perilaku positif yang sesuai dengan tujuan pelatihan.

Evaluasi pelatihan kewirausahaan jauh baik baik lagi, apabila selain mengevaluasi dari perubahan sikap dan perilaku, juga mengevaluasi sejauh mana peserta memiliki kemampuan dalam memulai usaha dan mengembangkan usahanya, apabila dalam pelatihan kewirausahaan itu mereka membuat produk, maka produk yang dihasilkan seharusnya dievaluasi juga, apakah punya nilai jual atau tidak, apakah produk yang dihasilkan oleh peserta pelatihan laku di pasaran atau tidak.

Evaluasi seperti ini dapat memberikan masukan kepada Muvi Consulting sebagai penyelenggara untuk melakukan evaluasi menyeluruh dengan baik, dari data evaluasi ini juga bisa dipakai untuk mengambil keputusan perbaikan penyelenggaran pelatihan berikutnya.

2. Pelatih (pemateri

Kepada pelatih hendaknya materi yang disampaikan adalah disertai contoh-contoh yang konkrit atau dalam kehdiupan sehari-hari, untuk simulasi-simulasi pelatihan hendaknya benar-benar disesuaikan dengan tujuan pelatihan dan selalu memperhatikan waktu. Supaya porsi waktu inti materi yang disampaikan tidak terlalu banyak diambil oleh simulasi-simulasi pelatihan. Pembelajaran kepada orang dewasa sangat ditentukan oleh suasana keakraban pelatih dengan peserta, sehingga jauh sebelum memberikan materi hendaknya pelatih membangun keakraban terlebih dahulu dengan peserta pelatihan

163

Pembelajaran dengan iringi musik di dalam materi pelatihan sangat baik untuk memberikan suasana yang nyaman. Musik mampu memberikan warna pelatihan jadi lebih menarik, namun hendaknya pemateri perlu memperhatikan peserta yang tidak suka dengan suara musik, apalagi jika musik yang dijadikan pengiring pada materi pelatihan tidak sesuai dengan materi, musik ini bisa mengganggu konsentrasi belajar peserta pelatihan.

3. Peserta pelatihan.

Pelatihan kewirausahaan ini hanya dilakukan dalam waktu efektif 5 hari, dari jumlah waktu yang dipakai untuk memberikan sebuah pembelajaran kewirausahaan dari sisi waktu sangat terbatas. Pergunakan waktu dengan sebaik-baiknya, sebainya peserta memilih untuk konsetrasi belajara, untuk itu pekerjaan-pekerjaan yang kantor yang di delegasikan dulu kepada staff-nya, atau berikan kepada pimpinannya agar mereka diberikan penggati yang akan mengerkajakan aktivitas kantornya.

Metode pelatihan yang di selenggarakan sangat baik yaitu dengan membuat kemitraan dengan para pengusaha jadi apabila ingin melajutkan pembelajaran yang lebih rinci dan lebih teknis lagi jauh lebih baik jika warga belajar mengikuti program lanjutan yang di selenggarakan oleh Muvi Consulting.

Program lanjutan sangat penting karena di materi-materi yang disiapkan merupakan materi yang tepat untuk para pengusaha pemula. Program ini selenggaran untuk melengkapi pelatihan sebelumnya, dan berfungsi untuk membimbing bagaimana tahapan-tahapan memulai usaha.

4. Peneliti selajutnya

Penelitian ini diperoleh berdasarkan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang menekankan pada model pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun, khususnya pada proses penyelenggaraan pelatihan, peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain subjek penelitian terbatas pada model dan proses penyelenggaraan pelatihan. Penelitian terbatas pada kasus di satu lembaga pelatihan. Lokasi penelitian hanya pada satu lembaga pelatihan. Sasaran penelitian hanya pada satu angkatan pelatihan dan peserta pelatihan dalam satu anggkatan ini sangat beragam ada staff ada juga level pimpinanya.

Peneliti selanjutnya seyogyanya melakukan penelitian secara lebih luas baik dari pengembangan pendekatan penelitian, maupun dari kajian yang lebih mendalam terhadap fokus permasalahan penelitian yang sama, terutama dalam pengembangan model pelatihan kewirausahan yang betul-betul bisa di jalankan oleh peserta setelah selesai pelatihan, oleh karena itu kepada peneliti selanjutnya disaranakan menggunakan subjek dan wilayah penelitian yang lebih luas.

Peneliti selanjutnya diharapakan dapat mengembangkan penelitian tentang dampak program pelatihan kewirausahaan masa pensiun terhadap keberhasilan peserta pelaihan dalam memulai usaha, mengembangkan usaha dan keberlangsungan usahanya.

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….………i

KATA PENGANTAR ……….……….…ii

UCAPAN TERIMAKASIH ………iii

DAFTAR ISI ………..………vii

DAFTAR TABEL ……….………viii

DAFTAR GAMBAR ………..……….ix

DAFTAR LAMPIRAN ………..……….……..x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………1

B. Perumusan Masalah……….6 C. Definisi Operasional………9 D. Tujuan Penelitian ……….……….10 E. Manfaat Penelitian ……….……….…..11 F. Metode Penelitian ……….………11 G. Kerangka Pemikiran ………..………14 H. Sistematika penulisan ………16 BAB II LANDASAN TEORITIS PENSIUN SEBAGAI FENOMENA SOSIAL DAN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN MASA PERSIAPAN PENSIUN A. Pensiun Sebagai fenomena Sosial……… 17

B. Kewirausahaan Untuk Masa Pensiun ………....27

C. Pembelajaran dalam Pelatihan Kewirausahaan Pensiun ……….……..…32

D. Pelatihan Sebagai salah satu Model Pembelajaran PLS………52

vii

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian….……… 71

B. Tahapan Penelitan ………..…72

C. Sumber Data ………76

D. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data ……….77

E. Tahap Pelaporan ……….83

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Muvi Consulting ……….…85

B. Deskripsi Data Penelitian ……….…93

C. Pembahasan dan Temuan Hasil Penelitian ……….………111

BAB IV KESIMPULAN A. Kesimpulan………..152 B. Implikasi Penelitian ………159 C. Rekomendasi ………...………160 DAFTAR PUSTAKA………...166 LAMPIRAN-LAMPIRAN………..169 RIWAYAT HIDUP……….183

165

DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, D (2001) Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif .Bandung: Falah Production.

--- (2007) Manajemen dan Sistem Pelatihan .Bandung: Falah Production. --- (2004) Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production.

--- (2006) Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah .Bandung: PT.Rosda Abdulhak, I. (1995). Metodologi Pembelajaran dalam Pendidikan Orang Dewasa. Bandung: Cipta Intelektual.

--- (1996). Strategi Menbangun Motivasi Dalam Pembelajaran Orang Dewasa. Bandung: Percetakan AGTA Manunggal Utama.

Arif, Z (1990). Andragogi.Bandung. Angkasa.

---, dkk. (1981). Suatu Petunjuk Untuk Pelatih dalam Pendekatan Andragogi:Konsep, Pengalaman, dan Aplikasinya. BPKB Jayagiri.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis dan Disertasi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Gaffar, M. Fakry. (1993). Manajemen Pelatihan. Diklat Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Bandung.

Iryanto, T. (1996). Kamus Bahasa Indonesia Surabaya: Indah.

Ismail, dkk. (2000). Membangun Kemandirian Umat di Pedesaan. Jakarta: PT. Abadi Publishing dan Printing.

166

Kartini, K. (1990). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung Mandar Maju. Moekizat. (1998). Perencanaan Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Mondar Maju. Moleong, L. (1996) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Nasution. MA. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Nazir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Notoatmodjo, S. (1991). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Roestamsjah. (1998). Dimensi Manusia dalam Pembangunan Berkelanjutan Jakarta : LIPI.

Saleh Marzuki. (1992). Strategi dan Model Pelatihan: Suatu Pengetahuan Dasar Bagi Instruktur dan Pengelola Lembaga Latihan, Kursus dan Penataran. FIP IKIP Malang. Siagian, S. P. (1998). Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi.Jakarta: Bumi Aksara.

Simamora, H. (2001). Pengembangan Sumber Daya Manusia. – Edisi Kedua. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.

Soekidjo, N ( 1992). Pengembangan Sumber Daya Manusia . Jakarta Rineka Cipta. Surakhmad, W. (1989). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik, Bandung : Tarsito.

Suruana, ( 2004). Kewirausahaan ; Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Bandung: Salemba Empat.

Sudrajat, I. (2005). Training Of Trainer. Bandung: lab. Kesejahteraan Sosial UNPAD Sudjana, D (2001) Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.

167

---,(2004). Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan non Formal dan PSDM. Bandung: Falah Production.

---(2005). Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production.

Danko, J.M. Effects of Retirement on Family Relationship and Health http://userpage.umbc.edu/~jdanko1/retbody.htm

Smith, Cecil, M. 2002 The Long Weekend : Transition & growth in Retirement [on– line].http//www.cedu.niv.edu

Price, C.A. Facts About Retirement. http://ohioline.osu.edu/ss-fact/0200.html Melvin, L. Silberman (2004). Active Learning.Bandung: Nusamedia.

Elaine, B (2007).Contextual Teaching & Learning. Jakarta: Mizan Learning center.

John Gray (2003). Mars and Venus in the Work Place. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wiwoho, RH (2008) Understanding NLP. Jakarta. Indo NLP. Jakarta : Gramedia Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan sepanjang RentangKehidupan. Jakarta: Erlangga

Tito, JS. (2008). Pensiun Bukan Akhir Segalanya. Jakarta: Gramedia Elizabeth B. Hurlock.(1980) Psikologi Perkembangan.Jakarta:.Erlangga. Barbara K. Given.(2007) Brain-Based Teaching. Bandung: PT.Mijan Pustaka.

Eddie Davies. (2005)The Training Manager’s A Handbook. Jakarta. PT Bhuana Ilmu Populer.

Adi W. Gunawan.((2007)The Secret Of Mindset.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ahmad Faiz Zainuddin.(2006) Spiritual Emotional Freedom Technique.Jakarta.PT. Arga Publishing.

168

Dokumen terkait